Anda di halaman 1dari 12

VARIABLE RESISTANCE

“Variabel” artinya menggambarkan sesuatu yang dapat bervariasi, biasanya


sesuka hati.
“Resistance sama dengan perlawanan” Mengacu pada elemen rangkaian yang
menentang atau menahan aliran arus listrik.
Variable Resistance adalah resistor Variabel yang di gunakan untuk mengontrol
arus, yang mampu mevariasikan resistansi dalam suat rangkaian tanpa gangguan,
konstruksi ini sangat mirip dengan konstruksi potensiometer.

Dua contoh terbaik aplikasi kendaraan untuk sensor hambatan. Variabel adalah
posis throtle sensor dan sensor aliran udara tipe flap. Sedangkan variasi sensor
kapasitansi mampu di gunakan untuk mengukur kecil perubahan. Sensor resistansi
variabel mengukur kecil perubahan, sensor resistansi variabel umumnya mengukur
perubahan posisi yang lebih besar. Ini di sebabkan oleh kurangnya sensitivitas yang
melekat dalam pembangunan lagu resisif.

Pengertian dan Fungsi Potensiometer

Dalam Peralatan Elektronik, sering ditemukan Potensiometer yang berfungsi


sebagai pengatur Volume di peralatan Audio / Video seperti Radio, Walkie Talkie,
Tape Mobil, DVD Player dan Amplifier. Potensiometer juga sering digunakan dalam
Rangkaian Pengatur terang gelapnya Lampu (Light Dimmer Circuit) dan Pengatur
Tegangan pada Power Supply (DC Generator). Jadi apa sebenarnya Potensiometer itu?

Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya
dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan
pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam
Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal
dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.
Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan
simbolnya.

Struktur Potensiometer beserta Bentuk dan Simbolnya


Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :
1. Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
2. Element Resistif
3. Terminal

Jenis-jenis Potensiometer
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat
diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari
bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari
untuk menggeser wiper-nya.
2. Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat
diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar.
Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena
itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel
Potentiometer.
3. Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan
harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk
memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan
jarang dilakukan pengaturannya.
Prinsip Kerja (Cara Kerja) Potensiometer

Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk
jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya
(biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk
menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu
(Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai
Resistansi sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran
Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).
Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan
menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer
Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).

Fungsi-fungsi Potensiometer

Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan,


Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan
fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti
Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
2. Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
3. Sebagai Pembagi Tegangan
4. Aplikasi Switch TRIAC
5. Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
6. Sebagai Pengendali Level Sinyal
PENJELASAN VARIABLE RESISTOR

Pengertian Variable Resistor (Resistor Tidak Tetap)

Resistor variabel atau biasa disebut resistor tidak tetap merupakan salah satu jenis
komponen resistor yang nilai hambatannya dapat berubah-ubah (variable). Perubahan
nilai dari resistor variabel biasanya dimanfaatkan untuk mengatur sesuatu yang
sifatnya tidak tetap dan bergantung dari kondisi penerapan rangkaian.
Simbol resistor variabel pada umumnya digambarkan seperti simbol resistor
dengan tanda panah ditengahnya atau tanda yang menyerupai huruf "T" namun agak
miring sebagai simbol trimpot atau preset. Karena kebanyakan resistor variabel
berkaki tiga maka panah yang berada ditengah merupakan kaki ketiga yang berada
ditengah dengan nilai resistansi yang berubah-ubah terhadap kaki pinggir. Perubahan
nilai resistor ini tergantung pada posisi kaki tengah terhadap kaki pinggir.
Jenis-Jenis Variable Resistor

Jenis-jenis pada resistor variabel dibagi berdasarkan nilainya, yaitu resistor yang
dapat diubah secara manual sesuai dengan fungsinya (Adjustable Resistor)
dan resistor yang berbubah tergantung pada kondisi fisik (Resistor Dependent On
Physical Condition).

A) Adjustable Resistor
Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis resistor variabel yang digunakan untuk perubahan
resistansi dengan mengatur tuasnya seperti yang sering dilakukan pada pengaturan
volume. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer
dalam bentuk kode angka. Ada dua tipe potensiometer, yaitu potensiometer putar
(rotary potentiometer) dan potensiometer geser (slide potentiometer). Prinsip dasar
potensiometer adalah menciptakan tegangan revensi (pembanding) berdasarkan besar
kecilnya hambatan antara pin 1 dan pin 3, lalu tegangan hasil perbandingan tersebut
akan diteruskan ke komponen lain melalui pin 2.

Potensiometer sering kita jumpai pada peralatan sound sistem sebagai pengatur
nada, volume, efek, dan lain-lain. Selain itu potensio meter juga biasa dipakai pada
rangkaian power supply untuk mengatur besar kecilnya tegangan atau arus pada
output. Pada perangkat lain potensiometer dapat digunakan sebagai pengatur kuat
lemahnya sinyal, tranducer, dimmer lampu, dan masih banyak lagi.

Trimpot (Trimmer Potentiometer)

Trimpot (Trimmer Potensiometer) atau sering juga disebut dengan Preset


Resistor adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi
memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Trimpot pada umumnya
ditempatkan pada bagian dalam peralatan sehingga untuk mengatur nilai resistansinya
dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.
Rheostat

Rheostat adalah jenis Variable Resistor yang umumnya berfungsi untuk mengontrol
arus yang mengalir dalam rangkaian atau sirkuit pada daya tegangan yang lebih
besar. Rheostat juga merupakan salah satu jenis potensiometer yang memiliki 2 kawat
kaki untuk koneksi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai
Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.

B) Resistor Dependent On Physical Condition

LDR (Light Dependent Resistor)


LDR atau biasa disebut sebagai sensor cahaya merupakan salah satu resistor
variabel yang peka terhadap cahaya. Prinsip kerjanya yaitu komponen LDR dipasang
pada sebuah rangkaian elektronika yang dapat memutus dan menyambung aliran
listrik berdasarkan cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka
semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya, jika cahaya yang mengenainya
sedikit (gelap), maka nilai hambatannya menjadi semakin besar. Kurva karakteristik
LDR dapat dilihat pada gambar berikut :

LDR kerap digunakan sebagai sebuah sensor cahaya dalam berbagai macam
rangkaian elektronika seperti lampu penerangan jalan otomatis, lampu kamar tidur
otomatis, rangkaian anti maling otomatis yang menggunakan laser, shutter kamera
otomatis, dan masih banyak lagi yang lainnya.

VDR ( Voltage Dependent Resistor)


VDR (Voltage Dependent Resistor) atau dapat disebut sebagai sensor tegangan
merupakan sensor yang menghambat arus listrik pada saat tingkat tegangan listrik
melewati nilai ambang resistor. Sensor tegangan juga bisa digunakan sebagai
pengganti komponen fuse (saklar). Prinsip kerja VDR yaitu ketika sebuah tegangan
variabel DC disambungkan ke VDR (Voltage Dependent Resistor) maka arus
tegangan akan mengalir diseluruh PN Junction yang terhubung seri. Akibatnya
apabila suatu rangkaian VDR diberi tegangan yang tinggi maka nilai resistansi pada
rangkaian akan menurun, sebaliknya ketika rangkaian diberi tegangan yang rendah
(dibawah nilai ambang) maka nilai resistansi pada rangkaian akan naik. Kurva
karakteristik VDR dapat dilihat pada gambar berikut :

Dengan adanya sifat tersebut maka VDR sangat baik dipergunakan sebagai alat
stabilizer bagi komponen transistor atau sebagai pengaman rangkaian terhadap
kelebihan tegangan.

TDR (Thermistor Dependent Resistor)


TDR atau bisa disebut sebagai sensor suhu merupakan sensor yang menghambat
arus listrik pada saat berada dalam kondisi suhu tertentu. Sensor suhu terbagi
menjadi 2 yaitu NTC (Negative Thermal Coefisien) dan PTC (Positive Thermal
Coefisien). Prinsip kerja TDR adalah ketika suhu meningkat maka resistansi
Thermistor akan berubah. Pada thermistor NTC, nilai resistansi akan turun jika suhu
disekitar thermistor NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik/Negatif). Sedangkan
untuk thermistor PTC, semakin tinggi suhu disekitarnya maka semakin tinggi pula
nilai resistansinya (berbanding lurus/positif) sehingga arus dari tegangan sulit
mengalir. Kurva karakteristik TDR dapat dilihat pada gambar berikut :

Beberapa aplikasi penggunaan thermistor NTC dan PTC antara lain : sebagai
pendeteksi kebakaran, sensor suhu engine (mesin) mobil, sensor untuk memonitor
suhu battery pack (kamera, handphone, laptop) saat charging, sensor untuk memantau
suhu inkubator, sensor suhu untuk kulkas, sensor suhu pada komputer, dan
sebagainya.
PDR (Pressure Dependent Resistor)

Sensor tekanan merupakan komponen resistor yang berfungsi sebagai penghambat


arus listrik ketika diberikan gaya tekanan. Prinsip kerja PDR atau sensor tekanan yaitu
dengan cara mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Daya / tegangan yang
diberikan pada kawat menyebabkan kawat menjadi bengkok sehingga menyebabkan
ukuran kawat berubah dan mengubah nilai tahanannya. Resistansi PDR akan menurun
apabila diberikan tekanan yang tinggi dan resistansinya akan melonjak naik apabila
tekanan yang diberikan berkurang. Kurva karakteristik PDR dapat dilihat pada
gambar berikut :
Sensor tekanan dapat diaplikasikan pada : pendeteksi tekanan pada keyboard,
pada alat music, pendeteksi tekanan ban.

MFDR (Magnetic Field Dependent Resistor)

MFDR atau biasa disebut sebagai sensor magnet adalah tahanan arus listrik yang
dipengaruhi oleh kuat medan magnet yang ada disekitarnya. Prinsip kerja MFDR
yaitu ketika tegangan DC diberikan pada rangkaian MFDR maka medan magnet yang
ada diluar akan mempengaruhi nilai resistor pada rangkaian. Semakin banyak medan
magnet yang ada disekitarnya maka semakin besar nilai resistansinya karena kekuatan
medan magnet berbanding lurus dengan resistansinya.Kurva karakteristik MFDR
dapat dilihat pada gambar berikut :

Beberapa penerapan MFDR yang mungkin dapat digunakan sebagai perangkat


penginderaan medan magnet seperti : Kompas Elektronik, Magnetometri atau
pengukuran intensitas medan magnet dan arah, Sensor posisi, dan Deteksi logam besi.

Anda mungkin juga menyukai