Anda di halaman 1dari 13

PROSES & TEKNIK SUPERVISI

A. Proses Supervisi
Menurut Rifai (1982), supervisi merupakan suatu proses, yaitu
serangkaian kegiatan yang teratur dan beraturan serta berhubungan satu sama
lain dan diarahkan kepada suatu tujuan. Secara garis besar kegiatan dalam
proses supervisi dapat dibagi atas empat, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi dan tindak lanjut.
1) Perencanaan supervisi pendidikan
Perencanaan supervisi perlu disusun oleh supervisor agar pelaksanaan
supervisi dapat terarah. Mengingat perencanaan merupakan pedoman dan
arah dalam pelaksanaan, maka ada beberapa hal yang harus dicantumkan
dalam perencanaan supervisi, yaitu :
 Tujuan supervisi
 Alasan mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan
 Bagaimana (metode/teknik) mencapai tujuan yang telah dirumuskan
 Siapa yang akan dilibatkan/diikutsertakan dalam kegiatan-kegaitan
yang akan dilakukan
 Waktu pelaksanaan
 Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksaannya serta cara memperoleh
hal-hal tersebut.

Tahapan perencanaan terdiri dari: tahap penyusunan dan tahap persiapan:

a. Tahap penyusunan
 Penyusunan Program Tahunan

Penyusunan program tahunan adalah bersifat penugasan yang


diberikan kepada pengawas sekolah yang bersangkutan sesuai dengan
kewenangannya oleh koordinator pengawas sekolah. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam kegiatan penyusunan program tahunan adalah:

1) Mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya dan kebijakan


bidang pendidikan.

A. Fajri Alvi (UNP) 1


Mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya adalah
mendata atau menandai keberhasilan dan ketidakberhasilan
program pengawas sebelumnya. Keberhasilan akan dintandai
dengan pencapaian tujuan atau terpenuhinya kriteria
keberhasilan yang ditetapkan di dalam program. Keberhasilan
dalam pelaksanaan program tahun lalu tentu didukung oleh
berbagai faktor. Faktor-faktor pendukung itu juga dicatat atau
diidentifikasi. Keberhasilan pelaksaan program dengan faktor
pendukungnya itu menjadi modal untuk mengembangkan
program tahun ini.
Faktor-faktor yang berpengaruh (yang mendukung
keberhasilan dan ketidakberhasilan) terhadap pelaksanan
program kepengawasan tersebut biasanya meliputi: (a)
sumberdaya pendidikan seperti sarana/ prasarana, manusia, dana,
dan lingkungan; (b) program sekolah seperti program kepala
sekolah, program tatausaha, program kurikuler, dan program
ekstrakurikuler; (c) proses pembelajaran yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian; dan (d) hasil belajar
seperti hasil ulangan harian, hasil ulangan umum, hasil ujian
akhir sekolah dan hasil ujian akhir nasional, dan hasil kegiatan
pengembangan diri atau ekstrakurikuler.
2) Mengolah dan menganalisis hasil pengawasan sebelumnya
Mengolah dan menganalisis hasil pengawasan tahun lalu
meliputi beberapa kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu antara lain: (a)
mengelompokkan masalah berdasarkan ruang lingkupnya; (b)
menganalisis (menguraikan) masalah menjadi lebih rinci; (c)
menempatkan atau mencari faktor penyebab setiap masalah yang
dianalisis; (d) mencari alternatif saran atau pemecahan masalah.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan format
tertentu. Kriteria untuk pengolahan dan analisis ini adalah
ketepatan metodologi dan kelengkapan seluruh komponen yang
diolah dan dianalisis.

A. Fajri Alvi (UNP) 2


3) Merumuskan Rancangan Program Tahunan
Rancangan program tahunan pengawasan sekolah disusun
dengan isi (komponen atau unsur-unsur) yang lengkap.
Rancangan ini disusun dengan sistematika yang logis dan dapat
diukur keberhasilan dan ketidakberhasilannya. Dengan
demikian, untuk penganalisisan dalam rangka penyususnan
program tahun berikut akan dapat dilaksanakan dengan mudah.
Kriteria yang digunakan untuk penyusunan rancangan ini adalah
kelengkapan komponen atau isi dan ketepatan perumsuannya.
4) Mengkoordinasikan Rancangan Program
Rancangan program tahunan ini perlu dikoordinasikan
dengan atasan pengawas seperti Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota. Pengkoordinasian ini diperlukan untuk
mendapat masukan dan dukungan dari atasan. Dengan dukungan
dan masukan itu, program akan mendapat legalisasi secara
administratif.
5) Memantapkan dan Menyempurnakan Rancangan Program
Memantapkan dan menyempurnakan rancangan program
tahunan adalah pekerjaan yang terakhir dalam menyusun
program tahunan kepengawasan. Kegiatan pada tahap ini adalah
merevisi program. Hal-hal yang perlu diperbaiki, ditambah,
dkurangi, dan disempurnakan akan berlangsung pada fase ini.
Semua masukan, terutama yang datang dari atasan dijadikan
bahan untuk merevisi program. Masukan atau informasi dari
satuan pendidikan yang akan menjadi sasaran pengawasan,
ditampung dan diakomodasi pada fase ini. Selain itu, berbagai
kemungkinan seperti perkembangan baru, informasi baru,
teknologi, dan sejenisnya yang juga pantas dijadikan
pertimbangan untuk memperbaiki program. Artinya, fase ini
adalah fase final dalam penyusunan program tahunan sehingga
program itu benar-benar bedaya guna dan berhasil guna.

A. Fajri Alvi (UNP) 3


 Penyusunan Program Semesteran
Program semester pengawasan sekolah disusun oleh masing-
masing pengawas sekolah. Program ini berisi pengawasan seluruh
sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Langkah-langkah
penyusunannya adalah seperti berikut ini.
1) Menjabarkan program tahunan dan dikaitkan dengan identifikasi
masalah dari sekolah binaan.
2) Mengolah dan menganalisis hasil identifikasi yang dikaitkan
dengan hasil penjabaran program tahunan. Pengolahannya
meliputi pengelompokan masalah ke dalam kelompok yang sama
di setiap sekolah. Kemudian juga dikelompokkan sesuai dengan
skala prioritas. Dengan demikian akan diperoleh masalah sejenis
dan masalah yang mendesak untuk dimasukkan ke dalam program
semesteran.
3) Mempelajari visi dan misi sekolah binaan yang menjadi tanggung
jawab pengawas. Setiap sekolah memiliki visi, misi, dan tujuan
yang berbeda. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam
terhadap visi, misi, dan tujuan setiap sekolah sangatlah diperlukan.
Dengan adanya variasi visi, misi, dan tujuan sekolah yang menjadi
binaan pengawas, maka program semester disusun secara spesifik
setiap sekolah.
4) Merumuskan rancangan program semester dengan kriteria antara
lain: (a) disusun berdasarkan ketentuan yang ada; (b) sekurang-
kurangnya berisi identitas sekolah yang akan dikunjungi; nama
pengawas, waktu atau jadwal kunjungan; visi dan misi sekolah;
identifikasi masalah; dan deskripsi kegiatan yang terdiri dari
tujuan, sasaran, indikator keberhasilan.
5) Menyampaikan dan mengkoordinasikan kepada koordinator
pengawas sehingga mendapat masukan dan dukungan. Bedasarkan
masukan itu dilakukan revisi program semester sehingga menjadi
program semester yang mantap dan siap untuk dilaksanakan.

A. Fajri Alvi (UNP) 4


b. Tahap Persiapan. Dalam tahap ini yang perlu dipersiapkan:
a) Format/instrumen supervisi.
b) Materi pembinaan/supervisi.
c) Buku catatan .
d) data supervisi/pembinaan sebelumnya.

2. Pelaksanaan supervisi pendidikan


a. Pengumpulan data
Pelaksanaan supervisi diawali dengan pengumpulan data untuk
menemukan berbagai kekurangan dan kelemahan guru. Data yang
dikumpulkan adalah mengenai keseluruhan situasi belajar mengajar.
b. Penilaian
Data yang sudah dikumpulkan diolah, kemudian dinilai. Penilaian
ini dilakukan terhadap keberhasilan murid, keberhasilan guru, serta
faktor-faktor penunjang dan penghambat dalam proses belajar
mengajar.
c. Deteksi kelemahan
Pada tahap ini supervisor mendeteksi kelemahan atau kekurangan
guru dalam mengajar. Dalam rangka mendeteksi kelemahan,
supervisor memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas guru yaitu : penampilan guru di depan kelas,
penguasan materi, penggunaan metode, hubungan antar personil dan
administrasi kelas.
d. Memperbaiki kelemahan
Jika melalui deteksi ditemukan kelemahan dan kekurangan, maka
pada tahap ini dilakukan perbaikan atau peningkatan kemampuan.
e. Bimbingan dan pengembangan
Supervisor perlu memberikan bimbingan kepada guru agar apa
yang diperolehnya dapat diterapkan / diaplikasikan dalam proses
belajar mengajar yang dilakukannya.

A. Fajri Alvi (UNP) 5


3. Evaluasi
Pada akhir proses supervisi dilakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui tujuan yang sudah dicapai, hal-hal yang sudah
dilakukan dan hal yang belum dilaksanakan. Evaluasi supervisi dilakukan
untuk semua aspek, meliputi evaluasi hasil, proses dan pelaksanaan.
Teknik evaluasi yang dilakukan : wawancara, angket, observasi
penampilan dan tingkah laku guru, kunjungan kelas, dan memperhatikan
reaksi dan pendapat pihak ketiga seperti sesama guru, pegawai, dan orang
tua.

4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah bagian terakhir dari kegiatan pengawasan
proses pembelajaran. Tindak lanjut merupakan jastifikasi, rekomendasi,
dan eksekusi yang disampaikan oleh pengawas atau kepala satuan
pendidikan tentang pendidik yang menjadi sasaran kepengawasannya. Ada
tiga alternatif tindak lanjut yang diberikan terhadap pendidik. Ketiga
tindak lanjut itu adalah: (1) Penguatan dan penghargaan diberikan kepada
guru yang telah memenuhi standar; (2) Teguran yang bersifat mendidik
diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar; dan (3) Guru diberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.
Pendidik perlu penguatan atas kompetensi yang dicapainya.
Penguatan adalah bentuk pembenaran, bentuk legalisasi, dan bentuk
pengakuan atas kompetensi yang dicapainya. Pengakuan seperti ini
diperlukan oleh pendidik, bukan hanya sebagai motivasi atas
keberhasilannya, tetapi juga sebagai kepuasan indvidu dan kepuasan
profesional atas kerja kerasnya. Penguatan seperti ini jarang, bahkan
hampir tidak diterima oleh pendidik. Penghargaan bagi pendidik yang
telah memenuhi standar perlu diberikan. Hal itu akan membedakan antara
pendidik yang berkompetensi standar dengan yang belum standar. Bnetuk
penghargaan yang diberikan sesuai dengan kondisi pada satuan pendidikan
bersangkutan atau ditentukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas
sekolah yang menjadi pengawasnya. Hal ini pun jarang bahkan hampir

A. Fajri Alvi (UNP) 6


tidak diperoleh guru selama ini. Oleh Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 41/2007 tentang Standar Proses, hal ini sangat
ditekankan.
Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum
memenuhi standar. Teguran dapat dilakukan dengan cara lisan atau
tertulis. Idealnya, untuk memenuhi persyaratan administratif, teguran
syogiyanya disampaikan secara tertulis. Hal itu akan dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat pula terdokumentasi. Jika teguran itu
behasil memotivasi pendidik, dokumennya akan bermakna positif baik
bagi yang menegur maupun yang ditegur. Kalau teguran itu tidak berhasil
memotivasi agar pendidik berupaya mencapai standar dalam
kerjanya, tentu dapat dilanjutkan dengan teguran berikutnya. Intinya,
teguran yang bersifat mendidik adalah teguran yang diharapkan dapat
menimbulkan perubahan dan yang ditegur tidak merasa dilecehkan atau
tidak merasa tersinggung.
Tindak lanjut yang terakhir adalah merekomendasikan agar pendidik
diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran. Rekomendasi
itu bukan hanya bermakna bagi pendidik, tetapi juga bermakna bagi
institusi tempat pendidik bertugas untuk meningkatkan kinerjanya.

B. Teknik Supervisi
1. Individu
Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 : 216), teknik
individu adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor
kepada pribadi – pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran
disekolah. Teknik – teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara
lain:
a) Teknik Kunjungan kelas.
Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang
dilakukan supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang
mengajar dengan tujuan untuk membantu guru menghadapi
masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatan

A. Fajri Alvi (UNP) 7


pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor
memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan
dan ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan yang ada kemudian
melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan atas kesulitan –
kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan pembelajaran
dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 3 cara,
yatiu :

 Kunjungan kelas tanpa diberitahu,


 Kunjungan kelas dengan pemberitahuan,
 Kunjungan kelas atas undangan guru,
 Saling mengunjungi kelas.

b) Teknik Observasi Kelas


Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar.
Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data
tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini
sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru
yang diobservasi. Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada
yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi
setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Selama berada dikelas supervisor melakukan pengamatan dengan teliti,
dan menggunakan instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang
diciptakan oleh guru selama jam pelajaran.
c) Percakapan Pribadi.
Percakapan pribadi merupakan dialog yang dilakukan oleh guru
dan supervisornya, yang membahas tentang keluhan – keluhan atau
kekurangan yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang mengajar, di
mana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam
percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan kelebihan
dan kekurangannya. mendorong agar yang sudah baik lebih di
tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk
memperbaikinya.

A. Fajri Alvi (UNP) 8


d) Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang
maju dengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi
sekolah – sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk
mengetahui kiat – kiat yang telah diambil sampai seekolah tersebut
maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah
dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan
kekurangan berdasarkan pengalaman masing – masing. Sehingga
masing – masing guru dapat memperbaiki kualitasnya dalam memberi
layanan belajar kepada peserta didiknya.
e) Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar.
Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek
belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional
kepada guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap
aspek – aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang
efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai
sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun cara
untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha
mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, dengan
mengadakan "profesional reading". Ini digunakan untuk menambah
pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih
baik. Hal ini menyatakan bahwa teknik penyeleksian berbagai suber
materi untuk mengajar memiliki arti bahwa Teknik ini yang menitik
beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi buku –
buku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai dengan
kebutuhan kegiatan belajar mengajar.
f) Menilai diri sendiri
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang
mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan
supervisor tersebut, yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi
kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan
tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik

A. Fajri Alvi (UNP) 9


karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa
cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara
lain membuat daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan
kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru
di muka kelas. Yaitu dengan menyususun pertanyaan yang tertutup
maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa.

2. Kelompok
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi
yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh
supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008 :
86). Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain : (Sagala 2010 :
210 – 227)
a) Pertemuan Orientasi bagi guru baru
Pertemuan orientasi adalah pertemuan antara supervisor dengan
supervisee (terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisee
memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala
(2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86). Pada pertemuan Orientasi
supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada
supervisee hal – hal sebagai berikut (Sahertian 2008 : 86) :
 Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.
 Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
 Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh
kegiatan dan situasi sekolah.
 Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak
lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.
 Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang
berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.
 Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial
dalam orientasi ini adalah makan bersama.

A. Fajri Alvi (UNP) 10


 Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa
guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima
dalam kelompok guru lain.

b) Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru
yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya
atau cara meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 : 71). Tujuan
teknik supervisi rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala
(2010 : 212) dan Pidarta (2009 : 171) adalah sebagai berikut :
 Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah –
masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
 Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan
melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta dapat
mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
 Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna
pencapaian pengajaran yang maksimal.
 Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan
proses pembelajaran.
 Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran,
kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan
mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah
c) Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu,
seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh
supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal
– hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan
dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih
dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut:
 Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam
memberi layanan belajar.

A. Fajri Alvi (UNP) 11


 Memberi kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan
bantuan pemecahan masalah pada materi pengajaran.
 Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu
bidang studi atau bidang – bidang studi yang serumpun.
d) Diskusi
Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang
digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan
pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan
dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain.
Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk saling
mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan,
sehingga secara bersama – sama akan berusaha mencari alternatif
pemecahan masalah tersebut (Sagala 2010 : 213). Tujuan pelaksanaan
supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah – masalah yang
dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari – hari dan upaya
meningkatkan profesi melaluii diskusi.
e) Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari
sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui
percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal – hal yang perlu
diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :
 Masalah yang dibahas bersifat “Life centred” dan muncul dari
guru tersebut,
 Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik
dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih
tinggi dan lebih baik.
f) Tukar menukar pengalaman
Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” adalah suatu
teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-
masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan,
saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu
dengan yang lain. Langkah – langkah melakukang sharing antara lain:

A. Fajri Alvi (UNP) 12


 Menentukan tujuan yang akan dicapai.
 Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.
 Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk
menyumbangkan pendapat pendapat mereka
 Merumuskan kesimpulan.

3. Langsung
Adalah seorang supervisi secara pribadi dan langsung berhadapan
dengan orang yang disupervisi, baik secara individual maupun secara
kelompok. Contoh: Kunjungan kelas (classroom visitation), Observasi
kelas (classroom observation), Pertemuan atau rapat (meeting), Diskusi
kelompok (group discussion), dan lain-lain. Teknik supervisi langsung
menurut Glickman and Gordon (1995) dipergunakan ketika:
 Ketika guru berada pada tingkat perkembangan yang sangat rendah
dalam melaksanakan tugasnya.
 Ketika guru tidak memiliki kesadaran, pengetahuan, atau ketika guru
cendrung mematuhi pengawas.
 Ketika guru tidak memiliki keterlibatan dalam pengambilan keputusan
dan pengawas dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
 Ketika supervisor memiliki waktu untuk mengadakan pertemuan
dengan guru-guru.
 Ketika supervisor memiliki komitmen memecahkan berbagai isu
sementara guru tidak. Dan ketika berbagai keputusan tidak menjadi
perhatian guru, sementara guru menyukai supervisor membuat
keputusan.

4. Tidak Langsung
Adalah seorang supervisor tidak secara langsung (Indirect Method)
menghadapi atau berhadapan dengan orang-orang yang disupervisi tetapi
mempergunakan berbagai alat atau media komunikasi. Contohnya: melalui
radio, televisi, surat, papan pengumuman, dll.

A. Fajri Alvi (UNP) 13

Anda mungkin juga menyukai