PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pulau sulawesi merupakan salah satu pulau besar di Indonesia yang bentuknya
meramping. Pulau ini terletak di Indonesia bagian timur yang di lewati oleh jalur
pegunungan pasifik yang bersifat vulkan dan terbentuk oleh adanya pertemuan tiga
lempeng yaitu lempeng Eurasia, Indoustralia dan Pasifik. Oleh karena itu wilayahnya
memiliki bentuk lahan yang cukup banyak dipengaruhi oleh teknonk lempeng dan
vulkan..
Profesor John A. Katili, ahli geologi Indonesia yang merumuskan geomorfologi
Pulau Sulawesi bahwa terjadinya Sulawesi akibat tabrakan dua pulau (Sulawesi bagian
Timur dan Sulawesi bagian Barat) antara 19 sampai 13 juta tahun yang lalu, terdorong
oleh tabrakan antara lempeng benua yang merupakan fundasi Sulawesi Timur bersama
Pulau-Pulau Banggai dan Sula, yang pada gilirannya merupakan bagian dari lempeng
Australia, dengan Sulawesi Barat yang selempeng dengan pulau-pulau Kalimantan, Jawa
dan Sumatra, Sulawesi menjadi salah satu wilayah geologis paling rumit di dunia.
Sederhananya boleh dikata bahwa busur Sulawesi Barat lebih vulkanis, dengan
banyak gunung berapi aktif di Sulawesi Utara dan vulkan mati di Sulawesi Selatan.
Sedangkan busur Sulawesi Timur, tidak ada sisa-sisa vulkanisme, tapi lebih kaya mineral.
Sumber-sumber minyak dan gas bumi dari zaman Tersier tersebar di kedua busur itu,
terutama di Teluk Tomini, Teluk Tolo, Teluk Bone, serta di Selat Makassar.
Perbedaan geomorfologi kedua pulau yang bertabrakan secara dahsyat itu
menciptakan topografi yang bergulung gulung, di mana satu barisan gunung segera
diikuti barisan gunung lain, yang tiba-tiba dipotong secara hampir tegak lurus oleh
barisan gunung lain. Sehingga, jarang kita bisa mendapatkan pemandangan seperti di
Jawa, Sumatera, atau Kalimantan, di mana gunung-gunung seperti kerucut dikelilingi
areal persawahan atau hutan sejauh. Kecuali di Sulawesi Selatan (itupun di selatan
Kabupaten Enrekang), kita sulit menemukan hamparan tanah pertanian yang rata.
Pulau Sulawesi merupakan pulau memiliki keunikan dalam proses geologinya.
Dimana pulau Sulawesi terbentuk dipengaruhi oleh 3 lempeng dunia, dan 1 lempeng kecil
yang
mengakibatkan
pulau
Sulawesi
keadaannya
sangat
kompleks.
Dimana
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Sulawesi secara umum
Morfologi Sulawesi menyerupai huruf K yang terdiri dari empat cabang dan
dipisahkan oleh teluk dalam kemudian dipersatukan dibagian tengah. Di Sulawesi
sebaran batuan volkan pasifis asam terdapat di bagian utara dan barat, sementara
ophiolith basis dan ultrabasis terdapat di bagian timur.
Daerah
Nama Palung
Antara Kalimantan dan Sulawesi
Makassar
Antara Sulawesi dan Kepulauan Sulawesi
Kedalaman (m)
2000-2500
5000-5500
Filipina
Antara Sulawesi Utara dan Maluku Laut Maluku
4000
Utara
Antara Sulawesi Selatan dan Maluku Basin Banda Utara
4500-5000
Selatan
Antara Sulawesi Selatan dan Nusa Basin Banda Selatan 4500 dan max 4500
Tenggara
Bentuk
lahan
denudasional
non-vulkanik
Bentuk
lahan
denudasional di Sulawesi tepatnya di Sulawesi barat daya yaitu marl di pengaruhi oleh
aktivitas manusia. Dalam hal ini adalah penggunaan lahan. Perubahan dalam
morfodinamik akan menghasilkan krisis morfogenetik pada proses lereng apabila
pegunungan tidak dikontrol misalnya oleh teras, mulsa dll. Penampang dan pola sungai
order pertama di daerah erosi dipercepat secara bervariasi menurut material yang
terpengaruh. Pengaruh erosi yaitu meningkatnya muatan sedimen yang menghasilkan
transisi pola sauran meander ke pola anyaman, contohnya adalah sungai palu di Sulawesi.
3. Perkembangan karst pada batu gamping
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan karst. Di Sulawesi terdapat
contoh bentuk lahan karts yang dipengaruhi oleh faktor hidrologian orografis dalam
perkembangan kartsnya.
Menurut Verstappen di indonesia tampak
jelas bahwa banyak bentuk lahan karst yang
dicirikan oleh kondisi tropis basah dan
proses pelarutan gamping yang lebih cepat
dibanding di daerah iklim sedang. Bilamana
suatu daerah karst di pegunungan lebih
tinggi daripada permukaan air tanahnya,
maka air hujan akan mengalami perkolasi
sampai cukup dalam dan perbukitan konikal
dengan lereng curam akan terbentuk contoh
di Sumatra. Bilamana suatu daerah karst
Maros
pada hutan hujan tercemin pada rona dan tekstur pada citranya.. Gambar. Melaleuca yang
ramping dan kulitnya terkeluas merupakan ciri untuk kebanyakan rawa, air terbuka hanya
luasannya terbatas. Zona pantai di daerah Masamba menunjukkan pola vegetasi dalam
zona transisi dari kondisi air tawar dan air payau. Mangrove terbatas pada perairan pantai
yang dangkal, kebanyakan membentuk zona yang kompak tetapi juga kejadian yang
terpisah-pisah.
pasiran dan dipisahkan oleh batas yang tajam dari tekstur halus dan rona menengah dari
nipah (Nipah fruticans) dengan refleksi daunnya yang kuat.
5. Geomorfologi Pantai dan Terumbu Karang
Hasil Penelitian Rochmanto dan Franscies (2012) yaitu morfologi pantai Mallusetasi
Provinsi Sulawesi Selatan menyimpulkan bahwa:
1. Proses pantai yang terjadi pada daerah penelitian, yaitu abrasi dan sedimentasi.
Secara umum, proses pantai yang terjadi pada daerah penelitian di dominasi oleh proses
sedimentasi. Sedimentasi yang dominan bekerja dipengaruhi oleh akumulasi material
darat yang tertransportasi oleh sungai- sungai yang terdapat pada daerah penelitian.
Proses sedimentasi pada daerah penelitian, secara umum berkembang ke Selatan daerah
penelitian, sedangkan semakin ke Utara proses abrasi semakin meningkat.
2. Klaster kelerengan yang dibuat mengacu kepada klasifikasi Van Zuidan (1985)
tentang morfologi berdasarkan presentase sudut lereng. Klaster kelerengan yang dibuat
menggunakan software ArcGIS 9.3 dengan menggunakan extension slope. Klaster
kelerengan yang dihasilkan dalam bentuk TIN 3D. Klaster kelerengan membagi
morfologi pantai menjadi tiga (3) bagian, yaitu daerah berlereng terjal (610-900), daerah
berlereng sedang (310-600) dan daerah berlereng landai (00-300).
3. Klaster beda tinggi yang dibuat mengacu kepada klasifikasi Van Zuidan (1985)
tentang morfologi berdasarkan beda tinggi. Klaster beda tinggi yang dibuat menggunakan
software ArcGIS 9.3 dengan menggunakan extension elevation. Klaster beda tinggi yang
dihasilkan dalam bentuk TIN 3D. Interval ketinggian yang digunakan, yaitu 50 m dengan
titik tertinggi pada ketinggian 400 m.
Terumbu karang penghalang Sunda di selat Makassar belum diteliti detail,
pembentukannya dipengaruhi oleh kanaikan permukaan air laut pasca-glasial dan
tektonisme terkait dengan runtuhnya selat. Terumbu dari dangkalan sempit Spermonde,
dilepas pantai ujung pandang pada sisi lain dari Selat Makassar, telah dikaji secara detail
oleh Umbgrove (1930) an de Klerk (1983). Terumbu karang di dangkalan Spermonde ,
Sulawesi Barat Daya menunjukkan konfigurasi dan variasi zona terumbu yang terdapat di
dangkalan. Zona yang berkembang arah U-S diperkirakan asal struktural yang lainnya
paralel di ujung.
Terumbu karang terangkat merupakan pasangan atol, terumbu penghalang dan
palataran terumbu yang menjadi tana zona amblesan. Atol terangkat mudah dikenali
menurut Kuenen (1933) dan Vesrtappen (2013) pelataran terumbu terangkat horizontal
yang mencangkup kepulauan Binongo di Kepulauan Tukang Besi. Kepulauan tersebut
dicirikan oleh terjadinya selang-seling jalur terumbu terangkat dan atol yang orientasinya
UB-ST.
dengan Gorontalo. Antara patahan ini dengan sungai Ongkang Dumara, kerangka utama
melengkung dari timur laut barat daya ke arah timur - barat. Pada bagian peralihan ini
masih terdapat beberapa volkan muda yang terpencil dan aktivitas solfatar, seperti
Gunung Lolonbula dan Ambang.
Unauna, yang muncul dengan terjal dari dasar laut pada 2000 - 5000 m di atas permukaan
laut. Pegunungan Togian ini bercabang sari semenanjung Bualemo di lengan timur
sulawesi, yang dipisahkan oleh teluk Poh.
Depresi tempe membentanng sepanjang garis tenggara sampai barat laut dari muara
sungai cenrana melalui Danau Tempe sampai muara Sungai Sadang. Bagian utara lengan
selatan ini merupakan daerah yang paling banyak gunungnya di Sulawesi.
terdapat pegunungan Kalando dengan ketinggian 2963, Sebagian besar gunung tersebut
tersusun dari batuan bolkanis tertier andesitis dan sebagianya terdapat intrusi diorit dan
granodoit. Maassif karua pada sisi selatanya merupakan pusat erupsi dari aliran tuff
dasito-liparitis dan erupsi tersebut mengisi lembah-lembah dalam yang tertampung
sebagai canyon.
Di antara lembah Sadang dan Teluk Bone muncul pegunungan Latimojong setinggi
>3000 m dari arah utara-selatan. Dari arah barat laut - tenggara muncul depresi yang aneh
sehingga memisahkan bagian utara lengan selatan dari sebelah selatanya. Depresi ni
sebelumnya adalah selat, hal tersebut terbukti karena adanya lempung muda dengan
karang di sekeliling Danau Tempe. Di sebelah timur laut terdapat danau Sidenreng dan di
utara Danau Buaya yang keduanya dialiri oleh Sungai Cenrana.
Bagian selatan lengan selatan mempunyai ketinggian lebih rendah daripada bagian
utara lengan selatan. Terdapat dua rangkaian pegunungan di bagian ini yaitu di barat dan
di timur yang terpisah dengan adanya depresi Walanae. Rangkaian sebelah barat
pegununganya ketinggian mencapai >1000 m yaitu Puncak Maros 1377 m, Tonrong
Krambu 1660 m, dan Bulu Laposo 1270 m. Rangkaian sebelah timur pegununganya
hanya Bone dengan ketinggian 800 m. Kedua rangkaian pegunungan tersebut terdapat
Pegunungan Bontolrini 800 m bersatu dengan puncak volkan Tertier Muda Bohong
Lagieng 1973 m. Kompleksnya, pegunungan selatan yang dialiri Sungai Walana ke utara
di dominasi oleh puncak Volkan Lompobatang atau Bontain 2871 m yang masih
mempunyai sisa kawah.
Di luar Pantai Makasar terdapat dangkalan Spermonde dengan sejumlah rangkaian
terumbu karang, di luar pantai Watampone juga terdapat dangkalan lain dengan terumbu
karang. Dangkalan lain tersebut akhrnya turun sampai ke palung Makasar bagian barat
dan bone di timur. Jalur pembagi gunung di bagian barat berlanjut hingga masuk ke
rangkaian terumbu karang Maria Rieregerabergen. Sedangkan rangkaian bone
membentang ke arah selatan kemudian ke timur melalui Selayar sampai tanah Jampea
dan Kalao. Di antara dua jalur yang menyebar itu terdapat Basin Flores hingga
membentuk segitiga. Kedalamanya lebih dari 5000 m, merupakan palung Flores yang
membujur timur sampai barat. Palung tersebut ke arah utara palungnya semakin dangkal
sampai pada puncaknya di lengan selatan Sulawesi. Depresi Walanae merupakan lanjutan
dari Basin Flores yang terpisah oleh lapisan penutup Massif Volkan Lompobatang.
Lengan Selatan II
Bagian sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis tenggara-barat lauit
dari muara sungai Karama sampai Palopo. Batas lengan utara dari garis timurlaut-barat
daya dari palopo sampai teluk Mandar. Namun secara geologis bagian barat lengan
sulawesi tengah termasuk Pegunungan Quarles yang lebih dekat hubungnnya dengan
bagian selatan dengan lemngan selatan ( Sutardji, 2006 : 103 ).
Fisiografi lengan selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada di antara
Majene yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan pegunungan
Latimojong dipisahkan oleh lembah Sadang dan diantara lembah Sadang dan teluk Bone
terdapat Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara ke selatan dengan ketinggian
sekitar 3000 mdpl. Pada bagian utara dan selatan lengan ini dipisahkan oleh depresi
dengan arah baratlau-tenggara yang terdapat danau-danau seperti Tempe, Sidenreng, dan
danau Buaya. Pada bagu\ian selatannya lengan ini mempunyai ketinggian yang lebih
rendah jika dibandingkan dengan bagian utara. Di daerah ini ada dua jalur pegunungan
yaitu di bagian barat dengan ketinggian diatas 1000 mdpl dan bagian timur dengan
ketinggian 800 mdpl yang dipisahkan oleh lembah Sungai Walaneia. Kedua jalur
pegunungan tersebut di sebelah selatan pegunungan Bontorilni, bersatu sebagai hulu
sungai Walaneia yang mengalir ke utara tertutup oleh vulkan besar Lampobatang.
Sedangkan di luar pantai Makasar terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian
karang, dan di luar pantai Watampone terdapat dangkalan dengan rangkaian karang, laut
dangkal dan sebelah baratnya menurun sampai palung Bone.
Secara garis besar tangan selatan Sulawesi merupakan kelanjutan Zone Palu (Zone bagian
barat Sulawesi Tengah) dan tangan tenggara merupakan kelanjutan dari tangan Timur
Sulawesi (Zone Kolonodale). Secara Stratigrafi antara lengan selatan dan lengan tenggara
banyak memiliki kesamaan, begitu juga antara Zone Palu Lengan Utara dengan Zone
Kolonodale Lengan Timur dilain fihak. Walaupun demikian diantaranya terdapat
perbedaan-perbedaan sebagai contoh bagian ujung selatan (di Selatan D. Tempe) banyak
kesamaannya dengan P. Jawa dan Sumatera sedangkan ujung selatan lengan tenggara
lebih banyak kesamaannya dengan Boton Archipelago dan Group Tukang Besi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pulau sulawesi merupakan salah satu pulau besar di Indonesia yang bentuknya
meramping. Pulau ini terletak di Indonesia bagian timur yang di lewati oleh jalur
pegunungan pasifik yang bersifat vulkan dan terbentuk oleh adanya pertemuan tiga
lempeng yaitu lempeng Eurasia, Indoustralia dan Pasifik. Morfologi Sulawesi
menyerupai huruf K yang terdiri dari empat cabang dan dipisahkan oleh teluk dalam
kemudian dipersatukan dibagian tengah. Di Sulawesi sebaran batuan volkan pasifis asam
terdapat di bagian utara dan barat, sementara ophiolith basis dan ultrabasis terdapat di
bagian timur. Untuk mempermudah pembahasan geomorfologi Sulawesi, maka Pulau
Sulawesi dibagi atas beberapa bagian, yaitu Lengan Utara, Lengan Timur, Kepulauan
Banggai, Lengan Tenggara, Kepulauan Buten dan Tukang Besi, Lengan Selatan dan
Sulawesi Tengah.
DAFTAR RUJUKAN
Herlambang,S. ______. Garis Besar Geomorfologi Indonesia. Bahan Ajar:
Verstappen.2013. Garis Besar Geomorfologi Indonesia. UGM Press:Yogyakarta
Rochmanto dan Franscies. 2012. Karakteristik Morfologi Pantai Mallusetasi Berdasarkan
Data
Spasial
Kabupaten
Barru
Provinsi
Sulawesi
Selatan.
(Online).
http://journal.unhas.ac.id/index.php/prostek/article/view/727
_____._____.Geomorfologi Sulawesi. (Online). http://ict.unm.ac.id/public/data/Bahan
%20Ajar/Geografi/Geomorfologi%20Indonesia/Geomorfologi%20Sulawesi.pdf..
http://www.bgl.esdm.go.id/publication/index.php/dir/article_download/275
http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Tondano
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Floating_houses_on_Lake_Tempe.jpg