Anda di halaman 1dari 5

SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (ELECTRONIC IGNITION SISTEM)

Sistem pengapian elektronik dibuat untuk memperbaiki masalah-masalah pada sistem pengapian
konvensional yang dapat merugikan bagi performa mesin termasuk dari segi ekonomis. Secara garis
besar, sistem pengapian elektronik dibagi menjadi sistem pengapian yang menggunakan transistor dan
kapasitor. Pada materi ini, sistem pengapian elektronik dibagi menjadi :
 Sistem Pengapian Transistor dengan kontak pemutus/Transistorized Control Ignition – Contact
(TCI-C)
 Sistem Pengapian Transistor dengan sinyal Induktif/Transistorized Control Ignition – Inductive
(TCI-I)
 Sistem Pengapian Transistor dengan sinyal Hall/Transistorized Ignition Control – Hall(TCI-H)
 Sistem pengapian Capacitor Discharge Ignition-(CDI-AC)
 Sistem pengapian Capacitor Discharge Ignition- (CDI-DC)

 Sistem Pengapian Transistor


1. Sistem Pengapian Transistor dengan kontak pemutus/semi transistor/Transistorized
Control Ignition – Contact (TCI-C)
Sistem pengapian semi transistor merupakan sistem pengapian elektronik yang masih
menggunakan platina. Namun, fungsi dari platina (breaker point) tidak sama persis seperti pada
pengapian konvensional. Aliran arus dari rangkaian primer tidak langsung diputuskan dan
dihubungkan oleh platina, tapi perannya diganti oleh transistor sehingga platina cenderung lebih
awet karena tidak langsung menerima beban arus yang besar dari arus primer. Platina hanyalah
bertugas sebagai switch untuk mengatur transistor. Percikan bunga api pada busi terjadi saat
transistor off disebabkan oleh arus primer yang terputus, sehingga terjadi induksi pada koil. Berikut
adalah rangkaian sistem pengapian dengan kontak pemutus:

Gambar. Rangkaian Sistem Pengapian Semi-Transistor

 Cara kerja
Apabila kunci kontak (ignition switch) posisi “ON” dan platina dalam posisi tertutup, maka
arus listrik mengalir dari terminal E pada TR1 ke `terminal B. Selanjutnya melalui R1 dan platina,
arus mengalir ke massa, sehingga TR1 menjadi ON. Dengan demikianarus dari terminal E TR1
mengalir ke terminal C. Selanjutnya arus mengalir melalui R2 menuju terminal B terus ke terminal
E pada TR2 yang diteruskan ke massa. Akibat dari kejadian arus listrik yang mengalir dari B ke E
pada TR2 yang diteruskan ke massa tersebut menyebabkan TR2 ON, dan mengalirnya arus listrik
dari kunci kontak ke kumparan primer, terminal C, E pada TR2 terus ke massa. Dengan mengalirnya
arus pada rangkaian primer tersebut, maka terjadi kemagnetan pada inti koil pengapian.
Apabila platina terbuka maka TR1 akan Off dan TR2 juga akan Off sehingga timbul induksi
pada kumparan koil yang menyebabkan timbulnya tegangan tinggi pada kumparan sekunder.
Induksi pada kumparan sekunder membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk
pembakaran campuran bahan bakar dan udara.
 Keuntungan dan Kekurangan Sistem Pengapian TCI-C
Keuntungan :
1) Arus primer lebih besar ⇒daya pengapian lebih tinggi
2) Kontak pemutus tidak aus lagi ⇒arus pengendali kecil
3) Bila kontrol unit rusak ⇒mudah diganti ke pengapian konvensional

Kekurangan :
1) Keausan pada bagian kontak pemutus dengan cam distributor dan keausan poros distributor
tetap terjadi sehingga masih harus sering menyetel celah kontak pemutus.
2) Tumit ebonit masih bisa aus pada saat pengapian perlu penyetelan ulang (pada waktu yang
cukup lama).
3) Pada putaran tinggi ada pentalan yang mempengaruhi kontrol unit.
4) Kontak pemutus masih sensitif terhadap kotoran.
Pada sistem pengapian yang menggunakan semi-transistor masih dirasakan kurang
sempurna karena pada putaran mesin bertambah, besar tegangan yang dihasilkan koil juga
menurun.Untuk memperbaikinya pada sistem pengapian dikembangkan sistem pengapian full
transistor.
2. Sistem Pengapian Transistor dengan sinyal Induktif / Transistorized Control Ignition –
Inductive (TCI-I)
Dalam beberapa bagian, sistem pengapian transistor dengan sinyal atau sistem pengapian
elektronik full tansistor sama dengan pangapian CDI (bagian 3). Diantaranya adalah tidak
terdapatnya bagian-bagian yang bergerak secara mekanik dan mengandalkan magnetic trigger
(magnet pemicu) dan sistem “pick up coil” untuk memberikan sinyal ke control unit guna
menghasilkan percikan bunga api pada busi, sehingga kontak mekanik pada sistem pengapian semi
transistor dapat dihilangkan. Berikut adalah gambar sirkuit kelistrikannya:

Gambar. Rangkaian sistem pengapian full transistor


Sistem pengapian ini tidak menggunakan kontak pemutus, fungsi pemutusan digantikan
dengan sebuah pembangkit sinyal / pulse generator yang menghasilkan pulsa tegangan secara
magnetic. Tegangan ini akan mengontrol ON dan OFF dari transistor yang mengendalikan koil
pengapian. Selanjutnya pembagian tegangan tinggi menuju busi-busi diatur oleh distributor yaitu
pada bagian rotor dan kabel-kabel tegangan tinggi busi.Induksi yang dihasilkan oleh pembangkit
sinyal ini berupa tegangan bolak balik/AC (Alternating Current). Jumlah gigi/sinyal rotor pada
distributor sesuai dengan jumlah silinder mesin. Pada sistem ini pemajuan saat pengapian masih
dengan cara mekanis seperti sistem pengapian konvensional.
Frekuensi dan amplitudo dari sinyal AC yang dihasilkan pembangkit sinyal dipengaruhi
oleh putaran mesin. Modul pengapian memproses tegangan AC untuk mengatur pengapian. Ketika
poros distributor berputar rotor sinyal ikut berputar, saat rotor sinyal mendekati kutup stator
terjadilah perubahan kekuatan medan magnet pada inti kumparan sehingga timbul induksi pada
kumparan dan sinyal induktif masuk ke modul pengapian.Sinyal tersebut memberikan informasi
agar modul mulai memutus atau menghubung arus primer. Modul pengapian memiliki bagian-
bagian yang lebih lengkap, seperti berikut :

Gambar. Bagian – Bagian modul sistem pengapian elektronik

Keterangan :
o 2a Pembentuk sinyal : Merubah bentuk sinyal dari arus bolak-balik – pulsa berbentuk segi
empat.
o 2b Pengatur dwell : Mengatur lamanya arus primer mengalir sesuai dengan jumlah
putaran.
o 3 Stabilitator tegangan : Menstabilkan tegangan agar kerja dari komponen elektronik tidak
terpengaruh oleh perubahan tegangan.
o 2c Penguat (Amplifier) : Memperkuat sinyal pengendali sesuai dengan kebutuhan dari
rangkaian darlington.
o 2d Rangkaian Darlington : Menghubung dan memutuskan arus primer.
 KomponenSistem Pengapian TCL - I
a. Distributor dengan signal generator
Untuk mengatasi kelemahan yang masih ada dalam sistem TCL, dikembangkan model
generator signal berupa signal induktif. Generator signal dapat dipasangkan pada kontak point.
Jenis induktif terdiri atas rotor signal, kumparan, kutub stator dan magnet permanent. Signal
generator, yang terdiri dari :
o Signal rotor adalah rotor yang mempunyai beberapa gigi sesuai dengan jumlah
silinder. Berfungsi sebagai penghantar medan magnet dari medan magnet permanent
ke bracket pick-up coil.
o Pick-up coil berfungsi untuk mengubah fluksi magnet menjadi tegangan induksi.
o Bracket berfungsi sebagai inti besi dari pick-up coil yang nantinya akan menjadi
magnet induksi pada saat terjadi penghantaran medan magnet dari magnet permanent
melalui rotor signal.
o Permanent magnet berfungsi sebagai sumber dari induksi
b. Igniter
Igniter terdiri dari bagian-bagian:
o Sirkuit deteksi (detection circuit) berfungsi untuk mendeteksi signal dari tegangan
pick-up coil yang seterusnya akan mengontrol kerja dari igniter.
o Sirkuit penguat (amplifier circuit) berfungsi untuk memperkuat signal dari sirkuit
deteksi.
o Sirkuit pengontrol (control circuit) berfungsi untuk mengontrol arus listrik yang
mengalir pada kumparan primer ignition coil.

 Cara Kerja Sistem Pengapian Full Transistor

Gambar. Sirkuit kelistrikan sistem pengapian TCL-I

Ketika kunci kontak di-ON-kan, arus mengalir menuju terminal E TR1 (transistor 1)
melalui sekring, kunci kontak, tahanan (R) pada unit igniter yang selanjutnya diteruskan ke
massa. Akibatnya TR1 menjadi ON sehingga arus mengalir ke kumparan primer koil pengapian
menuju ke massa melalui terminal C – E pada TR1. Pada saat yang bersamaan, ketika mesin
berputar (hidup) timing plate tempat kedudukan reluctor juga ikut berputar. Ketika saat
pengapian telah memberikan sinyal, sebuah arus akan terinduksi di dalam “pick up coil” dan arus
tersebut akan dialirkan ke terminal B pada TR2 terus ke massa. Akibatnya TR2 menjadi ON,
sehingga arus yang mengalir dari batrai saat ini disalurkan ke massa melewati terminal C – E
pada TR2. Dengan kejadian ini TR1 akan menjadi OFF sehingga akan memutuskan arus yang
menuju primer coil pengapian. Selanjutnya akan terjadi tegangan induksi pada kumparan primer
dan kumparan sekunder koil pengapian. Karena perbandingan kumparan sekunder lebih banyak
dibanding kumparan primer, maka pada kumparan sekunder terjadi induksi yang lebih besar
sehingga terjadi percikan bunga api pada busi untuk memicu pembakaran.
 Keuntungan dan kerugian sistem pengapian TCI-I :
Keuntungan :
1) Tidak menggunakan kontak pemutus, sehingga dapat mengurangi kerugian mekanis pada
sistem pengapian.
2) Penyetelan saat pengapian hanya saat pertama memasang dan dikontrol waktu servis.
3) Tidak ada gangguan pentalan pegas.
4) Mudah dalam pemeriksaan.
5) Bantalan pada poros distributor tidak terbebani tekanan sehingga keausan terjadi pada waktu
yang lama.
Kekurangan :
1) Pengontrol timing masih mekanis.
2) Sinyal yang dikirim masih dalam bentuk arus bolak-balik, maka pada kontrol unit elektronik
3) Masih harus dilengkapi dengan pembentuk sinyal segi empat /kotak
4) Memberi informasi hanya pada saat pengapian saja
5) Pemajuan saat pengapian masih mekanis.

Anda mungkin juga menyukai