Pada pengapian konvensional pemajuan pengapiannya secara mekanik dengan menggunakan bobot
pemaju dan membran/diafragma, dimana semakin tinggi putaran mesin bobot sentrifugal memajukan
saat pengapian semakin maju, dan ketika intake manifold berkurang kevakumannya semakin mundur
saat pengapiannya.
Saat putaran tinggi bobot sentrifugal mengembang dan mendorong cam berputar sedikit lebih cepat
membuka kontak pemutus.
Semakin cepatnya kontak pemutus membuka berarti semakin maju saat pengapian. Ketika hisapan
saluran vakum semakin kuat dudukan kontak pemutus digeser melawan putaran cam sehingga
pengapian dimajukan. Karena kerjanya secara mekanis maka sering terjadi kerusakan kerusakan mekanis
dan merubah saat pengapian yang semestinya.
Sistem pengapian TCI - I adalah sistem yang tidak menggunakan kontak pemutus, fungsi pemutus
digantikan dengan sebuah pembangkit sinyal yang menghasilkan pulsa tegangan secara magnetik.
Sistem kerja TCI - I
Pada sistem ini fungsi pemutusan digantikan dengan sebuah pembangkit sinyal / pulse generator yang
menghasilkan pulsa tegangan secara magnetic. Tegangan ini akan mengontrol ON dan OFF dari transistor
yang mengendalikan Koil pengapian. Selanjutnya pembagian tegangan tinggi menuju busi-busi diatur
oleh distributor yaitu
pada bagian rotor dan
kabel- kabel tegangan
tinggi busi. Induksi yang
dihasilkan oleh pembangkit
sinyal ini berupa tegangan
bolak balik / AC
(Alternat ng Current).
Karena tegangan P masih dibawah tegangan B maka transistor OFF (belum aktif) selama mesin mati. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa kumparan primer tidak dialiri arus listrik.Sederhananya ( B – R1 – P – R2 –
MASSA ) Transistor OFF
Ø penyetelan saat pengapian saat pertama memasang dan dikontrol waktu servis
Ø bantalan pada poros distributor tidak terbebani tekanan sehingga keausan terjadi pada waktu yang
lama.
Ø sinyal yang dikirim masih dalam bentuk arus bolak-balik, maka pada kontrol unit elektronik masih
harus dilengkapi dengan pembentuk sinyal segi empat /kotak
Pada sistem fungsi pemutusan digantikan dengan sebuah pembangkit sinyal / hall generatoruntuk
memicu tegangan tinggi pada sistem pengapian. IC Hall ketika menghasilkan sinyal Pada IC hall terdapat
empat buah terminal. Antara terminal 2 dan 1 dihubungkan dengan sumber tegangan, antara terminal 3
dan 4 merupakan terminal tegangan hallyang akan dibangkitkan. Apabila permukaan IC Hall tidak
ditembus medan magnet, maka pada penampang IC akan terdistribusi elektron dengan merata yang
mengalir dari terminal 2 menuju terminal 1, pada saat ini antara terminal 3 dan 4 tidak terdapat beda
potensial (tidak timbul tegangan hall). Namun jika permukaan IC Hall ditembus medan magnet, maka
elektron yang mengalir dari terminal 2 menuju terminal 1 pada penampang IC akan terdistribusi tidak
merata, elektron akan terdesak mendekati terminal 3, karena terjadi perbedaan jumlah elektron antara
terminal 3 dan 4 maka terdapat beda potensial (timbul tegangan hall).
Sensor merupakan input dari sistem ECU dimana akan berfungsi sebagai pemberi sinyal. Sinyal sensor
terdapat dua jenis, yaitu: sinyal discrete dan sinyal analog. Discrete signal berupa skala biner dimana
hanya ada ON atau OFF (1 atau 0, Benar atau salah), contoh nya : push button. Sedangkan sinyal analog
menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara “ nol hingga skala penuh ”. Contohnya: MAP (Manifold
Air Pressure) dan TPS (Throttle Position sensor). Signal analog bisa berupa tegangan atau arus listrik
yang akan diproporsionalkan oleh nilai integer mikrokontroler ECU, contohnya : pembacaan Throttle “ 0
% hingga 100 % “ akan dikeluarkan sensor TPS dengan nilai tegangan “ 0 V – 5 V “ dimana nilai ini akan
dikonversikan menjadi nilai integer “ 0 – 32767 ”.
ECU memiliki tiga bagian utama, yaitu: mikrokontroler, memory sistem dan power supply sistem. Semua
aktivitas memproses data yang diambil dari sensor akan terjadi pada mikrokontroler ECU secara
aritmatik dan logic, yaitu: operasi logika, sequential, timer, counter dan ADC serta mengendalikan kerja
sistem secara keseluruhan.
Mikrokontroler ECU akan menghitung sinyal yang masuk dari pulser (Crankshaft position sensor) secara
timer dan counter sehingga dapat menentukan kapan waktu pengapian yang tepat dan jumlah bahan
bakar yang harus di-injeksi kan ke dalam mesin sesuai dengan RPM kendaraan.
Hasil data yang diproses oleh ECU akan dikeluarkan berupa sinyal digital untuk menjalankan actuator.
Lamanya waktu Injector untuk menginjeksikan bahan bakar akan sesuai dengan perhitungan di dalam
mikrokontroler ECU. Begitu juga dengan waktu pengapian.
COM berfungsi sebagai media komunikasi ECU dengan alat interface lain, contohnya: Laptop, Komputer
atau handphone. Dari media COM inilah kita bisa melakukan perubahan nilai dari parameter-parameter
waktu pengapian dan injeksi.