Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

LISTRIK DAN ELEKTRONIKA OTOMOTIF


“ LAMPU TANDA BELOK DAN SISTEM HORN”

Disusun Oleh :

Fajar Ardian Ikhwansyah 18504244012


Tri Bagus Satriyo 18504244013
M. Faizul Ikhsan 18504244014

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


2019
I. Kompetensi
Memodifikasi dan memperbaiki system horn dan lampu tanda belok

II. Sub kompetensi


Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat :
A. Menjelaskan prinsip kerja system horn
B. Menjelaskan prinsip kerja system lampu tanda belok
C. Memeriksa rangkaian dan komponen system horn dan lampu tanda belok
D. Menganalisa kemungkinan gangguan pada system lampu tanda belok dan horn

III. Dasar Teori


A. Lampu Tanda belok
Lampu tanda belok adalah lampu yang digunakan untuk memberi isyarat
pengendara lain disekitarnya bahwa kendaraan tersebut akan berbelok ke kiri atau kanan
atau pindah jalur. Sistem tanda belok terdiri dari komponen utama, yaitu aki, lampu,
flasher/turn signal relay, dan three-way switch (saklar lampu tanda belok tiga arah).
Flasher tanda belok merupakan suatu alat yang menyebabkan lampu tanda belok
mengedip secara interval/jarak waktu tertentu yang terbagi menjadi 3 jenis yaitu ;

1. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe kapasitor


Flasher tipe ini bekerja pada saat kunci kontak dihubungkan, namun saklar lampu
sein masih dalam posisi “off”, arus mengalir ke L2 melalui plat kontak P kemudian
mengisi kapasitor. Setelah saklar lampu sein diarahkan ke salah satu lampu, arus
kemudian juga mengalir ke L1 terus ke lampu tanda belok sehingga lampu menyala.
Saat ini L1 menjadi magnet (gambar 1)
Sesaat setelah kumparan L1
menjadi magnet, plat kontak (contact
point) P terbuka, sehingga arus yang
mengalir ke lampu kecil karena
melewati tahanan R. Plat kontak tetap
dalam kondisiterbuka selama
kumparan L2 masih menjadi magnet
yang diberikan oleh kapasitor sampai
muatan dalam kapasitor habis.
Setelah muatan kapasitor habis,
kemagnetan pada kumparan hilang
dan plat kontak akan menutup
kembali. Arus yang besar mengalir
kembali ke lampu sehingga lampu
akan menyala dan juga terjadi
pengisian ke dalam kapasitor. Begitu
seterusnya proses ini berulang
sehingga lampu tanda belok berkedip.

2. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Bimetal


Sistem tanda belok tipe ini mengandalkan kerja dari dua keping/bilah (strip)
bimetal untuk mengontrol kedipannya.
Bimetal terdiri dari dua logam yang berbeda (biasanya kuningan dan baja)
yang digabung menjadi satu. Jika ada panas dari aliran listrik yangmasuk ke bimetal,
maka akan terjadi pengembangan/pemuaian dari logam yang berbeda tersebut
dengan kecepatan yang berbeda pula. Hal ini akan menyebabkan bimetal cenderung
menjadi bengkok ke salah satu sisi. Dalam flasher tipe bimetal terdapat dua keping
bimetal yang dipasang berdekatan dan masing-masing mempunyai plat kontak pada
salah satu ujungnya (lihat gambar 3 di bawah ini).
Cara kerja sistem tanda
belok dengan flasher tipe bimetal
ini adalah, saat saklar lampu sein
digerakan (ke kiri atau kanan), arus
mengalir ke voltage coil
(kumparan) yang akan membuat
kumparan tersebut memanasdan
bengkok. Setelah kebengkokannya
sampai menghubungkan kedua
plat kontak di bagian ujungnya,
arus kemudian mengalir ke current coil (kumparan arus) terus ke lampu sein/tanda
belok dan akhirnya ke massa (gambar 4). Saat ini lampu sein menyala dan current
coil akan mulai bengkok menjauhi voltage coil.
Kemudian setelah
kebengkokan current coil membuat
plat kontak terpisah/terbuka, maka
lampu sein mati. Selanjutnya
current coil akan menjadi dingin
setelah arus yang mengalir hilang
dan akhirnya bimatalnya akan lurus
kembali posisinya sehingga
plat kontak menempel kembali
dengan plat kontak yang dari voltage coil. Arus akan mengalir kembali untuk
menghidupkan lampu sein. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu
tanda belok berkedip.
3. Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Transistor
Sistem tanda belok dengan
flasher menggunakan transistor
merupakan tipe flasher yang
pengontrolan kontaknya tidak
secara mekanik lagi, tapi sudah
secara elektronik. Sistem ini
menggunakan multivibrator
oscillator untuk menghasilkan
pulsa (denyutan) ON-OFF yang
kemudian akan diarahkan ke flasher (turn signal relay) melawati amplifier penguat
listrik). Selanjutnya flasher akan enghidup-matikan lampu tanda belok agar lampu
tersebut berkedip.
Flasher jenis ini merupakan flasher yang sering digunakan pada kendaraan di
jalanan saat ini.
B. System klakson
Klakson adalah system yang dirancang sebagai alat peringatan tetapi suaranya tidak
boleh terlalu mengejutkan, klakson ada yang terbuat dari jenis mekanisme udara dimana
suaranya dihasilkan oleh getaran udara pada diaphragm atau bisa juga dari jenis elektrik
yang dimana getarannya dibuat oleh electromagnet.
Klakson atau horn sendiri memiliki cara kerja yaitu, ketika tombol klakson ditekan
arus listrik mengalir melalui saklar klakson, kumparan ke contact point dan terminal
klakson ke masa.
Hal tersebut mengakibatkan terjadinya medan magnet yang dikumparan sehingga
batang poros tertarik oleh gaya elektromagnet sementara itu contact point terbuka dan pada
kumparan tidak terjadi medan magnet.
Batang poros tadi akan kembali ke posisi semula akibat daya tarik diaphragm, pada
saat itu contact point menutup dan batang poros tertarik sekali lagi oleh kumparan. Dengan
kata lain pergerakan batang poros secara vertical terjadi karena daya elektromagnet pada
kumparan yang pada akhirnya menimbulkan getaran diaphragma dan menghasilkan suara.

IV. Alat dan bahan


A. Stand panel rangkaian kelistrikan body
B. Multimeter da ampermeter
C. Kabel visto
D. Horn, flasher, dan switch lampu tanda belok mobil

V. Keselamatan kerja
A. Menggunakan stand panel sesuai dengan fungsinya
B. Berhati-hati dalam praktikum
C. Melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja
D. Menanyakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan praktikum
E. Hati-hati dalam merangkai horn dan lampu tanda belok

VI. Langkah kerja


A. System horn
1. Memriksa kondidi horn dengan menghubungkan secara langsung ke baterai.
2. Merangkai rangkaian horn dengan control arus positif dan negative, kemudian
melakukan pengukuran menggunakann ampere meter dan multimeter.
3. Merangkai system horn dengan menggunakan relay.
4. Mendiskusikan kemungkinan permasalahan yang timbul pada system klakson.
B. System tanda belok
1. Membuat rangkaian lampu tanda belok
2. Memasang tegangan dan arus pada pada lampu tanda belok
3. Mengamati dan mencatat jumlah kedipan
4. Merubah besar beban yang bekerja dengan merubah degan lampu yang dayanya lebih
besar
VII. Pemeriksaan
A. Pemeriksaan lampu tanda belok
No. Komponen Lampu Kiri Lampu Kanan
1. Daya lampu kecil Tegangan : 2,50 V Tegangan : 2,50 V
Arus : 0,35 A Arus : 0,10 A
Kedipan : 88/menit Kedipan : 88/menit
2. Daya lampu besar Tegangan : 2,00 V Tegangan : 2,00 V
Arus : 6,01 A Arus : 6,01 A
Kedipan : 120/menit Kedipan : 120/menit

B. Pemeriksaan horn

No. Komponen Pemeriksaan Hasil


1. Setelan frekuensi Dikencangkan Semakin pelan
Dikendurkan Semakin keras
2. Besar arus Horn 2,36 A
Switch (tanpa relay) 3,27 A
Switch (dengan relay) 2,03 A

VIII. Kesimpulan
Dalam system lampu tanda belok merupakan lampu yang prisip kerja berkedip untuk
memberi peringatan pada pengendara disekitarnya, dimana apabila lampu yang digunakan
dignatu dengan lamu dengan daya lebih besar akan menghhasilkan kedipan yang lebih cepat.
Menurut kelompok kami hal itu disebabkan oleh arus yang mengalir semakin besar sehingga
capasitor pada flasher lebih cepat.
Dalam sisttem horn, kami mengmbil kesimpulan bahwa apabila baut dikencangkan
akan semakin pelan karena pergerakan getaran pada klakson akan semakin terbatas sehingga
menimbulkan suara yang lebih kecil, namun apabila dibalik akan terjadi sebaliknya.

\dan pada saat kami pasang relay kami mengamati dan mengambil kesimpulan bahwa
relay dapat membuat saklar lebih awet karena arus yang mengalir pada saklar lebih kecil.

Anda mungkin juga menyukai