Anda di halaman 1dari 40

Motor Bakar-Mesin

Bensin
Nama: Gede Jovial Jumaniana Jaya
NIM: 1805531047
Mata Kuliah: Mesin-Mesin Konversi Energi (C)
1
MESIN BENSIN

Jenis motor bakar ini diciptakan oleh seorang


insinyur berkebangsaan Jerman, Nicholas
Otto pada tahun 1876.
Mesin bensin atau mesin Otto adalah sebuah tipe mesin pembakaran dalam yang
menggunakan nyala busi untuk proses pembakaran, dirancang untuk menggunakan
bahan bakar bensin atau yang sejenis. Mesin bensin berbeda dengan mesin diesel
dalam metode pencampuran bahan bakar dengan udara, karena pada mesin diesel
penyalaan bahan bakarnya diakibatkan oleh suhu kompresi udara dalam ruang bakar.
dan mesin bensin selalu menggunakan penyalaan busi untuk proses pembakaran.
2
KONVERSI ENERGI PADA MESIN
BENSIN
Energi Energi
kimia mekanis
Energi
panas

Mesin bensin mengubah energi kimia dari campuran udara dan bensin pada
karburator yang dihisap masuk ke dalam silinder, dimampatkan oleh gerak naik
torak, dibakar oleh percikan bunga api dari busi untuk memperoleh energi panas,
yang mana dengan terbakarnya gas-gas akan mempertinggi suhu dan tekanan
didalam ruang siliinder, sehingga torak bergerak turun naik di dalam silinder akibat
tekanan tinggi pembakaran, Gerak naik turun torak tersebut telah mengubahnya
menjadi energi mekanis dengan berputarnya poros engkol melalui batang engkol.
Kemudian melalui mekanisme katup yang terhubung ke poros engkol pengaturan
pembukaan katup masuk bahan bakar dan katup pembuangan sisa-sisa
pembakaran dilakukan secara periodik. 3
Konstruksi mesin bensin

4
BAGIAN-BAGIAN MESIN BENSIN
Cylinder Block (Blok Silinder)
Fungsi:
 Tempat silinder-silinder yang merupakan
tempat piston naik turun untuk
melakukan kerjanya.
 Sebagai dudukan bagi kepala silinder
 Sebagai rumah bagi mekanisme engkel
(poros engkol, connecting rod, piston dll)
 Sebagai dudukan fly wheel
 Terdapat water jacket sebagai saluran air
pendingin.
 Sebagai dudukan komponen-komponen
lainnya seperti motor starter, kalter, dll.

5
CYLINDER HEAD (KEPALA
SILINDER)

Kepala silinder adalah


komponen utama mesin yang
dikaitkan pada bagian atas
blok silinder, fungsinya adalah
sebagai tempat dari ruang
bakar, busi (spark plug) dan
mekanisme katup. Kepala
silinder juga sebagai dudukan
dari saluran masuk (intake
manifold) dan saluran buan
(exhaust manifold).  

6
PISTON
Nama-nama komponen:
1. Piston ring
2. Piston
3. Small end
4. Piston pin
5. Connecting rod
6. Connecting rod bearing
7. Connecting rod journal
8. Connecting rod cap
Piston menjadi ujung tombak dalam
menghasilkan tenaga pada mesin. Pembakaran
yang maksimal pada ruang bakar akan mendorong
piston pada langkah kerja dan meneruskannya ke
poros engkol untuk dirubah menjadi gerak putar.
7
CRANKSHAFT (POROS
ENGKOL)
 Poros engkol berfungsi untuk merubah gerak
naik turun piston menjadi gerak putar. Poros
engkol (crankshaft) dihubungkan dengan piston
melalui connecting rod, seperti yang disinggung
sebelumnya bahwa bagian big end connecting
rod akan dipasang pada crank pin yang diberi
bantalan (metal jalan).
 Selain crank pin, poros engkol juga terdapat
crank journal yang akan dihubungkan dengan
block silinder, dibagian tengah ada crank journal
yang disebut sebagai main journal. Crank
journal dan main jornal ini juga ditopang oleh
bantalan poros engkol (metal duduk).

8
OLI PAN (BAK
OLI)

Oli pan atau yang sering disebut


sebagai kalter merupakan bagian
terbawah dari mesin, fungsinya
adalah sebagai bak penampung oli.
Di oil pan juga terdapat baut
penguras yang digunakan ketika
melakukan penggantian oli mesin.

9
SISTEM PEMASUKAN DAN
PEMBUANGAN

Komponen-komponen dalam sistem


pemasukan dan pembuangan ini adalah :
• Filter udara : untuk menyaring udara yang
masuk dari kemungkinan kotoran, debu, dll.
• Intake manifold : untuk menyalurkan
campuran udara dan bahan bakar sebelum
masuk ke ruang bakar.
• Exhaust manifold : sebagai jalan gas buang
hasil pembakaran dari ruang bakar.
• Exhaust pipe (knalpot) : sebagai jalan gas
buang hasil pembarakan yang telah melewati
exhaus manifold.
• Muffler : berfungsi untuk meredam suara 10
SISTEM
PENDINGIN

 Sistem pendingin (cooling system) merupakan sistem yang berfungsi untuk


menjaga/menstabilkan suhu mesin agar stabil di temperatur kerja. Ketika mesin
masih dingin, air pendingin belum bersirkulasi karena thermostat belum
membuka sehingga mesin cepat mencapai temperatur kerja.
 Semakin panas mesin maka thermostat akan semakin membuka, dengan
demikian air pendingin yang membawa suhu panas mesin akan dialirkan ke
radiator untuk didinginkan.
 Dengan kata lain sistem pendingin juga berfungsi untuk mencegah mesin terjadi
over heating (panas yang berlebihan) yang dapat merusak komponen-komponen
mesin.

11
Bagian-bagian system pendingin 1. Radiator : untuk mendinginkan cairan
pendingin setelah menyerap panas dari mesin
dengan cara membuangnya melalui sirip-sirip
pendingin. Radiator sebagian besarnya terdiri
dari upper tank, inti radiator dan lower tank.

2. Kipas radiator : untuk menghembuskan


udara ke arah mesin, sehingga terjadi
pendinginan. Banyak yang menganggap
bahwa, kipas radiator ini menghembusnya ke
arah radiator, tetapi yang sebenarnya adalah
menghembuskan ke arah mesin dan
menghisap udara dari radiator. Apa yang
terjadi bila kipas menghembuskan ke arah
radiator? Kita tahu bahwa udara akan
berhembus ke arah radiator dari depan ketika
mobil berjalan, kalau ditambah hembusan
angin dari belakang (kipas) tentu angin akan
bertubrukan. 12
Bagian-bagian system pendingin
3. Pompa air : water pump pada sistem
pendingin berfungsi untuk mensirkulasikan air
pendingin ke seluruh sistem pendingin. Pompa
air ini biasanya juga digerakkan oleh v belt
bersama-sama dengan kipas pendingin.
4. Thermostat : untuk mempercepat mesin
mencapai temperatur kerja dengan cara
menahan zat pendingin agar tidak bersirkulasi
(ke radiator). Dan juga berfungsi untuk
membuka saluran pada saat mesin panas (air
bersirkulasi ke radiator).
5. V-belt : Berfungsi untuk menggerakkan kipas
pendingin (kipas radiator) dan juga pompa air.
6. Water jacket : Merupakan saluran-saluran
air pendingin di dalam mesin sebagai jalan air
dalam mendinginkan mesin.

13
SISTEM BAHAN BAKAR • Sistem bahan bakar terdiri dari beberapa
komponen, yaitu :
1. Fuel tank : penyimpan bahan bakar sementara.
2. Fuel line : saluran bahan bakar.
3. Fuel filter : menyaring bahan bakar.
4. Fuel pump : memompakan bahan bakar.
5. Karburator : menyuplai campuran udara dan
bensin yang sesuai.
6. Charcoal canister : menyimpan uap bensin
sementara.
7. Fuel return line : bila ada bahan bakar yang
tidak digunakan oleh mesin maka fuel return
line berfungsi untuk menyalurkan kembali
bahan bakar ke fuel tank.
14
SISTEM PENGAPIAN
• Prinsip kerja system Pengapian Konvensional

Sistem pengapian konvensional banyak digunakan pada mobil jadul seperti kijang generasi awal dan
colt. Cara kerja sistem pengapian konvensional cukup sederhana.

Saat kunci kontak berada pada posisi ON, maka arus dari baterai mengalir ke Ignition coil dan keluar
menuju platina. Karena mesin belum berputar (belum starting) maka platina akan menghubungkan
arus ke masa. Sehingga timbul kemagnetan pada kumparan primer.
Saat mesin starting, platina akan terputus saat cam menyentuh kaki platina. Akibatnya kemagnetan
pada kumparan primer bergerak ke kumparan sekunder dan menghasilkan tegangan super tinggi
mencapai 20 KV. Tegangan tersebut langsung disalurkan ke busi untuk proses pemercikan.

Ketika cam tidak menyentuh kaki paltina, maka platina kembali tersambung sehingga proses
kemagnetan pada kumparan primer kembali terjadi. Proses ini berlangsung secara terus menerus
selama mesin hidup.
15
• Prinsip kerja sistem Pengapian Transistor.

Sistem pengapian transistor masuk dalam kategori semi elektronik. Sistem ini tidak lagi
menggunakan platina melainkan sebuah transistor. Fungsinya untuk menggantikan peran platina.

Untuk prinsip kerja sendiri, hampir sama dengan pengapian konvensional. Saat kunci kontak ON
maka arus dari baterai mengalir ke ignition coil dan output coil terhubung ke kaki transistor.

Transistor merupakan saklar elektronik yang memiliki tiga kaki. Saat kaki basis mendapatkan arus
listrik walau kecil, maka kaki colector dan emitor akan terhubung. Namun jika kaki basis tidak
mendapat suplai listrik, maka colector dan emitor akan terputus.

Saat mesin belum menyala, kaki basis akan mendapatkan suplai arus sehingga emitor dan colector
terhubung. Akibatnya ada kemagnetan di ignition coil.

16
Sistem Pengapian
Bagian-bagian:
1. Battery : menyediakan arus listrik
tegangan rendah untuk coil.
2. Ignition coil : merubah tegangan 12
volt menjadi 20.000 volt.
3. Distributor : Untuk membagi
/mendistribusikan tegangan tinggi
yang telah dibangkitkan oleh ignition
coil ke masing-masing silinder.
4. Cam/nok : membuka platina.
5. Breaker point : memutuskan arus
listrik pada kumparan primer coil.
agar terjadi induksi tegangan tinggi.

17
Sistem Pengapian

6. Capasitor : mencegah loncatan bunga api


pada platina
7. Governor advancer : memajukan saat
pengapian (putaran mesin).
8. Vacuum advancer : memajukan saat
pengapian (kevakuman mesin).
9. High tension cords : mengalirkan arus
tegangan tinggi.
10. Busi : merubah tegangan tinggi menjadi
loncatan bunga api.
11. Rotor : Berfungsi membagikan arus listrik
tegangan tinggi yang dihasilkan oleh
ignition coil ke tiap-tiap busi.

18
JENIS RUANG BAKAR
MESIN BENSIN

1. Ruang Bakar Model Setengah


Bulat (Hemispherical Combustion
Chamber)
2. Ruang Bakar Model Baji (Wedge
Type Combustion Chamber)
3. Ruang Bakar Model Bak Mandi
(Bath Up Type Combustion
Chamber)
4. Ruang Bakar Model Pent Roof

19
KLASIFIKASI MESIN BENSIN
 Menurut prinsip kerjanya mesin bensin dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu motor bensin 2 langkah (tak) dan motor bensin 4
langkah (tak) .

 Motor Bensin 2 Langkah


Motor bensin 2 langkah adalah motor bensin yang setiap siklus
kerjanya dalam 2 langkah torak atau 1 kali putaran poros. 

20
Prinsip kerja motor bensin 2 langkah dalam 1 kali siklus kerja

Langkah ke 1 (Piston bergerak dari TMA ke TMB)


1.Saat bergerak dari TMA ke TMB, piston akan
menekan ruang bilas yang berada di bawahnya.
Semakin jauh piston meninggalkan TMA menuju TMB
akan semakin meningkat pula tekanan di ruang bilas.

2. Pada titik tertentu, piston (ring piston) akan melewati


lubang pembuangan gas dan lubang pemasukan gas.
Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain
perancang. Umumnya ring piston akan melewati
lubang pembuangan terlebih dahulu.

3. Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan,


gas didalam ruang bakar keluar melalui lubang
pembuangan. 21
4.Pada saat ring piston melewati lubang
pemasukan, gas yang tertekan di dalam ruang
bilas akan terpompa masuk ke dalam ruang
bakar, sekaligus mendorong keluar gas yang
ada di dalam ruang bakar menuju lubang
pembuangan.

5. Piston terus menekan ruang bilas sampai titik


TMB, sekaligus memompa gas dalam ruang
bilas menuju ke dalam ruang bakar.

22
Langkah ke 2 (Piston bergerak dari TMB ke TMA)
1.Saat bergerak dari TMB ke TMA, piston akan
menghisap gas hasil percampuran udara,
bahan bakar dan pelumas ke dalam ruang
bilas. Percampuran ini dilakukan oleh
karburator.
2.Saat melewati lubang pemasukan dan lubang
pembuangan, piston akan mengkompresi gas
yang terjebak di dalam ruang bakar.
3.Piston akan terus mengkompresi gas dalam
ruang bakar sampai TMA.

23
4. Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA
(pada mesin bensin, busi akan menyala,
sedangkan pada mesin diesel akan menyuntikkan
bahan bakar) untuk membakar gas dalam ruang
bakar. Waktu nyala busi atau penyuntikan bahan
bakar tidak terjadi saat piston sampai ke TMA,
melainkan terjadi sebelumnya. Ini dimaksudkan
agar puncak tekanan akibat pembakaran dalam
ruang bakar bisa terjadi saat piston mulai
bergerak dari TMA ke TMB, karena proses
pembakaran membutuhkan waktu untuk bisa
membuat gas terbakar dengan sempurna oleh
nyala api busi atau dengan suntikan bahan bakar.

24
MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH
 Motor bakar torak empat langkah adalah jenis motor bakar yang
menyelesaikan satu siklusnya dengan empat gerakan translasi
piston (4 kali 180° gerakan poros engkol) atau dengan kata lain
dalam menghasilkan tenaga memerlukan dua kali putaran poros
engkol (2 kali 360°).

25
Prinsip kerja motor bensin 4 langkah dalam 1 kali siklus kerja

1. Langkah Hisap

Pada langkah ini posisi katup masuk dalam keadaan


terbuka, katup buang tertutup dan piston bergerak dari
batas atas (TMA) menuju batas bawah (TMB). Pada saat
piston bergerak ke bawah ini, mengakibatkan tekanan di
ruang bakar menjadi hampa, dengan hampanya tekanan di
ruang bakar mengakibatkan perbedaan tekanan yang
tinggi dengan tekanan udara luar. Hal inilah yang
menyebabkan campuran bahan bakar dan udara dari luar
mengalir masuk ke ruang bakar.
26
2. Langkah Kompresi

Pada langkah kompresi ini katup masuk dalam posisi tertutup


katup buang tertutup dan torak bergerak dari posisi TMB ke
TMA. Dengan bergeraknya piston tersebut mengakibatkan
terjadinya proses kompresi karena mengecilnya volume
silinder. Dengan terjadinya proses kompresi, campuran udara
dan bahan bakar menjadi padat sehingga tekanan dan suhu
meningkat. Sebelum piston mencapai TMA, pada saat itu
terjadi percikan api listrik dari busi yang membakar campuran
udara dan bahan bakar.
27
3. Langkah Kerja

Pada langkah ini posisi katup masuk dan katup buang


masih tertutup. Campuran bahan bakar dan udara yang
terbakar menyebabkan gas hasil pembakaran
mengembang dan memuai. Dan energi panas dari
pembakaran ini menimbulkan tekanan ke segala arah,
karena piston hanya bisa bergerak secara translasi maka
piston akan terdorong ke bawah hingga posisi TMB.
Gerakan ini mengasilkan gerakan untuk memutar poros
engkol.
28
4. Langkah Buang
Pada langkah ini katup masuk tertutup,
katup buang terbuka dan piston bergerak
dari TMB ke TMA. Dengan bergeraknya
piston ke atas, gas sisa pembakaran
terdorong ke katup buang dan dibuang ke
lingkungan. Setelah langkah ini maka motor
bakar telah menyelesaikan satu siklus di
dalam silinder. Selanjutnya akan dimulai lagi
langkah masuk untuk siklus selanjutnya.

29
Siklus Ideal / Siklus Teoritis Mesin Bensin

P-V dan T-S Diagram Siklus Otto ideal


Keterangan:
Proses a – 1 : Proses (Langkah) Hisap Tekanan Konstan (Isobar)
Proses 1 – 2 : Proses (Langkah) Kompresi Adiabatik Reversibel.
Proses 2 – 3 : Proses Pembakaran Pada Volume Constan (Isovolume).
Proses 3 – 4 : Proses (Langkah) Ekspansi Adiabatik Reversibel.
Proses 4 – 1 : Proses Pelepasan Kalor Volume konstan Isovolume.
Proses 1 – a : Proses (Langkah) Buang tekanan konstan (Isobar)
30
Proses dalam satu siklus Ideal / Siklus Teoritis Mesin Bensin

1. Proses a – 1 : Proses/Langkah Hisap (Isobar).


Pada proses ini, katup Hisap terbuka, katup buang tertutup,
piston bergerak dari TMA menuju TMB, sehingga fluida kerja
masuk kedalam ruang bakar. Tekanan didalam silinder lebih
rendah dari pada tekanan diluar silinder.

2. Proses 1 – 2 : Proses/Langkah Kompresi (adiabatik reversibel).


Diasumsikan bahwa proses ini berlangsung secara isentropik
(reversible adiabatic). Pada proses ini Katup Hisap tertutup, katup
buang tertutup, piston bergerak dari TMB menuju TMA, sehingga
fluida kerja didalam silinder akan terkompresikan. Sehingga fluida
kerja mencapa tekanan dan temperatur pembakaran. Temperatur di
titik 2 lebih besar dari pada temperature di titik 1.

T1.V1k 1  T2 .V2k 1 Atau


31
3. Proses 2 – 3 : Proses Pembakaran volume konstan (Isovolum).
Pada proses ini temperatur, tekanan dan entropi meningkat,
sistem tidak melakukan atau dikenai kerja sehingga W=0. Kalor
dimasukkan ke sistem.Kedua katup masih dalam keadaan
tertutup, piston sesaat tidak bergerak pada TMA, pada tekanan
dan temperatur akhir kompresi fluida kerja akan terbakar dengan
bantuan percikan bunga api dari busi. Tekanan dan temperatur
didalam silinder menjadi meningkat.

Qin = Cv.(T3 – T2)

4. Proses 3 – 4 : Proses/Langkah Ekspansi Adiabatik Reversibel.


Kedua katup masih dalam keadaan tertutup, piston bergerak dari
TMA menuju TMB. Akibat Tekanan dan temperatur Hasil
pembakaran yang tinggi akan mampu mendorong piston menuju
ke TMB. Sehingga menghasilkan sejumlah daya (kerja)

T3 .V3k 1  T4 .V4k 1 Atau


32
5. Proses 4 – 1 : Proses Pembuangan Kalor Volume Konstan (Isovolum)
Kedua katup masih dalam keadaan tertutup, piston berhenti sesaat pada TMB.
Kalor akan dibuang kelingkungan melewati dinding silinder secara Konduksi dan
Konveksi ke lingkungan.

Qout = - Cv.(T4 – T1) Dimana (-) artinya proses membuang panas.

Kerja netto pada siklus :

Efisiensi termal pada T2 T4 1


k 1
wnetto qin  qout q dim ana :  r dan  k 1
siklus : T1 T3 r
 th,otto   1  out
qin qin qin T2 T3
  r k 1
T1 T4

Sehinga Efisiensi Thermis siklus otto ideal menjadi :


1
th,otto  1 
r k 1
33
6. Proses 1 – a : Proses/Langkah Buang.
Katup Hisap tertutup, katup buang terbuka, piston
bergerak dari TMB menuju TMA, sehingga fluida kerja
keluar dari ruang bakar menuju ke knalpot. Tekanan
didalam silinder lebih tinggi dari pada tekanan diluar
silinder.

34
PERBEDAAN DESAIN MESIN DUA TAK
DENGAN MESIN EMPAT TAK
 Pada mesin dua tak, sekali pembakaran terjadi dalam satu putaran penuh pada poros engkol
(crankshaft), sedangkan pada mesin empat tak, sekali proses pembakaran terjadi dalam dua
putaran penuh pada poros engkol.
• Mesin empat tak memerlukan mekanisme katup (valve mechanism) dalam bekerjanya untuk
membuka dan menutup lubang pemasukan dan pembuangan, sedangkan pada mesin dua tak
tidak membutuhkan katup. Piston dan ring piston berfungsi untuk menbuka dan menutup lubang
pemasukan dan pembuangan. Pada awalnya, mesin dua tak tidak dilengkapi dengan katup,
namun dalam perkembangannya katup satu arah (one way valve) akan dipasang di antara ruang
bilas dan karburator untuk:

1 . Menjaga agar gas yang sudah masuk ke dalam ruang bilas tidak dapat masuk kembali ke
karburator.
2 . Menjaga tekanan dalam ruang bilas secara ketat saat piston mengkompresi ruang bilas.

35
 Lubang pemasukan dan lubang pembuangan pada mesin dua tak terdapat pada
dinding silinder, sedangkan pada mesin empat tak terdapat pada kepala silinder
(cylinder head). Ini adalah alasan utama yang membuat mesin 4 tak tidak
menggunakan oli samping.

36
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MESIN 2 TAK
DENGAN MESIN 4 TAK
Kelebihan Mesin Dua Tak

Dibandingkan mesin empat tak, mesin dua tak memiliki beberapa kelebihan:
1. Hasil tenaganya lebih besar dibandingkan mesin empat tak.

2. Mesin dua tak lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin empat tak.

o Kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan rasio berat terhadap tenaga (power to weight
ratio) mesin dua tak lebih baik dibandingkan mesin empat tak.

3. Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya karena konstruksinya yang sederhana.
Meskipun memiliki berbagai kelebihan, mesin ini sudah jarang digunakan dalam kendaraan-
kendaraan terutama kendaraan mobil dikarenakan oleh beberapa kekurangan.
37
Kekurangan Mesin Dua Tak

Kekurangan mesin dua tak dibandingkan mesin empat tak:


1. Efisiensi bahan bakar mesin dua tak lebih rendah dibandingkan mesin empat tak (boros).

2. Mesin dua tak memerlukan percampuran oli dengan bahan bakar (oli samping/two stroke oil)
untuk pelumasan silinder mesin.

o Kedua hal di atas mengakibatkan biaya operasional mesin dua tak menjadi lebih lebih tinggi
dibandingkan biaya operasional mesin empat tak.

3. Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih banyak. Polusi terjadi dari pembakaran oli samping
dan gas dari ruang bilas yang lolos/bocor dan masuk langsung ke lubang pembuangan.

4. Pelumasan mesin dua tak tidak sebaik mesin empat tak. Ini mengakibatkan usia suku cadang
dalam komponen ruang bakar relatif lebih singkat.
38
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai