A. Proses Supervisi
Menurut Rifai (1982), supervisi merupakan suatu proses, yaitu
serangkaian kegiatan yang teratur dan beraturan serta berhubungan satu sama
lain dan diarahkan kepada suatu tujuan. Secara garis besar kegiatan dalam
proses supervisi dapat dibagi atas empat, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi dan tindak lanjut.
1) Perencanaan supervisi pendidikan
Perencanaan supervisi perlu disusun oleh supervisor agar pelaksanaan
supervisi dapat terarah. Mengingat perencanaan merupakan pedoman dan
arah dalam pelaksanaan, maka ada beberapa hal yang harus dicantumkan
dalam perencanaan supervisi, yaitu :
Tujuan supervisi
Alasan mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan
Bagaimana (metode/teknik) mencapai tujuan yang telah dirumuskan
Siapa yang akan dilibatkan/diikutsertakan dalam kegiatan-kegaitan
yang akan dilakukan
Waktu pelaksanaan
Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksaannya serta cara memperoleh
hal-hal tersebut.
a. Tahap penyusunan
Penyusunan Program Tahunan
4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah bagian terakhir dari kegiatan pengawasan
proses pembelajaran. Tindak lanjut merupakan jastifikasi, rekomendasi,
dan eksekusi yang disampaikan oleh pengawas atau kepala satuan
pendidikan tentang pendidik yang menjadi sasaran kepengawasannya. Ada
tiga alternatif tindak lanjut yang diberikan terhadap pendidik. Ketiga
tindak lanjut itu adalah: (1) Penguatan dan penghargaan diberikan kepada
guru yang telah memenuhi standar; (2) Teguran yang bersifat mendidik
diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar; dan (3) Guru diberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.
Pendidik perlu penguatan atas kompetensi yang dicapainya.
Penguatan adalah bentuk pembenaran, bentuk legalisasi, dan bentuk
pengakuan atas kompetensi yang dicapainya. Pengakuan seperti ini
diperlukan oleh pendidik, bukan hanya sebagai motivasi atas
keberhasilannya, tetapi juga sebagai kepuasan indvidu dan kepuasan
profesional atas kerja kerasnya. Penguatan seperti ini jarang, bahkan
hampir tidak diterima oleh pendidik. Penghargaan bagi pendidik yang
telah memenuhi standar perlu diberikan. Hal itu akan membedakan antara
pendidik yang berkompetensi standar dengan yang belum standar. Bnetuk
penghargaan yang diberikan sesuai dengan kondisi pada satuan pendidikan
bersangkutan atau ditentukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas
sekolah yang menjadi pengawasnya. Hal ini pun jarang bahkan hampir
B. Teknik Supervisi
1. Individu
Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216), teknik
individu adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor
kepada pribadi – pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran
disekolah. Teknik – teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara
lain:
a) Teknik Kunjungan kelas.
Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang
dilakukan supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang
mengajar dengan tujuan untuk membantu guru menghadapi
masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatan
2. Kelompok
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi
yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh
supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008 :
86). Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain : (Sagala 2010 :
210 – 227)
a) Pertemuan Orientasi bagi guru baru
Pertemuan orientasi adalah pertemuan antara supervisor dengan
supervisee (terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisee
memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala
(2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86). Pada pertemuan Orientasi
supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada
supervisee hal – hal sebagai berikut (Sahertian 2008 : 86) :
Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.
Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh
kegiatan dan situasi sekolah.
Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak
lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.
Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang
berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.
Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial
dalam orientasi ini adalah makan bersama.
b) Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru
yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya
atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 : 71). Tujuan
teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala
(2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :
Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah –
masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan
melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta dapat
mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna
pencapaian pengajaran yang maksimal.
Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan
proses pembelajaran.
Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran,
kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan
mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah
c) Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu,
seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh
supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal
– hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan
dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih
dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam
memberi layanan belajar.
3. Langsung
Adalah seorang supervisi secara pribadi dan langsung berhadapan
dengan orang yang disupervisi, baik secara individual maupun secara
kelompok. Contoh: Kunjungan kelas (classroom visitation), Observasi
kelas (classroom observation), Pertemuan atau rapat (meeting), Diskusi
kelompok (group discussion), dan lain-lain. Teknik supervisi langsung
menurut Glickman and Gordon (1995) dipergunakan ketika:
Ketika guru berada pada tingkat perkembangan yang sangat rendah
dalam melaksanakan tugasnya.
Ketika guru tidak memiliki kesadaran, pengetahuan, atau ketika guru
cendrung mematuhi pengawas.
Ketika guru tidak memiliki keterlibatan dalam pengambilan keputusan
dan pengawas dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Ketika supervisor memiliki waktu untuk mengadakan pertemuan
dengan guru-guru.
Ketika supervisor memiliki komitmen memecahkan berbagai isu
sementara guru tidak. Dan ketika berbagai keputusan tidak menjadi
perhatian guru, sementara guru menyukai supervisor membuat
keputusan.
4. Tidak Langsung
Adalah seorang supervisor tidak secara langsung (Indirect Method)
menghadapi atau berhadapan dengan orang-orang yang disupervisi tetapi
mempergunakan berbagai alat atau media komunikasi. Contohnya: melalui
radio, televisi, surat, papan pengumuman, dll.