0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan10 halaman
Teks tersebut membahas tentang geomorfologi di lengan tenggara Sulawesi. Terdiri dari 3 bagian utama yaitu ujung utara yang dicirikan oleh kompleks danau, bagian tengah didominasi pegunungan, dan ujung selatan berupa dataran dan perbukitan. Morfologi di wilayah ini dipengaruhi oleh sistem sesar regional.
Teks tersebut membahas tentang geomorfologi di lengan tenggara Sulawesi. Terdiri dari 3 bagian utama yaitu ujung utara yang dicirikan oleh kompleks danau, bagian tengah didominasi pegunungan, dan ujung selatan berupa dataran dan perbukitan. Morfologi di wilayah ini dipengaruhi oleh sistem sesar regional.
Teks tersebut membahas tentang geomorfologi di lengan tenggara Sulawesi. Terdiri dari 3 bagian utama yaitu ujung utara yang dicirikan oleh kompleks danau, bagian tengah didominasi pegunungan, dan ujung selatan berupa dataran dan perbukitan. Morfologi di wilayah ini dipengaruhi oleh sistem sesar regional.
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO TAHUN 2022 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia di bentuk olah tiga lempeng bumi,yang dua diantaranya aktif bergerak. Bagian barat tepi tenggara Lengan Benua Eurasia, juga dikenal sebagai paparan Sunda yang relative diam (Gambar 1.1). Bagian Timur Selatan di bentuk oleh Lempeng Benua Australia yang bergerak ke Utara dengan kecepatan 7-8 cm/tahun, dan bagian Timur Urata di tempati oleh Lempeng Samudra Pasifika tau Lempeng Samudra Filipina yang bergerak ke arah Barat dengan kecepatan rata-rata 8-10 cm/tahun (Surono, 2013). Pulau Sulawesi dan derah sekitarnya terletak pada pertemuan ketiga lempeng tersebut, oleh karenanya pulau ini secara Geologi sangat kompleks, sehingga banyak menarik perhatian para ahli kebumian untuk menelitinya. Kompleksitas pulau ini tercermin mulai dari Morfologi, Struktur Geologi, ragam jenis batuan penyusun, sampai stratigrafinya. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang geomorfologi dalam konteks linkungan pada lengan tenggara Sulawesi.
Gambar 1.1 Gambaran morfologi Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Sumber surono, 2013 Geologi Lengan Tenggara Sulawesi) 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu: 1. Bagaimana bentuk geomorfologi di lengan tenggara Sulawesi? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui bentuk geomorfologi di lengan tenggara Sulawesi. BAB II PEMBAHASAN
2.1 Geomorfologi Lengan Tenggara Sulawesi
Pulau Sulawesi dan sekitarnya merupakan pertemuan tiga lempeng yang
aktif bertabrakan. Akibat tektonik aktif ini, pulau Sulawesi dan sekitarnya di potong sesar regional yang masih aktif sampai sekarang. Kenampakan Morfologi di Kawasan ini merupakan cerminan system sesar regional yang memotong pulau ini serta batuan penyusunnya. Bagian tengah Sulawesi, Lengan Tenggara dan Lengan Selatan di potong oleh sesar regional yang umumnya berarah timur laut – barat daya (Gambar 1.2) Sesar aktif sekarang ini umumnya merupakan sesar geser mengiri. Surono, (2013) dalam Van Bemmelem (1949) membagi Lengan Tenggara Sulawesi menjadi tiga bagian: ujung utara, bagian tengah dan ujung selatan, (Gambar 1.2) Ujung Utara dari Palopo sampai Teluk Tolo dibentuk oleh Batuan Ofiolit. Bagian tengah yang merupakan bagian paling lebar (sampai 162,5 km), di dominasi batuan malihan dan batuan sedimen Mesozoikum. Ujung Selaatan lengan Tengara merupakan bagian yang relatif lebih landau, batuan penyusunnya didominasi batuan sedimen Tersier.
Gambar, 1.2. Lengan Tenggara Sulawesi yang menggambarkan perbedaan
morfologi antara ujung utara, bagian tengan dan ujung selatan. Berdasarkan penampakan gambar morfologi Lengan Tenggara Sulawesi (Gambar, 1.2) jelas terlihat perbedaan Lingkungan antara ujung utara, bagian tengah dan ujung selatan sebagai berikut: 1. Ujung Utara Ujung Utara di cirikan dengan munculnya kompleks danau Malili yang terdiri atas Danau Matano, Danau Towuti, dan tiga danau kecil disekitarnya (Danau Mahalona, Danau Lantoa dan Danau Masapi pembentukan ke lima Danau itu diduga akibat system Sesar Matano yang diketahui sebagai sesar geser mengiri, (Surono, 2013, dalam Ahmad, 1977) perbedaan ketinggian kelima Danau itu memungkinkan air dari satu Danau mengalir ke danau yang lebih rendah. Danau Matano dihubungkan dengan Danau Mahalona oleh sungai Petes yang kemudian dialirkan kedanau Towuti oleh sungai Tominanga. Demikian juga dengan Danau Lantoa dihubungkan dengan Danau Towuti oleh sungai kecil kemudian Danau Towuti dan Danau Masapi dialirkan ke Teluk Bone oleh Sungai Larona. Kelima Danau itu di kelilingi perbukitan dengan ketinggian 500-700 m di atas permukaan laut (dpl). Luas, Ketinggian, dan kedalaman kelima Danau itu bervariasi. (Tabel, 1.1)
Danau Matano Mahalona Towuti Lantoa Masapi
Luas (km²) 164 24,4 561,1 1,6 2,2 Ketinggian (m dpl) 386 310 283 586 434 Kedalaman Maksimun (m) 590 73 203 3 4 Sumber Amonim, 2010
Kedalaman maksimum Danau Matano 590 m padahal Danau ini terletak di
ketinggian 382m dpl. Hal ini menunjukkan bahwa Sebagian dasar danau Matano berada di bawah permukaan laut. Ujung Utara dipisahkan dengan bagian tengah Lengan Tenggara oleh Pegunungan Tangeroruwaki yang memanjang hampir barat-timur 2. Bagian Tengah Morfologi bagian tengah Lengan Tenggara Sulawesi didominasi pegunungan yang umumnya memanjang hampir sejajar berarah barat laut – tenggara. Pegunungan tersebut di antaranya Pegunungan Mekongga, Pegunungan Tangkelamboke, dan Pegunungan Matarombeo. Morfologi bagian tengah ini sangat kasar dengan kemiringan lereng tajam. Puncak tertinggi pada rangkaian pegunungan Mekongga yang berketinggian 2790 m dpl. Pegunungan Tangkelamboke (1500 m dpl). Sedangkan Pegunungan Matarombeo berpuncak di barat laut Desa Wawomondae dengan ketinggian 1551 m dpl. 3. Ujung Selatan Ujung selatan Lengan Tenggara Sulawesi di dominasi morfologi dataran dan perbukitan. Pada beberapa bagian muncul Pegunungan seperti Pegunungan Rumbia dan Mendoke. Umumnya dataran ini merupakan dataran Aluvium yang luas di kanan kiri sungai. Sedangkan morfologi perbukitan terdiri atas perbukitan rendah dan perbukitan tinggi. Perbukitan rendah jau lebih luas dibandingkan perbukitan tinggi.
Gambar, 1.3. Morfologi Bagian selatan Lengan Tenggara Sulawesi
Satuan Morfologi Dari penampakan lengan tenggara Sulawesi, setidaknya ada lima satuan morfologi yang dapat dibedakan. Dibagian tengah dan ujung selatan Lengan Tenggara Sulawesi yakni satuan pegunungan, perbukitan tinggi, perbukitan rendah, dataran rendah, dan karts. 1.1. Satuan Pegunungan Satuan Morfologi Pegunungan menempati bagian terluas di Kawasan ini (Gambar, 1.3) terdiri atas pegunungan Mekongga, Pegunungan Tangkelemboke, Pegunungan Mendoke dan Pegunungan Rumbia yang terpisah di ujung Selatan Lengan Tenggara, satuan morfologi ini mempunyai topografi yang kasar dengan kemiringan lereng tinggi. Rangkaian Pegunungan dalam satuan inimempunyai pola yang hamper sejajar berarah barat laut – tenggara. Arah ini sejajar dengan pola struktur sesar Regional di Kawasan ini. Pola terdebut mengindikasikan bahwa pembentukan morfologi pegunungan, itu erat hubungannya dengan Sesar Regional. Satuan pegunungan terutama dibentuk oleh batuan malihan dan di tempah batuan ofiolit. Ada perbedaan morfologi yang khas diantara kedua batuan penyusun itu. Pegunungan yang disusun dari batuan ofiolit mempunyai punggung gunung yang Panjang dan lurus dengan lereng relatif lebih rata, serta kemiringan yang tajam. Sementara itu, pegunungan yang dibentuk batuan malihan, punggung gunungnya terputus pendek-pendekdengan lereng yang tidak rata walaupun bersudut tajam. 1.2. Satuan Perbukitan Tinggi Satuan perbukitan tinggi menempati bagian Selatan lengan tenggara.terutama di selatan Kendari (Gambar, 1.3) Satuan ini terdiri atas bukit – bukit yang mencapai ketinggian 500 m dpl dengan morfologi kasar. Batuan penyusun morfologi ini berupa batuan sedimen klastika Mesozeikum dan Tersier. 1.3. Satuan Perbukitan Rendah Satuan morfologi perbukitan rendah melampar luas di Utara Kendari dan ujung selatan Lengan Tenggara (Gambar, 1.3) Satuan ini terdiri atas bukit kecil dan rendah dengan morfologi yang bergelombang. Batuan penyusun satuan ini terutama batuan sedimen klastika Mesozeikum dan Tersier. 1.4. Satuan Dataran Satuan morfologi dataran renda di jumpai di bagian tengah dan ujung selatan Lengan Tenggara (Gambar, 1.3). Tepi selatan dataran Wawotobi dan dataran Sampara berbatasan langsung dengan satuan morfologi pegunungan. Penyebaran satuan dataran rendah ini tampak sangat di pengaruhi sesar geser mengiri (Sesar Kolaka dan Sistem Sesar Konaweeha). Kedua system sesar ini diduga masih aktif yang ditunjukkan dengan adanya torehan pada endapan alluvial dalam kedua dataran tersebut(Surono, 2013) sehingga sangat mungkin kedua dataran ini terus mengalami penurunan. Penurunan ini tentu berdampak buruk pada dataran tersebut, di antaranya pemukiman dan pertanian di kedua dataran itu akan diterjang banjir yang semakin parah setiap tahunnya. Dataran Langkowala yang melampar luas di ujung selatan Lengan Tenggara, merupakan dataran rendah. Batuan penyusunnya terdiri atas batu pasir kuarsa dan konglomerat kuarsa Formasi Langkowala. Di dataran ini mengalir sungai – sungai yang pada musim hujan berair melimpah sedang pada musim kemarau kering. Hal ini mungkin disebabkan batu pasir dan konglomerat sebagai dasar sungai masih lepas, sehingga air dengan mudah merembes masuk kedalam tanah. Suangai tersebut di antaranya Sungai Langkowala dan Tinanggea. Batas selatan antara dataran Langkowala dan Pegunungan Rumbia merupakan tebing terjal yang dibentuk sesar berarah hamper barat – timur. Pada dataran Langkowala terutama didekat batas tersebut, di temukan endapan Emas sekunder, (Surono, 2009) menduga emas tersebut berasal dari batuan malihan di pegunungan Rumbia dan sekitarnya. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Bentuk Geomorfologi lengan tenggara Sulawesi yaitu: 1. Ujung Utara di cirikan dengan danau 2. Tengah dicirikan dengan pegunungan tinggi 3. Ujung Selatan diciran dengan pedataran 3.2 Saran 1. Perlunya penelitian lebih lanjut yang membahas Geomorfologi lengan tenggara Sulawesi. DAFTAR PUSTAKA
Surono, dkk. Geologi Lengan Tenggara Sulawesi 2013