Anda di halaman 1dari 7

Rangkaian Sistem Klakson dengan Relay

Antara mobil dan sepeda motor umumnya memiliki rangkaian yang mirip.
Rangkaian horn dengan relay akan lebih aman dan lebih awet dibandingkan
rangkaian tanpa relay. Hal ini dikarenakan relay dapat dijadikan untuk
mengamankan saklar dan mengairkan arus secara efisien. Selengakpnya bisa
simak Fungsi dan Cara Kerja Relay

Komponen pada sistem klakson


1. Baterai
2. Kunci Kontak
3. Fuse
4. Relay
5. Switch
6. Horn
7. Ground

Secara simple, klakson akan berbunyi ketika arus dari teminal 87 masuk
kedalam komponen horn. Jika dijelaskan arah arusnya, maka arus listrik
berawal dari baterai. Arus listrik positif mengalir dari baterai kemudian masuk
ke kunci kontak. Apabila pengguna memutar kunci kontak ke posisi ON maka
arus berlanjut untuk mengalir ke rangkaian pengontrol klakson. Arus listrik ini
akan masuk ke dalam terminal 85 dan keluar melalui terminal 86.
Keluaran dari relay, arus akan langsung mengalir menuju switch horn
sebelum bertemu dengan ground. Saat switch diaktifkan, maka rangkaian
pengontrol akan terhubung. Hubungan ini akan berpengaruh pada relay horn.
Dimana diantara terminal 85 dan 86 terdapat lilitan yang akan timbul gaya
elektromagnetik apabila terdapat aliran arus listrik.
Gaya elektromagnetik ini akan menarik kontak yang berada diatas lilitan itu.
Sehingga terminal 30 dan 87 pada relay akan terhubung.

Disisi lain, arus dari baterai mengalir melewati fuse horn dan langsung menuju
terminal 30 pada relay horn. Arus akan keluar dari terminal 87 dan langsung
dihubungkan dengan beban, dalam hal ini klakson. Karena terminal 30 dan 87
terhubung oleh tarikan liitan, maka arus dari terminal 30 relay akan mengalir
ke terminal 87 relay. Hal ini menyebabkan adanya aliran arus yang menuju
klakson.

Saat switch horn berhenti ditekan, maka rangkaian juga akan terputus.
Sehingga kemagnetan pada lilitan akan hilang. Hilangnya kemagnetan ini
akan berdampak pada kontak yang kembali terputus. Sehingga terminal 30
dan 87 relay juga ikut terputus. Hal ini akan menyebabkan klakson mati.

Fungsi Relay 4 kaki & 5 kaki (Plus Gambar


Rangkaiannya)
Amrie Muchta 9/13/2017

Cara Kerja Relay – Pada rangkaian kelistrikan mobil kita sangat familiar


dengan yang namanya relay, lantas apa anda sudah sepenuhnya mengerti
apa itu fungsi relay bagaimana cara kerja relay ? diartikel ini akan kita bahas
sedetail mungkin mengenai cara kerja relay 4 kaki dan relay 5 kaki.

Fungsi relay adalah sebagai jembatan penghubung antara arus dari baterai
langsung ke masa. Penggunaan relay akan memotong alur arus listrik yang
melewati rangkaiaan untuk mencapai beban. Artinya, relay akan membuat
aliran arus lebih sederhana dan lebih ringkas. Hasilnya, hambatan yang
terjadi pada rangkaian kelistrikan tersebut akan lebih kecil sehingga
penggunan listrik bisa lebih hemat dan beban kelistrikan bisa lebih maksimal
kinerjanya.

Relay bekerja seperti saklar biasa namun saklar ini akan digeraka  oleh
skema elektromagnetik yang diatur oleh saklar utama. Dalam hal ini saklar
didalam relay akan menghubungkan arus langsung dari baterai ke beban
kelistrikan, sehingga arus besar dari baterai tersebut tidak perlu berputar-
putar melewati saklar yang letaknya didalam dashboard.
Hampir semua sistem kelistrikan mobil memakai relay, contohnya pada
rangkaian lampu atau klakson pemakaian relay terbukti membuat cahaya
lampu lebih terang dan bunyi klakson juga lebih keras. Hal ini bisa
dimodifikasi untuk membuat penghematan pemakaian arus listrik sehingga
tingkat keekonomisan bahan bakar juga akan berpengaruh.

Secara umum pada sebuah relay memiliki 4 buah terminal antara lain
 Terminal 30, sebagai penyedia arus dari baterai
 Terminal 87, sebagai terminal yang terhubung dengan beban kelisrikan
 Terminal 85, sebagai sinyal dari saklar utama untuk menentukan kapan
relay bekerja.
 Terminal 86, merupakan masa dari solenoid yang tepasang didalam
relay.

dari keempat terminal diatas, relay ada yang memiliki karakteristik NO


(normaly open) aliran listrik pada tipe ini akan terputus saat relay dalam
kondisi mati. Dan katakteristik NC (normaly close) yang rangkaian arusnya
tersambung saat kondisi relay mati dan rangkaian ini akan terputus ketika
relay bekerja.

Dilihat dari jumlah kaki atau terminalnya, relay juga mengalami


perkembangan. Setidaknya ada 5 jenis relay yang dibedakan dari jumlah
terminal antara lain.
 Relay 3 kaki, relay ini memiliki tiga terminal antara lain terminal 30
sebagai sumber arus, 87 sebagai penghubung beban, dan 86 sebagai
control relay. Sementara terminal 85 sudah tersambung ke terminal 30
didalam relay, untuk pengaturan kinerja relay dilakukan dari control
masa terminal 86 relay.
 Relay 4 kaki, relay yang menjadi dasar relay ini dipakai pada rangkaian
kelistrikan beban tunggal seperti klakson dan foglamp. relay ini memiliki
kontrol power dari terminal 85 untuk mengatur kapan relay hidup.
 Relay 5 kaki, relay ini juga sebenarnya sama seperti relay 4 kaki hanya
saja ada terminal 87a sebagai output kedua, dengan kata lain ada dua
buah output pada relay ini. Hal itu memungkinkan suatu rangkaian
dengan beban ganda bisa dijalankan melalui satu relay. Contoh relay ini
ada pada rangkaian headlam (low and High), dan Stop lamp (tail and
Brake).
 Relaty 8 kaki, relay ini memang jarang ditemukan pada rangkaian
kelistrikan mobil. Apda relay ini memungkinkan ada dua perintah saklar
pada sebuah relay.

Cara Kerja Relay Pada Rangkaian Kelistrikan

1. Relay 3 kaki

Kontrol pada relay 3 kaki terletak pada terminal 86 yang harusnya terhubung
dengan masa. Memang terminal 86 terhubung dengan masa namun sebelum
menyentuh masa aliran listrik akan dialirkan pada sebuah saklar kelistrikan.

Misal pada rangkaian horn atau klakson, maka arus dari baterai masuk ke
terminal 30 relay. Didalam terminal 30 arus akan disalurkan ke kontak relay
dan ke solenoid yang terletak dibawah kontak. Output dari solenoid yakni
terminal 86 terminal dihubungkan ke saklar klakson didalam kabin, baru
setelah itu rangkaian terhubung dengan masa.

Jika klakson ditekan maka terminal 86 terhubung dengan masa, hal itu akan
menimbulkan kemagnetan pada solenoid. Kemagnetan tersebut akan menarik
kontak relay sehingga terminal 85 dan 87 terhubung.

2. Relay 4 kaki

Untuk relay 4 kaki biasanya dipakai untuk kontrol positif pada rangkaian
kelistrikan beban tunggal. Contohnya rangkaian foglamp, arus dari baterai
masuk ke terminal 30 relay dan terhubung ke kontak relay. Pada sisi lain,
saklar foglamp akan mengirimkan arus masuk ke terminal 85 relay dan
terminal 86 relay sudah terhubung ke masa secara default.

Sehingga ketika saklar fog lamp dihidupkan akan membuat kemagnetan


didalam solenoid yang menarik kontak relay sehingga terminal 30 dan 87
terhubung. Dan hasilnya timbul aliran listrik ke beban dalam hal ini lampu fog.

3. Relay 5 kaki

Pada relay 5 kaki, ada dua buah output. Output 87a akan terhubung dengan
terminal 30 relay saat relay mati, hal itu membuat ketika ada arus yang
mengalir ke terminal 30 maka terminal 87a juga akan mengalirkan arus.
Biasanya, pada rangkaian ini terminal 30 tidak tersambung langsung ke
baterai tapi ada kontrol lain misal pengaruh ignition.

Kita ambil contoh stop lamp. Ketika saklar dihidupkan, maka akan timbul
aliran arus dari terminal 30 ke terminal 87a sehingga lampu tail hidup.

Saat rem ditekan, maka terminal 85 akan mengirmkan arus ke solenoid


sehingga terjadi kemagnetan dan terjadilah canging, kontak pada relay
berpindah dari 87a ke terminal 87 akibat tarikan magnet solenoid. Hal itu
membuat aliran arus berganti melalui terminal 87, terminal 87 akan langsung
menghubungkan arus ke lampu rem yang memiliki sinar lebih terang.
Demikian artikel lengkap mengenai rangkaian dan cara kerja relay 4 dan 5
kaki semoga bisa menambah wawasan kita dan bermanfaat bagi kita semua.

Materi Modul OP-am Nada sebagai klakson

Input :
Saklar dan jenis2nya :

Proses :
Proses di sini sebagai Penguat Nada (Op-AMP) Oprational
Amplifire contoh rangkaiannya:

Out :
Speker yang menghasilkan suara contohnya:

Anda mungkin juga menyukai