BAB I
PENDAHULIAN
A. Latar Belakang
Studi kelayakan bisnis atau yang biasa disingkat dengan SKB adalah suatu kegiatan yang
mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam
rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh- sungguh data dan
informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian tersebut
dengan menggunakan metode-metode tertentu. Penelitian yang dilakukan terhadap usaha
yang akan dijalankan dengan ukuran tertentu, sehingga diperoleh hasil maksimal dari
penelitian tersebut.
Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam ter- sebut dilakukan untuk
menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain, kelayakan dapat
diartikan bah- wa usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan
nonfinansial sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan. Layak di sini di- artikan juga akan
memberikan keuntungan tidak hanya bagi perusahaan yang menjalankannya, tetapi juga bagi
investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat luas.
Adapun pengertian bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan utamanya untuk
memperoleh keuntungan. Keuntungan yang dimaksud dalam perusahaan bisnis adalah
keuntungan finansial. Namun dalam prak- tiknya perusahaan nonprofit pun perlu dilakukan
studi kelayakan bisnis karena keuntungan yang diperoleh tidak hanya dalam bentuk finansial
akan tetapi, juga nonfinansial. Jadi, dengan dilakukannya studi kelayakan bisnis akan dapat
memberikan gambaran apakah usaha atau bisnis yang diteliti layak atau tidak untuk
dijalankan.
Studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mengidentifikasikan masalah di masa yang akan
datang, sehingga dapat meminimalkan kemungkin- an memelesetnya hasil yang ingin dicapai
dalam suatu investasi. Dengan kata lain, studi kelayakan bisnis akan memperhitungkan hal-
hal yang akan menghambat atau peluang dari investasi yang akan dijalankan. Jadi dengan
adanya studi kelayakan bisnis minimal dapat memberikan pedoman atau arahan kepada
usaha yang akan dijalankan nantinya.
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek titik
setiap aspek itu dapat dikatakan layak harus memiliki suatu standar nilai tertentu, namun
keputusan penilaian tak hanya dilaku- kan pada salah satu aspek saja. Penilaian untuk
menentukan kelayakan harus didasarkan kepada seluruh aspek yang akan dinilai nantinya.
Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda, misalnya antara usaha jasa
dan usaha nonjasa, seperti pendirian hotel dengan usaha pembukaan perkebunan kelapa sawit
atau usaha peternakan dengan pen- didikan. Akan tetapi, aspek-aspek yang digunakan untuk
menyatakan layak atau tidaknya adalah sama, sekalipun bidang usahanya berbeda.
Penilaian masing-masing aspek nantinya harus dinilai secara keselu- ruhan bukan berdiri
sendiri-sendiri. Jika ada aspek yang kurang layak akan diberikan beberapa saran perbaikan,
sehingga memenuhi kriteria layak dan jika tidak dapat memenuhi kriteria tersebut sebaiknya
jangan dijalankan.
Aspek-aspek yang dinilai dalam studi kelayakan bisnis meliputi aspek hukum, aspek
pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek teknis/opera- sional, aspek manajemen dan
organisasi, aspek ekonomi dan sosial, serta aspek dampak lingkungan. Untuk menilai semua
aspek ini perlu dibentuk semacam tim yang terdiri dari orang-orang yang berasal dari
berbagai bi- dang keahlian.
Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelengkapan, kesempurnaan, dan keaslian dari
dokumen yang dimiliki mulai dari badan usaha, izin-izin sampai dokumen lainnya.
Kemudian aspek pasar dan pemasaran meneliti seberapa besar pasar yang akan dimasuki dan
seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menguasainya pasar serta bagaimana strategi
yang akan dijalankan nantinya.
Aspek keuangan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh
pendapatan serta besarnya biaya yang dikeluarkan. Dari sini akan terlihat pengembalian uang
yang ditanamkan seberapa lama akan kembali. Adapun aspek manajemen dan organisasi
adalah untuk mengukur kesiapan dan kemampuan sumber daya manusia yang akan
menjalankan usaha tersebut dan mencari bentuk organisasi yang sesuai dengan usaha yang
akan dijalankan.
Aspek teknis atau produksi adalah untuk menentukan lokasi, layout gedung dan ruangan,
serta teknologi yang akan dipakai. Lokasi yang men- jadi perhatian adalah lokasi yang akan
dijadikan sebagai kantor pusat, lo- kasi pabrik dan lokasi gudang. Demikian pula dengan
penentuan layout gedung dan layout ruangan juga akan dinilai.
Penelitian selanjutnya adalah untuk menilai manfaat ekonomi dan sosial dengan
dijalankannya bisnis tersebut bagi masyarakat. Yang terakhir adalah untuk menilai dampak
lingkungan yang ditimbulkan nantinya, apa- bila bisnis tersebut dijalankan termasuk metode
penanggulangannya.
C. Bidang Usaha
Bidang usaha yang di jalankan adalah bidang jasa karena penjahit menjual keahliannya
dalam menjahit baju atau kain sesuai dengan permintaan orang. Usaha untuk mengubah
tekstil menjadi pakaian jadi yang bisa digunakan konsumen. Persiapan yang diperlukan disini
ialah kemampuan menerjemahkan keinginan konsumen untuk membuat pakaian sesuai
seleranya. Semakin bagus melayani konsumen, maka akan semakin dipercaya untuk menjahit
pakaian mereka. Bertahannya bisnis ini karena a bisnis jasa jahit memiliki peluang yang
besar untuk menarik minat konsumen. Hal itu dikarenakan kadang orang sering menyukai
model pakaian disuatu toko namun ukurannya tidak ada yang pas dengan ukuran tubuh,
selain itu banyak orang yang tidak mau jika menggunakan pakaian yang pasaran atau banyak
dipakai orang lain dan oleh karena itu mereka berlombalomba mencari jasa penjahit yang
dapat mengerjakan pakaian sesuai keinginan mereka.
D. Bentuk Usaha
Bentuk usaha ini adalah usaha bentuk perseorangan. Perusahaan perseorangan adalah
perusahaan yang dilakukan oleh satu orang pengusaha dengan tujuan mencari laba atau
keuntungan. Setiap orang bisa menciptakan entitas bisnis individual yang dibuat tanpa izin
dan tanpa adanya prosedur khusus. Selain itu, hampir setiap orang juga mempunyai
kebebasan untuk bisa berkembang dalam menjalankan bisnis usahanya tanpa ada paksaan
terkait pembatasan modal untuk mendirikan usahanya. Ciri-Ciri Perusahaan Perseorangan
1. Dimiliki oleh perseorangan (individu atau perusahaan keluarga).
2. Permodalan perusahaan perseorangan biasanya lebih kecil.
3. Sistem pengelolaannya sederhana.
4. Kelangsungan usaha bergantung pada para pemiliknya.
5. Nilai penjualan dan nilai tambahnya dibuat relatif kecil.
BAB II
PEOFIL USAHA
BEP dalam rupiah = biaya tetap/(margin keuntungan per unit/ harga per unit)
=
= Rp
4.
5.
6.
7.
8.
9. Aspek teknis/ operasi
Usaha yang bergerak pada bidang Industri tata busana ini berlokasi di JL. Raya Sukadamai,
gang Budi Utomo. Lokasinya cukup mudah karena berada di Komplek Perumahan tengah kota
yang ramai oleh penduduk sehingga mudah sekali ditemukan. Usaha ini dijalankan di rumah
pemilik yang merangkap sebagai toko tempat owner mensisplay berbagai model baju kebaya
baik untuk nikahan atau untuk wisuda, yang bisa langsung dipilih oleh pembeli yang memilih
membeli langsung di tempat dan dapat juga melihat-lihat sebagai refrensi yang ingin di pesan.
Meskipun berlokasi di rumah owner, penataan lay out produk tidak mengganggu kenyamanan
baik dari keluarga owner maupun pembeli yang hendak membeli.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Kritik
C. Saran