KEADAAN
Pertemuan 2 dan 3
Berat jenis
Rapat massa (mass density)
Volume spesifik (specific volume)
Gravitasi spesifik (specific gravity)
Kompresibilitas rata-rata
Elastisitas (elasticity)
Kekentalan (viscocity)
Berat Jenis
w .v.g
.g
v v
Kerapatan massa
m
Contoh:
Air = 1000 kgm-3
v
Air raksa = 13546 kgm-3
Udara = 1.23 kgm-3
Kerapatan massa tidak tetap tergantung suhu, tekanan, dan jenis fluida
Kerapatan massa gas
Untuk gas (fluida yang bersifat compressible / dapat dimampatkan), maka untuk hitungan
kerapatan massa timbul pertanyaan hubungannya dengan perubahan volume :
jika v membesar, maka kerapatan massa bisa dihitung
jika v mengecil sehingga menjadi sangat kecil, maka kerapatan massa jadi sangat sulit dihitung
Sehingga diambil asumsi dalam hitungan kerapatan massa fluida adalah ditentukan volume
terkecil yang membatasi fluida sehingga masih bisa dihitung dan didefinisikan kerapatan
massa fluida pada titik tersebut
Kerapatan massa air
Kerapatan massa air murni pada tekanan 760 mm Hg, pada beberapa suhu:
1
vs
Gravitasi spesifik
Gravitasi spesifik = perbandingan antara kerapatan massa fluida tertentu dengan kerapatan
massa air pada suhu 4 oC
v / v
1 (v)
p v p
pertambahan tekanan membuat penurunan volume sehingga persamaan diberi tanda
negatif, akan tetapi nilai tetap positif
pada saat pertambahan tekanan maka suhu dapat berubah atau tetap
Kompresibilitas
1 v
S
v p S Untuk cairan, proses perubahan suhu yang
terjadi sangat kecil (pada proses adiabatik),
Dalam termodinamika didefinisikan sehingga dianggap :
T = S (pada suhu tertentu)
Cp = panas jenis pada tekanan tetap
Cv = panas jenis pada volume tetap
Elastisitas
(dp) 1
E
(dv) / v T
Kekentalan
v
v = kekentalan kinematik
= kekentalan absolut/dinamik
= kerapatan massa fluida
Diagram p-T adalah jalan untuk menunjukkan suatu fase zat karena pada diagram tersebut , tiga
fase dari zat dipisahkan secara jelas melalui garis, yaitu garis peleburan ( kesetimbangan fase
padat dan cair), garis penguapan ( kesetimbangan fase cair dan uap), garis penyubliman
(kesetimbangan fsae padat dan uap). Ketiga garis tersebut bertemu di titik tripel. Titik tripel
adalah ketika suatu zat berada pada kesetimbangan fase padat, cair dan uap.
Pada gambar memperjelas bidang cair dari 2 jenis zat, yakni:
• Bidang b – o – c merupakan bidang cair dari zat yang memuai saat beku. Artinya, semua
kombinasi Tekanan dan Suhu dari zat yang berada di bidang ini berada pada keadaan cair.
• Bidang a – o – b merupakan bidang cair dari zat yang menyusut saat beku.
Gambar tersebut juga menerangkan proses perubahan wujud zat dari beku menjadi uap melalui
dua mekanisme. Pada proses yang ditandai dengan panah merah, mula-mula zat dari keadaan beku
(fasa padat) berubah menjadi cair (pencairan) kemudian berubah menjadi uap (penguapan).
Sementara pada proses yang ditandai dengan panah biru, perubahan dari bentuk beku (padat)
menjadi uap terjadi tanpa melalui proses pelelehan (mencair). Proses ini disebut dengan
menyublim. Dan proses tersebut hanya dapat terjadi pada tekanan dan suhu dibawah tekanan dan
suhu triple point.
Persamaan Keadaan :
Persamaan gas ideal
Sifat Gas Ideal
Sifat-sifat gas dapat dirangkumkan sebagai berikut:
Gas bersifat transparan
Gas terdistribusi merata dalam ruangan apapun bentuk ruangnya
Gas dalam ruang akan memberikan tekanan ke dinding
Volume sejumlah gas sama dengan volume wadahnya. Bila gas tidak diwadahi maka volume gas
akan menjadi tak terhingga besarnya dan tekanannya akan menjadi tak terhingga kecilnya.
Bila dua atau lebih gas bercampur, gas-gas itu akan terdistribusi merata
Bila dipanaskan gas akan mengembang, bila didinginkan akan mengkerut.
Keadaan Gas
Hk. Gay-Lussac
Hk. Charles
Hk. Boyle
Saat melakukan percobaan tentang hubungan antara tekanan dan volume gas dalam suatu ruang
tertutup, Robert Boyle menjaga agar tidak
terjadi perubahan temperatur pada gas (isotermal).
Hk. Gay-Lussac
Gay-Lussac, seorang ilmuwan asal Prancis, meneliti hubungan antara volume gas (V)
dan temperatur (T) gas pada tekanan tetap (isobarik).
Hk. Charles
Seorang ilmuwan Perancis lainnya, Charles,
menyatakan hubungan antara tekanan (p)
terhadap temperatur (T) suatu gas yang
berada pada volume tetap (isokhorik)
Besarnya perubahan volum akibat parameterparameter tsb,
secara matematik dituliskan:
Persamaan Gas Ideal
Persamaan Van der Waals
P
D
V
Persamaan Keadaan Gas Ideal
Gas ideal (sempurna) adalah gas dimana tenaga ikatan antara molekul-molekulnya dapat diabaikan.
Bilamana terjadi interaksi antara molekul – molekul maka akan menyebabkan penyimpangan dari sifat – sifat gas
ideal (gas nyata).
Gas – gas inert seperti helium, argon, crypton dan neon bersifat gas ideal. Gas – gas diatomik sederhana seperti
nitrogen, oksigen, karbonmonoksida adalah gas ideal pada suhu tinggi dan tekanan rendah.
Gas –gas triatomik seperti karbondionoksida, hidrogen sulfida dan sulfur dioksida, air tidak mengikuti keadaan gas
ideal kecuali pada suhu tinggi dan tekanan sangat rendah.
Contoh soal
Pada kondisi standar T = 273,15 K ( 0˚ C) dan tekanan 101,325 kPa (1 atm). Volume 1
kmol gas adalah 22,4129 m3, maka
V
Definisi compressibility factor Z
Videal
RT
Volume gas ideal Videal
P
B C D
Bentuk lain: Z 1 2 3 ...
V V V
PV = nZRT
Faktor kompressibilitas Z untuk gas ideal tentu saja berharga satu. Bila tekanan gas makin tinggi, harga
Z menjauhi satu (kebanyakan Z > 1). Jadi harga Z tergantung tekanan gas dan juga temperature
Z = f(Pr , Tr)
Untuk Pr = P/PC dan Tr = T/TC, yaitu perbandingan tekanan dan temperatur sebenarnya terhadap harga
kritisnya. Fungsi ini menyatakan, bahwa gas-gas dengan Pr (tekanan tereduksi) dan Tr (temperatur
tereduksi) sama mempunyai Z yang sama.
Tabel 1 memuat keadaan kritis beberapa gas
VIRIAL EQUATIONS OF STATE
P
P > 1,5 bar
C
Pc
Jarak antar atom <<
T > Tc
T = Tc
Interaksi >>
T1 < Tc
T2 < T c
Gas Ideal
Vc V tidak berlaku
VIRIAL EQUATIONS OF STATE
Hubungan P-V pada keadaan isothermal diinterpolasi dalam deret ekspansi P atau V
T = 200C = 473,15K
R = 83,14 cm3 bar mol1 K1
RT 83,14 473,15
V 3.934 cm3 mol 1
P 10
a) Persamaan virial 2 suku
PV BP
Z 1
RT RT
PV 10 3.546
Z 0 ,9014
RT 83,14 473,15
RT 83,14 473,15
V B 388 3.546 cm3 mol 1
P 10
a) Persamaan virial 3 suku
PV B C
Z 1 2
RT V V
V
RT 1 B C
2
P V V
RT B C
Vi 1 1 2
P Vi Vi
RT B C
Iterasi 1: V1 1 2
P V0 V0
Sebagai tebakan awal digunakan V0 = Vgas ideal = 3.934
388 26.000
V1 3.934 1 2
3.539
3.934 3.934
RT B C
Iterasi 2: V2 1 2
P V1 V1
V2 3.934 1
388 26.000
2 3.495
3.539 3.539
Iterasi diteruskan sampai selisih antara Vi+1 Vi sangat kecil
Setelah iterasi ke 5 diperoleh hasil : V = 3.488 cm3 mol1
Z = 0,8866
PERSAMAAN KEADAAN KUBIK: VAN DER WAALS
P a V b RT
2
V
Persamaan ini sisebut persamaan Van Der Waals. Pengaruh dari tenaga ikat molekul-molekul gas
menyebabkan timbulnya suku pada persamaan diatas. Konstanta b sebanding dengan volume
yang ditempati molekul-molekul gas. Konstanta a dan b berbeda untuk masing-masing gas
dengan :
Persamaan ini digunakan untuk menyatakan hubungan P-V-T gas nyata, dimana perlu koreksi untuk adanya interaksi
antar molekul gas dan volume molekul sendiri.
R 2 Tc2 ,5
RT a a 0 ,42748
P 0 ,5 Pc
V b T V V b
R Tc
b 0 ,08662
Pc
Bentuk kubik (dalam Z) dari persamaan RK:
Z Z
3 2
A B B Z AB 0
2
dengan:
Pr
A a 2.5
Tr
Pr
B b
Tr
PERSAMAAN KEADAAN SOAVE-REDLICH-KWONG
RT a
P
V b V V b
R 2 Tc2 R Tc
a 0 ,42748 b 0 ,08662
Pc Pc
1 0 ,48508 1,55171 0 ,15613 2
2
1 Tr0 ,5
Untuk H2 : 1,202 exp 0 ,30288Tr
T
Tr
Tc
Bentuk kubik (dalam Z) dari persamaan SRK:
Z Z
3 2
A B B Z AB 0
2
dengan:
Pr
A a 2
Tr
Pr
B b
Tr
PERSAMAAN KEADAAN PENG-ROBINSON
R Tc
b 0 ,07780
Pc
Z 3 1 B Z 2 A 2B 3B2 Z AB B2 B3 0
dengan:
Pr
A a 2
Tr
Pr
B b
Tr
Tugas