Anda di halaman 1dari 16

3.1.

GEOLOGI
Bab III
Secara geologi, Sulawesi merupakan wilayah
GEOLOGI DAN KEADAAN
ENDAPAN yang geologinya sangat kompleks karena
merupakan perpaduan antara dua rangkaian
orogen (Busur kepulauan AsiaTimur dan
system pegunungan Sunda). Sehingga hampir seluruhnya terdiri dari pegunungan, sehingga
merupakan daerah paling berpegunungan di antara pulau-pulaù besar di Indonesia
(Sutardji,2006:100).Secara rinci ,fisiografi Sulawesiadalah sebagai berikut:

1. Lengan Utara Sulawesi

Pada lengan ini, fisiografinya terbagi menjadi 3 (tiga) bagian berdasarkan


aspekgeologinya.Ketiga bagian tersebut adalah:

1) Seksi Minahasa, merupakan ujung timur dari lengan utara Sulawesi dengan arah timur
laut barat daya yang bersambung dengan punggungan Sangiheyang didirikan oleh aktifitas
vulkanis pegunungan Soputan.

2) Seksi Gorontalo, merupakan bagian tengah dari lengan utara Sulawesi dengan arah timur
ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang lebar daratannya sekitar 35-110
km,tapi bagian baratnya menyempit 30 km (antara teluk Dondo di pantai utara dan
Tinombo di pantai selatan). Seksi ini dilintasi oleh sebuah depresi menengah yang
memanjang yaitu sebuah jalur antara rangkaian pegunungan di pantai utara dan
pegunungan di pantaiselatan disebut zone Limboto.

3) Jenjang Sulawesi utara, merupakan lengan utara Sulawesi yang arahnya dari utara ke
selatan dan terdapat depresi (lanjutan Zone Limboto diGorpntalo) yang sebagian besar
ditutup oleh vulkan-vulkan muda, sedangkan antara lengan utara dan lengan timur
dipisahkan oleh teluk Tomini rentang lebarnya 100 Km di bagian timur dan sampai 200 Km
di bagian baratsedangkan dasar teluknya semakin dangkal ke arah barat (kurang dari
2000meter) dan di bagian tengah teluk Tomini tersebut terdapat pegunungan dibawah
permukaan air laut dengan bagian tinggi berupa kepulauan Togian(Sutardji;2006:101).

2.Lengan Timur Sulawesi


Lengan timur Sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
bagian.Tiga bagian tersebut adalah:

1) Bagian timur,berupa semenanjung Bualemo yang dipisahkan dengan bagiantengah oleh


tanah genting antara teluk poh dan teluk besama

2) Bagian tengah,dibentuk oleh pegungungan Batui dengan pegununganBatulumpu yang


arahnya timur laut-barat daya yang berangsur-angsur lebar dari 20 km di timur sampai 80
km di utara Bungku.

3) Bagian barat, merupakan pegunungan tinggi yang membujur antara garisujung api sampai
Teluk Kolokolo bagian timur dan garis Lemoro sampai telukTomini di barat dan lebamya
sekitar 75-100 km (Sutardji,2006:101).

3.Lengan Tenggara Sulawesi

Batas antara lengan tenggara dengan bagian tengah Sulawesi adalah berupa tanah genting
antara Teluk Uso dengan Teluk Tomori yang lebarnya 100 km. Sedangkan lengan tenggara
Sulawesi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) bagian,yaitu:

1)Bagian utara, berupa massip- mass peridotit dari pegunungan Verbeek yang di tengahnya
terdapat dua graben yaitu Danau Matana dan Danau Tomini yang letaknya berada antara
teluk Palopo (Ujung utara teluk Bone) denganTeluk Tolo.

2) Bagian tengah, berupa Pegunungan Mekongga di sebelah barat dan sedimen peridotit di
sebelah timur yang dibatasi oleh Pegunungan Tangeasinua, sedangkan antara kedua
pegunungan tersebut terdapat basin yang dialiri sungai konawe, sedangkan ke arah
tenggara jalur ini tenggelam dan membentuk teluk-teluk dan pulau-pulau kecil serta
berkelanjutan sampai kepulauan Menui.

3)Bagian selatan, merupakan suatu depresi yang membujur dari arah barat ketimur yang
membentang antara kendari dan Kolaka yang diisi dataran alluvial yang berawa, sedangkan
di bagian selatannya berupa pegunungan dan bukit-bukit yang teratur dengan membujur
dari barat ke timur.

4.Lengan Selatan Sulawesi


Bagian Sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis tenggara-barat laut dari
muara sungai Karama sampai Palopo.Batas lengan utara darigaris timur laut- barat daya dari
Palopo sampai masuk teluk Mandar. Namun secara geologis bagian barat lengan Sulawesi
Tengah termasuk Pegunungan Quarles yang lebih dekat hubungannya bagian selatan
dengan lengan Selatan(Sutardji,2006:103).

Fisiografi lengan selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada diantara Majene
yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan pegunungan Latimojong
dipisahkan oleh lembah Sadang dan di antara lembah Sadang dan teluk Bone terdapat
Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara ke selatan dengan ketinggian sekitar
3.000 dpl. Padabagian utara dan selatan lengan ini dipisahkan oleh depresi dengan arah
baratlaut-tenggara yang terdapat danau-danau seperti Tempe, Sidenreng dan Danau Buaya.
Pada bagian selatannya lengan ini mempunyai ketinggian yang lebih rendah jika
dibandingkan dengan bagian utara. Di daerah ini ada 2 (dua) jalur pegunungan, yaitu di
bagian barat dengan ketinggian di atas 1.000 dpl dan bagian timur dengan ketinggian 800
dpl yang dipisahkan oleh Lembah sungai Walaneia. Kedua jalur pegunungan tersebut di
sebelah selatan pegunungan Bontorini, bersatu sebagai hulu sungai Walaneia yang mengalir
ke utara tertutupoleh vulkan besar Lampobatang. Sedangkan di luar pantai Makassar
terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian karang, dan di luar pantai Watampone
terdapat dangkalan dengan rangkaian karang,laut dangkal dan sebelah baratnya menurun
sampai palung Bone.

Ke empat lengan dari pulau Sulawesi bertemu di bagian tengah. Bagian ini dibatasi oleh
garis yang melalui Donggala-Parigi Lemore-teluk Tomini dari lengan utara dan timur,garis
dari Mojone-Palapor Dongi sampai teluk Tomori membatasi dengan lengan selatan dan
tenggara. Bagian tengah Sulawesi terbagidalam 3 (tiga) zona yang memiliki perkembangan
geologi yang berbeda dan mengarah ke utara-selatan(Sutardji,2006:104).

Ketiga zona tersebut adalah sebagai berikut:

1)Zona Palu,merupakan busur dalam vulkanis, tetapi telah padam,zona inibersatu ke utara
dengan Sulawesi Utara dan selatan dengan Sulawesi selatan.
2)Zona Poso, merupakan palung antara yang seperti garmit dan endapan sediment pantai
batuan metamosif dengan endapan konglomerat, batu pasirdan letaknya tidak selaras di
atas batuan metamorf

3) Zona Kolonodale,merupakan busur luar dengan dicirikan oleh batuan ultrabasa, batuan
sedimen yang terdiri dari gamping dan batu api umurmesozoikum (Sutardji,2006:104).

a. Geologi Umum Wilayah Studi

Geologi Regional daerah studi di dasarkan atas peta geologi skala 1:250.000yang diterbitkan
oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, yakni Lembar Bungku,Sulawesi
(No.2213) oleh Simanjuntak,T.O., E.Rusmana&J.B.Supandjono,1993 dan Peta Geologi
Lembar Lasusua,Kendari Sulawesioleh Simanjuntak, T.O., E.Rusmana dan Sukido 1993.

Secara regional daerah penyelidikan inventarisasi terletak pada 2 (dua) mandala geologi
yaitu:Mandala Sulawesi Timur yang ditandai oleh batuan ultra mafik, mafik,b atuan malihan
dan Mandala/Anjungan Tukangbesi-Buton yang ditandai oleh batuan sedimen pinggiran
benua yang beralaskan batuan malihan.

Batuan tertua pada Mandala Geologi Sulawesi Timur adalah batuan ultramafik yang
merupakan batuan alas, terdiri dari harzburgit, serpentinit, dunit, wherlit, gabro, diorit,
basal, mafik malihan dan magnetit, diduga berumur Kapur ,batuan ini sebagai tempat
kedudukan mineralisasi nikel dan asosiasinya. Batuan malihan komplek Pompangeo terdiri
dari berbagai jenis sekis dan sedimen malihan serta serpentinit dan sekis glaukofan. Batuan
ini diperkirakan terbentuk dalam lajur penunjaman Benioff pada akhir Kapur Awal hingga
Paleogen (Simanjuntak, 1980, 1986). Batuan ultramafik dan batuan Kompleks Pompangeo
tersebut berhubungan secara sentuhan tektonik.

Mandala/Anjungan Tukangbesi-Buton berupa batuan alas malihan terdiri dari sekis mika,
sekis kuarsa, sekis klorit, sekismika-ampibolit, sekis grafit dan genes berumur Permo-
Karbon. Di atasnya menindih tak selaras Formasi Meluhu (Lembar Muna) yang terdiri dari
batu gamping hablur dengan sisipan filit dan setempat sisipan kalsilutit rijangan. Kedua
formasi diperkirakan berumur Trias Akhir sampai Jura Awal.

Di atas kedua mandala yang saling bersentuhan diendapkan secara tak selaras Formasi
Langkowala yang terdiri dari batupasir dan konglomerat yang salingmenjemari,diperkirakan
berumur akhir Miosen Tengah. Di atasnya menindih selaras Formasi Eemoiko yang terdiri
dari batu gamping koral, kalkarenit ,batupasir gampingan, napal; dan formasi Boepinang
terdiri dari batu lempungpasiran, napal pasiran dan batu pasir. Kedua formasi tersebut
berumur Miosen Akhir sampai Pliosen.Di atas kedua formasi ini ditindih tak selaras oleh
Formasi Alangga terdiri dari konglomerat dan batu pasir yang belum padat dan Formasi
Buara terdiri dari terumbu koral, setempat lensa konglomerat dan batu pasir yangbelum
padat. Kedua formasi ini saling menjemari berumur Pliosen. Satuanbatuan termuda adalah
endapan sungai,rawa dan kolovium.

Dari hasil analisis, wilayah studi berada pada Mandala Geologi Sulawesi Timur,dan memiliki
stratigrafi batuan yang cukup variatif, berdasarkan umur dari muda kedua adalah pada
bagian atas di endapkan satuan Alluvium dan endapan pantai,yang terdiri dari kerikil,pasir
dan lumpur yang terbentuk pada zaman Holosen,pada bagian bawahnya diendapkan secara
tidak selaras satuan batuanformasi Salodik yang terdiri dari kalsilutit,batugamping
pasiran,napal dan sisipanrijang.Lingkungan pengendapan formasi ini berasal dari laut
dangkal hingga payau,yang sebagian terendapkan pada kipas bawah laut,tebal satuan
inisekitar 750 meter.

Di bagian bawah, diendapkah secara tidak selaras satuan batuan formasiMatanoyang terdiri
dari batuan rijang dan kalsilutit, satuan ini terletak pada blok bagian selatan hingga barat
lokasi studi, sedangkan pada blok bagian utarahingga timur lokasi studi diendapkan secara
tidak selaras satuan batuanKompleks Ultramafik yang terdiri dari batuan serpentinit
,harzburgit dan dunit, pada bagian ini merupakan jalur ofiolit Sulawesi Timur,yang terdiri
atas harzburgit, lerzolit, dunit, websterit, piroksenit,dan serpentinit. Satuan batuan ini
diperkirakan telah mengalami beberapa kali pengalihan tempat sejak zaman Kapur hingga
Miosen Tengah. Pada bagian bawah diendapkan satuan batuanFormasi Tokala yang terdiri
dari batugamping, napal, batupasir, serpih dan argilit.Satuan ini berumur Trias Akhir dengan
lingkungan pengendapan neritik luar padapinggiran benua. Tebal satuan ini lebih besar dari
500 meter.

Struktur dan tektonika yang di ketemukan di sekitar wilayah studi berupa lipatan dan sesar
menjadi struktur utama yang ditemukan di wilayah ini.Lipatan yangberlapis diketemukan
dalam batugamping yang berumur Mesozoik. Sesar utama adalah sesar Matano yang
cenderung bergerak secara sinistral,kecenderunganutara timur laut-barat daya, yang
berhubungan denga sesar Sorong dan sesar Palu-Koro.

Sesar Sorong mulai aktif selama Oligocene, mikro kontinen Banggai Sula melepaskan dani
Benua Australian dan mengapung menuju ke barat. Selama Pertengahan Miocene dibagian
barat lajur penunjaman busur luar tersesar sungkupkan diatas rumpang parit
busur 、 Sementara pada bagian timur MendalaGeologi mencuat(obducted) benua kecil
Banggai Sula yang bergerak kearahbarat. Sementara itu bagian dari subduction zone adalah
upthrusted atas busurvolkanis dari Tanah Sulawesi Barat,menyebabkan ke tiga mandala
geologi ituberhubungan dan mengalami pencenangan.
b.Topografi dan Morfologi

Secara morfologi wilayah studi berdasarkan kenampakan peta topografimemperlihatkan


adanya proses eksogen berupa erosi dan pelapukan yang membentuk bentangalam atau
morfologi yang terlihat dalam bentuk bentangalam sekarang ini.Lokasi Studi Wilayah
Tambang Blok Molino KecamatanPetasia pada bagian barat laut tenggara yang
kecenderungan dipisahkan olehpunggung bukit dengan puncak pada >500 meter di atas
permukaan laut danpunggung bukit kecenderungan timur-barat dengan puncak pada 425
meter diatas permukaan laut(dpl).

Berdasarkan relief dan beda tinggi,morfologi wilayah studi dapat dikelompokkandalam


2(dua)satuan,yaitu:

1) Satuan Bentang Alam Perbukitan Bergelombang


2)Satuan Bentang Alam Perbukitan Miring Terjal

ditandai soil yang tipis Batuan serpentinit merupakan ubahan dari batuan
dunitserpentinisasi kuat yang secara makroskopis memperlihatkan wama birukehitaman
sebagai akibat dari adanya perubahan tekanan dan temperatur darikegiatan struktur yang
bekerja pada daerah penelitian. Batuan ini disusun olehmineral serpentin,olivin,piroksin.

Komplek Ultramafik Merupakan bagian dari jalur ofiolit Sulawesi, terdiri


atasharzburgit,lerzolit,dunit,websterit,werlit,piroksenit,dan serpentinit.Satuan
inidiperkirakan telah mengalami beberapa kali pengalih tempatan sejak ZamanKapur sampai
Miosen Tengah. Batuah kelompok ultramafik/kompleks Ultrabasasangat dominan terdapat
pada areal IUP Eksplorasi PT. VIO ENERGY.
Formasi Larona terdiri atas material Batupasir,konglomerat dan batulempungdengan sisipan
tua.Selanjutnya Komponen Aluvium dan Endapan Pantai terdiriatas material Kerikil,pasir
dan lumpur terbentuk pada Holosen.BatugampingMalih terdiri atas pualam dan
batugamping terdaunkan.Berwarna kelabu mudasampai kelabu kehijauan,coklat sampai
merah kecoklatan.Satuan ini didugaberasal dari sedimen pelagos laut dalam. Umur satuan
ini diperkirakan lebih tuadari Kapur.
3.2.GENESA ENDAPAN NIKEL LATERIT

1. Genesa Endapan Bijih Nikel

Endapan Nikel Laterit

Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses pelapukan
batuanultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil dari bahasa
Latin "later" yang berarti batubata merah, yang dikemukakan oleh
M.F.Buchanan(1807),yang digunakan sebagai bahan bangunan di Mysore,Canara danMalabr
yang merupakan wilayah India bagian selatan,Material tersebut sangatrapuh dan mudah
dipotong,tetapi apabila terlalu lama terekspos,maka akan cepatsekali mengeras dan sangat
kuat.

Smith(1992) mengemukakan bahwa laterit merupakan regolith atau tubuh batuanyang


mempunyai kandungan Fe yang tinggi dan telah mengalami pelapukan,termasuk di
dalamnya profil endapan material hasil transportasi yang masih tampakbatuan asalnya.

Sebagian besar endapan laterit mempunyai kandungan logam yang tinggi dan dapat bernilai
ekonomis tinggi,sebagai contoh endapan besi, nikel,mangan dan bauksit.

Dari beberapa pengertian bahwa laterit dapat disimpulkan merupakan suatumaterial


dengan kandungan besi dan aluminium sekunder sebagai hasil prosespelapukan yang terjadi
pada iklim tropis dengan intensitas pelapukan tinggi.Didalam industri pertambangan nikel
laterit atau proses yang diakibatkan oleh adanyaproses lateritisasi sering disebut sebagai
nikel sekunder.

Endapan bijih nikel yang terdapat di Blok Tambang Molino termasuk dalam jenislaterit yang
terbentuk sebagai konsentrasi residu dari hasil pelapukan mekanis dankimiawi dari batuan
asal yang bersifat ultra basa seperti Peridotit,Serpentinit.

Ganesa Pembentukan Endapan Nikel Laterit

Proses pembentukan nikel laterit diawali dari proses pelapukan batuan ultrabasa,dalam hal
ini adalah batuan harzburgit. Batuan ini banyak mengandung olivin,piroksen, magnesium
silikat dan besi, mineral-mineral tersebut tidak stabil danmudah mengalami proses
pelapukan.
Faktor kedua sebagai media transportasi Ni yang terpenting adalah air. Air tanahyang kaya
akan CO2, unsur ini berasal dari udara luar dan tumbuhan,akanmengurai mineral-mineral
yang terkandung dalam batuan harzburgit tersebut.Kandungan olivin, piroksen, magnesium
silikat, besi, nikel dan silika akan teruraidan membentuk suatu larutan, di dalam larutan
yang telah terbentuk tersebut,besiakan bersenyawa dengan oksida dan mengendap sebagai
ferri hidroksida.

Endapan femi hidroksida ini akan menjadi reaktif terhadap air,sehingga kandunganair pada
endapan tersebut akan mengubah ferri hidroksida menjadi mineral-mineralseperti
goethite(FeO(OH)), hematit (Fe2O3) dan cobalt. Mineral-mineral tersebut sering dikenal
sebagai"besi karat".

Endapan ini akan terakumulasi dekat dengan permukaan tanah,sedangkanmagnesium, nikel


dan silika akan tetap tertinggal di dalam larutan dan bergerakturun selama suplai air yang
masuk ke dalam tanah terus berlangsung.Rangkaianproses ini merupakan proses pelapukan
dan leaching.Unsur Ni sendiri merupakanunsur tambahan di dalam batuan ultrabasa.
Sebelum proses pelindihanberlangsung,unsur Ni berada dalam ikatan serpentine group.
Rumus kimia darikelompok serpentin adalah X23 SiO2Os(OH)4.dengan X tersebut
tergantikan unsur-unsur seperti Cr,Mg,Fe,Ni,Al,Zn atau Mn atau dapat juga
merupakankombinasinya.

Adanya suplai air dan saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa kekar,maka Niyang
terbawa oleh air turun ke bawah,lambat laun akan terkumpul di zona air

sudah tidak dapat turun lagi dan tidak dapat menembus bedrock(Harzburgit).Ikatandari Ni
yang berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan membentuk mineral gamieritdengan rumus
kimia (Ni,Mg)Si4Os(OH)4.Apabila proses ini berlangsung terusmenerus,maka yang akan
terjadi adalah proses pengkayaan supergen (supergenenrichment).Zona pengkayaan
supergen ini terbentuk di zona saprolit. Dalam satupenampang vertikal profil laterit dapat
juga terbentuk zona pengkayaan yang lebihdari satu, hal tersebut dapat terjadi karena muka
air tanah yang selalu berubah-ubah,terutama dari perubahan musim.

Dibawah zona pengkayaan supergen terdapat zona mineralisasi primer yang


tidakterpengaruh oleh proses oksidasi maupun pelindihan,yang sering disebut sebagaizona
Hipogen,terdapat sebagai batuan induk yaitu batuan Harzburgit.
Faktor-faktor Utama Pembentukan Endapan Nikel Laterit

Faktor-faktor utama pembentukan bijih nikel laterit pada wilayah Blok


TambangMolino,adalah:

1) Batuan Asal

Yang merupakan batuan asal dari pembentukan endapan nikel laterit di BlokTambang
dolupo ialah batuan ultra basa Peridotit, dimana komponen utamanya terdiri dari mineral
Olivin yang biasanya mengandung unsur-unsur nikel dalamprosentase kecil pada kisi-kisi
kristalnya.

2)Proses Serpentinisasi

Akibat pengaruh larutan hidrotermal yang terjadi pada akhir pembentukan magma,batuan
Peridotit akan berubah menjadi batuan Serpentinit(Peridotit-Serpentinized).Proses ini
dianggap sebagai awal dari cara terbentuknya endapatan residu nikel.Dalam proses
serpentinisasi ini larutan yang mengandung karbon dioksidamemegang peranan penting.

3) Pelapukan dan Laterisasi

Pelapukan mekanis dan kimiawi terhadap batuan induk yang mengandung unsur-unsur
Ca,Mg,Fe,Na,Si,Cr,Mn,Ni,Co mengakibatkan terjadinya desintegrasi dandekomposisi,
dimana unsur-unsur ini larut dan kemudian diendapkan lagi sebagaimineral-mineral
tertentu yang menghasilkan suatu lapisan tanah laterit.

Batuan yang mengandung mineral Olivin akan lebih mudah lapuk dibandingkandengan
batuan yang banyak mengandung silika.Pada kenyataannya di lapangandapat dilihat bahwa
batuan yang banyak mengandung urat-urat silika ini tahanterhadap pelapukan, sehingga
sewaktu penambangan, bagian batuan ini akandidapatkan sebagai fragmen-fragmen yang
besar (boulder) dan masih keras.

Air tanah yang mengandung CO2 akan menguraikan mineral yang tidak stabil padabatuan
asalnya,menghasilkan Fe,Mg,Ni yang larut dan Si cenderung membentuksuspensi koloid.

Dalam larutan Fe,cenderung teroksidasi dan mengendap sebagai Ferrihidroksidayang


membentuk mineral-mineral seperti Goethit,Hematit,dan Limonit dekatpermukaan(Zone
Atas).
Larutan yang mengandung Mg,Ni dan Si selama bersifat asam akanterus meresapke bawah
sampai pada suatu kondisi dimana sifatnya sudah netral akibat adanyareaksi dengan
batuan,akan membentuk endapan hidrosilikat. Nikel yangterkandung dalam rantai
hidrosilikat akan mengendap pada celah-celah ataurekahan-rekahan sebagai urat-urat
Garnerit dan Krisopras. Sedangkan residunyaakan membentuk senyawa Saprolit yang
berwarna cokelat kemerahan(ZoneTengah).Dari hasil analisa kimia,Zone Tengah ini
merupakan zone bijih yangpaling kaya kandungan nikelnya (lihat Gambar 3.6).Ca,Mg yang
terlarut sebagaisenyawa karbonat akan terus mengalir ke bawah. Apabila larutan ini tidak
dapat mengalir lagi,akan terendapkan sebagai urat-urat Dolomit dan Magnetit yangmengisi
rekahan-rekahan pada batuan asal (Zone Bawah).

4)Penampang Tanah Laterit.


Secara umum urut-urutan zone lapisan tanah laterit dapat dilihat pada Gambar 3.6.Dari
penampang lapisan tanah laterit ini terlihat bahwa kecenderungan terdapatnyaboulder
sewaktu penambangan semakin ke lapisan bawah semakin banyak.Penyebaran boulder ini
dalam lapisan bijih tergantung pada kondisi pelapukan pada daerah tersebut.

Tanah dan batuan yang mengandung nikel terbagi menjadi 3 (tiga) jenis yaitu:laterit,rocky
laterit dan brown soil.

a)Laterit

Laterit merupakan hasil lateritisasi serpentin dan peridotit yang mengalamipelapukan dari
batuan ultramafik,seperti harzburgit dan dunit yangmengandung olivine dan piroksen yang
tinggi.Nikel,Besi,Crom,Magnesium,dan lainnya terbentuk selama proses lateritisasi dari
serpentinit dan peridotit.

b)Rocky Laterite

Rocky Laterite merupakan bagian laterit dasar,terdiri dari bongkah-bongkahyang menengah


hingga lunak batuan ultramafik. Ketika laterit yang diatasmengalami erosi,Rocky Laterite
akan muncul kepermukaan. Di lokasi zonalaterit yang mengandung bongkah batuan
ultramafik yang lapuk lebih dari25% ini di klasifikasikan sebagai tipe Rocky Laterite.

c)Brown Soil

Tanah hasil dari pelapukan batuan ultramafik seperti batupasir,batulempungdan


lainnya,tanah merah hingga kecoklatan merupakan hasil pelapukanbatulempung disebut
terrarosa yang diklasifikasikan sebagai tipe Brown Soil.Tanah ini tidak mengandung kadar
nikel yang tinggi.

Laterit terbagi menjadi 2 (dua) zona yaitu limonit dan saprolit. Adapunkarakteristik dua zona
tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut

·Limonit Zone

Zona ini memiliki karakteristik dengan warna coklat kemerahan,butiran halus,porositas


tinggi, tidak memperlihatkan tekstur batuan induknya,mengandungnikel kadar menengah
(<1%), besi (>25%), dan silica dan magnesium(<10%).

Saprolite Zone
Zona Saprolite memiliki karakteristik dengan warna coklat kekuningan,teksturbatuan induk
masih nampak,mengandung pecahan dan pelapukan batuanultramafik,pecahan terisi oleh
garnierite,kalsit,silica, dan mineral lainnya,

mengandung kadar nikel menengah hingga tinggi (>1%), besi (>20%), silicadan magnesium
yang cukup tinggi.

Hasil eksplorasi yang dilaksanakan oleh PT.VIO ENERGY menunjukkankadar nikel 1.109%
hingga 1.821% dalam saprolit,sedangkan total Fe43.146%.

Biji nikel pada endapan laterit yang mempunyai kadar nikeI paling tinggi terdapatdengan
dasar zone pelapukan dan diendapkan pada retakan-retakan di bagian atasdari lapisan dasar
(bedrock).Perluditambahkan bahwa endapan nikel laterit terletakpada lapisan bumi yang
kaya akan besi. Pembagian yang sempuma dari besi dan nikel ke dalam zone-zone yang
berbeda, tidak pemah ada. Pengayaan besi dannikel terjadi melalui pemindahan magnesium
dan silika. Besi dalam material inipaling banyak berbentuk mineral ferro oksida yang pada
umumnya membentuk gumpalan (disebut limonil). Sehingga endapan nikel dapat
ditunjukkan dengan adanya jenis limonit tersebut atau sebagai nickelferous iron ore.

Anda mungkin juga menyukai