PROGRAM PENGAWASAN
Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010
diungkapkan bahwa pengawas sekolah merupakan pelaksana teknis fungsional dibidang pengawasan akademik dan
manajerial pada sejumlah sekolah yang ditetapkan. Bidang pengawasan akademik pada dasarnya menitik beratkan pada
kegiatan membina, menilai, dan membimbing guru untuk mengembangkan kemampuan profesional dalam perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan tindak lanjutnya. Sementara bidang pengawasan
manajerial menitik beratkan pada pemantauan pemenuhan delapan standar nasional pendidikan, pembinaan, penilaian, dan
pembimbingan kepala sekolah dalam mengembangkan kemampuan profesional terutama dalam hal pengelolaan sekolah.
Sebagai aktualisasi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas pengawasan tentu diperlukan keterampilan yang cukup
kompleks. Keterampilan yang cukup kompleks dapat dimaknai bahwa pengawas sekolah dalam melaksanakan bidang
tugasnya perlu mengembangkan keterampilan bukan hanya dalam hal penyusunan program pengawasan dan melaksanakan
program pengawasan tetapi diperlukan pula kemampuan mengembangkan keterampilan dalam melakukan evaluasi
pelaksanaan program pengawasan yang berfungsi untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan program pengawasan dapat
dicapai, dan seperti apa kualitas dan prestasi kerja pengawas dapat diwujudkan
Untuk memahami konsep evaluasi pelaksanaan program pengawasan tidak dapat dipisahkan dari pemahaman tentang
program dan pengawasan. Istilah program secara spesifik sering diartikan sebagai sebuah rencana atau rancangan kegiatan.
Namun secara umum program dapat diartikan sebagai kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari
suatu kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi. Adapun pengawasan
merupakan kegiatan pengawas satuan pendidikan dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan pembinaan
akademik dan administrasi, memantau pemenuhan delapan standar nasional pendidikan, menilai kinerja guru dan kepala
sekolah, membimbing guru dan kepala sekolah dalam mengembangkan kemempuan profesional . serta mengevaluasi hasil
Kemajuan dan perbaikan dalam pelaksanaan program pengawasan tergantung pada pengukuran hasil aktivitas pengawasan
dan evaluasi terhadap pengukuran itu berdasar atas kreteria atau standar tertentu. Pengukuran berusaha menetapkan jumlah
hasil pelaksanaan program pengawasan secara kuantitatif sedangkan penilaian berusaha menetapkan harganya secara
kualitatif. Dengan demikian dalam pelaksanaan program pengawasan, pengukuran dan penilaian digunakan untuk
menentukan keberhasilan aktivitas pengawasan yang berfungsi untuk program perbaikan dan tindak lanjut. Pengukuran
menyangkut penentuan jumlah perubahan yang diharapkan dalam proses pengawasan sedangkan penilaian berkenaan dengan
penentuan harga terhadap perubahan perubahan atau hasil-hasil yang dicapai dari proses pengawasan. Dengan kerangka
berfikir diatas, Weiss Carrol memberi batasan tentang evaluasi sebagai ….“.. the systematic assessment of the operation
and/or outcomes of a program or policy, compared to a set of explicit or implicit standards as a means of contributing to the
improvement of the program or policy…” Ilmuwan lainnya memberikan batasan tentang evaluasi sebagai berikut : 1)
systematic way to determine the “value” of a program, program components, or activity.”; 2)systematic process of
determining the worth of a program; 3) A systematic effort to describe the status of a program; 4) The ongoing systematic
Dalam setiap program terdapat sejumlah komponen tertentu yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui keterlaksanaan
program. Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan dengan salah satu model yang disebut CIPP. Model CIPP ini dapat
(a) Contex, yaitu hal-hal yang terkait dengan proses baik langsung maupun tidak langsung seperti faktor lingkungan;
(b) Input, yaitu sesuatu yang menjadi objek untuk dikembangkan oleh program atau sesuatu yang diproses didalam
program dapat pula dipersepsi sebagai bahan mentah yang dimasukan dalam sesuatu untuk diproses, seperti guru
(c) Process, yaitu kegiatan yang menunjukan upaya mengubah in put dalam kondisi awal dan diharapkan akan
mencapai kondisi yang diharapkan dalam tujuan program, seperti pengembangan kemampuan profesional guru dan
(d) Product, yaitu hasil akhir yang merupakan dampak dari bahan mentah yang telah diproses oleh program, seperti
kualitas proses pembelajaran dan kualitas pengelolaan satuan pendidikan dan dapat pula berupa prestasi kerja yang
dicapai.
Dengan demikian berdasarkan beberapa pengertian evaluasi dan komponen-komponen tertentu yang dapat
dijadikan kreteria dalam menentukan keberhasilan suatu program, maka evaluasi pelaksanaan program
pengawasan dapat dimaknai sebagai proses penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui
pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja program dengan membandingkan antara konteks, input,
proses dan produk untuk memberikan umpan balik peningkatan kualitas kinerja program atau pengambilan
2. Sasaran Penilaian
Mengacu pada buku kerja pengawas sekolah aspek yang evaluasi dalam pelaksanaan program pengawasan didasarkan pada
rincian kegiatan pengawas terkait dengan efektivitas tingkat pencapaian dan keberhasilan serta kualitas keberhasilan prestasi
Secara umum tujuan evaluasi pelaksanaan program pengawasan pada hakekatnya untuk mendapatkan informasi dan menarik
pelajaran dari pengalaman mengenai pengelolaan program, keluaran, manfaat, dan dampak dari program pengawasan yang
baru selesai dilaksanakan, maupun yang sudah berfungsi, sebagai umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka
(1) memperoleh informasi mengenai efektivitas pelaksanaan program pengawasan yang dapat digunakan sebagai dasar
(2) mendiskripsikan prestasi kerja pengawas secara pribadi maupun kolektif dalam siklus semesteran dan tahunan sehingga
dapat diperoleh gambaran umum prestasi kerja pengawas pada tingkat satuan pendidikan, tingkat kabupaten/kota/provinsi
(3) menghimpun data prestasi kerja sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan pengembangan karir pengawas sebagai
perwujudan pengawas professional dalam rangka meningkatkan penjaminan mutu pendidikan nasional
Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dilakukan untuk mengukur tingkat ketercapaian program pengawasan,
Informasi yang diperoleh dari evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan akan sangat bermanfaat untuk pengambilan
keputusan sebagai bahan rekomendasi dan penyempurnaan program pengawasan. Dengan demikian, evaluasi program
bersifat decision oriented,(berorientasi pada pengambilan keputusan) atau dilakukan dalam rangka pengambilan keputusan.
Terdapat berbagai macam kemungkinan hasil pengambilan keputusan evaluator terhadap hasil pelaksanaan program
pengawasan yang dievaluasi; (a) menghentikan program (dengan alasan tepat); (b) merevisi atau memperbaiki program
(disebutkan bagian mana yang harus direvisi, apa alasan dan bagaimana saran perbaikan); (c) melanjutkan program (dengan
alasan jelas), dan; (d) menyebarluaskan program (seluruh atau sebagian program, apa alasannya, ke mana disebarluaskan,dan
Dengan demikian, manfaat dari evaluasi pelaksanaan program pengawasan pada hakekatnya dapat digunakan untuk :
4. Prinsip
Dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan program pengawasan terdapat beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman,
a. Komprehensif.
Bahwa evaluasi program pelaksanaan pengawasan harus mencakup bidang sasaran yang luas atau menyeluruh, baik aspek
personalnya, materialnya, maupun aspek operasionalnya. Evaluasi Jangan hanya ditujukan pada salah satu aspek saja.
Misalnya aspek personalnya, jangan hanya menilai gurunya saja, tetapi juga murid, karyawan dan kepala sekolahnya. Begitu
pula untuk aspek material dan operasionalnya. Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh.
b. Komparatif.
Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mengadakan evaluasi pelaksanaan program pengawasan harus dilaksanakan secara
bekerjasama dengan semua orang yang terlibat dalam aktivitas program pengawasan. Sebagai contoh dalam mengevaluasi
kemampuan guru dalam mengajar atau kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah, harus bekerjasama antara
pengawas, kepala sekolah, guru itu sendiri, dan bahkan, dengan pihak peserta didik. Dengan melibatkan semua pihak dalam
evaluasi program pengawasan ini diharapkan dapat mencapai keobyektifan dalam mengevaluasi.
c. Kontinyu.
Evaluasi pelaksanaan program pengawasan hendaknya dilakukan secara terus-menerus selama proses pelaksanaan program
yaitu dengan menggunakan siklus semesteran dan tahunan. Evaluasi tidak hanya dilakukan terhadap hasil yang telah dicapai,
tetapi sejak pembuatan rencana kegiatan sampai dengan tahap laporan. Hal ini penting dimaksudkan untuk selalu dapat
memonitor setiap saat atas keberhasilan yang telah dicapai dalam periode waktu tertentu. Aktivitas yang berhasil diusahakan
untuk ditingkatkan, sedangkan aktivitas yang gagal dicari jalan lain untuk mencapai keberhasilan.
d. Obyektif.
Dalam mengadakan evaluasi pelaksanaan program pengawasan harus menilai sesuai dengan kenyataan yang ada. Sebagai
contoh, apabila program pembinaan guru atau kepala sekolah itu efektif dapat meningkatkan kemampuan professional guru
dan kepala sekolah secara signifikan, maka katakan bahwa program pengawasan ini efektif, dan sebaliknya apabila jika
program pengawasan ini kurang berhasil dalam meningkatkan kemampuan professional guru atau kepala sekolah, maka
katakanlah bahwa program itu kurang berhasil. Untuk mencapai keobyektifan dalam evaluasi perlu adanya data dan atau
fakta. Dari data dan fakta inilah dapat diolah dan dianalisis untuk kemudian diambil suatu kesimpulan. Makin lengkap data
dan fakta yang dapat dikumpulkan maka makin obyektiflah evaluasi yang dilakukan.
e. Valid
Selain perlu adanya data dan fakta, juga perIu adanya kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam evaluasi harus
konsisten dengan tujuan yang telah dirumuskan. Kriteria ini digunakan agar memiliki standar yang jelas apabila menilai
suatu aktivitas pelaksanaan program pengawasan. Konsitensi kriteria evaluasi dengan tujuan berarti kriteria yang dibuat
harus mempertimbangkan hakekat substansi program pengawasan. Kriteria dalam evaluasi program pelaksanaan program
pengawasan ada dua, yaitu pertama, kriteria objective yang berkenaan dengan patokan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
inilah yang dijadikan kriteria keberhasilan pelaksanaan program pengawasan. Kedua, kriteria metodis yang berkaitan dengan
patokan teknik penganalisaan hasil evaluasi: misalnya dengan menggunakan prosentase, interval, kuantitatif, atau
f. Fungsional.
Hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan tidak hanya dimaksudkan untuk membuat laporan kepada atasan atau bahan
refleksi pribadi atas pelaksanaan tugas pengawasan. Hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan berarti fungsional
apabila dapat digunakan untuk memperbaiki situasi yang ada pada saat itu atau perbaikan program pengawasan dimasa
pmendatang. Dengan demikian, evaluasi pelaksanaan program pengawasan benar-benar memiliki nilai guna baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kegunaan langsungnya adalah hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan digunakan
untuk perbaikan apa yang dievaluasi, sedangkan kegunaan tidak langsungnya adalah hasil evaluasi itu dimanfaatkan untuk
g. Diagnostik.
Evaluasi program pendidikan hendaknya mampu mengidentifikasi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan apa
yang dievaluasi sehingga dapat memperbaikinya. Oleh sebab itu setiap hasil evaluasi pelaksanaan program pengawasan
harus didokumentasikan dalam bentuk laporan evaluasi pelaksanaan pengawasan dengan menggunakan pola dan sistematika
ilmiah. Bahan-bahan dokumentasi hasil evaluasi inilah yang dapat dijadikan dasar penemuan kelemahan-kelemahan atau
Setelah melakukan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, setiap pengawas sekolah mempunyai tanggung jawab
untuk menyusun laporan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan. Penyusunan laporan evaluasi hasil program
pengawasan tergantung pada jabatan pengawasannya. Bagi pengawas utama laporan meliputi sekolah binaan dan laporan
tingkat kabupaten/kota/propinsi. Sedangkan bagi pengawas muda dan madya cukup hanya laporan sekoplah binaan saja.
(1) Identitas berisi Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi
(2) Bab I. Pendahuluan berisi (Latar Belakang, Fokus Masalah, Tujuan dan sasaran, Ruang lingkup Pengawasan )
Salah satu aspek penilaian kinerja pengawas sekolah seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya dalam
melaksanakan Supervisi Akademik dan Supervisi Manajerial adalah aspek evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan.
Kegiatan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dilakukan oleh pengawas sekolah sesuai jenjang jabatan dengan
Tabel 2.1.
Keterangan :
W = Wajib
TW = Tidak Wajib
Pelaksanaan tugas pokok pengawas dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan program pengawasan sesuai dengan rincian
kegiatan pengawas tentunya mengacu pada pemenuhan beban kerja yang telah ditetapkan dan dihitung dalam siklus
mingguan. Kegiatan pengawas sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk tatap muka baik dengan guru maupun dengan kepala
sekolah dan kegiatan non tatap muka. Kegiatan non tatap muka pada dasarnya berkaitan dengan aktivitas perencanaan dan
evaluasi kegiatan pengawasan. Dengan demikian sesuai dengan pengaturan distribusi beban kerja pengawas sekolah maka
pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan termasuk kategori kegiatan non tatap muka yang
diperhitungkan beban kerjanya. Pemenuhan beban kerja melalui rincian kegiatan dinilai dalam bentuk penilaian kinerja
pengawas. Kinerja pengawas sekolah pada hakekatnya merupakan prestasi kerja yang dapat dinilai dengan angka kredit.
Prestasi kerja Pengawas Sekolah adalah hasil penilaian terhadap proses hasil kerja yang dicapai Pengawas Sekolah dalam
melaksanakan tugasnya. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir
kegiatan yang harus dicapai oleh seorang Pengawas Sekolah dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya.
Secara umum ruang lingkup evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan terdiri atas :
Berdasarkan ruang lingkup eavaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, secara diskriptif ruang lingkup prestasi kerja
seorang pengawas sekolah sesuai dengan jenjang jabatannya paling tidak ditentukan oleh dua hal, yaitu: 1) memenuhi
1) Kriteria menurut Kamus Besar bahasa Indonesia merupakan ukuran yang menjadi dasar penetapan sesuatu. Dalam hal
penetapan prestasi kerja pengawas sekolah dikaitkan dengan evaluasi pelaksanaan program pengawasan, kriteria selalu
dikaitkan dengan aktivitas yang harus dilakukan oleh pengawas sekolah. Kriteria penilaian adalah ukuran atau ketentuan
yang harus digunakan bagi penilaian kegiatan atau prestasi kerja Pengawas Sekolah sebagai dasar untuk penetapan angka
kredit Dengan demikian kriteria penetapan prestasi kerja pengawas sekolah dapat diartikan sebagai aktivitas pengawas
sekolah yang dijadikan rujukan untuk menetapkan prestasi kerja dan angka kredit.
2) Sedangkan bukti fisik adalah produk yang dihasilkan dari kegiatan evaluasi pelaksanaan program pengawasan berupa
dokumen-dokumen disusun secara sistematis, logis, akuntabel, dan fungsional. Sistematis artinya dokumen diurutkan sesuai
kriteria tahapan kerja. Logis dapat dipahami secara konteks keilmuan, akuntabel dapat dimaknai bahwa dokumen hasil
kegiatan ada bukti pengesahan, dan fungsional dapat diartikan bahwa seluruh dokumen hasil pelaksanaan kegiatan evaluasi
pelaksanaan program pengawasan dapat menjadi rujukan untuk penyusunan program selanjutnya.
Berikut ini daftar kriteria kinerja dan bukti fisik evaluasi hasil pelaksanaan pengawasan :
Tabel 2.2
Ruang lingkup prestasi kerja pengawas sekolahdalam evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan.
2. Pemberian Angka Kredit
Berdasarkan tabel diskripsi ruang lingkup prestasi kerja pengawas dalam melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan diatas, maka pemberian angka kredit terhadap prestasi kerja pengawas diberikan apabila pemenuhan kriteria dan
kelengkapan dokumen bukti fisik dapat dipenuhi setelah masa satu tahun. Penetapan angka kredit prestasi kerja pengawas
sekolah berdasarkani peraturan bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
01/III/PB/2011 dan Nomor 6 Tahun 2010 tentang petunjuk pelaksanaan Jabatan fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya
1) Pemberian angka kredit untuk pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan yang
2) Pemberian Angka Kredit untuk pelaksanaan program pengawasan pada tingkat Kabupaten/Kota/Provinsi diberikan
3. Beberapa hal penting dalam pemberian angka kredit untuk Sub unsur Evaluasi hasil pelaksanaan Program Pengawasan
Setiap Pengawas Sekolah harus melakukan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan setiap tahunnya:
a. Kriteria
1) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan yang terdiri dari:
a) Laporan evaluasi pelaksanaan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah (Data hasil pembinaan guru dan/atau kepala
b) Laporan evaluasi pelaksanaan pemantauan SNP. (Data hasil pemantauan delapan SNP, hasil analisis, kesimpulan, dan
tindak lanjut )
c) Laporan evaluasi pelaksanaan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah (Data hasil penilian kinerja guru dan/atau
b. Bukti fisik
Laporan lengkap sesuai dengan kriteria yang berlaku dan diketahui Korwas.
a. Laporan Hasil Evaluasi pelaksanaan Program pengawasan di tingkat provinsi/kabupaten/kota untuk pengawas sekolah
(1) Identitas berisi Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi
(2) Bab I. Pendahuluan berisi (Latar Belakang, Fokus Masalah, Tujuan dan sasaran, Ruang lingkup Pengawasan )
f. Pembibingan pengawas sekolah muda dan madya dalam pelaksanaan tugas pokok.
b. Bukti fisik
D. Rangkuman
Evaluasi pelaksanaan program pengawasan merupakan proses penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui
pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja program dengan membandingkan antara konteks, input, proses dan
produk untuk memberikan umpan balik peningkatan kualitas kinerja program atau pengambilan keputusan sebagai acuan
Ruang Lingkup Prestasi Kerja Pengawas sekolah berkaitan dengan sejumlah produk kegiatan yang diwujudkan dalam
bentuk bukti fisik yang memenuhi kriteria yang ditetapkan dan diperoleh setelah siklus kegiatan satu tahun serta dapat dinilai
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Monitoring Pelaksanaan SNP dan Akreditasi Nasional. Modul 02-B7. Jakarta:
Depdiknas.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Penilaian Kinerja Kepala Sekolah. Modul 04-A2. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Penilaian Kinerja Guru. Modul 04 A3. Jakarta: Depdiknas.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2007. Evaluasi Program Supervisi Pendidikan. Modul A3-2. Jakarta: Depdiknas.
Gorton, Richard A. & Schneider, Gail T. 1991. School-Based Leadership: Callenges and Opportunities. Dubuque, IA: Wm.
C. Brown Publishers.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor III /PB/2011 dan Nomor 6
Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka kredit.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/ Madrasah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Kependidikan.