Kelompok 1
1. Feronisa Edriani
2. Diyanti Octivani
3.Julita Pratiwi
Dosen Pembimbing:
Drs.Sutarman Karim,M.Si
2016
KATA PENGANTAR
Maka dari itu penulis harapkan kritik dan sarannya bagi pembaca semua agar dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pulau Sumatra tersusun atas dua bagian utama, sebelah barat didominasi oleh
keberadaan lempeng samudera, sedang sebelah timur didominasi oleh keberadaan
lempeng benua. Berdasarkan gaya gravitasi, magnetisme dan seismik ketebalan sekitar
20 kilometer, dan ketebalan lempeng benua sekitar 40 kilometer (Hamilton,
1979).Sejarah tektonik Pulau Sumatra berhubungan erat dengan dimulainya
peristiwa pertumbukan antara lempeng India-Australia dan Asia Tenggara, sekitar 45,6
juta tahun yang lalu, yang mengakibatkan rangkaian perubahan sistematis dari
pergerakan relatif lempeng-lempeng disertai dengan perubahan kecepatan relatif antar
lempengnya berikut kegiatan ekstrusi yang terjadi padanya. Gerak lempeng India-
Australia yang semula mempunyai kecepatan 86 milimeter/tahun menurun menjaedi 40
milimeter/tahun karena terjadi proses tumbukan tersebut. (Char-shin Liu et al, 1983
dalam Natawidjaja, 1994). Setelah itu kecepatan mengalami kenaikan sampai sekitar 76
milimeter/ tahun (Sieh, 1993 dalam Natawidjaja, 1994). Proses tumbukan ini pada
akhirnya mengakibatkan terbentuknya banyak sistem sesar sebelah timur India.
2
5. Homoklin di belahan selatan sepanjang beberapa kilometer sama dengan
struktur Mentawai yang berada di sebelah selatannya.
6. Sudut kemiringan penunjaman sangat tajam.
Pulau Sumatra memanjang dari Barat – Laut ke tenggara dengan panjang 1.650 km
dari Ule Lhee sampai Tanjung Cina. lebar pulau dibagian Utara berkisar 100 – 200 Km
dibagian Selatan mencapai 350 Km.
Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu mengenai morfologi wilayah
Sumatera bagian utara.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai
bagaimana morfologi wilayah Sumatera bagian utara.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Aceh beriklim tropis. Artinya dalam setahun terdiri atas musim kering (Maret-
Agustus) dan musim hujan (September – Februari). Kelembaban Udara di wilayah provinsi
Aceh mencapai 79%, dengan rata rata curah hujan adalah 131,4 mm. Di daerah pesisir, curah
hujan berkisar antara 1.000 - 2.000 mm dan di dataran tinggi dan pantai barat selatan antara
1.500 - 2.500 mm. Penyebaran hujan ke semuadaerah tidak sama, di daerah dataran tinggi
dan pantai barat selatan relatif lebih tinggi. Rata-rata suhu udara mencapai 26,9°C dengan
rata-rata suhu udaramaksimum 32,5° C dan minimumnya yaitu 22,9°C, serta tekanan udara
mencapai 1.008,8 atm.
4
2. Fisiografi daerah depresi (grabben); merupakan daerah yang didominasi oleh sedimen
lunak, yang salah satunya dipengaruhi aktifitas patahan yang mengapit kawasan ini.
Daerah depresi tersebut memungkinkan terjadinya fibrasi atau getaran ketika terjadi
gempa bumi.
3. Fisiografi suok (embayments) Meulaboh dan Singgkil; yang mengindikasikan bahwa
kawasan tersebut pernah dilanda tsunami. Daerah ini berpasir dan datar.
4. Perbukitan kaki pegunungan; merupakan kawasan dengan kemiringan landai (<15o).
5. Kompleks gunungapi muda; didominasi produk batuan gunungapi dengan kemiringan
curam.Secara topografis, 55 persen kawasan Aceh merupakan pegunungan dan
perbukitan, yang lainnya berupa dataran.Rerata ketinggian tempat adalah 125 meter di
atas permukaan laut.
2.1.2 Topografi Aceh
5
Gambar 1. Peta topografi Aceh
Daerah pesisir Kota Banda Aceh secara garis besar dibagi menjadi :
1. Dataran terdapat di pesisir pantai utara dari Kecamatan Kuta Alam hingga sebagian
Kecamatan Kuta Raja .
6
bertemu pada pegunungan di sebelah Tenggara, sehingga dataran Banda Aceh merupakan
batuan sedimen yang berpengaruh kuat apabila terjadi gempa di sekitarnya.
2.2 Sumatera Utara
2.2.1 Fisiografis Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100°
Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 72.981,23 km².Sumatera Utara
pada dasarnya dapat dibagi atas:
1. Pesisir Timur
3. Pesisir Barat
4. Kepulauan Nias
Pesisir barat merupakan wilayah yang cukup sempit, dengan komposisi penduduk
yang terdiri dari masyarakat Batak, Minangkabau, dan Aceh. Namun secara kultur dan
etnolinguistik, wilayah ini masuk ke dalam budaya dan Bahasa Minangkabau.
7
Sumatera Utara memiliki luas total sebesar 181.860,65 km² yang terdiri
dari luas daratan sebesar 71.680,68 km² atau 3.73 % dari luas wilayah Republik
Indonesia dan luas lautan sebesar 110.000,65 km² yang sebagian besar berada di
daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias. Pulau-pulau Batu
serta beberapa pulau kecil, baik di perairan bagian barat maupun di bagian timur Pulau
Sumatera dan memiliki perairan laut seluas 110.000 km² . Provinsi Sumatera Utara
memiliki 213 pulau yang telah memiliki nama, dengan 6 pulau di wilayah Pantai Timur
termasuk Pulau Berhala sebagai pulau terluar yangberbatasan sengan selat Malaka dan
sisanya 207 pulau di wilayah Pantai Barat dengan Pulau Wunga dan Pulau Simuk
sebagai pulau terluar di wilayah Pantai Barat. Secara regional pada posisi geografisnya,
Provinsi Sumatera Utara berada pada jalur strategis pelayaran internasional Selat
malaka dekat dengan Singapura dan Malaysia.Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera
Utara. Pulau-pulau terluar adalah pulau Simuk (kepulauan Nias), dan pulau Berhala di selat
Sumatera (Malaka).
Pada bagian tengah terdapat terdapat dataran tinggi dan pegunungan (Bukit
Barisan) yang letaknya memanjang dari barat laut ke tenggara. Letak pegunungan ini lebih
dekat ke pantai barat daripada ke pantai timur. Pada sebelah timur Bukit Barisan terletak
daratan rendah yang sempit. Letak daratan rendah di sini langsung berbatasan dengan lereng
gunung yang terjal.
Tenaga yang menimbulkan terbentuknya relief adalah tenaga asal dalam yang
mengakibatkan pengangkatan dan penurunan serta tenaga luar berupa erosi. Daerah bukit
Barisan yang kita lihat sekarang merupakan pegunungan, telah terangkat sejak zaman
tertier. Lembah Semangka yang terletak sepanjang Sumatera di daerah Bukit Barisan
merupakan daerah yang merosot. Kedua hal tersebut di atas menimbulkan adanya relief di
wilayah Sumatera Utara.
Faktor erosi merupakan tenaga pembentuk relief yang bekerja secara kontinue.
Pengangkatan-pengangkatan dari kulit bumi mengakibatkan aliran air semakin deras dan
tenaga mengikisnya semakin kuat pula. Dengan demikian terbentuklah lembah-lembah
sungai yang dalam yang mengakibatkan terjadinya ngarai. Umumnya air yang mengalir
bekeja mengikis muka bumi, akibatnya terjadilah relief.
Dataran tinggi yang terkenal di Sumatera Utara ialah dataran tinggi Toba dan
dataran tinggi Toba. Dataran tinggi inilah terletak barisan pegunungan dengan puncak-
8
puncaknya yang menjulang tinggi. Kualitas suatu tempat dapat dinyatakan dalam
kemiringan lereng.
1. Kemiringan I (0-2%), umumnya agak datar dan berada di sepanjang pantai timur.
Sebagian kecil berada di pantai barat dan di dataran tinggi toba.
2. Kemiringan Lereng II ( 2-15%), terdapat di sebagian atas Kabupaten Simalungu,
di sekitar Siborong-borong memanjang terus sampai di sekita sipahutar dan
menyebar berkelompok di berbagai tempat di daerah Kabupaten Tapanuli Utara,
di dataran tinggi karo, dan menyebar diberbagai tempat di daerah Sumatera Utara.
3. Kemiringan Lereng III (15-40%), terdapat menyebar di beberapa daerah Tapanuli
Selatan, di perbatasan Kabupaten Asahan dan Simalungun bagian atas, Tapanuli
Utara seperti Samosir, sekitar Parlilitan, sekitar Parsoburan, Kabupaten Dairi di
perbatasan dengan Danau Toba, serta Kabupaten Karo dan Langkat
4. Kemiringan Lereng IV (lebih dari 40%), sudah termasuk curam. Untuk di
Sumatera Utara dapat dijumpai di Tapanuli Selatan, misal di sebelah kiri Padang
Sidempuan sampai Muarasipongi. Sedang di selah timur anatara sipirok sampai
sipangimbar terus ke perbatasan Kabupaten Labuhan Batu.
9
2.2.3 Geomorfologi Sumatera Utara
1. Dataran Rendah Bagian Timur (The Eastern Lowland)
Dataran rendah bagian timur terletak dibagian timur laut peta yang merupakan produk
dari gunung api muda yaitu tufa toba dengan ketinggian berkisar 100 meter. Pola
aliran yang berkembang terutama pola aliran dendritik dan trellis yang dikontrol oleh
struktur kekar dan rekahan sebagai akibat rendahnya daerah maka cendrung
berlumpur seperti dibagian utara Binjai, Pangkalan Berandan dan terus ke Tenggara
yaitu Sungai Belawan.
2. Kaki Perbukitan Pantai Timur (The East Coast Foothill)
Daerah ini terletak di bagian timur dari dataran rendah yang berkembang kearah Barat
laut sungai Wampu dengan ketinggian dibawah 150 meter, ditumbuhi hutan dengan
perbukitan yang dikontrol oleh struktur dan cendrung dengan arah Timur laut –
Tenggara. Pola aliran yang berkembang dendritik sebagai sungai utama yang
melintasi lembah- lembah dan melintasi beberapa perkampungan.
3. Dataran Tinggi Berastagi (The Berastagi Higland)
10
Dataran tinggi Berastagi menempati bagian sebelah timur dari dataran rendah kearah
selatan, sebagaian besar terdiri dari puncak- puncak dengan ketinggian berkisar 1500
meter dengan ketinggian mencapai Sinabung (2451 meter) dan Gunung Sibayak
(2212 meter).
Pola aliran yang berkembang adalah pola aliran radial yang menyebar dari puncak –
puncak ketinggian. Sungai pada daerah aliran ini memotong lembah – lembah yang
dalam. Pada bagian timur Sungai Wampu terbentuk “karst Tofografi” pada batu
gamping yang berumur Perm.
4. Plateu Kabanjahe (The Kabanjahe Plateu)
Merupakan daerah hutan dengan relief pegunungan dengan litologi satuan tufa Toba
dan morfologi bergelombang lemah menuju arah sebelah timur dengan ketinggian 600
meter serta kerah barat daya dengan ketinggian 1300 meter. Terdapat beberapa
pegunungan yang mengelilingi plateu ini yang berangsur – angsur menipis keaarah
barat laut dan menjadi dua bagian yang sempit dengan litologi tufa yang menyebar ke
pegunungan Barisan. Pola pengaliran umumnya terbentuk konsekuen dengan ciri khas
adanya lembah – lembah yang sempit dan tidak teratur.
5. Jajaran Barisan Bagian Timur(The Eastern Barisan Range)
Menempati Bagian Timur yang ditumbuhi hutan lebat dengan tofografi tidak rata.
Litologi bersifat resisten yang berumur Pra Tersier seperti metawacke dari Formasi
Bohorok, ini berkembang dari kaki Bukit sebelah Timur dan terbatas 25 km menuju
Barat dari Depresi Alas Renun. Pola aliran bersifat dendritik yang dikontrol oleh
patahan dan rekahan pada batuan, puncak yang tertinggi adalah gunung Bendahara
(302 meter) terletak disebelah Barat Laut.
6. Depresi Alas Renun (The Alas Renun Depression)
Terbentuk sepanjang jalur sesar yang memotong peta pada arah Barat laut – Tenggara
dengan panjang lebih kurang 70 km, lebar dari Kutacane Braben. Bagian Alas Renun
Depresi yang terletak antara 80 – 200 meter.
7. Jajaran Barisan Bagian Tengah (The Central Barisan Range)
Menempati hampir seluruh lembar peta yaitu sebelah Barat dari Depresi Alas
Renun. Memiliki ketinggian mencapai 3050 meter dengan arah Barat Laut. Sebagai
batuan dasar adalah batuan yang berumur Pra Tersier terbentuk plateu dan bagian atas
dari Lau mamas dan Selatan dari lau Bekiung, sedangkan ketinggiannya berkisar 100
meter. Pola pengalirannya umumnya paralel dengan arah Barat daya yang terletak
11
pada bagian timur laut jalur Barisan. Pola pengaliran tersebut dikontrol oleh struktur
sesar yang dapat dilihat pada Lau Seruai dengan jenis sungai anteseden.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://piba.tdmrc.org/book/export/html/12
http://piba.tdmrc.org/book/export/html/65
http://smile-nd.blogspot.com/2013/11/geologi-dan-geomorfologi-pulau-sumatera.html
http://www1media.acehprov.go.id/uploads/BAB_II_GAMBARAN_UMUM_KONDISI_AC
EH_FINAL_6012011_edi_26012011.pdf
13