Antara mobil dan sepeda motor umumnya memiliki rangkaian yang mirip.
Rangkaian horn dengan relay akan lebih aman dan lebih awet dibandingkan
rangkaian tanpa relay. Hal ini dikarenakan relay dapat dijadikan untuk
mengamankan saklar dan mengairkan arus secara efisien. Selengakpnya bisa
simak Fungsi dan Cara Kerja Relay
Secara simple, klakson akan berbunyi ketika arus dari teminal 87 masuk
kedalam komponen horn. Jika dijelaskan arah arusnya, maka arus listrik
berawal dari baterai. Arus listrik positif mengalir dari baterai kemudian masuk
ke kunci kontak. Apabila pengguna memutar kunci kontak ke posisi ON maka
arus berlanjut untuk mengalir ke rangkaian pengontrol klakson. Arus listrik ini
akan masuk ke dalam terminal 85 dan keluar melalui terminal 86.
Keluaran dari relay, arus akan langsung mengalir menuju switch horn
sebelum bertemu dengan ground. Saat switch diaktifkan, maka rangkaian
pengontrol akan terhubung. Hubungan ini akan berpengaruh pada relay horn.
Dimana diantara terminal 85 dan 86 terdapat lilitan yang akan timbul gaya
elektromagnetik apabila terdapat aliran arus listrik.
Gaya elektromagnetik ini akan menarik kontak yang berada diatas lilitan itu.
Sehingga terminal 30 dan 87 pada relay akan terhubung.
Disisi lain, arus dari baterai mengalir melewati fuse horn dan langsung menuju
terminal 30 pada relay horn. Arus akan keluar dari terminal 87 dan langsung
dihubungkan dengan beban, dalam hal ini klakson. Karena terminal 30 dan 87
terhubung oleh tarikan liitan, maka arus dari terminal 30 relay akan mengalir
ke terminal 87 relay. Hal ini menyebabkan adanya aliran arus yang menuju
klakson.
Saat switch horn berhenti ditekan, maka rangkaian juga akan terputus.
Sehingga kemagnetan pada lilitan akan hilang. Hilangnya kemagnetan ini
akan berdampak pada kontak yang kembali terputus. Sehingga terminal 30
dan 87 relay juga ikut terputus. Hal ini akan menyebabkan klakson mati.
Fungsi relay adalah sebagai jembatan penghubung antara arus dari baterai
langsung ke masa. Penggunaan relay akan memotong alur arus listrik yang
melewati rangkaiaan untuk mencapai beban. Artinya, relay akan membuat
aliran arus lebih sederhana dan lebih ringkas. Hasilnya, hambatan yang
terjadi pada rangkaian kelistrikan tersebut akan lebih kecil sehingga
penggunan listrik bisa lebih hemat dan beban kelistrikan bisa lebih maksimal
kinerjanya.
Relay bekerja seperti saklar biasa namun saklar ini akan digeraka oleh
skema elektromagnetik yang diatur oleh saklar utama. Dalam hal ini saklar
didalam relay akan menghubungkan arus langsung dari baterai ke beban
kelistrikan, sehingga arus besar dari baterai tersebut tidak perlu berputar-
putar melewati saklar yang letaknya didalam dashboard.
Hampir semua sistem kelistrikan mobil memakai relay, contohnya pada
rangkaian lampu atau klakson pemakaian relay terbukti membuat cahaya
lampu lebih terang dan bunyi klakson juga lebih keras. Hal ini bisa
dimodifikasi untuk membuat penghematan pemakaian arus listrik sehingga
tingkat keekonomisan bahan bakar juga akan berpengaruh.
Secara umum pada sebuah relay memiliki 4 buah terminal antara lain
Terminal 30, sebagai penyedia arus dari baterai
Terminal 87, sebagai terminal yang terhubung dengan beban kelisrikan
Terminal 85, sebagai sinyal dari saklar utama untuk menentukan kapan
relay bekerja.
Terminal 86, merupakan masa dari solenoid yang tepasang didalam
relay.
1. Relay 3 kaki
Kontrol pada relay 3 kaki terletak pada terminal 86 yang harusnya terhubung
dengan masa. Memang terminal 86 terhubung dengan masa namun sebelum
menyentuh masa aliran listrik akan dialirkan pada sebuah saklar kelistrikan.
Misal pada rangkaian horn atau klakson, maka arus dari baterai masuk ke
terminal 30 relay. Didalam terminal 30 arus akan disalurkan ke kontak relay
dan ke solenoid yang terletak dibawah kontak. Output dari solenoid yakni
terminal 86 terminal dihubungkan ke saklar klakson didalam kabin, baru
setelah itu rangkaian terhubung dengan masa.
Jika klakson ditekan maka terminal 86 terhubung dengan masa, hal itu akan
menimbulkan kemagnetan pada solenoid. Kemagnetan tersebut akan menarik
kontak relay sehingga terminal 85 dan 87 terhubung.
2. Relay 4 kaki
Untuk relay 4 kaki biasanya dipakai untuk kontrol positif pada rangkaian
kelistrikan beban tunggal. Contohnya rangkaian foglamp, arus dari baterai
masuk ke terminal 30 relay dan terhubung ke kontak relay. Pada sisi lain,
saklar foglamp akan mengirimkan arus masuk ke terminal 85 relay dan
terminal 86 relay sudah terhubung ke masa secara default.
3. Relay 5 kaki
Pada relay 5 kaki, ada dua buah output. Output 87a akan terhubung dengan
terminal 30 relay saat relay mati, hal itu membuat ketika ada arus yang
mengalir ke terminal 30 maka terminal 87a juga akan mengalirkan arus.
Biasanya, pada rangkaian ini terminal 30 tidak tersambung langsung ke
baterai tapi ada kontrol lain misal pengaruh ignition.
Kita ambil contoh stop lamp. Ketika saklar dihidupkan, maka akan timbul
aliran arus dari terminal 30 ke terminal 87a sehingga lampu tail hidup.
Input :
Saklar dan jenis2nya :
Proses :
Proses di sini sebagai Penguat Nada (Op-AMP) Oprational
Amplifire contoh rangkaiannya:
Out :
Speker yang menghasilkan suara contohnya: