Anda di halaman 1dari 47

26

BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK TINDAK LANJUT [ RTL]

A. Pelaksanaan Rencana Proyek Kepemimpinan [RPK]


1. Persiapan

Pada tahap persiapan yang dialkukan dalam Calon Kepala Sekolah


sebelum melakukan tindakan peningkatan kompetensinya adalah membuat
suatu program. Yang mana program tersebut digunakan sebagai panduan
dalam melakukan kegiatan IHT kepada para guru sasaran. Didalam program
tersebut disampaikan latar belakang dari kegiatan IHT , tujuan, sasaran,
materi dan jadwal. Setelah program rencana kerja peningkatan kompetensi
Calon Kepala Sekolah, sebelumnya mengadakan koordinasi dengan Kepala
Sekolah. CKS mengadakan angket yang disebarkan kepada para guru atas
respon melalui angket dalam pemanfaatan model pembelajaran . Setelah
melihat hasil angket yang 90 % para guru setuju mengadakan kegiatan IHT
model pembelajaran .CKS mengadakan koordinasi dengan kepala sekolah
SDN Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri, dimana dalam
koordinasi tersebut CKS menyampaikan maksud dan tujuan CKS
mengadakan kegaiatan tindakan kepemimpinan. Setelah tercapai
kesepakatan, kepala sekolah mengumpulkan guru – guru kelas SDN Tarokan
3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Hasil dari koordinasi tersebut
disampaikan oleh ibu kepala sekolah bahwa kegiatan IHT yang dilakukan
oleh CKS ini untuk mengajak meningkatkan kompetensi dan kreatifitas,
inovatif para guru untuk meningkatkan penyusunan RPP Abad 21.
Pada saat koordinasi tersebut CKS juga memberikan panduan
mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan IHT. Sesuai dengan jadwal
dilaksanakan selama 2 hari kegiatan IHT, monitoring. Dalam tahap
persiapan ada dokumen yang disiapkan seperti undangan kepada pengawas
dan nara sumber.
2. Pelaksanaan

26
27

Di pelaksanaan dibagi dalam 2 hari kegiatan IHT. Adapun


kronologinya adalah sebagai berikut :
Program Rencana Proyek Kepemimpinan ( RPK )
a. Rencana Kegiatan
Peningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP Abad 21
Melalui In House Training (IHT) di SDN Tarokan 3 Kecamatan
Tarokan Kabupaten Kediri.
b. Langkah-langkah Kegiatan

Siklus I
1) Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah;
a). Berkoordinasi dengan kepala sekolah, guru senior/teman sejawat yang
ditugasi membantu pelaksanaan pelatihan
b). Sosialisasi kepada warga sekolah
c). Menyusun program perencanaan tindakan (panduan kegiatan) meliputi
pendahuluan, pelaksanakan dan penutup
d). Membuat daftar hadir narasumber, daftar hadir panitia dan daftar hadir
peserta.
e). Membuat undangan untuk narasumber dan peserta
f). Menentukan narasumber
g). Menyiapkan materi-materi dan referensi
h). Menyusun instrumen monitoring kegiatan (mengacu pada langkah-
langkah kegiatan)
i). Menyusun instrumen evaluasi CKS mengacu pada indikator-indikator
yang hendak dicapai oleh CKS.
j). Menyusun instrumen evaluasi Sasaran (Guru) mengacu pada indikator-
indikator yang hendak dicapai oleh Sasaran (Guru).

2) Pelaksanaan
28

Dalam pelaksanaan proses pengembangan penyusunan rencana pelaksanaan


pembelajaran, kepala sekolah sebagai narasumber sedangkan pesertanya
adalah guru-guru kelas 1, 2, 3, 4, 5 6 guru PJOK, guru Pendidikan Agama
SD Negeri Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Di sini Nara
sumber memberikan penjelasan langkah-langkah penyusunan RPP Abad 21.
Nara Sumber menjelaskan materi IHT melalui LCD dan dilanjutkan Tanya
jawab materi IHT tersebut. Setelah penjelasan di perkirakan cukup, maka
peserta/guru diberi tugas menyusun sekaligus membuat RPP abad 21, dalam
kegiatan belajar mengajar yang telah di sampaikan oleh Nara Sumber. RPP
tersebut selanjutnya di tukar dengan peserta IHT lain untuk di telaah
bersama-sama. Kemudian berikutnya peserta/guru di beri kesempatan untuk
mempresentasikan hasil telaah RPP dan ditanggapi oleh peserta lain.
3) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan tahap persiapan dengan
menyusun instrumen yang dibutuhkan. Pelaksanaan monev dilakukan oleh
kepala sekolah, calon kepala sekolah dan peserta IHT.
4) Refleksi
Pada kegiatan refleksi calon kepala sekolah mencermati hasil monev secara
kualitatif dan kuantitatif terhadap pencapaian indikator program kegiatan RP
K. Dari hasil tersebut direncanakan tindak lanjut terhadap komponen atau
indikator yang masih lemah untuk dilaksanakan pada kegiatan RPK pada
siklus kedua.

Siklus II
1) Persiapan
Kegiatan yang akan dilakukan adalah;
a). Menentukan narasumber
b) Menyiapkan materi-materi dan referensi yang berkaitan dengan kegiatan
RPK yang dilaksanakan
29

c). Menyiapkan instrumen monitoring dan evaluasi (menggunakan butir


instrumen yang sama dengan siklus 1).
2) Pelaksanaan
a). Meningkatkan indikator pada kompetensi yang lemah berdasarkan hasil
monev siklus pertama pada kompetensi kepribadian, kompetensi
kewirausahaan dan kompetensi sosial
b). Melaksanakan kegiatan hasil evaluasi siklus pertama yang skornya lemah
pada kinerja sekolah yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik atau
profesional guru (sesuai judul RPK) dengan dibantu oleh teman sejawat.
c). Penyampaian materi dengan memberikan penekanan pada indikator yang
masih lemah sebagaimana refleksi pada siklus 1
3) Monitoring dan Evaluasi
a). Melakukan monitoring kegiatan RPK
b). Melakukan evaluasi CKS pada kompetensi kepribadian, kompetensi
kewirausahaan dan kompetensi sosial calon kepala sekolah.
c). Melakukan evaluasi Sasaran (Guru) pada kompetensi pedagogik atau
profesional peserta sesuai judul
d). Melakukan analisis hasil monitoring dan evaluasi untuk dideskripsikan
dalam laporan
4) Refleksi
a). Mencermati hasil (kualitatif dan kuantitatif) monitoring dan evaluasi
terhadap pencapaian Indikator program
b). Memberikan tindak lanjut untuk dilaksanakan dalam pelaksanaan tugas
guru di sekolah dengan menerapkan hasil RPK dari siklus ke -2.
5) Sumber Daya
Sumber daya yang mendukung keterlaksanaan kegiatan yang telah
direncanakan adalah sebagai berikut;
a). Sumber daya manusia:
(1). Kepala Sekolah
(2). Pengawas
30

(3). Watik setiyowati , S.Pd (Calon Kepala Sekolah)


(4). Guru sejumlah 7 orang
b). Keuangan
Biaya kegiatan RPK mulai dari persiapan sampai dengan akhir kegiatan
ditanggung oleh calon kepala sekolah.
c). Sumber daya non manusia:
(1). Ruang kelas 6
(2). Laptop
(3). LCD dan layar
(4). Printer
(5). Kertas HVS
(6). Alat tulis
6). Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada kegiatan RPK melalui angket dan observasi
(terlampir)

B. Supervisi Guru dan Tenaga Kependidikan (Tendik)


Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah melakukan supervisi kepada
para guru yang ada di sekolah tersebut. dalam kesempatan ini Calon Kepala
Sekolah belajar kepada Kepala Sekolah di SDN Tarokan 3 Kecamatan Tarokan
Kabupaten Kediri mengenai bagaimana prosedur melakukan supervisi di dalam
kelas maupun supervisi kepada Tenaga Kependidikan (Tendik). Berikut langkah
– langkah yang dilakukan ;
1. Pertemuan 1
Di pertemuan 1 ini ada 3 tahapan yang harus dilalui yaitu ;
a. Perencanaan
Pada kegiatan perencanaan ini Calon Kepala Sekolah yang
dilakukan yaitu : 1) Membaca modul atau program supervisi yang sudah
disusun oleh sekolah, 2) Melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah,
3) Membuat dan menyusun program supervisi, 4) Memuat jadwal
31

supervisi, instrument supervisi, 5) Dan akhirnya menentukan guru yang


akan disupervisi oleh CKS. Penulis memutuskan kepada Ibu Dian
Anggraeni, S.Pd. Beliau adalah guru kelas 1 dan juga guru paling yunior
di SDN Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri.
Sedangkan untuk supervisi Tendik Calon Kepala Sekolah
menentukan Tenaga Kebersihan Sekolah yang akan disupervisi. Dengan
perencanaan hampir sama dengan supervisi Guru Junior yaitu sbb: 1) 1)
Membaca program supervisi yang sudah disusun oleh sekolah, 2)
Melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah, 3) Membuat dan
menyusun program supervisi , 4) Memuat jadwal supervisi, instrument
supervisi, 5) Dan akhirnya menentukan Tendik yang akan disupervisi
oleh CKS yaitu Sdr. Prio Suwito
b. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan Supervisi Guru
Pelaksanaan dari supervisi guru yunior pada pertemuan 1 pada hari
Senin, 11 November 2020 di Kelas I jam 1 – 2. Di tahap pelaksanaa yang
dilakukan ada 3 tahapan yaitu
a). Pra Observasi
Langkah awal yang dilakukan Calon Kepala Sekolah menganalisa atau
menelaah dokumen ( RPP, silabus dll ) dari guru yunior tersebut.
Kemudian CKS mengadakan wawancara terkait persiapan supervisi, seperti
menentukan jadwal, materi /KD yang akan disampaikan. Langkah
selanjutnya Calon Kepala Sekolah menyiapkan instrumen yang akan
digunakan pada saat supervisi di dalam kelas. Pada saat menelaah
dokumen tersebut, CKS menemukan beberapa point yang harus guru
yunior benahi, salah satunya dalam pengalokasian waktu tidak tercantum
dalam langkah – langkah pembelajaran, sintak C4 tidak termuat dalam
kegiatan pembelajaran, penggunaan sumber belajar tidak bervariasi.
32

2). Observasi
Dalam kegiatan proses pembelajaran yang dilakukan didalam kelas
atau Calon Kepala Sekolah mengamati kegiatan PBM yang dilakukan oleh
guru yunior tersebut. Mulai dari kegiatan Pendahuluan hingga Penutup.
Berikut hasil pengamatan yang dilakukan di Pendahuluan guru yunior
langsung masuk ke dalam kelas setelah salam dan langsung memulai
pembelajaran tanpa menyampaikan tujuan / KD yang akan dicapai. Guru
yunior tidak mengajak siswa melakukan GLS. Kegiatan Inti , guru yunior
fokus pada materi, dan penguasaan kelas kurang, siswa ramai dan tidak
memperhatikan pelajaran dibiarkan. PBM berjalan monoton / teacher
center (ceramah), tidak inovatif. Kegiatan Penutup , guru yunior tidak
melakukan refleksi, setelah terdengar bel langsung menutupnya.
3). Pasca Observasi
Pada akhir supervisi di pertemuan 1, Calon Kepala Sekolah
melakukan review dan diskusi dengan guru yunior tersebut. CKS
menyampaikan feed back kepada guru yunior, mengenai bagaimana
pendapatnya pada awal pertemuan ini, menemukan kesulitan dalam
mengajar dan sebagainya. Pada kesempatan tersebut CKS memnyampaikan
kekurangan pada Ibu Diana Anggreani S.Pd selaku guru yunior, pada
waktu KBM tadi dan hasil dokumen – dokumen yang sudah ditelaah.
Bahwa seorang guru agar materi bisa tersampaikan dengan baik, guru harus
mempunyai trik atau tehnik penyampaiannya, seperti penggunaan media,
gambar dsb. Disampaikan juga kekurangan atau kesalahan dalam RPP-
nya. Selain itu saran yang disampaikan oleh CKS untuk peningkatan
kemampuan guru yunior dalam KBM adalah
a). Melakukan GLS
b). Menyampaikan tujuan dan KD yang akan dicapai.
c). Pengalokasian waktu mohon untuk diperhatikan .
d). Tidak memfokuskan pada mengajar, sehingga situasi kelas tidak
diperhatikan.
33

e). Memaksimalkan media sesuai dengan materi


Maka berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama KBM pada
pertemuan 1 CKS membuat penilaian dengan skor / nilai yang didapat
adalah 66 dengan diskripsi ketercapaian Cukup.
2). Pelaksanaan Supervisi Tendik
Pelaksanaan supervisi Tendik juga dilaksanaka dalam tiga tahap yaitu
1). Pra observasi, terdiri dari
a). Membahas program kerja tenaga kebersihan
b). Terjadinya kesepakatan fokus yang dinilai
c). Terjadi kesepakatan instrumen yang digunakan
2). Observasi, terdiri dari
a). Terlaksananya program kerja tenaga kebersihan
b). Diperolehnya data yang obyektif dalam menjalankan kinerjanya,
serta kesulitan tenaga kebersihan dalam memperbaikinya.
3). Post observasi, terdiri dari
a). Meminta tenaga kebersihan mengomentari sendiri kinerjanya yang
telah dilaksanakan sehingga menemukan keberhasilan dan kekurangan
yang perlu ditingkatkan.
b). Menentukan rencana tindak lanjut
c. Tindak lanjut dan Hasil
1). Guru
Tindak Lanjut pada kegiatan supervisi kepada Ibu Diana Anggreani, S.Pd,
sebagai guru yunior pada pertemuan 1 memperlihatkan hasil seperti pada
format observasi 1 dengan memperoleh nilai 67 untuk telaah dokumen
dengan dimasukkan dalam rumus :
29 x 100 = 67 Kategori Cukup
44
Dan nilai selama pengamatan memperoleh nilai 66 dengan dimasukkan

rumus 45 x 100 = 66, Kategori cukup


68
34

Selanjutnya CKS dan guru yunior berdiskusi untuk menentukan langkah


apa yang harus dilakukan pada pertemuan berikutnya. Yaitu dengan merevisi
RPP yang sudah dibuat. Dengan memperhatikan petunjuk yang sudah
ditunjukkan oleh supervisor / CKS tentang pengalokasian waktu, penggunaan
media dan metode dalam mengajar. Selain itu guru ynnior diminta dalam
KBM dikelas untuk tidak mendominasi atau bukan sebagai teacher center,
harus bisa memberdayakan siswa untuk berkembang. Penggunaan media ajar
yang menarik.
Kesimpulan pada kegiatan supervisi guru yunior pada pertemuan 1 adalah
sebagai berikut :

Telaah Dokumen Proses Pembelajaran


Nama Guru Yunior
Angka Huruf Angka Huruf

Diana Anggreani, S.Pd 67 Cukup 66 Cukup

2). Tendik
Hasil kinerja dari Tendik yang di supervisi dinyatakan hasil masih Cukup
(Belum semua ruangan bersih, seperti ruang UKS belum bersih, kamar mandi
kurang bersih, ruang koperasi kurang bersih). Dengan perolehan hasil
kuantitatif 65 secara kualitataif C
Sedangkan tindak lanjutnya diadakan pembinaan oleh Kepala Sekolah

2. Pertemuan 2

Di pertemuan ke 2 ini, masih tetap mengikuti 4 tahapan yaitu ;

a. Perencanaan
Mendiskusikan jadwal untuk supervisi berikutnya, kapan
kesediannya supervisi ke 2. Hasil yang disepakati dengan Ibu Diana
Anggreani, S.Pd , pelaksanaan supervisi dilaksanakan pada hari Kamis 14
November 2020 jam ke 1-2.
35

Untuk Tendik sama dengan guru junior yaitu supervisi kedua akan
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 November 2020
b. Pelaksanaan
1) Pelaksanaan Supervisi Guru
a). Pra Observasi
Sama seperti di pertemuan ke 1, pada pertemuan ke 2 CKS dan
guru yunior membuat kesepakatan untuk supervisi ke 2. Hasil dari
supervisi pertama diperbaiki pada supervisi ke 2. Di siklus ke 2 ini
CKS juga melakukan analisa dokumen RPP yang sudah direvisi.
Revisi yang dilakukan seperti pembagian alokasi waktu dalam
kegiatan inti, penggunaan media dan metode yang diubah, dsb. Dengan
demikian RPP yang akan digunakan untuk mengajar memang sudah
benar – benar sesuai sistematis dan runtut dengan materi atau pokok
bahasan yang akan disampaikan. Selain itu CKS juga mempersiapkan
isntrumen – isntrumen yang akan digunakan selama proses supervisi di
dalam kelas.
b). Observasi
Pada tahap pelaksanaan/ proses observasi , Ibu Diana Anggreani,
S.Pd selaku guru yunior masuk kelas bersama dengan supervisor
( CKS ) . Tampak Ibu Diana Anggreani S.Pd, sudah menyiapkan
segala sesuatunya seperti laptop, media LCD, dan gambar. Sebelum
kegiatan dimulai supervisor menyampaikan tujuan kunjangannya ke
kelas kepada siswa. Kemudian guru yunior memulai pelajaran dengan
mengajak siswa berdoa dan salam serta tepuk PPK. Nampak siswa
kelihatan sudah siap untuk mengikuti pelajaran. Setelah itu, Ibu Diana
Anggreani,S.Pd menyampaikan tujuan dari KD yang akan dicapai
pada pertemuan ke 2 ini. Tampak suasana kelas mulai aktif, siswa
sangat antusias, terlihat dari ekpresi senang karena melihat ada media
LCD yang sudah disiapkan.
36

Selanjutnya Ibu Dian Anggreani, S.Pd menyampaikan kegiatan


inti yaitu tentang silsilah keluarga dengan menggunakan gambar dan
media LCD. Pada kegiatan ini anak anak berkelompok untuk membuat
silsilah keluarga dengan bentuk bangun datar lingkaran, segiempat dan
segitiga. Untuk menunjukkan kreatifitas anak- anak bagan tersebut
diwarnai. Pada saat anak – anak melakukan diskusi, Ibu Diana
Anggreani, S.Pd selaku fasilitator, juga nampak terlibat didalam
kelompok dengan mendatangi kelompok mereka satu persatu.
Sehingga dalam hal ini peran dari guru sudah tidak lagi mendominasi
kelas, siswa diberikan keleluasaan untuk berekplorasi.
c). Pasca Observasi.
Di akhir pelaksanaan supervisi , CKS mereview dengan
melakukan tanya jawab dengan guru yunior tersebut, mengenai
pendapatnya setelah mengajar dengan menggunakan media tersebut.
Jawaban dari Ibu Diana Anggreani, S.Pd bahwa beliau sangat puas
dengan perubahan dalam mengajar dan kesimpulan beliau bahwa
media ternyata sangat penting untuk mengakomodasi suasana kelas.
2). Pelaksanaan Supervisi Tendik
a). Pra Obseravi
(1)Tercipta suasana akrab
(2)Membahas program kerja tenaga kebersihan
(3)Terjadinya kesepakatan fokus yang dinilai
(4) Terjadi kesepakatan instrumen yang digunakan
b). Obsevasi
(1) Terlaksananya program kerja tenaga kebersihan
(2)) Diperolehnya data yang obyektif dalam menjalankan kinerjanya,
serta kesulitan tenaga kebersihan dalam memperbaikinya.

c). Pasca Observasi


37

(1) Meminta tenaga kebersihan mengomentari sendiri kinerjanya yang


telah dilaksanakan sehingga menemukan keberhasilan dan
kekurangan yang perlu ditingkatkan.
(2) Menentukan rencana tindak lanjut
c. Tindak Lanjut dan Hasil
1). Guru Junior
Tindak lanjut yang disampaikan pada pertemuan ke 2 dalam kegiatan
supervisi guru yunior SDN Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri
adalah sebaiknya seorang guru harus selalu meningkatkan dan
mengembangkan pembelajarannya demi peningkatan profesionalisme seorang
guru. Sedangkan Hasil yang didapatkan pada
pertemuan ke 2 ini adalah untuk telaah dokumen didapatkan skor / nilai 79
dengan rumus 35 x 10 = 79 Kategori Baik
44

Dan hasil dari kegiatan KBM atau proses pembelajaran menghasilkan nilai 79,
dengan rumus :
54 x 100 = 79 Kategori Baik
68

Pada akhirnya hasil yang dicapai dalam supervisi guru yunior yang dilakukan
oleh CKS kepada Ibu Diana Anggreani, S.Pd, menunjukkan peningkatan yang
cukup bagus, seperti yang diharapkan oleh supervisor, khususnya CKS. Saran
yang bisa disampaikan adalah bahwa untuk meningkatkan profesionalisme ,
seorang guru harus bisa melakukan terobosan – terobosan yang kreatif dan
inovatif dalam PBM.
Kesimpulan yang bisa disampaikan pada pertemuan 1 dan 2 sangat jelas pada
tabel berikut :

Tabel 3.1 Hasil telaah dokumen dan proses


38

Penyusunan RPP Kegiatan Pembelajaran

Supervisi I Supervisi II ↑ Supervisi I Supervisi II ↑

67 79 12 66 79 13

Grafik 3.1 Peningkatan penyusunan RPP dan kegiatan pembelajaran


Guru Junior

2). Tendik
Sedangkan hasil dan tindak lanjut untuk Tendik adalah sbb: Hasil
kinerja dinyatakan baik dengan perolehan hasil secara kuantitatif 84 secara
kualitatif B tindak lanjutnya yaitu akan diadakan pengawasan secara berkala
oleh kepala sekolah.

C. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

1. Persiapan
Dalam penyusunan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh
seorang guru adalah mempersiapkan dokumen baku , seperti silabus, sumber
belajar / referensi. Dalam hal ini Kurikulum yang digunakan Kurikulum 2013.
Sedangkan bahan – bahan yang disiapkan seperti halnya buku pegangan guru /
39

handout, instrument penilaian dan RPP. Perangkat – perangkat pembelajaran


tersebut yang akan digunakan sebagai panduan dalam proses pembelajaran di
dalam kelas. Selain itu untuk menunjang keberhasilan seorang guru dalam
pembelajaran sangatlah diharapkan untuk selalu melakukan inovatif dan
kreatifitas dalam mengajar, contohnya penggunaan media ajar, metode mengajar
dan sebagainya. Sehingga dalam KBM bisa berjalan dengan efektif.
Pada pembuatan perangkat pembelajaran kali ini, CKS menyiapkan mata
pelajaran yang diampu adalah Tema 4 Sub Tema 2 Pembelajar ke 1 yang
meliputi muatan mata peljaran Bahasa Indonesia, IPA dan IPS. Dengan materi
pokok yaitu Teks Eksplanasi (Bahasa Indonesia), Menjelaskan cara
menghasilkan, menyalurkan, dan menghemat energi listrik (IPA), Posisi dan
peran Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi, politik,sosial, budaya,
teknologi, dan pendidikan dalam lingkup ASEAN (IPS). Materi ini diberikan
pada siswa kelas VI semester ganjil. Sedangkan media yang digunakan dalam
RPP adalah dengan menggunakan “gambar peran serta Inddonesia di wilayah
Asia Tenggara”, Peta pikiran dan rangakian listrik serta buku teks pelajaran..
Pada saat praktik atau skillnya yang dipersiapkan oleh guru adalah siswa mampu
menulis informasi penting dari teks eksplanasi yang didengar dalam bentuk peta
pikiran dengan sistematis, siswa mampu menyajikan informasi tentang peran
Indonesia dalam berbagai bentuk kerja sama di bidang pilitik dalam lingkup
ASEAN dengan sistematis, siswa mampu menjelaskan cara menghemat energi
listrik dengan tepat.
Sedangkan sumber belajar yang dijadikan referensi selain dari buku paket
juga menambah referensi dari internet. Selain itu CKS juga menyiapkan
instrumen penilaian dan soal- soal. Instrument penilaian yang disiapkan penilaian
sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

2. Pelaksanaan
40

Berdasarkan Permendikbud No. 18A tahun 2013 Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran / RPP merupakan rencana pembelajaran yang dikembangkan
secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada
silabus. Dilandasi dari peraturan tersebut maka pada kegiatan penyusunan
perangkat pembelajaran yang dilakukan CKS adalah ;
a. Mengkaji Kurikulum
Kurikulum sebagai salah satu substansi pendidikan merupakan pedoman
utama bagi para guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.Namun,
dalam implementasinya kurikulum dimaksud masih perlu dijabarkan lagi ke
dalam pengembangan silabus yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan
siswa, keadaan sekolah atau daerah. Dengan demikian, sekolah atau daerah
(bahkan guru) memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan
materi pokok / pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil
pembelajaran secara independen sesuai dengan konteks dan kebutuhannya
masing-masing.
Kurikulum yang saat ini digunakan para guru adalah Kurikulum 2013 yang
disusun secara otonom oleh pihak sekolah/Daerah dalam rangka mewujudkan
implementasi Standar Nasional Pendidikan. Hal tersebut dilaksanakan dengan
cara melakukan penjabaran dan penyesuaian Standar Isi yang ditetapkan
dengan Permendikbud No. 37 Tahun 2018 dan Standar Kompetensi Lulusan
yang ditetapkan dengan Permendikbud No. 20 Tahun 2016. Komponen-
komponen Kurikulum 2013 yang disusun pihak sekolah/Daerah itu terdiri
atas: tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan K13 ,
kalender pendidikan, dan silabus.
1) Silabus
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran
atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi
(SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan
41

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Permendiknas no.41 tahun


2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah).
Tahap-tahap Pengembangan Silabus
Tahap perencanaan Silabus meliputi 5 tahapan:
a. Perencanaan : mengumpulkan dan mempersiapkan informasi,
berburu referensi yang sesuai dari berbagai sumber.
b. Pelaksanaan : dalam menyusun silabus harus berpedoman pada
Standar Isi dan Kurikulum 2013
c. Perbaikan : buram silabus perlu dikaji ulang sebelum digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Pengkajian dapat melibatkan para spesialis
kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian,
psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf profesional
dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.
d. Pemantapan : masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan
pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah
memenuhi kriteria, rancangan silabus dapat segera disampaikan
kepada Kepala Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya.
e. Penilaian silabus : penilaian pelaksanaan silabus perlu dilakukan
secara berkala dengan mengunakaan model-model penilaian
kurikulum.
Komponen-komponen Silabus
Silabus memuat komponen-komponen berikut ini.
* Identitas Silabus
1) Kompetensi Dasar
2) Materi Pokok/Pembelajaran
3) Kegiatan Pembelajaran
Komponen-komponen silabus di atas, selanjutnya dapat disajikan dalam
format silabus secara horizontal atau vertikal
2). RPP
42

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik
dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas no.41 tahun
2007 tentang Standar Proses untuk Pendidikan Dasar dan Menengah).
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap
pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan
RPP secara rinci harus memuat: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber
belajar, dan penilaian
Langkah-langkah Penyusunan RPP
Mencantumkan identitas, terdiri dari:
Nama sekolah :
Kelas/Semester :
Tema :
Sub Tema :
Muatan Mapel :
Alokasi Waktu :
Catatan:
 RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus
yang disusun oleh satuan pendidikan
 Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar
yang bersangkutan.
a). Mencantumkan Kompetensi Inti (KI)
43

Terdiri dari KI.1 tentang Spiritual, KI.2 tentang Sosial, KI.3 tentang
Pengetahua dan KI.4 tentang Ketrampilan
b). Mencamtumkan Kompetensi Dasar (KD) dan Indikatir Pencapaian
Kompetensi (IPK)
c). Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang
direncanakan harus dikuasai siswa yang digali berdasarkan
kompetensi dasar tertentu.Tujuan pembelajaran harus dirumuskan
dalam bentuk pernyataan yang operasional dan dapat diukur..
d). Mencantumkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran
dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada
dalam silabus.
e). Menentukan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi
dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran,
bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang
dipilih.
f). Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan
langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan .Pada dasarnya,
langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan
pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.Akan
tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai
dengan karakteristik model yang dipilih, menggunakan urutan
sintaks sesuai dengan modelnya.Oleh karena itu, kegiatan
pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak
harus ada dalam setiap pertemuan.
44

g). Mencantumkan Sumber Belajar


Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada
dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.Sumber
belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media,
narasumber, alat, dan bahan.Sumber belajar dituliskan secara lebih
operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan
buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks
tersebut, pengarang, dan halaman yang diampu.
h). Mencantumkan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen,
dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data.Dalam
sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau
vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes
unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik
penilaian.
3). Bahan Ajar
Bahan ajar adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan
harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
Bahan ajar dikelompokan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu
jenis bahan ajar cetak, noncetak, dan bahan ajar display.
a). Bahan Ajar Cetak
Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang digunakan dalam kertas,
yangdapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian
informasi.
45

b). Bahan ajar non cetak


Jenis bahan ajar non cetak meliputi audio, video, slide dan Computer Based
Material
c). Bahan ajar display
Pada umumnya, bahan ajar display digunakan oleh guru pada saat
menyampaikan informasi kepada siswa di depan kelas. Jenis bahan ajar
display diantaranya chart, poster, peta, foto dan realita.
Peranan Bahan Ajar dalam Pembelajaran
Bahan ajar sangat penting artinya bagi guru maupun siswa dalam
proses pembelajaran. Tanpa bahan ajar akan sulit bagi guru untuk
meningkatkan afektifitas pembelajaran. Demikian juga halnya dengan siswa,
tanpa bahan ajar akan sulit untuk menyesuaikan diri dalam belajar, apalagi
jika gurunya mengajarkan materi dengan cepat dan kurang jelas. Oleh sebab
itu, bahan ajar dianggap sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan, baik oleh
guru maupun siswa, sebagai upaya untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
Peranan bahan ajar bagi guru antara lain menghemat waktu guru
dalam mengajar, mengubah peranan guru dari seorang pengajar menjadi
fasilitator, meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
interaktif. Sedangkan peranan bahan ajar bagi siswa meliputi : siswa dapat
belajar tanpa harus ada guru atau teman siswa yang lain, siswa dapat belajar
kapan saja dan di mana saja ia kehendaki, siswa dapat belajar sesuai dengan
kecepatan sendiri, siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri,
serta membantu potensi siswanya untuk menjadi pelajar mandiri.
4). Instrumen Evaluasi
Evaluasi masukan pembelajaran menekankan pada evaluasi
karakterisitik peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana
pembelajaran, karakterisitik dan kesiapan pendidik, kurikulum dan materi
pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran, serta
keadaan lingkungan dimana pembelajaran berlangsung.
46

karakterisitik peserta didik, kelengkapan dan keadaan sarana dan prasarana


pembelajaran, karakterisitik dan kesiapan pendidik, kurikulum dan materi
pembelajaran, strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran, serta
keadaan lingkungan dimana pembelajaran berlangsung.
Evaluasi proses pembelajaran menekankan pada evaluasi pengelolaan
pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembelajar meliputi keefektifan
stratategi pembelajaran yang dilaksanakan, keefektifan media pembelajaran,
cara mengajar yang dilaksanakan dan minat, sikap, serta cara belajar peserta
didik. Evaluasi pembelajaran atau evaluasi hasil belajar antara lain
menggunakan instrument-instrument evaluasi dapat berupa tes dan nontes
untuk melakukan pengukuran hasil belajar sebagai prestasi belajar, dalam hal
ini penguasaan kompetensi oleh setiap peserta didik. 

D. Pengkajian Aspek Manajerial

1. Rencana Kerja Sekolah.

a. Kajian di Sekolah Magang I (SDN Tarokan 3 kec Tarokan


Kabupaten Kediri )
Hasil kajian dari RKS di SDN Tarokan 3 Kecamatan
TarokanKabupaten Kediri adalah sebagai berikut: RKS dan RKJM
disusun berdasarkan EDS / SPMI, EDS/SPMI disusun oleh Tim
Pengembang Sekolah tetapi masih belum maksimal dikarenakan tidak
melibatkan siswa dalam penyusunan tersebut. Proses Penyusunan RKS
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1). Sekolah membentuk Tim
Pengembang Sekolah, 2). Mempelajari hasil EDS/SPMI tahun kemarin,
3). Menentukan program sekolah dalam 4 tahunan dengan
menyesuaikan visi, misi dan tujuan sekolah serta hasil EDS, 4).
Penyusunan RKS oleh Tim Penyusun RKS dengan mempertimbangkan
Komite Sekolah, 5). Sosialisasi kepada semua warga sekolah sampai
47

dengan mendapat persetujuan dari dewan guru, 6). RKS disyahkan oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri.
Di RKS mencakup semua kegiatan mulai dari Kesiswaan,
Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran, PTK serta pengembangannya,
Keuangan dan pembiayaan, Budaya lingkungan sekolah, Peran serta
masyarakat dan kemitraan, Rencana kerja lain yang mengarah kepada
pengembangan mutu. Dokumen RKS memuat RKS/RKJM, RKT dan
RKAS, RKS dipakai sebagai acuan Pelaksanaan Pengembangan
program sekolah, Setiap pemangku kegiatan sekolah menggunakan RKS
untuk menyusun rencana kegiatan, Setiap kegiatan dibuat menggunakan
rencana kegiatan berbentuk proposal dan Pasca kegiatan dibuatkan
pelaporan kegiatan. Sekolah melakukan evaluasi Penyusunan dan
Penggunaan RKS tetapi kadang-kadang kurang tepat waktu.

b. Kajian di Sekolah Magang II (SDN Kedungsari 2 Kabupaten Kediri)


Hasil kajian RKS dan RKJM di SDN Kedungsari 2 Kecamatan
Tarokan Kabupaten Kediri sebagai berikut ; RKS disusun berdasarkan
EDS yang disusun oleh sekolah tersebut. Langkah ini diambil untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan sekolah dan sekaligus
membaca peluang yang kemudian digunakan untuk rencana
pengembangan sekolah. Setelah itu menentukan program sekolah dalam 4
tahunan dengan menyesuaikan visi, misi dan tujuan sekolah. Penyusunan
RKS dilaksanakan oleh tim pengembang sekolah dengan melalui
pertimbangan dari komite sekolah. Langkah berikutnya disosialisasikan
kepada warga sekolah untuk mendapatkan persetujuan baru kemudian
disahkan oleh kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri.
Di RKS SDN Kedungsari 2 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri
dalam program kerja jangka pendek (1 tahun) yang diharapkan
terealisasinya dan tercapainya 8 standar sesuai SNP. Dan juga
pengembangan budaya dan lingkungan sekolah berwawasan adiwiyata
48

bisa segera terwujud dalam jangka pendek ini. Sedang rencana kerja
jangka menengah 4 tahunan hasil yang diharapkan adalah pemerataan
kesempatan, kualitas pendidikan, efisiensi pada rasio input dan output,
relevansi pada peminatan dan bakat siswa, dan pengembangan kapasitas.
Permasalahan di lapangan dan solusinya.
Permasalahan yang ditemui di lapangan ketika CKS melakukan
wawancara mengenai kajian RKS adalah dalam penyusunan RKS seringkali
terlambat dalam menentukan waktu penyusunan. Sedangkan dalam
perancangan oleh tim pengembang masih belum semua terlibat baik guru,
tenaga administrasi terutama siswa , tidak semua usulan guru bisa
tertampung dengan baik, dikarenakan kebijakan – kebijakan yang ditentukan
oleh Kepala Sekolah, sehingga seringkali guru disaat pelaksanaan sering
terkendala dengan sarana dan prasarana dan pembiayaan yang ada. Dari sisi
pelaporan kegiatan masih belum semuanya dilaporkan dengan tepat waktu
dan sering ada kegiatan bersifat insidental dari pemerintah daerah yang
belum tercaver dalam RKS
Solusi yang sebaiknya dilakukan oleh sekolah perlu melibatkan
seluruh elemen atau stake holder sehingga rencana kegiatan bisa tercaver
semua. Usulan – usulan hendaknya dibuatkan skala prioritas dan disesuaikan
dengan anggaran sekolah, sehingga dalam KBM tidak ada masalah. selain
itu pada RKS memberikan cadangan pembiayaan/taktis yang disiapkan
apabila ada kegiatan diluar rencana yang sudah disusun.
2. Pengelolaan Keuangan Sekolah

a. Kajian di Sekolah Magang I (SDN Tarokan 3 Kabupaten Kediri )


Setelah mengamati dan berkoordinasi dengan bendahara sekolah ,
pengelolaan keuangan sekolah terbagi menjadi 2 yaitu BOS ( Bantuan
Operasional Sekolah). Maka penulis dapat menyampaikan bahwa dalam
pengelolaan keuangan BOS harus melakukan tahapan – tahapan,
diantaranya perencanaan, pemanfaatan yang sesuai kebutuhan dan aturan
dalam juknis, pelaporan dan evaluasi. Sumber keuangan yang diperoleh
49

SDN Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri dari pemerintah


pusat pastinya mempunyai tata aturan dan alokasi waktu yang harus
disepakati oleh sekolah. Prosedur pengelolaan keuangan adalah sebagai
berikut: (1) Pengelolaan keuangan disusun dalam RKAS. (2) Semua
kegiatan sekolah yang dilaksanakan harus berpedoman pada RKAS. (3)
Kegiatan yang dilaksanakan harus di pertanggungjawabkan oleh
bendahara sekolah dan mengetahui kepala sekolah sebagai penanggung
jawab. (4) Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana yang
sudah ditetapkan perlu dimintakan persetujuan dari dewan guru dan
komite sekolah. (5) Melakukan transparansi pengelolaan keuangan dan
melaporkan hasil pelaksanaan pada yang berwenang.
Dalam proses pelaksanaannya sekolah memiliki dokumen tentang
pengelolaan keuangan tersebut, antara lain RAPBS, bukti fisik
pengeluaran, buku kas umum dan buku pembantu termasuk juga
buku/rekening bank. Untuk menjamin akuntabilitas keuangan, setiap
transaksi harus disertai bukti yang sah, memiliki catatan logistik sesuai
mata anggaran, buku kas ditutup pada akhir bulan setelah diperiksa oleh
petugas yang berwenang, buku kas ditutup pada periode 3 bulan dengan
menyertakan berita acara penutupan kas dan terkhir melaporkan pada
pejabat yang berwenang. Jika BOS ke Dinas Pendidikan dan BOS online
propinsi.
b. Kajian di Sekolah Magang II (SDN Kedungsari 2 Kabupaten Kediri )
Setelah berkoordinasi dengan Bendahara BOS, maka penulis dapat
membuat kajian keterkaitan dengan penggunaan anggaran BOS. Pada
prinsipnya penggunaan dana / anggaran di seluruh sekolah di kabupaten
Kediri hampir sama, yaitu mulai perencanaan, pelaksanaan ,pelaporan dan
evaluasi. Dalam perencanaan pun sekolah magang 2 (SDN Kedungsari 2
Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri) juga menyusun Tim RKAS yang
melibatkan semua unsur. Bahkan buku–buku penunjang sebagai
administrasinya pun juga sama, mulai dari BKU, Buku pembantu bank, Buku
50

Inventaris dll, semua sama. Namun yang membedakan adalah pada jenis
kegiatan yang berbeda baik pada BOS. Saat ini yang sedang dipersiapkan
adalah prasarana menuju sekolah adiwiyata mandiri.
Permasalahan dan solusi
Permasalahan di lapangan yang ditemui selama mengkaji
pengelolaan keuangan adalah belum memiliki SDM yang mampu
mengoperasionalkan aplikasi E – Catolog. E – Catalog adalah aplikasi yang
digunakan untuk menginventarisir semua belanja modal secara online. Maka
solusi yang bisa diambil adalah penyediaan SDM yang berkompeten dalam
menguasahi software.
3. Pengelolaan Kurikulum.

a. Kajian di Sekolah Magang I (SDN Tarokan 3 Kabupaten Kediri )


Pada aspek kurikulum di sekolah magang 1 atau di SDN Tarokan 3
Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri terdapat 2 hal dalam pengelolaan
kurikulum diantaranya sebagai berikut: a) Bagaimana proses penyusunan
dokumen 1, b) Apa saja kelengkapan dalam buku dokumen 1. Tahap awal
yang dilakukan adalah sekolah menyusun Tim Pengembang Kurikulum
Satuan Pendidikan. Dimana dalam penyusunan tim tersebut melibatkan
semua pihak, mulai kepala sekolah, semua dewan guru, komite sekolah.
Dari masing – masing mata pelajaran diwakili seorang koordinator guru
mata pelajaran. Tugas seorang koordinator mapel ini adalah sebagai media
bagi guru – guru menyampaikan usulan kepada sekolah lewat koordinator
mapel. Sedangkan pelaksanaan penyusunan tersebut dilakukan di rapat
dewan guru bersama komite sekolah dan kepala sekolah selaku
penanggung jawab kegiatan dan juga pengawas pembina. Dalam dokumen
1 juga disyahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri.
Sedangkan kelengkapan dalam dokumen 1 tersebut memuat visi
sekolah, dimana visi tersebut merupakan gambaran dari masa depan yang
akan dicapai oleh sekolah tersebut khusnya SDN Tarokan 3 Kecamatan
Tarokan Kabupaten Kediri. Visi tersebut adalah “ Terwujudnya siswa
51

yang cerdas, terampil, berbudipekerti luhur, sehat jasmani dan rohani


dilandasi iman dan taqwa kepda Tuhan Yang Maha Esa”. Selain visi yang
ingin dicapai juga ada misi sekolah, tujuan dari penentuan misi adalah
untuk mewujudkan mutu pendidikan melalui kegiatan akademik dan non
akademik yang efektif dan inovatif, mewujudkan pengembangan sarpras
yang berstandar, dan memujudkan pengembangan kegiatan wawasan
wiyata mandala. Sementara itu dalam tujuan sekolah mencakup 3 tahapan
atau langkah untuk mencapai visi dan misi tersebut. Ketiga tahapan
tersebut adalah jangka panjang memuat visi dan misi yang hendak dicapai,
jangka menengah yang dirumuskan dalam waktu 4 tahun mulai 2017/2018
sampai akhir tahun pelajaran 2020/2021, dan yang terakhir jangka pendek
yaitu untuk mengembangkan sikap, kemampuan serta membekali peserta
didik dengan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk hidup
dalam masyarakat serta mempersiapkannya agar memenuhi persyaratan
untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Dalam tujuan tersebut ada
strategi, sasaran dan skala prioritas baik dibidang akademis ataupun non
akademis.
Pada dokumen 1 kurikulum Kurikulum 2013 SDN Tarokan 3
Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri, terdapat struktur kurikulum yang
memuat tentang struktur kurikulum 2013 yang berisi tentang pemuatan
Kompetensi Inti (KI), dan Kompetensi Dasar. Dalam Kompetensi Inti 1,2
antara kelas 1 s/d 6 memiliki isi yang sama, yaitu KI 1 membahas
mengenai religius dan KI 2 berisi sikap sosial. Sedangkan pada kompetensi
dasar yang terbagi kedalam KD 3 berisi pengetahuan dan KD 4
menjabarkan ketrampilan. Pengalokasian waktu disesuaikan dengan
karakteristik satuan pendidikan. Sedangkan mata pelajaran dikelompokkan
menjadi 2, yaitu kelompok A meliputi Pendidikan agama dan Budi Pekerti
(4 jam perminggu), PPKn ( 5 jam perminggu ), Bahasa Indonesia ( 7 jam
perminggu ), Matematika ( 6 jam perminggu), IPA ( 3 jam perminggu), IPS
( 3 jam perminggu ) . Kelompok B meliputi Bahasa Indonesia (8/9/10 jam
52

perminggu) Matematika ( 5 jam perminggu ) . Sedangkan Muatan lokal


( Mulok ) yaitu Bahasa Jawa ( 2 jam perminggu ) pemilihan bahasa jawa
sebagai mata pelajaran muatan lokal disesuaikan dengan karakteristik dan
potensi daerah, serta melestararikan budaya daerah. Dengan akumulasi
jumlah alokasi waktu perminggu adalah 37 jam.
Pengembangan diri dilaksanakan secara terprogram (wajib) dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik secara individu, kelompok dan atau klasikal
melalui layanan bimbingan dan konseling , dan kegiatan yang tidak
terprogram 9 pilihan ) yaitu dalam bentuk esktrakurikuler. Di SDN
Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri, ada 3 jenis
esktrakurikuler yang menjadi pilihan dari peserta didik. Penentuan
ketuntasan minimal atau KKM yang dilaksanakan di SDN Tarokan 3
Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri atau di sekolah magang 1
ditentukan oleh masing – masing guru mata pelajaran. Namun sekolah
senantiasa berupaya untuk meningkatkan KKM secara berkelanjutan agar
dapat mencapai KKM ideal ( 100% ) dengan melalui kegiatan memberikan
tambahan waktu belajar, melengkapi sarpras pembelajaran, serta
meningkatkan proses pembelajaran dan penilaian pembelajaran. SDN
Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri menerapkan prinsip
belajar tuntas untuk semua KD yang telah dipaketkan. Program remidial
dilakukan 3 kali dengan mendapatkan nilai yang sama dengan KKM.
Berdasarkan tabel KKM yang telah disusun penentuan ketuntasan
minimal tidak semua mata pelajaran dengan KKM 75 tetapi KKM tersusun
sebagai berkut Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75, PPKn 75, Bahasa
Indonesia 75, Matematika 71, IPA 70, IPS 71, SBdP 75, PJOK 75, Bahasa
Jawa 70 . Rumusan kriteria kenaikan kelas ditentukan oleh 2 aspek, yaitu
1) aspek akademis, yaitu peserta didik dinyatakan naik kelas apabila
memenuhi syarat menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua
semester dikelas yang diikuti, tidak boleh ada nilai yang kurang dari KKM
53

lebih dari 3 mata pelajaran atau maksimal hanya ada 3 mata pelajaran yang
rata – rata nilainya kurang dari KKM, dan ketidakhadiran tanpa izin
berturut – turut maksimal 10 % dari jumlah hari efektif, 2) aspek non
akademis yaitu nilai minimal baik untuk aspek kepribadian, kelakuan dan
kerajinan.
Sedangkan untuk penentuan kelulusan di SDN Tarokan 3
Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri, juga ditentukan oleh 2 aspek, yaitu
1) aspek akademis, yaitu siswa telah menyelesaikan program pembelajaran
dari kelas 1 s/d 6, nilai sikap baik, nilai ujian sekolah rata – rata 75,0 ( nilai
ujian sekolah 30 % ) dan yang utama adalah mengikuti Ujian Nasional dan
memperoleh nilai untuk semua mata pelajaran yang diujikan. 2) aspek non
akademis , minimal nilai baik untuk nilai kelakukan, kerajinan dan
kerapian. Dengan adanya standar kelulusan tersebut hasil Ujian Nasional
rata – rata nilai 2 tahun terakhir ini tahun pelajaran 2017/2018 untuk mata
pelajaran bahasa Indonesia (768,93), Matematika (72,54), IPA (80,22).
Sedangkan tahun pelajaran 2018/2019 untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia (76.24), Matematika (78,67), IPA(77,61)
Penentuan kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran, yang
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Pengalokasian waktu yang telah
ditetapkan oleh tim pengembang kurikulum SDN Tarokan 3 Kecamatan
Tarokan Kabupaten Kediri adalah waktu pembelajaran efektif adalah
jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi seluruh jumlah jam
pembelajaran dan untuk kegiatan pengembangan diri. Pembagian waktu
dalam kalender pendidikan terbagi 2 dengan penjabarannya sbb; minggu
efektif ( 16 ), kegiatan khusus sekolah ( 3), hari libur keagamaan (2), hari
libur nasional ( 1 ) dan jeda antar semester ( 2 ). Sedangkan untuk semester
ganjil pembagian minggu 29 minggu, dengan kegiatan sbb; minggu efektif
( 19 ), kegiatan khusus sekolah ( 3 ), LPP ( 1 ), hari libur (6). Hari masuk di
54

SDN Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri, mengikuti


peraturan mendikbud yaitu 6 hari kerja, mulai dari jam 07.00 wib hingga
pukul 14.00 wib.
Sedangkan dalam menyusun RPP yang memuat 4 komponen, seperti
Gerakan Literasi Sekolah, C4 , PPK, dan HOTS sudah diterapkan oleh
bapak / ibu guru di SDN Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten
Kediri, walau ada yang belum menerapkannya. Hal ini dikarenakan
kebiasaan yang dilakukan oleh bapak/ ibu guru mengcopy dari sekolah lain
yang belum menerapkan. Hal Inilah yang banyak dilakukan oleh guru –
guru yang sudah senior ( diatas 50 Tahun ), mereka beranggapan bahwa
asalkan sudah punya perangkat pembelajaran sudah bagus. Kelemahan
inilah yang seringkali ditemui pada waktu supervisi. Jika diprosentasekan
jumlah guru yang sudah menggunakan sedikitnya 4 komponen tersebut
adalah 70 % dari 7 guru yang ada di SDN Tarokan 3 Kecamatan Tarokan
Kabupaten Kediri.
Dalam proses penyusunan silabus dan RPP dilakukan oleh guru
secara mandiri atau bekelompok (KKG) sekolah yang pengembangnya di
bawah supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri. Kelengkapan dalam
pengembangan silabus meliputi identitas silabus (nama sekolah, mata
pelajaran, kelas, dan semester), standar kompetensi ( KI 1,2 ), sedangkan
komponen silabus dalam matriks meliputi Standar kompetensi dasar (KI 3
– pengetahuan, KI 4 – Ketrampilan ), materi pokok pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator, penilaian. Sedangkan proses penyusunan RPP
kelengkapannya disusun setiap KD yang dilaksanakan dalam minimal satu
kali pertemuan atau lebih, sementara komponen RPP berisi : Identitas
sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu,
tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang akan
dicapai oleh peserta didik, kompetensi dasar menggambarkan 4 kompetensi
mulai dari kompetensi inti 1 memuat tentang riligius, KI 2 memuat tentang
sosial, KI 3 memuat tentang pengetahuan dan KI 4 memuat tentang
55

ketrampilan, materi pembelajaran cakupan materi atau bahan ajar akan


disampaikan kepada siswa, metode pembelajaran adalah cara apa yang bisa
diterapkan dan sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang ada
( PBL,Discovery, Inquiry) , media pembelajaran adalah alat sarana yang
bisa digunakan dalam PBM, sumber pembelajaran, langkah – langkah
kegiatan terdapat 3 tahapan Apersepsi, Inti dan penutup yang mana dalam
langkah – langkah tsb harus sesuai dengan sintaknya. Penilaian meliputi
penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan
b. Kajian di Sekolah Magang II (SDN Kedungsari 2 Kabupaten Kediri )
Hasil kajian kurikulum di sekolah magang 2 , kurikulum yang
digunakan yang digunakan sama, yaitu menggunakan Kurikulum 2013
dengan bermuatan basis Adiwiyata, dalam penyusunan kurikulum di SDN
Kedungsari 2 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri juga telah membentuk
Tim Pengembang kurikulum dan kepala sekolah sebagai penanggung jawab
kegiatan. Dalam penyusunan Kurikulum 2013 tersebut melibatkan semua
guru dan urusan serta koordinator guru mata pelajaran, komite sekolah,
pengawas. Dalam tim / panitia tersebut juga melibatkan Tenaga
Kependidikan untuk standar pembiayaan. Jadi dapat dikatakan bahwa semua
pihak dilibatkan dalam pengembangan 8 standart SNP di SDN Kedungsari 2
Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Sedangkan guru – guru juga
dilibatkan sebagai anggota yang mana mereka menyampaikan usulannya
lewat koordinator guru mapel. Dan hasil kesepakatan tim pengembang
tersebut diketahui oleh komite sekolah dan disyahkan oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Kediri.
Di dokumen 1 termuat visi, misi dan tujuan SDN Kedungsari 2
Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri. Visinya “ Terwujudnya siswa yang
cerdas, berprestasi, terampil, Iman dan Taqwa” sedangkan indikator yang
diharapkan adalah keimanan dan kepribadian, prestasi akademik, prestasi
non akademik. Rumusan dari tujuan yang ingin dicapai dalam 4 tahun ke
depan ( 2021 ) adalah mengoptimalkan proses pembelajaran yang inovatif,
56

bervariasi dengan berbasis CTL, memiliki rata – rata nilai UASBN Bahasa
Indonesia 78,54 Matematika 84.17 IPA 80,82 dan serta memiliki proporsi
kelulusan atau output yang dapat diterima di sekolah unggul, serta yang
utama adalah memiliki lingkungan yang bersih, rindang dan representative
sebagai tempat yang nyaman bagi siswa untuk belajar. Dalam penentuan
KKM yang ada di SDN Kedungsari 2 Kecamatan Tarokan Kabupaten
Kediri berdasarkan 3 hal yaitu intake, kompleksitas dan daya dukung, dan
KKM untuk semua mata pelajaran adalah 75 untuk semua jenjang.
Pada tahun pelajaran 2018/2019 penetapan kalender pendidikan
selama 32 minggu efektif atau maksimal 192 hari efektif selama 1 tahun.
Dengan perincian minggu efektif belajar selama 1 semester gasal
berlangsung 18 minggu dan semester genap selama 14 minggu. Sedangkan
hasil kajian RPP yang belum menggunakan C4 dan HOTS sekitar 50 % ,
hal ini dikarenakan belum semua siap, namun jika GLS dan PPK sudah
dilaksanakan. Sehingga 2 minggu yang lalu baru diberikan IHT bagi guru –
guru di SDN Kedungsari 2 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri, dan
diharapkan pada tahun 2020 sudah semua guru – guru menerapkan GLS,
PPK,4C dan HOTS.
Permasalahan dan solusi
Permasalahan yang ditemui selama OJT di lapangan diketemukan
kinerja tim pengembang kurang maksimal, dikarenakan penempatan
personel dalam tim kurang berkompeten. Sehingga yang berperan utama
dalam hal ini tetaplah operator SD, visi,misi dan tujuan sekolah belum
dihafal oleh semua warga sekolah, belum semua bakat siswa terwadahi,
belum semua guru memahami cara penentuan KKM, kalender pendidikan
hanya copy paste, belum semua guru mampu mengembangkan RPP.
Solusinya adalah mengupayakan penyusunan kurikulum berikutnya
melibatkan seluruh TPK, sosialisasi visi, misi da tujuan sekoah kepda
seluruh warga sekolah, mencari pembina dari luar, merencanakan pelatihan
57

penyusunan KKM dan pengembangan RPP, menyesuaikan kalender


pendidikan dengan situasi dan kondisi sekolah.

4. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah

a. Kajian di Sekolah Magang I (SDN Tarokan 3 Kabupaten Kediri )


Setelah mempelajari mengenai pengelolaan sarana dan prasarana
sekolah kemudian mengkajinya, Calon Kepala Sekolah mengetahui
bagaimana prosedur / mekanisme pengelolaan sarana dan prasarana
sekolah ditempat magang 1. Penulis mengetahui sumber daya sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah magang 1. memahami tentang perencanaan
pengadaan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan sarana prasarana
sekolah.
Sekolah memiliki perencanaan program sarana prasarana tetapi
belum ada dokumen secara khusu dan masih inklut ke RKAS, memiliki
tim pengadaan sarana prasarana dan tim belanja, memiliki program
perbaikan dan program perawatan sarpra. Penginventarisasi Sarpras
dilakukan dengan cara pencatatan barang di buku inventaris oleh petugas,
penomoran pada barang inventaris sesuai jenis dan tahun pengadaan,
merekapitulasi barang inventaris sesuai jenis dan jumlahnya, Pelaporan
sarpras, dilakukan secara bekala oleh petugas inventaris dan laporan
memuat semua jenis barang inventaris yang dilengkapi dengan jumlah dan
keadaan barang.
b. Kajian di Sekolah Magang II (SDN Kedungsari 2 Kabupaten Kediri )
Setelah melakukan pengamatan dan kajian pada sekolah magang
2, CKS dapat mempelajari bagaimana mengelola sarpras hingga pencatatan
barang yang ada. Di sekolah magang 2 juga telah membentuk kerja sarpras,
yaitu tim belanja barang dan tim penerima barang. Semua barang – barang
dicatat dan diinventaris sesuai dengan kode dan tanggal pembeliannya.
Namun yang sering kali tim sarpras jumpai adalah dalam realisasi barang
tidak sesuai dengan program yang sudah direncanakan. Terutama dalam hal
58

ini keterkaitan dengan birokrasi dinas terkait. Ini yang seringkali menjadi
kendalanya. Sementara pemenuhan untuk kegiatan KBM di sekolah
magang 2, Sarana Prasarana sudah cukup memadai dan lumayan lengkap.
Dan kondisi yang paling real saat ini disekolah magang terkait
pelaksanaan sekolah Adiwiyata, maka sekolah sudah memenuhi dan
melengkapi sarana prasarana sesuai dengan kajian Adiwiyata. Sehingga
sangat nampak sekali perubahan sekolah magang 2 pada saat itu dengan
kondisi sekarang. Namun di sekolah magang 2 kondisi nyata.adalah tidak
semua perbaikan dapat diatasi Dan pengadaan barang – barang selalu
dilakukan pelaporan setiap saat ke dinas terkait, baik dalam kondisi
apapun.
Persoalan dan solusi pemecahan
Permasalahan yang ditemui di lapangan adalah kamar mandi sekolah
kurang terlihat bagus. Selain itu sekolah belum pernah mengadakan sarpras
dengan cara penukaraan dan pendaur ulangan. Tim pengadaan sarpras sudah
ada, tetapi pelaksanaan masih kurang maksimal, pencatatan inventaris
barang sudah dilakukan tetapi kurang tertib, terutama pada rekapitulasi
barang inventaris.
Solusi untuk ruang kamar mandi dianggarkan untuk perawatan ringan
paling tidak pengecatan. Penggadaan barang dilakukan untuk
mengupayakan agar tim pengadaan srapras melaksanakan tugas secara
maksimal, mentertibkan pencatatan barang inventaris sekolah oleh petugas
urusan administrasi sarana dan prasarana.
5. Pengelolaan Peserta Didik

a. Kajian di Sekolah Magang I (SDN Tarokan 3 Kabupaten Kediri )


Peserta didik adalah salah satu unsur utama dalam sebuah lembaga
pendidikan, semakin bagus kualitas peserta didik berarti bagus pula
kualitas lembaga pendidikannya, sehingga semua sekolah selalu berlomba
untuk mencari strategi dan terobosan untuk bisa lebih meningkatkan
59

kualitas peserta didiknya, tidak terkecuali SDN Tarokan 3 Kecamatan


Tarokan Kabupaten Kediri.
Setelah melakukan pengkajian tentang pengelolaan peserta didik di
SDN Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri, penulis dapat
lebih memahami bagaimana prosedur palaksanaan pengelolaan peserta
didik. Langkah pengkajian yang penulis lakukan adalah mempelajari bahan
kajian pengelolaan peserta didik kemudian melakukan pengamatan dan
wawancara dengan kepala sekolah dan staf yang berkaitan dengan peserta
didik di sekolah tempat magang, penulis dapat menggambarkan bagaimana
pengelolaan peserta didik di SDN Tarokan 3 Kecamatan Tarokan
Kabupaten Kediri sebagai berikut: (1) Sekolah melaksanakan kegiatan
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). PPDB di sekolah tersebut
dilaksanakan melalui 1 jalur perekrutan, yaitu jalur zonasi dalam arti calon
siswa yang terdekat dengan letak sekolah. Dan untuk tahun ini SDN
Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri menerima 18 siswa
untuk Tahun Pelajaran 2019/2020.
Setelah pelaksanaan PPDB selesai dilanjutkan dengan Orientasi
peserta didik baru yang bertujuan untuk menyiapkan mental peserta didik
dan penyesuaian terhadap lingkungan pendidikan yang baru serta
memberikan kesan positif terhadap lingkungan pendidikan yang baru.
Kegiatan ini bersifat akademik dan non akademik dan menggunakan
prinsip fleksibel, mudah, murah, menyenangkan, massal dan meriah.
Dibidang administrasi, peserta didik juga harus tercatat dalam buku
induk peserta didik, memiliki dokumen nomor induk, tercatat dalam buku
klaper, Bagi peserta didik yang pindah sekolah harus tercatat dalam buku
mutasi peserta didik serta bagi kelas VI harus terdaftar dalam daftar
nominasi peserta ujian. Untuk menentukan keberhasilan belajar peserta
didik disusun kriteria kenaikan kelas dan criteria kelulusan yang disahkan
oleh kepala sekolah.
60

Untuk mengelola ketertiban dan kedisiplinan peserta didik dibentuk


peraturan dan kode etik yang harus ditaati oleh seluruh peserta didik. Tata
tertib ini disusun berdasarkan karakter, sosial budaya sekolah. Selain itu
untuk mengembangkan bakat dan potensi peserta didik dalam kegiatan
organisasi dibentuk
b. Kajian di Sekolah Magang II (SDN Kedungsari 2 Kabupaten Kediri )
Hasil kajian yang dilakukan di sekolah magang 2, penulis
menyampaikan bahwa dalam pengelolaan peserta didik, penulis
memahami bagaimana prosedur palaksanaan pengelolaan peserta didik.
Langkah – langkah pengkajian yang penulis lakukan adalah mempelajari
bahan kajian pengelolaan peserta didik kemudian melakukan pengamatan
dan wawancara dengan kepala sekolah dan staf yang berkaitan dengan
peserta didik di sekolah tempat magang, penulis dapat menggambarkan
bagaimana pengelolaan peserta didik di SDN Kedungsari 2 Kecamatan
Tarokan Kabupaten Kediri sebagai berikut: (1) Sekolah melaksanakan
kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). PPDB di sekolah
tersebut dilaksanakan melalui 1 jalur perekrutan, yaitu jalur zonasi.
Permasalahan dan solusi
Permasalahan yang ditemui dilapangan adalah sekolah belum memiliki
tenaga BK, program pembinaan prestasi siswa baik akademis maupun non
akademis sudah ada tetapi pelaksanaanya belum maksimal serta
pengadministrasiannya belum tertib.
Solusi yang sebaiknya memberdayakaan guru kelas untuk menangani BK,
untuk pembinaan siswa berprestasi perlu melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan tersebut.

6. Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah.

a. Kajian di Sekolah Magang I (SDN Tarokan 3 Kabupaten Kediri )


61

Setelah mempelajari bahan pembelajaran Tenaga Administrasi Sekolah


kemudian mengkaji di tempat magang, penulis mengetahui Tenaga
Administrasi yang di miliki sekolah magang yaitu Program Kerja TAS
yang meliputi 3 unsur Kepala TAS, Pelaksana Urusan, Petugas Layanan
Khusus. Namun berdasarkan peraturan yang mengikat tentang penentuan
jenjang atau eselon di Tingkat Satuan Pendidikan, khususnya SD tidak ada
Kepala Tata Usaha. Sesuai dengan peraturan tersebut KTU harus memiliki
jabatan atau eselon IV/b, sedangkan di sekolah tidak ada yang memiliki
eselon IV/b. Maka yang ada untuk tingkatan SD dalam urusan pengelolaan
Ketatausahaan hanya ada pelaksana urusan dan petugas layanan khusus.
Sementara itu tugas Pelaksana urusan, administrasi kepegawaian,
administrasi keuangan, administrasi sarpras, administrasi humas,
administrasi persuratan dan kearsipan, administrasi kesiswaan serta
administrasi kurikulum dikerjakan dengan dengan baik sesuai dengan
ketentuan, baik pengarsipan maupun pelaporannya. Pelayanan khusus,
penjaga sekolah melaksanakan tugas sesuai tupoksi masing-masing.
Untuk pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dilaksanakan
secara rutin setiap 2 bulan sekali, atau kadang – kadang dilaksanakan
secara incidental / mendadak jika ada sesuatu permasalahan yang sekiranya
mendesak.
b. Kajian di Sekolah Magang 2 (SDN Kedungsari 2 Kabupaten Kediri )
Setelah melakukan pengamatan dan kajian mengenai ketatausahaan
di sekolah magang 2 maka penulis bisa lebih memahami hirarkhi dan
tupoksi ketatausahaan. Penjabaran tugas dan beban kerja yang harus
dilakukan oleh masing – masing bidang pelayanan di tata usaha.
Mengetahui dan memhami juga jenis – jenis surat dan pengarsipan.
Bagaimana mengagendakan surat masuk dan keluar, membuat notulen
kegiatan kearsipan dsb. Pengelolaan TAS atas beban kerja sudah diatur
didalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no.24 tahun 2008.
62

Pembinaan yang dilakukan bagi tenaga kependidikan oleh kepala


sekolah, dalam 1 tahun dilakukan selama 2 kali. Dimana pembinaan
tersebut secara kelompok. Evaluasi atau penilaian didasarkan pada beban
kerja berbasis Tukin. Selain itu untuk mengukur tingkat kedisiplinan
pegawai, upaya yang dilakukan dengan pelaksanaan finger print.
Permasalahan dan solusi.
Permasalahan yang ditemui di lapangan adalah penjaga sekolah masih
PTT, SDM pelaksanaan urusan kompetensi yang dimiliki masih terbatas.
Pelaksanan urusan perlu peningkatan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab.
Solusi yang sebaiknya dilakukan adalah bagi yang PTT sarankan
mengikuti seleksi CPNS jika ada formasinya, memprogramkan dan
mengikutsertakan tenaga administrasi dan petugas layanan khusus untuk
mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya. Melaksanaan pembinaan
secara rutin.
7. Pengelolalan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

a. Kajian di Sekolah Magang I (SDN Tarokan 3 Kabupaten Kediri )


Hasil kajian pada Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan di
SDN Tarokan 3 Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri adalah sebagai
berikut: 1) Kepala Sekolah, Memiliki kualifikasi akademik S1 dari
perguruan tinggi terakreditasi, pangkat/golongan Pembina TK 1, IV/b,
Memiliki sertifikat sebagai Kepala Sekolah dan memiliki SK sebagai guru
SD, memiliki sertifikat pendidik , memiliki pengalaman mengajar 28
tahun, 2) Guru PNS sebanyak 5 orang, guru non PNS sebanyak 3 orang,
semua guru memiliki kulafikasi S1/D IV, tetapi ada satu guru yang
mengajar tidak sesuai latar belakang pendidikannya, beban mengajar setiap
guru minimal 24 jam pelajaran perminggu dan maksimal 30 jam
perminggu, 3).
Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) sejumlah 1 guru diberi tugas
tambahan sebagai pelaksana urusan administrasi kepegawaian, 1 orang
guru diberi tugas tambahan urusan administrasi keuangan, sarpras, 1 orang
63

guru diberi tugas tambahan masalah humas, persuratan dan pengarsipan,


kesiswaan. Pelaksana urusan memiliki kualifikasi akademik yang
memenuhi standar kualifikasi S1. Terdapat petugas layanan khusus:
penjaga sekolah (tukang kebun). Petugas perpustakaan belum memiliki
sertifikat pustakawan. Tenaga perpustakaan ada 1 orang guru di beri tugas
tambahan sebagai pustakawan.dengan kualifikasi S1 dan masih sebagai
GTT (Guru Tidak Tetap).
b. Kajian di Sekolah Magang II (SDN Kedungsari 2 Kabupaten Kediri )
Hasil kajian pengelolaan tenaga pendidik dan kependidikan di
sekolah magang 2, dihasilkan sebagai berikut, 1) Kualifikasi kepala
sekolah S1 , dengan kepangkatan IV/b, memiliki sertifikat Kepala Sekolah,
memiliki SK Kepala sekolah, memiliki pengalaman mengajar sekurang –
kurangnya 28 tahun dan memiliki jiwa kepemimpinan dan manajerial yang
baik. Hal ini didukung dengan jumlah guru yang cukup banyak, yaitu
sejumlah 13 guru, yang terbagi 9 orang PNS dan 4 orang GTT. Sedangkan
kualifikasi 13 orang bersertifikat S1. Sementara untuk tenaga administrasi
atau tenaga kependidikan sejumlah 1 orang GTT yang diberi tugas
tambahan menjadi Tenaga Administrasi Sekolah . Tenaga Perpustakaan
juga 1 orang dengan kualifikasi S1 dan berstatus GTT.
Di Sekolah magang 2 terdapat 1 orang tenaga layanan khusus,yaitu
tukang kebun (penjaga sekolah) berstatus PTT dan diberi tugas tambahan
sebagai penjaga malam dengan kualifikasi ijasah minimal SMP.
Permasalahan dan solusi
Permasalah yang ditemui dilapangan dalam mengkaji pengelolaan
Tendik, Calon Kepala Sekolah menjumpai persoalan belum adanya tenaga
BK, belum mempunyai konselor, belum mempunyai kepala administrasi
sekolah, belum mempunyai tenaga laboaran, belum mempunyai kepala
perpustakaan, ada guru yang mengajar tidak sesuai kualifikasi pendidikannya .
Pelaksana urusan belum semuanya memiliki kompetensi sesuai dengan bidang
64

tugasnya sehingga kurang maksimal dalam melaksanakan tugasnya, tenaga


khusus pustakawan belum sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.
Solusinya adalah memberdayakan tenaga yang ada dan mengusulkan
kepada dinas terkait.
8. Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran.

a. Kajian di Sekolah Magang I (SDN Tarokan 3 Kabupaten Kediri )


Setelah mempelajari bahan pembelajaran TIK dalam pembelajaran
kemudian mengkaji pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sekolah tempat
magang, maka hasil kajian pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di
sekolah magang 1 cukup berjalan dengan baik. Walau ketersediaan
internet sangat terbatas sekali jangkauannya. 75 % guru – guru sudah
mampu mengoperasikan komputer, namun belum maksimal dalam
menggunakan internet sebagai media pembelajaran. Pada kenyataannnya
untuk meningkatkan kompetensi professional masih ada yang belum
menggunakan internet, LCD dan Audio Visual sebagai media dan alat
pembelajaran. Pemanfaatan Audio Visual ini yang sering digunakan oleh
guru–guru kelas tinggi.
Guru menggunakan komputer/laptop dalam penyusunan silabus dan
RPP, penyusunan bahan ajar dan dalam mengolah hasil belajar siswa
(sebagian guru), sedangkan guru yang usianya mendekati masa pensiun
sepertinya pesimis untuk berkembang dalam penggunaan computer/laptop .
Internet tersedia di sekolah yang dilengkapi dengan wifi dan dipakai
sebagai salah satu sumber atau media pembelajaran yaitu untuk mencari
informasi tentang pengetahuan yang tidak ada di buku pelajaran. Namun
dari sisi lain aturan yang sudah diterapkan di sekolah magang 1 adalah
siswa tidak diijinkan untuk membawa HP ke sekolah, sehingga hal ini juga
menjadi kendala bagi guru untuk menyampaikan materi. Sehingga sebelum
PBM, 1 hari sebelumnya guru sudah melakukan antisipasi dengan cara
mendownload materi dirumah dan disimpan dalam lapotop, dan
disampaikan pada saat pertemuan.
65

b. Kajian di Sekolah Magang 2 (SDN Kedungsari 2 Kabupaten Kediri )


Hasil kajian pemanfaatan TIK dalam pembelajaran disekolah
magang-2, penulis mendapat informasi tentang sumber daya sarana dan
prasarana yang dimiliki sekolah tersebut, sangat mendukung sekali dalam
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Wifi yang memudahkan guru didik
mengakses internet. Dari kondisi seperti ini penulis mendapat gambaran
dengan amat jelas bahwa kompetensi pendidik (guru) dalam penguasaan
TIK terutama computer sangat dibutuhkan.
Berdasarakan hasil kajian yang saya lakukan, dari tenaga guru yang
berjumlah 13, ada yang belum menguasai teknologi computer dengan baik.
Hal ini dikarena usia mereka yang sudah mendekati usia pensiun sehingga
kurang bisa mengembangkan diri pada penguasaan computer.
Dari segi siswa, hampir semua siswa menguasai teknologi computer.
Hal ini bisa dilihat dari jumlah siswa yang ada, dari semua siswa mereka
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler komputer. Sehingga dengan kondisi
seperti ini diharapkan sekolah menjadi sekolah berbasis TIK. Hal itu
tampak pada setiap tugas yang dikerjakan oleh siswa, apabila ada tugas
mencari suatu artikel maka dengan cepat mereka menemukannya walupun
menggunakan jasa warnet.
Permasalahan dan solusi
Permasalah yang ditemukan dilapangan sangat komplek sekali, dimana
diera yang sudah serba IT masih ada guru yang belum bisa mengoperasikan
computer apalagi mengakses materi dari internet. Selain itu tidak adanya
ruang multimedia yang representative dengan jumlah computer dengan rasio
jumlah siswa. Tidak diijinkannya siswa membawa HP android, sehingga
untuk mengadop materi dari web sangat tidak mungkin.
Dari permasalahan yang ada maka solusi yang mungkin bisa diambil
adalah mengadakan IHT penggunaan IT di sekolah, yang bekerja sama
dengan DuDi. Sedangkan untuk internet, usaha dari sekolah dalam menambah
66

daya atau kapasitas Wifi yang lebih kuat, sehingga semua warga sekolah dapat
menggunakan internet dengan mudah dan lancar.
9. Monitoring dan Evaluasi.

a. Kajian di Sekolah Magang I (SDN Tarokan 3 Kabupaten Kediri )


Setelah mempelajari bahan pembelajaran monitoring dan evaluasi
program sekolah kemudian mengkaji monitoring dan evaluasi sekolah
tempat magang, penulis belum begitu memahami pengertian, tujuan,
prinsip dan proses monitoring dan evaluasi (monev) program. Monitoring
dan evaluasi dilaksanakan belum secara maksimal tetapi juga belum
dituangkan didalam program monev secara jelas sehingga pelaksanaanya
juga belum bisa terlaksanakan dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip
monev. Monitoring dan evaluasi dibagi dalam 2 bagian, monitoring dan
evaluasi PBM dan monitoring dan evaluasi ketatausahaan. Monev
manajerial dilakukan langsung dihandel oleh Kepala Sekolah.
Monitoring dan Evaluasi pada prinsipnya untuk mengawasi dan
mengukur tingkat keberhasilan dalam setiap kegiatan. Di SDN Tarokan 3
Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri atau disekolah magang 1,
pelaksanaan monitoring belum berjalan secara maksimal, sehingga sekolah
belum bisa menentukan berapa persen tingkat keberhasilan kegiatan
pembelajaran ataupun kegiatan manajerial. Namun ada satu terobosan yang
cukup bagus di sekolah magang -1 yaitu pemberian reward sebagai upaya
tindak lanjut dari monitoring dan evaluasi. Oleh karena untuk
meningkatkan penguasaan kompetensi terkait dengan pengelolaan Monev ,
maka penulis dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi program sekolah,
berharap agar dapat dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan monev
program-program sekolah dimasa yang akan datang.
b. Kajian di Sekolah Magang II (SDN Kedungsari 2 Kabupaten Kediri )
Hasil kajian di sekolah magang 2, Calon Kepala Sekolah
menyampaikan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan
di sekolah tersebut sudah sesuai dengan prinsip – prinsip monitoring.
67

Kepala sekolah langsung dalam kegiatan monev, baik secara manajerial,


kewirausahaan dan supervisi. Kepala sekolah selalu memantau dan
mengevaluasi setiap program –program yang dibuat, jika program tidak
dapat berjalan sesuai dengan harapan, kepala sekolah langsung melakukan
revisi. Walaupun belum semua program yang sudah berjalan dapat
dimonitor secara tepat waktu, tapi setidaknya tugas dan fungsi kepala
sekolah telah menjalankan tugasnya sebagai monitoring di sekolah.
Permasalahan dan solusi
Permasalahan yang ditemui di lapangan adalah belum adanya kejelasan
pembagian tugas monev, pelaporan hasil monev belum dilaksanakan secara
rutin.
Solusi yang sebaiknya dilakukan adalah membuat pembagian tugas
monev yang terperinci dan melaksanakan monev dengan tuntas,
mengupayakan melaporkan hasil monev secara rutin
68

G. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan Hasil AKPK Yang Kurang di Sekolah

Magang Kedua (SDN Kedungsari 2 Kabupaten Kediri )

Sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2017 tentang Tupoksi Kepala Satuan


pendidikan sepenuhnya untuk melaksanakan tugas managerial, pengembangan
kewirausahaan, supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan dan dapat
menjalankan tugas pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan guru. Dan untuk
memaksimalkan tupoksi tersebut seorang kepala sekolah harus memiliki beberapa
strategi, salah satunya adalah memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
seluruh komponen warga sekolah dengan kerjasama yang baik, memberikan
kesempatan kepada pendidk dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan
kemampuan profesinya dan keterlibatan dalam setiap program sekolah. Salah satu
program yang bisa dikembangkan dan dipelajari lebih dalam dari sekolah magang
2 yang telah dilakukan oleh Bapak Sahirotan selaku Kepala Sekolah SDN
Kedungsari 2 Kecamatan Tarokon Kabupaten Kediri, untuk meningkatkan
kompetensi sosial dengan mengadakan kerjasama sosil dan kegiatan sosial di
sekolah. Juga kepala sekolah aktif menjadi pengurus organisasi sosial di linkungan
masyarakat.
Berdasarkan penilaian AKPK yang terendah adalah kompetensi supervisi
dengan nilai 55 akan tetapi supervisi sudah dilaksanakan pada kegiatan RPK maka
CKS menentukan kompetensi lemah kedua yaitu kompetensi Sosial yaitu dengan
skor nilai 65. Dengan hasil yang diperoleh AKPK yang rendah dari CKS tersebut,
diharapkan CKS memahami makna Sosial sebagai tugas pokok Kepala Sekolah.
Untuk itu dalam meningkatkan kompetensinya penulis menggali informasi terkait
strategi yang dilakukan untuk meningkatkan Kompetensi sosial yang sudah
dicapai di sekolah magang 2.
Untuk meningkatkan AKPK pada Kompetensi Sosial di Sekolah Magang II
tersusun langkah-langkah sebagai berikut:
69

1). Persiapan

Kegiatan persiapan yang dilakukan CKS adalah: 1). Berkoordinasi


dengan kepala sekolah magang kedua, 2). Menyusun panduan
wawancara, 3) Menyusun instrumen wawancara, 4). Menentukan jadwal
dan kesepakatan wawancara dengan kepala sekolah

2). Pelaksanaan

Yang dilakukan CKS pada tahap pelaksanaan peningkatan


kompetensi Sosial adalah melakukan wawancara dengan kepala sekolah,
dengan instrumen pertanyaan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Daftar pertanyaan peningkatan AKPK kompetensi Sosial


No Daftar Pertanyaan Jawaban Kepala Sekolah Magang 2

1 Bagaimana cara menyusun program Kita harus membuat MOU/ nota kesepakatan
kerjasama dengan fihak lain baik dengan fihak lain tersebut
perseorangan maupun institusi?
2 Apakah Bpk memiliki pengalaman - Saya memiliki pengalaman bekerjasama
dalam melakukan kerja sama dengan Puskesmas pada kegiatan BIAS
dengan perseorangan dan institusi dan skrening UKS.
lain, baik institusi pemerintah atau - Dengan Kepolisian untuk membantu
swasta untuk mendukung menjaga keamanan pada saat kegiatan
penyelenggaraan pendidikan di perkemahan.
sekolah? - Dengan dunia usaha dan industri yaitu
usaha rumah tangga pembuatan tahu, pada
kegiatan studi banding siswa untuk
mengetahui secara langsung proses
pembuatan tahu..
3 Apa yang Bpk dilakukan setelah Setiap berakhirnya kesepakatan bersama/MOU
mengadakan kerjasama dengan kami selalu membuat laporan dan evaluasi
fihak lain? hasil kegiatan.
Hal itu untuk mengetahui tingkat keberhasilan
atau kekurangan atas kerjasama yang sudah
kita lakukan.
Dengan kata lain untuk melakukan evaluasi.

4 Apakah Bpk terlibat aktif menjadi Saya terlibat aktif pada kegiatan koperasi
pengurus organisasi sosial bahkan saya menjadi pengurus koperasi
kemasyarakatan di lingkungan Saya juga menjadi pengurus kelompok
70

tempat tinggal ibu? pengajian di lingkunga tempat tinggal saya


yaitu kelompok pengajian Al Khoir

5 Apakah kepala sekolah memiliki Pengalaman saya dalam kegiatan tersebut yaitu
pengalaman dalam menggalang mengadakan kegiatan sosial.
bantuan dari semua warga sekolah Kegiatan sosial yang kami lakukan di sekolah
untuk meringankan penderitaan ini diantaranya:
warga sekolah yang sedang tertimpa 1. Menggalang dana seikhlasnya baik dari
bencana/ musibah atau mengalami siswa maupun guru untuk acara santunan
kesulitan ekonomi? anak yatim/ piatu atau yatim piatu di Bulan
Muharam
2. Menggalang dana seikhlasnya yang disebut
infaq baik dari siswa maupun dari guru
untuk mengadakan kegiatan sosial yaitu
takziyah apabila ada keluarga yang
berduka baik keluarga siswa maupun
keluarga guru.
3. Dana tersebut juga untuk menjenguk siswa
yang sakit dan diberikan dana sosial
kepada siswa tersebut.

6 Dengan siapa saja sekolah ini 1. Menjalin hubungan sosial dengan


menjalin hubungan sosial? masyarakat terutama masyarakat sekitar
sekolah.
2. Pihak lain di luar masyarakat sekitar
sekolah.
7 Siapa saja masyarakat yang Bpk 1. Wali murid, komite dan tokoh masyarakat
maksud? terutama Bapak Kepala Desa termasuk
dengan perangkat desa.
8 Apa contoh nyata yang Bpk lakukan Di SD Kedungsari 2 setiap tahun mengadakan
dalam menjalin kerja sama/ perpisahan untuk siswa kelas 6, sebelum
hubungan sosial tersebut? dilaksanakan kegiatan tersebut maka diadakan
musyawarah dengan wali murid dan komite
yang juga dihadiri bapak kepala desa.
Dari hasil musyawarah itu terjadi hubungan
kerjasama yang baik antara sekolah dengan
masyarakat yang mana masyarakat sangat
mendukung kegiatan perpisahan siswa kelas 6.
Bahkan dari masyarakat khususnya wali murid
kelas 6 sangat mendukung kesuksesan acara
perpisahan itu, termasuk konsumsi ditangani
langsung oleh wali murid.
71

c). Hasil
Didasarkan pada hasil wawancara dengan kepala sekolah magang 2,
didapatkan beberapa informasi sebagai berikut :
o Bahwa sebagai seorang kepala sekolah pasti akan mengalami
kerjasama dengan fihak lain, semua bentuk kerjasama harus kita susun
programnya yaitu dengan membuat MOU.
o Setelah selesai mengadakan kerjasama harus kita lakukan evaluasi.
Hal itu untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan atas kerjasama
yang sudah kita lakukan dengan fihak lain.
o Sekolah ibarat masyarakat kecil pasti ada warganya yang mungkin
mengalami penderitaan atau kesusahan, sebagai kepala sekolah harus
faham cara untuk mengurangi penderitaan warganya yaitu dengan
menggalang dana dari warga sekolah untuk diserahkan kepada yang
mengalami penderitaan/ kesulitan hidup demi meringankan beban
warga sekolah tersebut.
o Sebagai kepala sekolah harus aktif dalam berorgasinasi sosial
masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya terlebih menjadi
pengurus. Hal itu untuk menunjukkan dedikasi kita bahwa kiat layak
sebagai seorang pemimpin.
o Sekolah pasti menjalin hubungan/ kerjasam sosial dengan masyarakat
sekitar yaitu dengan orang tua/ wali murid, tokoh masyarakat, kepala
desa dan perangkat desa. Dengan terjalinnya hubungan sosial/
kerjasama sosial dengan masyarakat sekitar akan memberikan dampak
positif bagi peerkembangan pendidikan di sekolah.
Dari semua keterangan di atas telah membuka pola fikir Calon Kepala
Sekolah bahwa sebagai seorang kepala sekolah atau sebagai seorang
pemimpin haruslah memiliki kompetensi sosial demi terciptanya kondisi
sekolah yang harmonis baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan
guru, guru dengan siswa atau seluruh warga sekolah, terlebih lagi terciptanya
hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah.
72

Hal itu akan mendukung terciptanya situasi pembelajaran yang efektif dan
efisien demi meraih prestasi yang lebih baik bagi peserta didik. Yang akan
membawa kemajuan pendidikan di Indonesia.
Disamping itu calon kepala sekolah haruslah bisa menggandeng
berbagai pihak baik swasta maupun tokoh masyarakat yang peduli terhadap
kemajuan pendidikan. Peran kepala sekolah sangatlah penting dalam
kemajuan dan hasil prestasi pendidikan siswa-siswanya.

Anda mungkin juga menyukai