Anda di halaman 1dari 39

3.1.

GEOLOGI
Bab III
Secara geologi, Sulawesi merupakan wilayah
GEOLOGI DAN KEADAAN
ENDAPAN yang geologinya sangat kompleks karena
merupakan perpaduan antara dua rangkaian
orogen (Busur kepulauan AsiaTimur dan
system pegunungan Sunda). Sehingga hampir seluruhnya terdiri dari pegunungan, sehingga
merupakan daerah paling berpegunungan di antara pulau-pulaù besar di Indonesia
(Sutardji,2006:100).Secara rinci ,fisiografi Sulawesi adalah sebagai berikut:

1. Lengan Utara Sulawesi

Pada lengan ini, fisiografinya terbagi menjadi 3 (tiga) bagian berdasarkan aspek geologinya.
Ketiga bagian tersebut adalah:

1) Seksi Minahasa, merupakan ujung timur dari lengan utara Sulawesi dengan arah timur
laut barat daya yang bersambung dengan punggungan Sangiheyang didirikan oleh aktifitas
vulkanis pegunungan Soputan.

2) Seksi Gorontalo, merupakan bagian tengah dari lengan utara Sulawesi dengan arah timur
ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang lebar daratannya sekitar 35-110
km,tapi bagian baratnya menyempit 30 km (antara teluk Dondo di pantai utara dan
Tinombo di pantai selatan). Seksi ini dilintasi oleh sebuah depresi menengah yang
memanjang yaitu sebuah jalur antara rangkaian pegunungan di pantai utara dan
pegunungan di pantaiselatan disebut zone Limboto.

3) Jenjang Sulawesi utara, merupakan lengan utara Sulawesi yang arahnya dari utara ke
selatan dan terdapat depresi (lanjutan Zone Limboto diGorpntalo) yang sebagian besar
ditutup oleh vulkan-vulkan muda, sedangkan antara lengan utara dan lengan timur
dipisahkan oleh teluk Tomini rentang lebarnya 100 Km di bagian timur dan sampai 200 Km
di bagian baratsedangkan dasar teluknya semakin dangkal ke arah barat (kurang dari
2000meter) dan di bagian tengah teluk Tomini tersebut terdapat pegunungan dibawah
permukaan air laut dengan bagian tinggi berupa kepulauan Togian(Sutardji;2006:101).

2.Lengan Timur Sulawesi


Lengan timur Sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
bagian.Tiga bagian tersebut adalah:

1) Bagian timur,berupa semenanjung Bualemo yang dipisahkan dengan bagiantengah oleh


tanah genting antara teluk poh dan teluk besama

2) Bagian tengah,dibentuk oleh pegungungan Batui dengan pegununganBatulumpu yang


arahnya timur laut-barat daya yang berangsur-angsur lebar dari 20 km di timur sampai 80
km di utara Bungku.

3) Bagian barat, merupakan pegunungan tinggi yang membujur antara garisujung api sampai
Teluk Kolokolo bagian timur dan garis Lemoro sampai telukTomini di barat dan lebamya
sekitar 75-100 km (Sutardji,2006:101).

3.Lengan Tenggara Sulawesi

Batas antara lengan tenggara dengan bagian tengah Sulawesi adalah berupa tanah genting
antara Teluk Uso dengan Teluk Tomori yang lebarnya 100 km. Sedangkan lengan tenggara
Sulawesi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian,yaitu:

1)Bagian utara, berupa massip- mass peridotit dari pegunungan Verbeek yang di tengahnya
terdapat dua graben yaitu Danau Matana dan Danau Tomini yang letaknya berada antara
teluk Palopo (Ujung utara teluk Bone) denganTeluk Tolo.

2) Bagian tengah, berupa Pegunungan Mekongga di sebelah barat dan sedimen peridotit di
sebelah timur yang dibatasi oleh Pegunungan Tangeasinua, sedangkan antara kedua
pegunungan tersebut terdapat basin yang dialiri sungai konawe, sedangkan ke arah
tenggara jalur ini tenggelam dan membentuk teluk-teluk dan pulau-pulau kecil serta
berkelanjutan sampai kepulauan Menui.

3)Bagian selatan, merupakan suatu depresi yang membujur dari arah barat ketimur yang
membentang antara kendari dan Kolaka yang diisi dataran alluvial yang berawa, sedangkan
di bagian selatannya berupa pegunungan dan bukit-bukit yang teratur dengan membujur
dari barat ke timur.

4.Lengan Selatan Sulawesi


Bagian Sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis tenggara-barat laut dari
muara sungai Karama sampai Palopo.Batas lengan utara darigaris timur laut- barat daya dari
Palopo sampai masuk teluk Mandar. Namun secara geologis bagian barat lengan Sulawesi
Tengah termasuk Pegunungan Quarles yang lebih dekat hubungannya bagian selatan
dengan lengan Selatan(Sutardji,2006:103).

Fisiografi lengan selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada diantara Majene
yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan pegunungan Latimojong
dipisahkan oleh lembah Sadang dan di antara lembah Sadang dan teluk Bone terdapat
Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara ke selatan dengan ketinggian sekitar
3.000 dpl. Padabagian utara dan selatan lengan ini dipisahkan oleh depresi dengan arah
baratlaut-tenggara yang terdapat danau-danau seperti Tempe, Sidenreng dan Danau Buaya.
Pada bagian selatannya lengan ini mempunyai ketinggian yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan bagian utara. Di daerah ini ada 2 (dua) jalur pegunungan, yaitu di
bagian barat dengan ketinggian di atas 1.000 dpl dan bagian timur dengan ketinggian 800
dpl yang dipisahkan oleh Lembah sungai Walaneia. Kedua jalur pegunungan tersebut di
sebelah selatan pegunungan Bontorini, bersatu sebagai hulu sungai Walaneia yang mengalir
ke utara tertutupoleh vulkan besar Lampobatang. Sedangkan di luar pantai Makassar
terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian karang, dan di luar pantai Watampone
terdapat dangkalan dengan rangkaian karang,laut dangkal dan sebelah baratnya menurun
sampai palung Bone.

Ke empat lengan dari pulau Sulawesi bertemu di bagian tengah. Bagian ini dibatasi oleh
garis yang melalui Donggala-Parigi Lemore-teluk Tomini dari lengan utara dan timur,garis
dari Mojone-Palapor Dongi sampai teluk Tomori membatasi dengan lengan selatan dan
tenggara. Bagian tengah Sulawesi terbagidalam 3 (tiga) zona yang memiliki perkembangan
geologi yang berbeda dan mengarah ke utara-selatan(Sutardji,2006:104).

Ketiga zona tersebut adalah sebagai berikut:

1)Zona Palu,merupakan busur dalam vulkanis, tetapi telah padam,zona inibersatu ke utara
dengan Sulawesi Utara dan selatan dengan Sulawesi selatan.
2)Zona Poso, merupakan palung antara yang seperti garmit dan endapan sediment pantai
batuan metamosif dengan endapan konglomerat, batu pasirdan letaknya tidak selaras di
atas batuan metamorf

3) Zona Kolonodale,merupakan busur luar dengan dicirikan oleh batuan ultrabasa, batuan
sedimen yang terdiri dari gamping dan batu api umurmesozoikum (Sutardji,2006:104).

a. Geologi Umum Wilayah Studi

Geologi Regional daerah studi di dasarkan atas peta geologi skala 1:250.000yang diterbitkan
oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, yakni Lembar Bungku,Sulawesi
(No.2213) oleh Simanjuntak,T.O., E.Rusmana&J.B.Supandjono,1993 dan Peta Geologi
Lembar Lasusua,Kendari Sulawesioleh Simanjuntak, T.O., E.Rusmana dan Sukido 1993.

Secara regional daerah penyelidikan inventarisasi terletak pada 2 (dua) mandala geologi
yaitu:Mandala Sulawesi Timur yang ditandai oleh batuan ultra mafik, mafik,b atuan malihan
dan Mandala/Anjungan Tukangbesi-Buton yang ditandai oleh batuan sedimen pinggiran
benua yang beralaskan batuan malihan.

Batuan tertua pada Mandala Geologi Sulawesi Timur adalah batuan ultramafik yang
merupakan batuan alas, terdiri dari harzburgit, serpentinit, dunit, wherlit, gabro, diorit,
basal, mafik malihan dan magnetit, diduga berumur Kapur ,batuan ini sebagai tempat
kedudukan mineralisasi nikel dan asosiasinya. Batuan malihan komplek Pompangeo terdiri
dari berbagai jenis sekis dan sedimen malihan serta serpentinit dan sekis glaukofan. Batuan
ini diperkirakan terbentuk dalam lajur penunjaman Benioff pada akhir Kapur Awal hingga
Paleogen (Simanjuntak, 1980, 1986). Batuan ultramafik dan batuan Kompleks Pompangeo
tersebut berhubungan secara sentuhan tektonik.

Mandala/Anjungan Tukangbesi-Buton berupa batuan alas malihan terdiri dari sekis mika,
sekis kuarsa, sekis klorit, sekismika-ampibolit, sekis grafit dan genes berumur Permo-
Karbon. Di atasnya menindih tak selaras Formasi Meluhu (Lembar Muna) yang terdiri dari
batu gamping hablur dengan sisipan filit dan setempat sisipan kalsilutit rijangan. Kedua
formasi diperkirakan berumur Trias Akhir sampai Jura Awal.

Di atas kedua mandala yang saling bersentuhan diendapkan secara tak selaras Formasi
Langkowala yang terdiri dari batupasir dan konglomerat yang salingmenjemari,diperkirakan
berumur akhir Miosen Tengah. Di atasnya menindih selaras Formasi Eemoiko yang terdiri
dari batu gamping koral, kalkarenit ,batupasir gampingan, napal; dan formasi Boepinang
terdiri dari batu lempungpasiran, napal pasiran dan batu pasir. Kedua formasi tersebut
berumur Miosen Akhir sampai Pliosen.Di atas kedua formasi ini ditindih tak selaras oleh
Formasi Alangga terdiri dari konglomerat dan batu pasir yang belum padat dan Formasi
Buara terdiri dari terumbu koral, setempat lensa konglomerat dan batu pasir yangbelum
padat. Kedua formasi ini saling menjemari berumur Pliosen. Satuanbatuan termuda adalah
endapan sungai,rawa dan kolovium.

Dari hasil analisis, wilayah studi berada pada Mandala Geologi Sulawesi Timur,dan memiliki
stratigrafi batuan yang cukup variatif, berdasarkan umur dari muda kedua adalah pada
bagian atas di endapkan satuan Alluvium dan endapan pantai,yang terdiri dari kerikil,pasir
dan lumpur yang terbentuk pada zaman Holosen,pada bagian bawahnya diendapkan secara
tidak selaras satuan batuanformasi Salodik yang terdiri dari kalsilutit,batugamping
pasiran,napal dan sisipanrijang.Lingkungan pengendapan formasi ini berasal dari laut
dangkal hingga payau,yang sebagian terendapkan pada kipas bawah laut,tebal satuan
inisekitar 750 meter.

Di bagian bawah, diendapkah secara tidak selaras satuan batuan formasiMatanoyang terdiri
dari batuan rijang dan kalsilutit, satuan ini terletak pada blok bagian selatan hingga barat
lokasi studi, sedangkan pada blok bagian utarahingga timur lokasi studi diendapkan secara
tidak selaras satuan batuanKompleks Ultramafik yang terdiri dari batuan serpentinit
,harzburgit dan dunit, pada bagian ini merupakan jalur ofiolit Sulawesi Timur,yang terdiri
atas harzburgit, lerzolit, dunit, websterit, piroksenit,dan serpentinit. Satuan batuan ini
diperkirakan telah mengalami beberapa kali pengalihan tempat sejak zaman Kapur hingga
Miosen Tengah. Pada bagian bawah diendapkan satuan batuanFormasi Tokala yang terdiri
dari batugamping, napal, batupasir, serpih dan argilit.Satuan ini berumur Trias Akhir dengan
lingkungan pengendapan neritik luar padapinggiran benua. Tebal satuan ini lebih besar dari
500 meter.

Struktur dan tektonika yang di ketemukan di sekitar wilayah studi berupa lipatan dan sesar
menjadi struktur utama yang ditemukan di wilayah ini.Lipatan yangberlapis diketemukan
dalam batugamping yang berumur Mesozoik. Sesar utama adalah sesar Matano yang
cenderung bergerak secara sinistral,kecenderunganutara timur laut-barat daya, yang
berhubungan denga sesar Sorong dan sesar Palu-Koro.

Sesar Sorong mulai aktif selama Oligocene, mikro kontinen Banggai Sula melepaskan dani
Benua Australian dan mengapung menuju ke barat. Selama Pertengahan Miocene dibagian
barat lajur penunjaman busur luar tersesar sungkupkan diatas rumpang parit
busur 、 Sementara pada bagian timur MendalaGeologi mencuat(obducted) benua kecil
Banggai Sula yang bergerak kearahbarat. Sementara itu bagian dari subduction zone adalah
upthrusted atas busurvolkanis dari Tanah Sulawesi Barat,menyebabkan ke tiga mandala
geologi ituberhubungan dan mengalami pencenangan.
b.Topografi dan Morfologi

Secara morfologi wilayah studi berdasarkan kenampakan peta topografimemperlihatkan


adanya proses eksogen berupa erosi dan pelapukan yang membentuk bentangalam atau
morfologi yang terlihat dalam bentuk bentangalam sekarang ini.Lokasi Studi Wilayah
Tambang Blok Molino KecamatanPetasia pada bagian barat laut tenggara yang
kecenderungan dipisahkan olehpunggung bukit dengan puncak pada >500 meter di atas
permukaan laut danpunggung bukit kecenderungan timur-barat dengan puncak pada 425
meter diatas permukaan laut(dpl).

Berdasarkan relief dan beda tinggi,morfologi wilayah studi dapat dikelompokkandalam


2(dua)satuan,yaitu:

1) Satuan Bentang Alam Perbukitan Bergelombang


2)Satuan Bentang Alam Perbukitan Miring Terjal

ditandai soil yang tipis Batuan serpentinit merupakan ubahan dari batuan
dunitserpentinisasi kuat yang secara makroskopis memperlihatkan wama birukehitaman
sebagai akibat dari adanya perubahan tekanan dan temperatur darikegiatan struktur yang
bekerja pada daerah penelitian. Batuan ini disusun olehmineral serpentin,olivin,piroksin.

Komplek Ultramafik Merupakan bagian dari jalur ofiolit Sulawesi, terdiri


atasharzburgit,lerzolit,dunit,websterit,werlit,piroksenit,dan serpentinit.Satuan
inidiperkirakan telah mengalami beberapa kali pengalih tempatan sejak ZamanKapur sampai
Miosen Tengah. Batuah kelompok ultramafik/kompleks Ultrabasasangat dominan terdapat
pada areal IUP Eksplorasi PT. VIO ENERGY.
Formasi Larona terdiri atas material Batupasir,konglomerat dan batulempungdengan sisipan
tua.Selanjutnya Komponen Aluvium dan Endapan Pantai terdiriatas material Kerikil,pasir
dan lumpur terbentuk pada Holosen.BatugampingMalih terdiri atas pualam dan
batugamping terdaunkan.Berwarna kelabu mudasampai kelabu kehijauan,coklat sampai
merah kecoklatan.Satuan ini didugaberasal dari sedimen pelagos laut dalam. Umur satuan
ini diperkirakan lebih tuadari Kapur.
3.2.GENESA ENDAPAN NIKEL LATERIT

1. Genesa Endapan Bijih Nikel

Endapan Nikel Laterit

Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses pelapukan
batuanultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil dari bahasa
Latin "later" yang berarti batubata merah, yang dikemukakan oleh
M.F.Buchanan(1807),yang digunakan sebagai bahan bangunan di Mysore,Canara danMalabr
yang merupakan wilayah India bagian selatan,Material tersebut sangatrapuh dan mudah
dipotong,tetapi apabila terlalu lama terekspos,maka akan cepatsekali mengeras dan sangat
kuat.

Smith(1992) mengemukakan bahwa laterit merupakan regolith atau tubuh batuanyang


mempunyai kandungan Fe yang tinggi dan telah mengalami pelapukan,termasuk di
dalamnya profil endapan material hasil transportasi yang masih tampakbatuan asalnya.

Sebagian besar endapan laterit mempunyai kandungan logam yang tinggi dan dapat bernilai
ekonomis tinggi,sebagai contoh endapan besi, nikel,mangan dan bauksit.

Dari beberapa pengertian bahwa laterit dapat disimpulkan merupakan suatumaterial


dengan kandungan besi dan aluminium sekunder sebagai hasil prosespelapukan yang terjadi
pada iklim tropis dengan intensitas pelapukan tinggi.Didalam industri pertambangan nikel
laterit atau proses yang diakibatkan oleh adanyaproses lateritisasi sering disebut sebagai
nikel sekunder.

Endapan bijih nikel yang terdapat di Blok Tambang Molino termasuk dalam jenislaterit yang
terbentuk sebagai konsentrasi residu dari hasil pelapukan mekanis dankimiawi dari batuan
asal yang bersifat ultra basa seperti Peridotit,Serpentinit.

Ganesa Pembentukan Endapan Nikel Laterit

Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan ultrabasa,dalam hal
ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung olivin,piroksen, magnesium
silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil danmudah mengalami proses
pelapukan.
Faktor kedua sebagai media transportasi Ni yang terpenting adalah air. Air tanahyang kaya
akan CO2, unsur ini berasal dari udara luar dan tumbuhan,akanmengurai mineral-mineral
yang terkandung dalam batuan harzburgit tersebut.Kandungan olivin, piroksen, magnesium
silikat, besi, nikel dan silika akan teruraidan membentuk suatu larutan, di dalam larutan
yang telah terbentuk tersebut,besiakan bersenyawa dengan oksida dan mengendap sebagai
ferri hidroksida.

Endapan femi hidroksida ini akan menjadi reaktif terhadap air,sehingga kandunganair pada
endapan tersebut akan mengubah ferri hidroksida menjadi mineral-mineralseperti
goethite(FeO(OH)), hematit (Fe2O3) dan cobalt. Mineral-mineral tersebut sering dikenal
sebagai"besi karat".

Endapan ini akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah,sedangkanmagnesium, nikel


dan silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerakturun selama suplai air yang
masuk ke dalam tanah terus berlangsung.Rangkaianproses ini merupakan proses pelapukan
dan leaching.Unsur Ni sendiri merupakanunsur tambahan di dalam batuan ultrabasa.
Sebelum proses pelindihanberlangsung,unsur Ni berada dalam ikatan serpentine group.
Rumus kimia darikelompok serpentin adalah X23 SiO2Os(OH)4.dengan X tersebut
tergantikan unsur-unsur seperti Cr,Mg,Fe,Ni,Al,Zn atau Mn atau dapat juga
merupakankombinasinya.

Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa kekar,maka Niyang
terbawa oleh air turun ke bawah,lambat laun akan terkumpul di zona air

sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat menembus bedrock(Harzburgit).Ikatandari Ni
yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan membentuk mineral gamieritdengan rumus
kimia (Ni,Mg)Si4Os(OH)4.Apabila proses ini berlangsung terusmenerus,maka yang akan
terjadi adalah proses pengkayaan supergen (supergenenrichment).Zona pengkayaan
supergen ini terbentuk di zona saprolit. Dalam satupenampang vertikal profil laterit dapat
juga terbentuk zona pengkayaan yang lebihdari satu, hal tersebut dapat terjadi karena muka
air tanah yang selalu berubah-ubah,terutama dari perubahan musim.

Dibawah zona pengkayaan supergen terdapat zona mineralisasi primer yang


tidakterpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan,yang sering disebut sebagaizona
Hipogen,terdapat sebagai batuan induk yaitu batuan Harzburgit.
Faktor-faktor Utama Pembentukan Endapan Nikel Laterit

Faktor-faktor utama pembentukan bijih nikel laterit pada wilayah Blok


TambangMolino,adalah:

1) Batuan Asal

Yang merupakan batuan asal dari pembentukan endapan nikel laterit di BlokTambang
dolupo ialah batuan ultra basa Peridotit, dimana komponen utamanya terdiri dari mineral
Olivin yang biasanya mengandung unsur-unsur nikel dalamprosentase kecil pada kisi-kisi
kristalnya.

2)Proses Serpentinisasi

Akibat pengaruh larutan hidrotermal yang terjadi pada akhir pembentukan magma,batuan
Peridotit akan berubah menjadi batuan Serpentinit(Peridotit-Serpentinized).Proses ini
dianggap sebagai awal dari cara terbentuknya endapatan residu nikel.Dalam proses
serpentinisasi ini larutan yang mengandung karbon dioksidamemegang peranan penting.

3) Pelapukan dan Laterisasi

Pelapukan mekanis dan kimiawi terhadap batuan induk yang mengandung unsur-unsur
Ca,Mg,Fe,Na,Si,Cr,Mn,Ni,Co mengakibatkan terjadinya desintegrasi dandekomposisi,
dimana unsur-unsur ini larut dan kemudian diendapkan lagi sebagaimineral-mineral
tertentu yang menghasilkan suatu lapisan tanah laterit.

Batuan yang mengandung mineral Olivin akan lebih mudah lapuk dibandingkandengan
batuan yang banyak mengandung silika.Pada kenyataannya di lapangandapat dilihat bahwa
batuan yang banyak mengandung urat-urat silika ini tahanterhadap pelapukan, sehingga
sewaktu penambangan, bagian batuan ini akandidapatkan sebagai fragmen-fragmen yang
besar (boulder) dan masih keras.

Air tanah yang mengandung CO2 akan menguraikan mineral yang tidak stabil padabatuan
asalnya,menghasilkan Fe,Mg,Ni yang larut dan Si cenderung membentuksuspensi koloid.

Dalam larutan Fe,cenderung teroksidasi dan mengendap sebagai Ferrihidroksidayang


membentuk mineral-mineral seperti Goethit,Hematit,dan Limonit dekatpermukaan(Zone
Atas).
Larutan yang mengandung Mg,Ni dan Si selama bersifat asam akanterus meresapke bawah
sampai pada suatu kondisi dimana sifatnya sudah netral akibat adanyareaksi dengan
batuan,akan membentuk endapan hidrosilikat. Nikel yangterkandung dalam rantai
hidrosilikat akan mengendap pada celah-celah ataurekahan-rekahan sebagai urat-urat
Garnerit dan Krisopras. Sedangkan residunyaakan membentuk senyawa Saprolit yang
berwarna cokelat kemerahan(ZoneTengah).Dari hasil analisa kimia,Zone Tengah ini
merupakan zone bijih yangpaling kaya kandungan nikelnya (lihat Gambar 3.6).Ca,Mg yang
terlarut sebagaisenyawa karbonat akan terus mengalir ke bawah. Apabila larutan ini tidak
dapat mengalir lagi,akan terendapkan sebagai urat-urat Dolomit dan Magnetit yangmengisi
rekahan-rekahan pada batuan asal (Zone Bawah).

4)Penampang Tanah Laterit.


Secara umum urut-urutan zone lapisan tanah laterit dapat dilihat pada Gambar 3.6.Dari
penampang lapisan tanah laterit ini terlihat bahwa kecenderungan terdapatnyaboulder
sewaktu penambangan semakin ke lapisan bawah semakin banyak.Penyebaran boulder ini
dalam lapisan bijih tergantung pada kondisi pelapukan pada daerah tersebut.

Tanah dan batuan yang mengandung nikel terbagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu:laterit,rocky
laterit dan brown soil.

a)Laterit

Laterit merupakan hasil lateritisasi serpentin dan peridotit yang mengalamipelapukan dari
batuan ultramafik,seperti harzburgit dan dunit yangmengandung olivine dan piroksen yang
tinggi.Nikel,Besi,Crom,Magnesium,dan lainnya terbentuk selama proses lateritisasi dari
serpentinit dan peridotit.

b)Rocky Laterite

Rocky Laterite merupakan bagian laterit dasar,terdiri dari bongkah-bongkahyang menengah


hingga lunak batuan ultramafik. Ketika laterit yang diatasmengalami erosi,Rocky Laterite
akan muncul kepermukaan. Di lokasi zonalaterit yang mengandung bongkah batuan
ultramafik yang lapuk lebih dari25% ini di klasifikasikan sebagai tipe Rocky Laterite.

c)Brown Soil

Tanah hasil dari pelapukan batuan ultramafik seperti batupasir,batulempungdan


lainnya,tanah merah hingga kecoklatan merupakan hasil pelapukanbatulempung disebut
terrarosa yang diklasifikasikan sebagai tipe Brown Soil.Tanah ini tidak mengandung kadar
nikel yang tinggi.

Laterit terbagi menjadi 2 (dua) zona yaitu limonit dan saprolit. Adapunkarakteristik dua zona
tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut

·Limonit Zone

Zona ini memiliki karakteristik dengan warna coklat kemerahan,butiran halus,porositas


tinggi, tidak memperlihatkan tekstur batuan induknya,mengandungnikel kadar menengah
(<1%), besi (>25%), dan silica dan magnesium(<10%).

Saprolite Zone
Zona Saprolite memiliki karakteristik dengan warna coklat kekuningan,teksturbatuan induk
masih nampak,mengandung pecahan dan pelapukan batuanultramafik,pecahan terisi oleh
garnierite,kalsit,silica, dan mineral lainnya,

mengandung kadar nikel menengah hingga tinggi (>1%), besi (>20%), silicadan magnesium
yang cukup tinggi.

Hasil eksplorasi yang dilaksanakan oleh PT.VIO ENERGY menunjukkankadar nikel 1.109%
hingga 1.821% dalam saprolit,sedangkan total Fe43.146%.

Biji nikel pada endapan laterit yang mempunyai kadar nikeI paling tinggi terdapatdengan
dasar zone pelapukan dan diendapkan pada retakan-retakan di bagian atasdari lapisan dasar
(bedrock).Perluditambahkan bahwa endapan nikel laterit terletakpada lapisan bumi yang
kaya akan besi. Pembagian yang sempuma dari besi dan nikel ke dalam zone-zone yang
berbeda, tidak pemah ada. Pengayaan besi dannikel terjadi melalui pemindahan magnesium
dan silika. Besi dalam material inipaling banyak berbentuk mineral ferro oksida yang pada
umumnya membentuk gumpalan (disebut limonil). Sehingga endapan nikel dapat
ditunjukkan dengan adanya jenis limonit tersebut atau sebagai nickelferous iron ore.

4.1. SISTEM DAN METODE PENAMBANGAN


Bab IV
RENCANA Cadangan bijih nikel pada wilayah IUP Eksplorasi ini
PENAMBANGAN berawal dari endapan jenis Laterit yang terbentuk
sebagai konsentrasi residu dari hasil pelapukan
mekanis dan kimiawi dari batuan asal yang bersifat
ultra basa seperti Peridotit, Serpentinit. Ketebalannya antara 0,5 meter sampai 10,0 meter
serta tebal lapisan penutup (overburden=OB) antara 0 meter sampai 2,0 meter. Produk bijih
nikel yang akan dipasarkan berupa campuran bijih nikel kadar rendah jenis limonit dan tinggi
jenis saprolit. Cadangan bijih nikel di Blok Tambang Dolupo akan dilakukan penambangan
secara tambang terbuka dengan sistem open pit dan dilakukan juga secara selective mining
(Gambar 4.1).

1. Tahap pertama pengupasan tanah penutup (overburden - OB) menggunakan bulldozer


secara sistematis, tanah penutup dikumpulkan ditempat tertentu untuk nantinya
dikembalikan ke lahan yang sudah selesai ditambang (back filling). Jika tebal OB di atas 1
meter, OB ditambang menggunakan excavator dan diangkut dengan dump truck ke lokasi
pembuangan overburden (overburden disposal). Jarak antara front penambangan-OB
disposal 500-1.000 meter.

2. Tahap kedua penambangan menggunakan excavator dan dump truck. Bijih nikel kadar
rendah (limonit) digali/muat memakai excavator (back hoe) pada lokasi tertentu dan
kedalaman tertentu secara selective dan diangkut memakai dump truck ke stock yard yang
berjarak sekitar 1 -2 kilometer dari front penambangan. Dan selanjutnya
ditumpuk/ditimbun pada lokasi yang telah ditentukan (limonit area) pada area mining stock
yard.

3. Tahap ketiga menambang medium grade (campuran limonit dengan


saprolit)menggunakan dump truck dan excavator. Bijih nikel kadar medium digali/muat
memakai excavator (back hoe) pada lokasi tertentu dan kedalaman tertentu secara selective
dan diangkut memakai dump truck ke mining stock yard yang berjarak sekitar 1-2
kilometer dari front penambangan. Dan selanjutnya ditumpuk/ditimbun pada lokasi yang
telah ditentukan (medium area) pada area mining stock yard

4. Tahap ke empat menambang high grade (saprolit) menggunakan dump truck dan
excavator. Bijih nikel saprolit digali/muat memakai excavator (back hoe) pada lokasi
tertentu dan kedalaman tertentu secara selective dan diangkut memakai dump truck ke
mining stock yard yang berjarak sekitar 1-2 kilometer dari front penambangan. Dan
selanjutnya ditumpuk/ditimbun pada lokasi yang telah ditentukan (saprolite area) pada area
mining stock yard.

5. Tahap ke lima pencampuran/blending bijih nikel dengan jumlah tertentu sesuai dengan
permintaan pasar yang ada .

6. Tahap ke enam mengangkut produk permintaan bijih nikel (hasil blending) ke stock yard
pelabuhan yang berjarak 40 km.
4.2.INFRA STRUKTUR

Perencanaan proyek penambangan bijih nikel di Blok Dolupo ditentukan oleh umur
tambang, jumlah/tonase produksi yang ditambang dan dikapalkan per tahun,serta
lingkungan setempat. Tahap awal akan dibangun terlebih dahulu infrastruktur sesuai
dengan tahap aktifitas proyek yang meliputi: akses jalan yang menghubungkan jalan umum
sampai ke lokasi kegiatan proyek, kantor, bengkel, unit laboratorium, mining stockyard,
stock yard pelabuhan, dermaga pemuatan, sarana air bersih, tanki bahan bakar, listrik dan
mess untuk karyawan serta pimpinan, base camp untuk tenaga kerja operator serta
poliklinik. Tenaga kerja tidak terampil (unskilled) diambil dari masyarakat setempat.

a. Akses jalan

Jalan yang perlu dibangun adalah jalan yang menghubungkan:

1) tambang-mining stock yard dengan lebar 12,0 m. Jalan ini disebut jalan produksi.

2) Pelebaran jalan dari mining stock yard ke pelabuhan dengan jarak 40 km dan lebar 12,0m.
Jalan ini menggunakan jalan desa yang sdh ada dan disebut juga jalan produksi.

Pada saat pembangunan proyek:

1) dibangun jalan produksi front tambang – mining stock yard; dipersiapkan minimal 2 front
penambangan dengan jarak terjauh 1,0 km dari mining stock yard. Tahun berikutnya
pembangunan jalan produksi disesuaikan dengan kemajuan penambangan, diperkirakan
pembangunan jalan produksi per tahun sepanjang 0.5-1,0 km.

2) Pelebaran jaan desa menjadi jalan produksi dari mining stock yard ke pelabuhan yang
jaraknya 40 km dengan lebar 12 m.

3)dibangun jalan utama dari area perkantoran ke pemukiman sepanjang 2 km.

Parameter pembuatan jalan produksi

·beban berat kendaraan 70.000 lb.

·lapisan dasar jalan adalah tanah nikel laterit, CBR±10.

·material penimbunan atau pelapis jalan adalah batu split,CBR ±80 (CBR=California Bearing
Ratio;1 CBR=1.000 Ib/ft).
Dari tabel CBR diperoleh tebal lapisan tanah nikel laterit untuk konstruksi jalan24 inci atau
60 cm. Artinya lapisan pondasi (base course) jalan adalah tanah nikel laterit yang
dipadatkan setebal 60 cm. Pada bagian ruas jalan yang lunak akan diperkeras dengan
lapisan batu split/kerikil setebal 7 inci atau 17,5 cm.

Jalan tambang yang akan dibuat memiliki konstruksi yang terdiri dari 3 lapis (Gambar 2.5)
yaitu (1) konstruksi dasar dari batu, (2) lapisan tengah atau batu pengisi dan (3) lapisan batu
penutup.

Jalan tambang utama (main haulage) adalah jalan angkut yang bersifat permanen sebagai
penghubung antara blok penambangan dan pelabuhan. Pemilihan jalur jalan tambang
utama diusahakan menghindari lokasi yang mempunyai cadanganbijih nikel.
Kegiatan pembuatan jalan tambang ini akan dilakukan pematangan lahan berupa
pemotongan lereng dan penimbunan lembah. Pada kedua sisi jalan tambang utama dibuat
saluran dan setiap jarak 200 meter dibuat kolam perangkap sedimen dengan ukuran 6x6
meter.Untuk tujuan pengamanan keselamatan kerja dan peralatan,maka pada segmen jalan
yang mempunyai kemiringan rata-rata 10% dan cukup panjang perlu dibangun jalur
penyelamatan (safety way). Jalur penyelamatan tersebut berfungsi sebagai penyelamat
kendaraan angkut apabila mengalami kegagalan pengereman.Lokasi penempatan jalur
penyelamatan akan disesuaikan dengan kondisi lapangan yaitu pada jalan yang menurun
untuk jalur bermuatan kearah tebing.

b.Penirisan tambang(drainase):

Penirisan tambang diperlukan agar pada masa musim penghujan tidak terjadi genangan air
di lokasi kegiatan yang bisa menurunkan tingkat produktivitas tambang. Untuk itu sejalan
dengan pembuatan jalan tambang, juga dilakukan pembuatan parit di kiri-kanan jalan
tambang menggunakan grader yang berfungsi mengalirkan limpasan air hujan secara
terkendali menuju ke tempat lebih rendah.
Untuk menghindari terjadinya pencemaran air laut yang berasal dari tumpukan bijih nikel di
stockyard, maka pada sisi sebelah timur,utara dan selatan dari lokasi ini dilengkapi dengan
jaringan drainage (paritan), dan permukaan stockyard tersebut dipadatkan dan dibuat
sedemikian rupa sehingga ketinggian pada sisi arah timur (pelabuhan) lebih tinggi dari sisi
lainnya. Pada permukaan antara tumpukan dibuat alur-alur yang diarahkan ke sisi pinggir
sehingga genangan air akan mengalir keparit di sekelilingnya (Gambar 4.3).

Untuk penanganan dan pengelolaan tanah pucuk ditempatkan khusus pada disposal area
yang letaknya di luar lokasi blok penambangan ataupun pada lahan bekas penggalian bijih
nikel yang kemudian didesain sedemikian rupa sehingga aman terhadap pencemaran air.

Limbah yang dihasilkan akibat dari kegiatan penambangan terutama adalah sedimen yang
dapat menimbulkan terjadinya kekeruhan dan pendangkalan di lokasi pantai. Selain itu
limbah juga berasal dari alat berat berupa oli bekas. Untukmengendalikan hal tersebut perlu
dibuat pengendali limbah yang terdiri dari:dam,sediment pond dan oil water separator.
Uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Dam

Fungsi dari dam ini adalah menangkap sedimen yang mengalir bersama-sama dengan air.
Pembuatan dam ini dilakukan pada aliran air yang menyempit sehingga akan terbentuk
kolam pada aliran yang dibendung (Gambar 4.4).
Selain itu dam ini juga berfungsi mengurangi beban kerja dari sediment pond sehingga
pengendapan lumpur relatif lebih sedikit. Pada permukaan ini dibuat saluran yang ditata
dengan batuan sebagai "overflow". Ukuran panjang dan tinggi dari dam tergantung pada
kondisi di lapangan sedangkan lebarnya 4-6 meter.Untuk dam yang relatif tinggi >4 meter
dan debit air yang cukup besar bentuk dam dibuat berjenjang ke arah dalam kolam (Gambar
4.5).
2.Sediment Pond

Sediment pond merupakan kolam perangkap sedimen yang biasa dibuat diujung atau
merupakan pusat dari semua aliran (catchment area) dengan ukurandisesuaikan dengan
debit aliran lumpur. Dimensi dan bentuk dari kolam ini seperti tampak pada Gambar 4.6.
Sediment pond ini perlu dilakukan perawatan secara rutin setiap 6 bulan sekali.
Untuk menghubungkan antara dam dan sedimen pond akan dibuat drainage berbentuk
trapezium seperti tampak pada Gambar 4.7 berikut:

3.Oil Water Separator

Peralatan penanganan limbah bahan bakar (solar) dan pelumas alat berat di lokasi workshop
berupa oil water separator atau OWS yang bersifat permanent sedangkan untuk di lapangan
penanganannya menggunakan drum kecil yang kemudian drum berisi limbah tersebut
diangkut ke workshop dan dipindahkan ke drum besar.

Proses pemisahan limbah pelumas/solar dari air di OWS berdasarkan adanya perbedaan
density antara oli dan air. Density pelumas/solar yang lebih kecil dari air akan berada diatas
dapat dipindahkan ke dalam drum-drum penampungan. Sedangkan lapisan air yang berada
dibawah akan mengalir dari kolam 1 ke kolam 2dan terakhir pada kolam 3 yang pada kolam
terakhir ini diharapkan air tidak mengandung limbah pelumas/solar lagi dan seianjutnya
dapat dialirkan ke laut melalui parit/saluran.

4.Drainage dan Sump

Untuk mengurangi jumlah sedimentasi yang mengalir ke sediment pond maka disekitar
tambang,jalan utama, dan stockyard (pelabuhan) dibuat drainage dan sump-sump. Ukuran
sump (atau Kolam pengendapan sementara) berukuran 6x6 meter. Selain itu untuk jalan
tambang utama selain kedua sisi jalan dilengkapi dengan drainage dan sump juga dilengkapi
dengan "rip rap" (LihatGambar 4.8 di atas). Dimensi drainage yang akan dibuat di sekeliling
stockyard adalah:kedalaman aliran (h) = 75 cm dan lebar dasar saluran terbuka (b) = 40 cm.

c..Pembangunan mining stock yard.

Mining Stock yard tambang dibangun pada area seluas 2,5 Ha.,untuk menampung
tumpukan bijih nikel kualitas pasar sebanyak 200.000 wet metric ton. Letak mining stock
yard sekitar 1 km dari front penambangan. Manfaat keberadaan minig stock yard adalah:
(a).pada hari hujan penambangan tetap beroperasi menggunakan Articulated Dump Truck
(ADT);(b). kadar produksi harian selalu dapat diawasi.Jika kadar jatuh, maka pada saat
diangkut ke Pelabuhan ada kesempatan memperbaik ikadar Nikel dengan cara blending.

d.Pembangunan stock yard pelabuhan

Stock yard pelabuhan dibangun seluas 5,0 Ha, untuk menyimpan bijih nikel 150.000wet
metric ton. Letaknya di pantai sebelah timur di sekitar pesisir pantai Desa Mohoni jaraknya
40,0 km dari mining stock yard. Untuk mendapatkan lokasi datar dilakukan penimbunan dan
perataan lahan di lokasi pelabuhan sebanyak 100mx200mx5m=100.000m2.

e.Pembangunan dermaga tongkang.

Tongkang yang akan dipergunakan berukuran maksimal 300 ft, berkapasitas 6.000-8.000
DWT. Disini perlu perataan dan penimbunan area dermaga lebih kurang 100 meter x 200
meter x 5 meter=100.000m. Dengan loading rate 10.000 ton perhari, untuk target ekspor 4
kali pengapalan dalam sebulan@ 40.000-60.000 ton, dapat dilayani oleh satu dermaga
dengan frekuensi pengapalan yang padat. Untuk meningkatkan pelayanan dibangun satu
unit lagi dermaga ekspor.

4.3.TAHAPAN KEGIATAN

Untuk Keperluan penyusunan laporan studi kelayakan dibuat Rencana Penambangan 10


tahun dengan batasan:produksi bijih nikel 1.000.000 wet metricton per tahun. Kadar Ni
rata-rata 1,60%.

a.Rencana penambangan dan blending.

Pemboran pada saat eksplorasi berjarak 100 m x 100 m. Oleh sebab itu pada tahap
eksploitasi masih harus dilakukan pemboran rutin untuk jarak 25 m x 25 m agar kadar nikel
hasil blending tidak terlalu berbeda dengan yang diinginkan. Kualitas bijih nikel yang baik
umumnya ditentukan oleh unsur Ni yang tinggi. Untukmendapatkan kualitas bijih nikel
sesuai dengan kontrak penjualan maka dilakukanpencampuran (blending) antara bijih nikel
berkadar rendah dengan kadar tinggi dengan perbandingan tonase tertentu.
Dipersiapkan minimal dua front penambangan. Diharapkan kadar rencana akan sama
dengan kadar hasil analisis sample produksi. Jika kadar hasil sampling dibawah atau lebih
rendah dari kadar rencana maka dilakukan blending ulang antar tumpukan yang ada di
mining stock yard.

Agar diperoleh bijih nikel yang murni (tidak ada pengotoran), maka pada saat
menambang,diawasi oleh seorang pengawas kadar, lokasi yang ditambang disesuaikan
dengan rencana penambangan harian. Pengambilan sample produksi dengan cara truck
sampling dilakukan di 3 titik yaitu:(1) mining stock yard, (2)stock yard pelabuhan dan (3)
tongkang (lihat Gambar 4.4). Sample produksi dianalisa menggunakan analisa X-ray,yang
sudah akan diketahui hasilnya satu hari kemudian.
b. Pengupasan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup

Kegiatan ini akan dilakukan sebelum penggalian bijih Nikel pada lapisan
bawahpermukaan.Lapisan tanah pucuk atau lazim dikenal sebagai topsoil adalah lapisan
tanah atas yang umumnya memiliki karakteristik fisik, kimia dan biologi yang baik untuk
pertumbuhan tanaman dengan ketebalan 0-30 cm. Lapisan tanah pucuk tersebut akan
dipindahkan dan ditumpuk pada lokasi yang telah disediakan yang nantinya akan
dikembalikan pada saat reklamasi dilakukan. Sehingga areal tersebut dapat kembali menjadi
media tumbuh yang baik bagi pertumbuhan tanaman/vegetasi. Ketebalan tanah penutup
(overburden) 0,5 -0,6 m. Untuk mencapai lapisan bijih nikel diperlukan pengupasan dengan
bulldozer.Tanah penutup didorong dan dikumpulkan di tepi batas cadangan. Jika tebal tanah
penutup di atas 1 meter, maka tanah penutup dikupas menggunakan excavator(back hue)
dan dipindahkan ke tempat pembuangan dengan menggunakan articulated dump truck.
Sesudah selesai ditambang, lahan bekas tambang diisi kembali menggunakan tanah penutup
tadi (back filling methode). Dengan produksi 2 juta ton per tahun untuk ketebalan bijih nikel
5-10 meter lahan yang harus dikupas adalah 12-24 Ha per tahun.

Volume material yang cukup besar,namun kegiatan yang akan dilakukan secara bertahap
dengan sistem compartement dimana lahan yang akan ditambang tidak sekaligus dikupas
tetapi dengan luasan tertentu. Jumlah material yang cukup besar akan digali dan
ditempatkan atau dipindahkan secara bertahap pada lokasi yang sesuai dengan
mempertimbangkan kemungkinan erosinya.

c.Penambangan.

Tahap selanjutnya menambang bijih nikel yang telah terkupas (tersingkap). Penambangan
dilakukan dengan sistem truck and excavator, dimulai dari elevasi paling atas, dilakukan
berjenjang (bench system) dengan tinggi jenjang sesuai dengan peraturan K-3
Pertambangan Umum yaitu maksimum 6 m. Bijih nikeldiangkut dan disimpan di stock yard
tambang. Di stock yard tersebut bijih nikel mengalami perlakukan khusus, yaitu dibalik-balik,
kemudian disusun menggunakan wheel loader atau track dozer atau bulldozer dan terakhir
ditutup terpal agar tidak kehujanan, tujuannya adalah agar air dalam bijih nikel mengalir
keluar dan bijih menjadi tidak lengket. Dari stock yard tambang bijih nikel diangkut ke stock
yard pelabuhan. Di stock yard pelabuhan juga dilakukan treatment terhadap tumpukan bijih
nikel dengan tujuan memperbaiki kadar bijih ditiap tumpukan dan mengurangi kadar air
(moister content). Di stock yard tambang dan stock yard pelabuhan bijih nikel disimpan
berdasarkan kadar Ni dengan membuat tumpukan-tumpukan, masing-masing tumpukan
mempunyai kadar Ni berbeda. Diusahakan bijih nikel yang akan dikapalkan berasal dari
tumpukan-tumpukan yang sudah tersimpan lebih dari 2 minggu dan tidak terlalu
lengket.Kemajuan front tambang dan tumpukan bijih nikel di stock yard tambang dan
stockyard pelabuhan diukur menggunakan alat ukur. Untuk evaluasi biaya jarak tambang-
stock yard tambang diambil 1,0-1,5 km,stock yard tambang - stock yard pelabuhan sekitar
40,0 km,stock yard pelabuhan-jetty/pelabuhan ±0,50km.

d.Pengapalan.

Direncanakan bijih nikel diekspor dengan menggunakan kapal ekspor berkapasitas 40.000-
60.000 ton. Pemuatan ke atas kapal dilakukan ditengah laut, pada kedalaman laut minimal
15 meter. Jarak angkut laut dari dermaga pelabuhan-vessel sekitar 3 mil laut. Karena faktor
cuaca, pengapalan dalam satu tahun akan dilakukan selama 10 bulan saja. Sarana yang
harus dipersiapkan adalah: dermaga muat, tongkang kapasitas 8.000 ton dan kapal tunda
tug boat 3500 HP. Kapal ekspor (vessel) dilengkapi dengan cranes, jumlah crane per vessel
lebih dari satu. Bijih nikel di stock yard pelabuhan dimuat ke atas dump truck memakai
excavator, selanjutnya dibawa dan dimuat ke tongkang. Kemudian tongkang tersebut ditarik
oleh tug boat menuju ke kapal ditengah laut dan dimuat keatas kapal dengan menggunakan
cranes kapal. Untuk mengetahui jumlah muatankapal dilakukan pengukuran draft kapal
oleh seorang loading master bersam-sama dengan pihak yang berwenang. Ringkasan alur
kegiatan penambangan bijih nikel dapat dilihat pada Gambar 4.5.
4.4.RENCANA PRODUKSI

Ditargetkan penjualan bijih nikel 1.000.000 ton per tahun dan dapat ditingkatkan sesuai
dengan permintaan pasar. Produksi yang harus dipersiapkan untuk eksporadalah kualitas
bijih nikel sesuai dengan kontrak penjualan yang didapat dari hasil pencampuran bijih nikel
kadar tinggi dengan kadar rendah.

Produk bijih nikel yang akan diekspor sesuai dengan kualitas yang ditawarkan oleh PT.VIO
ENERGY adalah: Ni=1,60%; Kadar air <30%
4.5.JADWAL RENCANA PRODUKSI DAN UMUR TAMBANG

Untuk dapat membuat rencana produksi tambang bijih nikel di wilayah Blok Dolupo, diambil
batasan dan asumsi sebagai berikut:
Rincian pengaturan jam kerja dapat dilihat di Bab VIl, butir 3.

Dengan jumlah cadangan terindikasi sebesar ± 25 juta wet metric ton (WMT) pada areal
potensi seluas ± 375 Ha, serta target penjualan bijih nikel sebesar 1.000.000 WMT per
tahun, maka umur tambang Blok Dolupo akan mencapai lebih dari 20 (dua puluh) tahun.
Umur tambang masih akan terus bertambah karena pekerjaan eksplorasi pada area yang
dimohon masih terus berlangsung.

Kegiatan mobilisasi peralatan alat berat dan material akan dilakukan secarabertahap sesuai
kebutuhan operasional. Untuk tahap awal, peralatan alat berat yang dimobilisasi seperti
Excavator, Buldozer, Dump Truck, Whell Loader, Genset dll. Sedangkan mobilisasi material
meliputi pasir ,batu kali, semen, besi, kayu dan bahan bangunan lainnya akan dimobilisasi
pada saat kegiatan pembangunan Mess karyawan, kantor, gudang spare part, bengkel dan
fasilitas pendukung lainnya. Secara umum peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan
penambangan bijihNikel sebagai berikut:
Track Loader,

Track Loader atau disebut juga dozer shovel diperlukan untuk mengumpanboulders ke jaw
crusher bersama dengan wheel loader dan membuat tumpukan distock yard.Diperlukan 5
unit,kapasitas bucket 3,8m3.

Dump Truck.

Jenis :Nissan CWB520LDN Dump Truck atau sejenis,

kapasitas:20 ton,untuk jalan yang relatif mulus

Dump truck ATD kapasitas 40 ton, untuk kondisi jalan tambang yang becek.

Penambangan:

Shift I, Il,lll: Menambang OB 2.807 ton

Diperlukan excavator 1 unit dan articulated dump truck 40 ton 1 unit.

Shift I,Il,Ill: Menambang dan mengangkut bijih nikel ke s.y.tambang 7.021 ton.Diperlukan
excavator 4 unit dan articulated dump truck 40 ton 4 unit.

Shift I,Il,Ill: Mengangkut bijih nikel dari stock yard tambang-stockyard pelabuhan 6.667 ton.

Diperlukan excavator 1 unit dan dump truck CWB 20 ton sebanyak 23unit.

Shift I,Il,Ill:Pengapalan,yaitu mengangkut bijih nikel dari stock yard pelabuhan ke tongkang.
Untuk pengisian 2 tongkang menggunakan 2 jetty muat diperlukan excavator 2 unit dan
dump truck CWB 20 ton sebanyak 8 unit.Keperluan dermaga rampdoor=1 unit

Catatan:Karena pengaruh angin barat,dalam satu tahun hanya dapat dilakuan pengapalan
selama 10 bulan. Loading rate per hari 10.000ton/kapal.

Pemuatan ke tongkang:

Diperlukan: 1 unit wheel loader untuk trimming di tongkang dan blending/oretreatment


kualitas bijih nikel.

Anda mungkin juga menyukai