Anda di halaman 1dari 19

PENDUDUK DAN KEMISKINAN

KELOMPOK 3

FAIZ ZAINDRA

FEBRI PRATAMA

KHRISNA DEWITA Dosen Pembimbing :


Nofrion, S.Pd, M.Pd
MELFI ANDINI

SANTI KARTIKA SARI

SUCI MUTIARA. F

WAHYU NANDA PUTRA


PENDUDUK
Sutarja Abdulgani
(didalam buku geografi dan kependudukan, 1982)
Penduduk adalah manusia, baik perorangan maupun kelompok yang tinggal di
sutau daerah tertentu atau wilayah tertentu.

Menurut sanchez
(di dalam buku Pendidikan kependudukan, 2000, Hal 17-19)
Penduduk adalah indvidu-individu yang membentuk suatu keompok tertentu
seperti jumlah orang yang mendiami suatu negara, bangsa, negeri bagian
ataupun masyarakat .
Menurut Widiyawati
(di dalam buku Ledakan penduduk menjelang tahun 2010, 1987, Hal. 1-2)
Penduduk adalah sekelompok masyarakat yang tinggal di daerah tertentu dan
saling berinteraksi satu sama lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka.
Kesimpulan : Penduduk adalah Individu yang membentuk kelompok tertentu
yang mendiami daerah atau wilayah yang saling berinteraksi untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
KEMISKINAN
Kemiskinan bisa didefinisikan sebagai kondisi dimana
individu atau rumah tangga tidak mampu membayar
Peter Daniels, dkk apa yang mungkin dirasakan menjadi kebutuhan hidup
normal. (Sumber : buku An Introduction ToHuman
Geography hal. 220)

Secara ekonomi kemiskinan dapat diartikan sebagai


Effendi di dalam kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk
Cica Sartika, dkk meningkatkan kesejateraan sekelompok orang.
(Sumber : Jurnal Ekonomi (JE) Vol .1(1))

Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi


ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
Menurut BPS dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
(Sumber : buku Perkembangan Kesejahteraan Rakyat,
hal 142)

Kesimpulan : Kemiskinan adalah kondisi dimana individu atau rumah


tangga tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya.
KRITERIA KEMISKINAN
Menurut BPS tentang Klasifikasi dan jenis-jenis kemiskinan dalam masyarakat

Kemiskinan Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan


Absolut ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok

Pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu


Kemiskinan
menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga
Relatif menyebabkan ketimpangan pada distribusi pendapatan.

Di mana sekelompok orang berada di dalam wilayah


Kemiskinan
kemiskinan, dan tidak ada peluang bagi mereka untuk keluar
Struktural dari kemiskinan.

Kemiskinan diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan budaya


Kemiskinan
suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang tetap
Kultural melekat dengan indikator kemiskinan.
Sumber : buku Perhitungan dan Analisis Kemiskinan Makro Indonesia, 2016, Hal 5-10)
LANJUTAN Kriteria kemiskinan Menurut BPS, yaitu :

Pendekatan Kebutuhan Dasar


Kesehatan Bahan makanan dan gizi Pendidikan
Komponen kebutuhan
Jaminan sosial Sandang Kesempatan kerja
dasar terdiri atas:
Perumahan Kebebasan manusia Rekreasi

Pendekatan Non-moneter
Menurut BPS ada 8 Luas lantai perkapita Air minum/ketersediaan
variabel yang dianggap air bersih
layak dan operasional Jenis lantai
untuk penentuan Kepemilikian aset
rumah tangga miskin di Jenis wc
lapangan yaitu: Pengeluaran
Pendapatan
Konsumsi lauk pauk
Apabila suatu rumah tangga mempunyai minimal 5 (lima) ciri miskin maka
rumah tangga tersebut digolongkan sebagai rumah tangga miskin.
Sumber : buku Perhitungan dan Analisis Kemiskinan Makro Indonesia, Hal 11-16
LANJUTAN
Pendekatan Keluarga Sejahtera (BKKBN)
Menurut BKKBN kriteria keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga miskin
adalah:

Keluarga Sejahtera I (KSI) Keluarga Pra Sejahtera (Pra-KS)

Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianutmasing-masing.


Seluruh anggota keluarga pada umumnya makan 2 kali sehari atau lebih.
Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian yang berbeda di rumah, sekolah,
bekerja dan bepergian.

Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.

Bila anak sakit atau PUS (Pasangan Usia Subur) ingin mengikuti KB pergi ke
sarana/petugas kesehatan serta diberi cara KB modern.

Pendekatan US$ (Bank Dunia)


Artinya, penduduk yang dianggap
miskin di semua negara di dunia ini Bank Dunia menetapkan garis
adalah penduduk yang memiliki kemiskinan internasional sebesar 1,25
pengeluaran kurang dari PPP US$ dollar AS per kapita per hari.
1,25 per hari.
14 Kriteria kemiskinan Menurut BPS, yaitu :

Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang

Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan

Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas


rendah/tembok tanpa diplester.
Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah tangga
lain.
Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air
hujan.
Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak
tanah
Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam dalam satu kali seminggu.

Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun

Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari


LANJUTAN

Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik

Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas


lahan 500m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan
dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,-
per bulan

Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat


SD/ tamat SD.

Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal


Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit/ non kredit, emas, ternak,
kapal motor, atau barang modal lainnya.

Ketentuan :
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga miskin.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN

Menurut Kuncoro (1997)di dalam Cica Sartika, dkk (dikutip dalam Jurnal Ekonomi
(JE) Vol. 1 (1)).
Secara mikro Kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan
sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang.
Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia yang
rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah.
Miskin muncul karena akibat perbedaan akses dalam modal.

Menurut Nurkse (di dalam jurnal SKPD kota Semarang, 2011), penyebab kemiskinan
bermuara pada teori lingkaran kemiskinan (vicious circle of poverty).

Adanya keterbelakangan, ketertinggalan SDM (yang tercermin oleh rendahnya IPM),

ketidaksempurnaan pasar

kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktifitas.


KEMISKINAN DI DUNIA
Grafik Kemiskinan di 10 Negara Termiskin di Dunia Menurut Bank Dunia, 2016

Populasi kemiskinan paling ekstrem terdapat di kawasan Afrika Sub-Sahara.


Wilayah ini menyumbang hampir 50 persen penduduk miskin. Sedangkan
sepertiga kemiskinan paling tinggi dapat ditemui di Asia Selatan.
Daftar Negara Termiskin di Dunia Menurut International Monetary Fund
No Negara PDB per kapita
1. Republik Afrika Tengah US$ 639 (Rp 8,40 juta)
2. Republik Demokratik Kongo US$ 753 (Rp 9,90 juta)
3. Malawi US$ 819 (Rp 10,77 juta)
4. Liberia US$ 934 (Rp 12,28 juta)
5. Burundi US$ 951 (Rp 12,51 juta)
6. Niger US$ 1.069 (Rp 14,06 juta)
7. Mozambik US$ 1.208 (Rp 15,89 juta)
8. Eritrea US$ 1.210 (Rp 15,92 juta) Negara - negara
9. Guinea US$ 1.388 (Rp 18,26 juta) miskin menurut IMF
10. Madagaskar US$ 1.477 (Rp 19,43 juta)
berdasarkan PDB per
11. Guinea-Bissau US$ 1.491 (Rp 19,61 juta)
12. Togo US$ 1.525 (Rp 20,06 juta) kapita masih banyak
13. Mali US$ 1.614 (Rp 21,23 juta) menempatkan negara-
14. Kiribati US$ 1.640 (Rp 21,57 juta) negara yang berasal
15. Ethiopia US$ 1.656 (Rp 21,78 juta) dari benua Afrika dan
16. Komoro US$ 1.735 (Rp 22,82 juta)
17. Rwanda US$ 1.782 (Rp 23,44 juta)
beberapa negara di
18. Burkina Faso US$ 1.824 (Rp 24 juta) Asia Selatan
19. Uganda US$ 1,836 (Rp 24,15 juta)
20. Haiti US$ 1.846 (Rp 24,28 juta)
Sumber : Majalah Global Finance, 2016
FAKTOR KEMISKINAN DI NEGARA AFRIKA
TENGAH SEBAGAI NEGARA TERMISKIN

Menurut Elsa Artadi dan Xavier Sala-i-


Martin (NBER), 2017, yaitu :

Kurangnya Investasi

Sumber Daya Manusia, Pendidikan


dan Kesehatan

Konflik Militer

ketidaksetaraan pendapatan
KEMISKINAN DI INDONESIA

Perkembangan Penduduk Miskin di Indonesia Menurut Pulau, 2014-2016


Jumlah Penduduk Miskin (ribu) Persentase Penduduk
Pulau Miskin (%)
2014 2015 2016 2014 2015 2016
Sumatera 6.074,94 6.366,65 6.273,73 11,21 11,55 11,22
Jawa 15.511,99 15.453,41 14.971,8 10,83 10,68 10,23
6
Bali & Nusa 2.000,69 2.180,44 2.132,55 14,42 15,47 14,96
Tenggara
Kalimantan 984,31 982,42 974,58 6,57 6,42 6,26
Sulawesi 2.155,50 2.117,08 2.113,16 11,71 11,32 11,17
Maluku & Papua 1.552,58 1.492,82 1.539,53 23,15 22,04 22,09
Sumber : BPS 2016

Persentase penduduk miskin di Indonesia secara perlahan mengalami penurunan


tetapi daerah Indonesia Timur masih tinggi meningkat kemiskinan disana.
Perkembangan Penduduk Miskin di Indonesia Menurut Tempat Tinggal, 2012-2016

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (juta) Persentase Penduduk Miskin (%)


Perkotaan Perdesaan Perkotaan/ Perkotaan Perdesaan Perkotaan/
Perdesaan Perdesaan
2012 10,65 18,48 29,13 8,78 15,12 11,96
2013 10,33 17,74 28,07 8,39 14,32 11,37
2014 10,51 17,77 28,28 8,34 14,17 11,25
2015 10,65 17,94 28,59 8,29 14,21 11,22
2016 10,34 17,67 28,01 7,79 14,11 10,86
Sumber : BPS 2016

Perkembangan penduduk miskin di Indonesia masih sangat berbeda jauh antara di


perkotaan dan perdesaan, walaupun mengalami penurunan tetapi perdesaan masih
tinggi angka kemiskinannya dibandingkan perkotaan.
PETA JUMLAH PENDUDUK MISKIN
INDONESIA

Angka Kemiskinan terbanyak di Indonesia masih banyak terdapat di pulau Jawa


karena jumlah penduduk di pulau Jawa lebih banyak dibanding pulau lainnya.
UPAYA MENGATASI KEMISKINAN DI
INDONESIA
Menurut Tadjuddin Noer Effen di dalam Cica Sartika, dkk Kebijakan makro
dalam memerangi kemiskinan adalah:

Merangsang pertumbuhan ekonomi daerah,


terutama pedesaan dengan dana bantuan INPRES
san BANPRES.
Penyebaran sarana sosial, seperti pendidikan,
kesehatan, air bersih, KB, perbaikan lingkungan
(pertumbuhan) dan lain-lain.
Memperluas jangkauan sarana keuangan dengan
mendirikan beberapa intitusi kredit.
Peningkatan sarana produksi pertanian, khususnya
infrastruktur.
Pengembangan beberapa program pengembangan
wilayah,seperti pengembangan kawasan terpadu.
Sumber : Jurnal Ekonomi (JE) Vol .1(1)), April 2016
LANJUTAN
Menurut World Bank, Indonesia memiliki peluang emas untuk menanggulangi
kemiskinan dengan cepat.
Mengingat sifat kemiskinan di Indonesia
Dengan memusatkan perhatian pada beberapa
bidang kunci dapat diperoleh keberhasilan dalam
‘perang’ melawan kemiskinan dan rendahnya
indikator-indikator pembangunan manusia.
Sebagai negara penghasil minyak dan gas bumi
Indonesia dalam beberapa tahun ke depan akan
meraih keuntungan dari peningkatan penerimaan
negara—sebesar 10 milyar dolar AS pada tahun
2006—berkat melonjaknya harga minyak dan
pengurangan subsidi BBM.
Segi Pemerintahan

Indonesia bisa memetik manfaat yang lebih besar


lagi dari proses demokratisasi dan desentralisasi
yang masih terus berlangsung. Freeport, Papua

buku Pengentasan Kemiskinan di Indonesia, 2007


Nawacita Presiden/Wakil Presiden Dijabarkan dalam RPJMN 2015-
2019 Berkaitan dengan kemiskinan

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-


daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan;

Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia;

Program untuk mempercepat Penanggulangan Kemiskinan,


Pemerintah mengeluarkan program perlindungan sosial, yang
terdiri atas:
Program Simpanan Keluarga Sejahtera

Program Indonesia Pintar

Program Indonesia Sehat

Anda mungkin juga menyukai