Topik 5
RENCANA DAN
PENGEMBANGAN BISNIS
Disusun oleh:
TIM MODUL KEWIRAUSAHAAN LIPK UNM
1
2022
TOPIK 5
RENCANA DAN PENGEMBANGAN BISNIS
Durasi • 2 pertemuan
Setelah membahas tentang Riset Pasar pada pada Topik 4, maka pada Topik 5 ini,
kita akan belajar tentang Rencana dan Pengembangan Bisnis. Mengawali aktivitas
belajar pada topik ini, silahkan Anda menyimak pernyataan berikut ini:
2
Dalam rantai nilai perencanaan dan evaluasi diketahui salah satu kerangka analisis
yaitu Logical Framework Analysis (FLA), yang diadopsi pada penentuan program
yang berorientasi pada dampak. Namun dalam perencanaan juga sangat tergantung
pada faktor (potensi, masalah, sumber daya, regulasi, dan lainnya) yang akan
diproses untuk mencapai tujuan.
B. Eksplorasi Konsep
Perencanaan bisnis atau business plan adalah pernyataan tertulis yang dapat
mendeskripsikan bagaimana bisnis itu sendiri, produk atau layanan yang disajikan
kepada konsumen. Rencana bisnis biasanya dibuat oleh pebisnis pada proses awal
bisnis dimulai sebagai rancangan awal atau proyeksi atau strategi. Pengertian bisnis
juga dapat didefinisikan sebagai dokumen yang merangkum tujuan operasional dan
keuangan bisnis. Rencana usaha atau bisnis adalah, dokumen tertulis yang
disiapkan wirausahawan yang dapat menggambarkan semua unsur-unsur relevan
baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha
nantinya Isinya merupakan perencanaan terpadu yang menyangkut pemasaran
permodalan, manufaktur, dan sumber daya manusia. Richard L. Daft dalam bukunya
Management, menyebutkan bahwa perencanaan bisnis adalah, dokumen yang
merincikan detail-detail bisnis yang disiapkan oleh seorang wirausahawan sebelum
membuka bisnis baru (Daft, 2007).
Menurut Bygrave (1994) dalam Alma (2006), mendefinisikan Business Plan sebagai
dokumen yang disediakan oleh entrepreneur yang memuat rincian tentang masa
3
lalu, keadaan sekarang dan kecenderungan masa depan dari sebuah perusahaan.
Isinya mencakup analisis tentang manajerial, keadaan fisik bangunan, karyawan,
produk, sumber permodalan, informasi tentang jalannya perusahaan selama ini dan
posisi pasar dari perusahaan. Business Plan juga berisi tentang rincian profit, neraca
pembayaran, proyeksi aliran kas untuk dua tahun yang akan datang. Selain itu juga
memuat pandangan dan ide dari untuk dua tahun yang akan datang, pandangan dan
ide dari anggota tim manajemen serta menyangkut strategi dan tujuan perusahaan
yang hendak dicapai.
Jadi business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha yang
menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun eksternal
mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha. Isi dari business plan sering
merupakan perencanaan terpadu yang menyangkut pemasaran, permodalan,
manufacturing dan sumber daya manusia.
Perencanaan merupakan unsur penting agar bisnis dapat berjalan dengan sukses.
Namun perlu diingat, perencanaan tidak hanya sebatas aktivitas mental dalam
pikiran saja, namun harus berkomitmen untuk menulis suatu rencana bisnis sebelum
memulai bisnis. Rencana bisnis yang tertulis dapat membantu wirausaha
menemukan kelalaian dan kekurangan dalam ide-ide dan menemukan kemungkinan
lainnya. Sebuah rencana bisnis memberitahu pembaca apa tujuan bisnis dari suatu
perusahaan; kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana bisnis tersebut akan
mencapai tujuannya, serta siapa-siapa saja yang akan terlibat dalam
menjalankannya.
Ada tiga alasan utama yang mendasari wirausaha dalam menyusun rencana bisnis
yaitu; 1) untuk membantu Anda menentukan kelayakan ide bisnis, 2) untuk menarik
modal awal bisnis, dan 3) untuk memberikan arahan setelah bisnis berjalan.
Untuk menentukan kelayakan ide bisnis. Wirausaha tidak akan pernah tahu
secara pasti apakah ide usahanya cukup layak, bila tidak direalisasikan. Juga perlu
4
mempertahankan bisnis dalam waktu yang cukup lama untuk melihat apakah bisnis
ini layak. Dengan menulis rencana bisnis, wirausaha dapat melihat secara kritis
maksud, tujuan, dan harapan dalam usahanya, sehingga ketika merealisasikan ide
usahanya, dapat mencegah kelalaian yang berakibat pembiayaan bisnis menjadi
lebih tinggi.
Untuk menarik modal awal. Modal, baik dari modal sendiri maupun dari perbankan
atau investor, merupakan kebutuhan awal pada sebagian besar bisnis. Salah satu
pertanyaan yang pertama kali ditanyakan oleh seorang bankir atau investor adalah
"Mana rencana Anda?". Perbankan pada umumnya konservatif dalam hal finansial,
sehingga sebelum mengambil risiko dengan memberikan modal bisnis, pihak
perbankan ingin mendapatkan keyakinan bahwa wirausaha memiliki pengetahuan
dan cukup realistis dalam proyeksi bisnis. Calon investor juga akan memiliki
pertanyaan tentang rencana bisnis. Mereka butuh informasi kapan suatu bisnis akan
mencapai titik impas (break event point), untuk mengetahui apakah bisnis tersebut
akan menguntungkan mereka. Dengan rencana bisnis yang lengkap, menunjukkan
bahwa wirausaha memiliki pemahaman dan perencanaan yang baik, pertimbangan
yang strategis dalam memecahkan masalah dan melihat peluang bisnis. Rencana
bisnis juga diperlukan untuk meningkatkan setiap modal yang diperlukan.
5
1) Nama perusahaan
Pemilihan nama perusahaan harus dipikir baik-baik karena berdampak jangka
panjang. Pemberian nama harus berorientasi ke depan, tidak hanya pada faktor-
faktor yang kekinian.
2) Lokasi
Penetapan lokasi terbagi atas lokasi perusahaan, lokasi pertokoan, dan lokasi
pabrik/industri. Ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi yaitu :
1). backward linkage/pertalian ke belakang, yaitu bagaimana sumber daya
(resources) yang akan digunakan. Termasuk dalam hal ini adalah bahan baku,
tenaga kerja, suasana dan kondisi masyarakat setempat. 2). forward
linkage/pertalian ke depan, yaitu daerah pemasaran hasil produksi. Apakah
tersedia konsumen yang cukup untuk menyerap hasil produksi.
4) Target Konsumen.
Prospek konsumen ini didasarkan atas bentuk usaha dan jenis usahanya. Jika
jenis usaha yang dijalankan berbentuk industri tentu jangkauan konsumen yang
dituju lebih jauh dibandingkan dengan usaha bentuk pertokoan.
5) Target Pasar.
Sebuah perusahaan yang akan memasuki pasar akan menempatkan
perusahaannya sebagai pemimpin pasar (market leader), penantang pasar
(market challenger), pengikut pasar (market follower), atau perelung pasar
(market nicher).
6
6) Partner yang akan diajak kerjasama.
Partnership adalah suatu asosiasi atau persekutuan dua orang atau lebih untuk
menjalankan suatu usaha mencari keuntungan. Walaupun persekutuan ini
banyak dilakukan dalam bidang usaha yang mencari laba, tetapi ada juga
persekutuan yang dibentuk tidak untuk mencari laba. Bentuk partnership dapat
mengatasi beberapa kelemahan yang terdapat pada bentuk usaha perseorangan.
Ada dua macam partnership yaitu: 1). General partnership, Dalam bentuk ini
semua anggota ikut secara aktif mengoperasikan bisnis dan sama-sama
bertanggung jawab, termasuk tanggung jawab yang tidak terbatas terhadap
utang-utang bisnis. 2). Limited partnership. Bentuk ini, memiliki anggota
sekurang-kurangnya satu orang yang bertanggung jawab tidak terbatas dan
anggota lainnya bertanggung jawab terbatas.
7
10) Penyebaran promosi.
Sebagai suatu usaha baru, tentu belum dikenal oleh masyarakat. Oleh sebab
itu harus direncanakan apakah usaha ini perlu diperkenalkan/ dipromosikan
atau tidak. Jika akan dipromosikan harus direncanakan bentuk promosi,
tempat/media mempromosikan, keunggulan apa yang akan ditunjukkan, apakah
akan menonjolkan harga murah, kualitas prima, lokasi strategis dan sebagainya.
Yang pertama kali harus dilakukan dalam memulai usaha adalah analisis kelayakan
usaha tersebut. Hakikat dari analisis kelayakan usaha adalah menemukan jawaban
tentang apakah peluang usaha baik yang berupa produk baru atau jasa dapat dijual,
berapa biaya yang dikeluarkan serta mampukah produk atau jasa tersebut
memperoleh laba. Pada tahap analisis kelayakan usaha baru ini ada beberapa
langkah yang harus dilakukan yaitu:
8
2) Analisis Peluang Pasar.
Para wirausaha yang akan membuka usaha tentunya membutuhkan informasi
tentang pasar, karena tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi
permintaan pelanggan. Oleh karena itu perlu adanya riset pasar untuk
menemukan pasar yang menguntungkan, memilih produk yang dapat dijual,
menerapkan teknik pemasaran yang lebih baik dan merencanakan sasaran
yang realistik. Tujuan riset pasar adalah mengumpulkan informasi untuk
pengambilan keputusan tentang usaha yang akan dibuka. (telah dikaji pada
topik 4)
9
keterampilan yang dibutuhkan dalam penerapan usaha baru yang efektif serta
keterampilan dan bakat yang dibutuhkan jika usaha baru tersebut mulai berhasil
dan tumbuh. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini, yaitu:
a) Penentuan kebutuhan personalia dan perencanaan struktur organisasi awal.
Langkah pertama dalam penentuan kebutuhan personalia adalah analisis
kebutuhan tenaga kerja dan berbagai aktivitas yang perlu dilakukan. Langkah
kedua adalah pengelompokkan aktivitas tersebut ke dalam seperangkat tugas
yang bisa ditangani individu secara efektif. Langkah tiga adalah dari berbagai
tugas dikategorikan untuk membentuk dasar dari struktur organisasi. b)
Perbandingan kebutuhan dan ketersediaan personalia. Pada langkah ini perlu
dilakukan membandingan personalia yang dibutuhkan dan orang-orang yang
berkualitas yang tersedia bagi usaha baru. Apakah ketersediaan orang-orang
yang berkualitas sudah memenuhi dari yang dibutuhkan.
5) Analisis Persaingan.
Semua bisnis/usaha akan menghadapi persaingan baik persaingan langsung
yaitu dari produk atau jasa yang identik dengan produk perusahaan itu pada
pasar yang sama dan tekanan tidak langsung dari barang pengganti. Suatu
pendekatan untuk menganalisa tekanan persaingan dipusatkan pada tiga hal
yaitu: a) Identifikasi pesaing besar potensial. b) Identifikasi berbagai strategi dan
taktik yang digunakan pesaing. c) Identifikasi keuntungan persaingan tertentu
dari usaha yang dilaksanakan.
1) Identifikasi Risiko,
Identifikasi risiko adalah kegiatan untuk menemukan atau mengetahui bentuk
dan jenis risiko-risiko yang mungkin timbul dalam aktivitas yang dilakukan oleh
10
perusahaan atau perorangan. Hal-hal yang dilakukan oleh wirausaha dalam
identifikasi masalah:
Adapun metode yang dapat digunakan pada saat mengidentifikasi risiko yaitu;
analisis data historis, pengamatan dan survey (menggunakan questionnaire,
inspeksi langsung, dan interaksi dengan unit kerja), pengacuan (benchmarking),
dan pendapat ahli.
11
2) Menganalisis Risiko,
Analisis risiko adalah alat yang digunakan dalam proses pengambilan
keputusan. analisis risiko ini memungkinkan wirausaha untuk mengidentifikasi
potensi manfaat dan potensi kerugian dari setiap opsi, mengevaluasi
kemungkinan masalah yang terjadi dan memutuskan apakah akan bergerak
maju dengan mempertimbangkan risiko tersebut. Setelah menganalisis potensi
risiko, maka dapat ditentukan cara mengelolanya dan bahkan mengembangkan
rencana pencegahan yang komprehensif.
a) Bow tie analysis, adalah metode analisis risiko yang digunakan untuk
mengelola dan mengurangi risiko. Kegiatan awal proses ini dengan
mengamati risiko potensial dan membaginya menjadi dua kategori: satu
yang mencakup semua faktor yang berkontribusi potensial dan satu lagi
yang mencantumkan semua konsekuensi potensial. Dari sini dapat dibuat
praktik baru yang membahas setiap penyebab dan konsekuensi potensial.
Misalnya, jika wirausaha di sektor makanan, melakukan Bow tie analysis
untuk menentukan kejadian mana yang dapat menyebabkan pemadaman
listrik dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi pemasok Anda dan
makanan yang Anda simpan di lokasi. Setelah itu, Anda akan membuat
daftar semua cara potensial untuk menghindari pemadaman listrik serta apa
yang harus dilakukan jika terjadi pemadaman listrik.
b) Delphi, Teknik Delphi adalah metode analisis risiko yang mirip dengan
brainstorming, tetapi perbedaannya adalah teknik Delphi sangat
bergantung pada penggunaan pendapat ahli di seluruh proses. Pendapat
ini memungkinkan untuk mengevaluasi, mengidentifikasi dan menganalisis
risiko secara individual. Dari, setiap ahli meninjau risiko lain untuk membuat
daftar risiko, yang dapat mencakup semua potensi risiko dan konsekuensi.
Seseorang yang bekerja di ritel, misalnya, mungkin meluangkan waktu
untuk meninjau studi tentang pencurian dan apa yang para ahli yakini
sebagai faktor risiko utama. Ini akan memungkinkan perusahaan untuk
12
meninjau keamanan ruang kerjanya dan memasang kamera atau
mempekerjakan personel untuk menjaganya tetap aman.
13
hasil potensial, serta kemungkinan terjadinya, maka dimungkinkan untuk
memutuskan tindakan terbaik untuk setiap masalah.
c) Retensi Risiko, juga disebut penerimaan risiko, retensi risiko terjadi ketika
wirausaha menentukan bahwa mereka dapat menerima tingkat risiko
tertentu. Seringkali, bisnis dapat berinvestasi dalam proyek-proyek tertentu
jika keuntungan yang diharapkan jauh lebih besar daripada tingkat risiko
yang diasumsikan.
14
darurat, bisnis dapat melindungi diri mereka sendiri secara finansial, dan
perusahaan asuransi dapat membayar untuk setiap penyelesaian atau
perbaikan yang berhubungan dengan properti.
Di era persaingan global saat ini, inovasi usaha diiringi dengan berbagai macam
rekayasa teknologi agar dapat meningkatkan kinerja usaha. Pemanfaatan teknologi
mutakhir tepat guna dalam pengembangan usaha yang berdasarkan semangat
entrepreneur. Technopreneurship adalah sebuah kolaborasi antara penerapan
teknologi sebagai instrumen serta jiwa usaha mandiri sebagai kebutuhan.
Technopreneurship adalah suatu karakter integral antara kompetensi wirausaha
dengan penerapan teknologi dalam spirit membangun usaha.
15
Sumber: Creating Competitive Advantage through Technology and Innovation in
Technopreneurship. Presented on “the International Conference on Engineering Management and
Industrial Technology'' (ICEMIT2015) 10-12 December in Medan, Indonesia
Penjelasannya:
a. Technology
Teknik, berasal dari bahasa yunani, techne yang berarti seni, keterampilan, dan
ketangkasan. Teknologi sendiri adalah pembahasan sistematis tentang
penerapan seni dan keterampilan pada suatu bidang. Teknologi dapat dipandang
sebagai alat atau mesin. Don Ihde memandang Teknologi secara empirik dan
non-empirik.
16
Berdasarkan sifatnya yang aplikatif, untuk dapat menjadi teknologi, ilmu-ilmu
yang dipelajari dapat diimplementasikan. Implementasi ini berupa karya nyata
yang dapat dimanfaatkan secara langsung dalam usaha. Proses rekayasa
teknologi menjadi produk yang bisa dimanfaatkan secara langsung merupakan
tujuan akhir dari pengaplikasian sains dan keilmuan. Tahap ini disebut
implementation. Lalu, teknologi yang telah dihasilkan harus dapat dikolaborasikan
dengan kebutuhan yang ada, agar tepat guna dan bermanfaat secara luas
sekaligus spesifik. Proses ini disebut collaboration.
b. Entrepreneurship
Untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship diperlukan beberapa tahapan,
antara lain internalization, paradigm alteration, spirit initiation, dan competition.
Internalization adalah tahapan penanaman jiwa entrepreneurship melalui
konstruksi pengetahuan tentang jiwa entrepreneurial serta medan dalam usaha.
Tahap ini berkutat pada teori tentang kewirausahaan dan pengenalan tentang
urgensinya. Setelah itu, paradigm alteration, yang berarti perubahan paradigma
umum. Pola pikir pragmatis dan instan harus diubah dengan memberikan
pemahaman bahwa unit usaha riil sangat diperlukan untuk menstimulus
perkembangan perekonomian negara, dan jiwa entrepreneurship berperan
penting dalam membangun usaha tersebut. Di tahap ini diberikan sebuah
pandangan tentang keuntungan usaha bagi individu maupun masyarakat.
c. Technopreneurship
Setelah memiliki kompetensi teknologi dan jiwa entrepreneurship, hal terakhir
yang perlu dilakukan adalah mengintegrasikannya. Teknologi yang telah dimiliki
17
kita kreasikan dan inovasikan untuk menyokong pengembangan unit usaha. Hal
ini dapat dilakukan secara nyata dalam proses produksi (contoh: Microsoft),
marketing (contoh: e-Bay), finance, accounting, dan lain sebagainya. Kreativitas
dan pemanfaatan teknologi dengan tepat adalah hal utama dalam
mengembangkan jiwa technopreneurship. Technopreneurship adalah perpaduan
ketiga hal yaitu enterpreneurship, teknologi, dan Inovasi.
Dalam hal adopsi teknologi dalam aktivitas usaha dapat diklasifikasikan pada
Gambar 4 sebagai berikut:
18
b. Early adopters; kelompok ini adalah mereka yang mengadopsi teknologi setelah
mengetahui ada sedikit manfaatnya.
c. Early majority; kelompok ini mengadopsi suatu teknologi setelah melihat ada
kelompok lain (early adopters) yang telah sukses memperoleh keunggulan
dengan memanfaatkan teknologi.
d. Late majority; kelompok ini mengadopsi suatu teknologi setelah melihat ada
kelompok lain (early majority) yang telah sukses.
e. Laggards; ini adalah kelompok yang paling akhir mengadopsi teknologi.
Dalam hal penggunaan teknologi tepat guna. Hal utama yang bisa menjadi landasan
technopreneurship ada 4 yaitu:
19
struktur organisasi, serta memgang tanggungjawab terhadap seluruh proses
bisnis.
20
Suatu bisnis atau usaha memiliki ekosistemnya sendiri. Sebuah ekosistem yang
adalah rangkaian komples dari hulu sampai hilir, dari faktor mikro, meso, sampai
makro. Ilustrasi Babson Enterprenuership Ecosystem di atas dapat menjadi panduan
dalam mengintegrasikan bisnis dengan teknologi. Beberapa contoh bisnis yang
relatif sukses mengadopsi teknologi berdsarkan sektor dapat dilihat pada ilustrasi
berikut.
Sumber: Creating Competitive Advantage through Technology and Innovation in Technopreneurship. Presented on “the International
Conference on Engineering Management and Industrial Technology'' (ICEMIT2015) 10-12 December in Medan, Indonesia
C. Ruang Kolaborasi
21
1. Bersama dengan teman kelompok Anda, tentukanlah satu
peluang usaha baru yang dapat diimplementasikan!
2. Susunlah perencanaan usaha/business plan secara lengkap
berdasarkan data rencana bisnis! Buatlah dalam bentuk poster
bersama dengan kelompok Anda.
D. Demonstrasi Kontekstual
E. Elaborasi Pemahaman
22
1. Apa yang dimaksud dengan rencana bisnis?
2. Apa tujuan membuat rencana bisnis?
3. Sebutkan langkah awal untuk menjadi seorang entrepreneur yang
siap bersaing?
4. Apa prinsip technopreneurship?
5. Hal apa saja yang harus dikuasai oleh seorang technopreneur?
Pada bagian koneksi antar materi, silahkan Anda merumuskan potensi rencana
bisnis yang telah disusun. Selanjutnya silahkan Anda menghubungkan dengan
model bisnis berbasis technopreneur, melalui lembar kerja berikut ini;
23
G. Aksi Nyata
Berdasarkan rencana bisnis yang telah Anda susun, silahkan menggunakan model
bisnis dengan mengadopsi teknologi yang sesuai dengan rancangan bisnis yang
Anda kembangkan. Kemukakan target capaian dari pengembangan teknologi sesuai
dengan usaha Anda. Contoh Profil Bisnis yang mengadopsi teknologi dalam salah
satu aspek (misalnya pemasaran). Social media dapat menuliskan URL media
sosialnya, seperti Tabel berikut ini (LK 5.3):
Daftar Pustaka
24
Vocational High School Machinery Program. Journal of Vocational and Career
Education, 2(2).
Don Ihde, Technics and Praxis (Holland and Boston: D. Riedle Publishing Company,
1979), pp. 110-111.
Dusek.(2003). Philosophy and Technology. The Technological Condition. An A
nthology. London: Blackwell.
Digital Business Models for Industry 4.0, How Innovation and Technology Shape the
Future of Companies (pp.211-239)
Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika.
2018. STRATEGI KEWIRAUSAHAAN DIGITAL Sebuah Panduan untuk
UMKM, Startup, dan E-Commerce
25