Anda di halaman 1dari 23

LANDASAN TEORI

1. SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL


Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan
didalam silinder harus dibakar untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian
berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin didalam ruang bakar pada
akhir langkah kompresi.Sistem pengapian yang digunakan adalah sistem pengapian
listrik, dimana untuk menghasilkan percikan api digunakan tegangan listrik sebagai
pemercik api. Listrik diambil dari baterai.

KOMPONEN-KOMPONEN SISTIM PENGAPIAN

1. Baterai
2. Sikring (fuse)
3. Kunci kontak (switch)
4. External resistor
5. Ignition coil
6. Distributor
7. Busi
8. Kabel tegangan tinggi

A. BATERAI

Fungsi :
Di dalam system baterai berfungsi Sebagai sumber energi listrik sedang
baterai sendiri berfungsi untuk menyimpan energy listrik dalam bentu kimia.

1
B. FUSE / SIKRING

Fungsi :
1. Sebagai pengaman apabila terjadi hubungan singkat (korsleting).
2. Sebagai pembatas arus yang berlebihan

C. KUNCI KONTAK / IGNITION SWITCH

Fungsi :
Untuk memutuskan dan menghubungkan aliran listrik dari baterai ke coil.

D. EXTERNAL RESISTOR

Fungsi :
Mengurangi penurunan tegangan pada kumparan primer saat mesin berputar
pada putaran tinggi

2
E. IGNITION COIL / COIL PENGAPIAN

Fungsi :
Untuk membangkitkan tegangan listrik, dari 12 Volt menjadi 15.000 30.000
Volt. Untuk dapat mempertinggi tegangan listrik tersebut, pada ignition coil
terdapat 2 (dua) kumparan.
1 . Kumparan primer
a. Menciptakan medan magnet
b. Penampang kawat besar
c. Jumlah gulungan sedikit 400
2. Kumparan sekunder
a. Merubah induksi menjadi tegangan tinggi
b. Penampang kawat kecil
c. Jumlah gulungan banyak 30.000

Ignition coil dengan resistor


Pada ignition coil yang dilengkapi dengan resistor, mempunyai sebuah resistor
(tahanan luar) yang dihubungkan seri dengan kumparan primer pada coil.

Dibandingkan dengan ignition coil tanpa memakai resistor penurunan


tegangan pada kumparan primer saat mesin berputar tinggi akan dapat
dikurangi.
Ada 2 type resistor :
1. External resistor type
2. Integrated resistor type

External reistor type

3
Integrated resistor type

Ignition coil tanpa resistor

a. Putaran rendah.
1. Waktu tertutup platina lebih lama.
2. Arus yang mengalir ke kumparan primer cukup meski ada self induksi.
3. Tegangan tinggi pada kumparan sekunder tetap.

b. Putaran tinggi.
1. Waktu tertutup platina lebih cepat
2. Arus yang mengalir kekumparan primer berkurang.
3. Tegangan tinggi pada kumparan sekunder menurun

Ignition coil dengan resistor

4
a. Putaran rendah
Peristiwanya sama seperti pada coil tanpa resistor
b. Putaran tinggi
1. Waktu menutup platina lebih cepat.
2. Karena harga tahanan primer lebih kecil, arus yang mengalir masih cukup
untuk membentuk kemagnetan.
3. Tegangan tinggi yang dihasilkan kumparan sekunder tetap besar.

Pada saat start mesin, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor
starter, sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang
mengalir ke kumparan primer. Akibatnya tegangan tinggi pada kumparan
sekunder berkurang dan bunga api pada busi lemah, mesin sulit hidup.Guna
mencegah kejadian seperti itu, saat posisi start arus yang mengalir
kekumparan primer di by pass langsung tanpa melewati resistan, sehingga
arus yang mengalir ke kumparan primer mencukupi.

F. DISTRIBUTOR
Fungsi distributor adalah untuk membagikan arus listrik bertegangan
tinggi dari coil kemasing-masing busi sesuai dengan waktu pengapian.

5
Adapun komponen-komponenya terdiri dari :

1. Distributor cap b. Breaker point (platina)


2. Breaker points
3. Governor spring II. Bagian pembagi arus :
4. Governor weight a. Rotor
5. Distributor shaft b. Tutup distributor
6. Rotor
7. Damper spring III. Bagian pemaju pengapian :
8. Breaker plate a. Vacuum advancer
9. Condenser b. Governor advancer
10. Vacuum advancer
11. Ball bearing IV. Condenser
Bagian-bagian distributor.
I. Bagian pemutus :
a. Cam lobe

TERBENTUKNYA TEGANGAN TINGGI

6
Jika platina menutup, arus dari baterai dapat mengalir ke kumparan primer, sehingga
inti besi menjadi sebuah magnet.Ketika platina membuka, arus pada kumparan primer
terputus, dan medan magnet menghilang.Akibat menghilangnya medan magnet, akan
dibangkitkan tegangan induksi pada kumparan sekunder yang diteruskan ke busi.

CARA KERJA SISTIM PENGAPIAN

1. Kontak point (platina) sedang menutup.

Arus mengalir dari baterai > Ignition switch > (+) Coil > Primary coil > Platina >
Massa
Ignition coil menjadi magnet.

2. Kontak point (platina) membuka.

Arus primer terputus dengan cepat, maka :


a. Medan magnit menghilang
b. Terjadi arus induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder
c. Terjadi lompatan api diantara elektroda busi.

Bagian kontak pemutus (platina)

Fungsi :
Untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang mengalir kekumparan
primer agar terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder.
Bagian-bagian Platina :

7
5. Lengan kontak pemutus
6. Sekrup pengikat
7. Ebonit
8. Kabel
9. Alur penyetel

1. Cam distributor
2. Kontak tetap
3. Kontak lepas
4. Pegas
Sudut pengapian
Yaitu : Sudut putar cam distributor Mesin 2 silinder.
dan saat platina mulai membuka (1),
sampai platina mulai membuka pada
tonjolan cam berikutnya (2).

Contoh sudut pengapian

Sudut pengapian = 360/2

Mesin 4 silinder Sudut dwell

Sudut pengapian = 360/4


Sudut buka platina A B
Sudut tutup platina B C
Kesimpulan :
8
Sudut dwell adalah sudut cam Sudut pengapian = 360/4. = 90
distributor pada saat platina mulai Sudut dwell =.60% x 90
menutup (B) sampai platina mulai = 54
membuka kembali (C). Toleransi = 2
Sudut dwell = 52 - 56
Sudut dwell = 60% x Sudut Mesin 6 silinder
pengapian = 60% x 360/2 Sudut pengapian = 360/6
Toleransi = 2 = 60
Contoh : Sudut dwell = 60% x 60
Mencari sudut dwell mesin 4 silinder dan =36
6 silinder Toleransi = 2
Mesin 4 silinder Sudut = 34 - 38

Pengaruh sudut dwell Sudut dwell kecil


Sudut dwell besar Celah platina lebar
1. Celah platina kecil 1. Arus yang mengalir ke primer coil
2. Arus yang mengalir ke primer coil terlalu singkat
terlalu lama 2. Kemagnetan tidak tercapai maksimum
3. Kemagnetan jenuh 3. Tegangan induksi kumparan sekunder
4. Platina panas kurang

CONDENSER

Fungsi :
1.Menghilangkan atau mencegah terjadinya loncatan bunga api listrik pada
permukaan platina.
2.Tegangan induksi yang dihasilkan kumparan sekunder akan semakin besar, jika
menghilangnya kemagnetan (self induksi) kumparan primer berlangsung singkat.
3. Condensor akan mempercepat menghilangnya tegangan induksi kumparan primer
dengan cara menyerap arus induksi tersebut. Dengan cara itu maka tegangan tinggi
kumparan sekunder dapat dihasilkan.
Kemampuan dari suatu kondensor dinyatakan dengan besarnya kapasitas.
Untuk besarnya kapasitas kondenser dapat ditentukan melalui warna kabel
yang digunakan.

Warna kabel Kapasitas kondenser


Hijau 0,18 Uf
Kuning 0,22 Uf
Biru 0,25 Uf
Putih 0,27 Uf
9
Bagian pemaju saat pengapian
Governor advancer
Fungsi :
Memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya putaran mesin.
1. Cam
2. Spring support pin
3. Guide pin
4. Screw
5. Governor spring
6. Cam plate
7. Fly weight
8. Weight support pin
9. Distributor shaft

Cara kerja :
Sebelum bekerja
1. Fly weight (pemberat) belum mengembang
2. Cam plate belum ditekan
3. Advance belum bekerja
4. Salah satu pegas pembalik masih longgar

Saat bekerja
1. Fly weight centrifugal mulai mengembang sampai maksimum
2. Cam plate mulai ditekan
3. Advance centrifugal mulai bekerja sampai maksimum
4. Kedua pegas pengembali bekerja

Vacuum advancer
Fungsi :
Memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin. Saat
beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karena atomisasi
campuran sedikit, campuran kurus. Oleh sebab itu pembakaran menjadi lama.
Agar mendapatkan tekanan pembakaran maksimum tetap terjadi sesudah

10
TMA, saat pengapian harus dimajukan

Bagian-bagian vacuum advancer :


1. Plat dudukan platina
2. Rod (tuas)
3. Diafraghma
4. Pegas
5. Selang untuk vacuum
6. Langkah
7. Advance port
8. Throttle valve

Cara kerja

Vacuum advance belum bekerja


Kevacuman pada intake manifold masih rendah, sehingga diafraghma
belum bekerja.

Vacuum advance sedang bekerja


Kevacuman pada intake manifold tinggi, sehingga diafraghma terhisap
dan rod (tuas) tertarik, akibatnya dudukan platina ikut bergerak, dan
pembukaan platina dipercepat.

11
G. BUSI
Fungsi :
Meloncatkan bunga api listrik melalui elektrodanya.

Bagian-bagian Busi :
1. Insulator
2. Cincin perapat
3. Cincin perapat
4. Penghantar
5. Rongga pemanas
6. Terminal
7. Baut sambungan
8. Rumah busi
9. Elektroda pusat (+)
10. Celah elektroda
11. Elektroda massa (-)

Nilai panas Busi panas


1. Suatu index yang menunjukan
jumlah panas yang dapat
dipindahkan busi.
2. Kemampuan busi menyerap dan
memindahkan panas tergantung
pada bentuk kaki insulator.
3. Nilai panas busi harus sesuai
dengan kondisi operasi mesin.

1. Luas permukaan insulator lebih besar


2. Banyak menyerap panas.
3. Lintasan pemindah panas panjang,
akibatnya pemindahan panas sedikit

12
Busi dingin Normal

1. Luas permukaan isolator kecil 1. Isolator berwarna kuning atau coklat


2. Sedikit menyerap panas muda
3. Lintasan pemindah panas pendek 2. Puncak isolator bersih, permukaan
rumah isolator kotor berwarna coklat muda
Permukaan muka busi atau abu-abu
3. Kondisi kerja mesin baik
4. Pemakaian busi dengan nilai panas
yang tepat

Terbakar Berkerak karena oli

1. Elektroda terbakar. Pada a Kaki isolator, elektroda-elektroda


permukaan kaki isolator ada sangat kotor.
partikel-partikel kecil mengkilap
yang menempel. b.Warna kotoran coklat/oli mesin.

2. Isolator berwarna putih atau Penyebab :


kuning. a. Ring piston aus
b. Penghantar katup aus
Penyebab : c. Penghisapan oli melalui sistim
a. Nilai oktan bensin terlalu rendah ventilasi karter
b. Campuran terlalu kurus
c. Knoking (detonasi)
d. Saat pengapian terlalu awal
e. Type busi yang terlalu panas

13
Berkerak karbon Isolator retak

Kaki isolator, elektroda-elektroda, rumah Penyebab :


busi berkerak jelaga 1. Jatuh
2. Kelemahan bahan
Penyebab : 3. Bunga api dapat meloncat dari isolator
a. Campuran terlalu kaya yang retak
b. Type busi yang terlalu dingin
SAAT PENGAPIAN

1. Pengapian terjadi sebelum piston mencapai TMA


2. Saat pengapian adalah saat busi meloncatkan bunga api untuk memulai
pembakaran.
3. Saat pengapian diukur dalam derajat poros engkol, sebelum atau sesudah
TMA pengapian. Mulai dari saat pengapian sampai dan berakhir dibutuhkan
waktu tertentu
1. Saat pengapian
2. Tekanan pembakaran maksimum
3. Akhir pembakaran
Kesimpulan:
1. Untuk mendapatkan langkah kerja yang efektip tekanan pembakaran
maksimum terjadi beberapa derajat setelah TMA
2. Agar tekanan pembakaran maksimum terjadi setelah TMA, maka saat
pengapian harus di set sebelum TMA

14
Saat pengapian dan kemampuan mesin

Saat pengapian terlalu awal


Mengakibatkan detonasi/knocking, daya mesin berkurang, mesin menjadi panas dan
menimbulkan kerusakan pada piston, bearing, busi.

Saat pengapian tepat


Menghasilkan langkah kerja yang ekonomis, daya mesin maksimum

Saat pengapian terlalu lambat


Menghasilkan langkah kerja kurang ekonomis/tekanan pembakaran maksimum jauh
setelah TMA, daya maksimum kurang, boros bahan bakar
Catatan :
Stel saat pengapian yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.

2. SISTEM PENGAPIAN EFI


Pengapian elektronik dirancang untuk mengatasi kekurangan - kekurangan
dari sistem pengapian konvensional. Kekurangan waktu pengaliran arus primer pada
pengapian diperbaiki dengan cara memberi waktu pengaliran arus kumparan primer
lebih lama (sudut dwell diperbesar) pada saat putaran semakin tinggi. Pengajuan saat
pengapian diatur secara elektronik dengan membaca putaran mesin dan beban yang
terjadi. Keausan mekanis dapat dikurangi dengan tidak adanya tekanan pegas pada
distributor.
Sistem pengapian ini memanfaatkan transistor untuk memutus dan
mengalirkan arus primer koil. Jika pada sistem pengapian konvensional pemutusan
arus primer koil dilakukan secara mekanis dengan membuka dan menutup kontak
pemutus, maka pada sistem pengapian elektronik pemutusan arus primer koil
dilakukan secara elektronis melalui suatu power transistor yang difungsikan sebagai
saklar (switching transistor).

15
KONTRUKSI MESIN EFI

Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem
utama, yaitu;
1. sistem bahan bakar (fuel system),

2. sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan

3. system induksi/pemasukan udara (air induction system)

Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah
komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis
mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem
EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal
pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya
sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur
perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan
semakin sempurna.
Macam macam sistem dalam EFI :

1. Mesin Mobil EFI Tipe D


Pada sistem injeksi tipe D, pengukuran tentang udara yang dihisap mesin
menggunakan Vacuum sensor yang mendeteksi kevacuuman di dalam Intake
Manipold, alat sensor ini di kenal dengan MAP sensor atau Manipol Absolute
Pressure. Besarnya tingkat kevacuuman yang terdapat pada intake manipold di
informasikan ke ECU untuk menentukan banyak sedikitnya BBM yang di
injeksikan melalui Injektor. Contoh mobil Toyota yang menggunakan mesin EFI
tipe D adalah Avanza, Terios, Rush

16
2. Mesin Mobil EFI tipe L
Sedangkan pada sistem EFI tipe L, banyak dan sedikitnya udara yang masuk
di ukur menggunakan air flow meter,informasi banyak sedikitnya udara yang
melewati Air flow meter ini diteruskan ke ECU untuk memberikan banyaknya
suplai BBM yang akan diinjeksikan melalui injektor. Contoh mobil yang memakai
sistem EFI tipe L adalah Toyota Soluna, Toyota Vios, Toyota Yaris, Toyota
Kijang Innova, dan Toyota Corolla.

Perbedaan utama EFI tipe D dan EFI tipe L adalah Mobil EFI tipe D
menggunakan MAP sensor yang terhubung dengan selang ke Intake Manipold

17
setelah Throttle body dan Mobil EFI Tipe L menggunakan Air Flow Meter
atau MAF (Mass Air Flow) yang di tempatkan sebelum throttle body.
A. Sistem Bahan Bakar
Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke
mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump),
saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan
bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem
bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan
menyemprotkan/menginjeksikan bahan bakar.
Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar.
2. Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan
bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan
dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa
dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah-ubah.

3. Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran
bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI
tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila bahan bakar yang
dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar melebihi 294 kPa
(3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam
tangki.

18
4. Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor.
Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan
minimal sebesar tekanan yang dhasilkan oleh pompa.
5. Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold)
sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body.
Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama
dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control
Module) atau ECU (Electronic Control Unit).
Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan
tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik
tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan
mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan
bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor.

B. Sistem Kontrol Elektronik


Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera),
seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor,
IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine
OilTemperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat
ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponenkomponen tambahan
seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur
tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat
DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine
19
analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen.
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik
antara lain sebagai berikut;
1. ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari
masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh
dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu
air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas,
putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya
sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM
menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan
menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan
bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa
mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM
juga bisa mengontrol sistem pengapian
.

2. MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa


informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe
MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam
bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya
dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya
dinamakan air mass sensor.

3. IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa


informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan
referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan
sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.

20
4. TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi
(deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari
sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi
idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer
(variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan
beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full
elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang
dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas.
Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih
karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU
dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara
elektronis.

5. Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi


(deteksi) tentang suhu oli mesin. 6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut
kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya
dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat
kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 55 derajat.

21
Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda
motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat
ECU memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil
pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda
motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem
pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak
masih dalam posisi ON . Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut
kemiringan sepeda motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang
ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU
meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sudut kemiringan
sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang
dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak
meng-OFFkan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya
centripugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor
tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.

Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai


550, tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan
bahwa sudut kemiringannya masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan
ketiga komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya
digunakan pada sistem EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft
position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa
diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk mendeteksi
putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature sensor) untuk
mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem
EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang.

C. Sistem Induksi Udara


Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain :
1. air cleaner/air box (saringan udara).

22
2. intake manifold

3. throttle body (tempat katup gas).

Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan


untuk pembakaran.
Demikian sistem pengapian Kovensional dengan pengapian EFI.

23

Anda mungkin juga menyukai