Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Untuk memahami konsep evaluasi pelaksanaan program pengawasan tidak dapat
dipisahkan dari pemahaman tentang program dan pengawasan. Istilah program secara spesifik
sering diartikan sebagai sebuah rencana atau rancangan kegiatan. Namun secara umum program
dapat diartikan sebagai kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu
kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi.
Adapun pengawasan merupakan kegiatan pengawas satuan pendidikan dalam menyusun program
pengawasan, melaksanakan pembinaan akademik dan administrasi, memantau pemenuhan
delapan standar nasional pendidikan, menilai kinerja guru dan kepala sekolah, membimbing guru
dan kepala sekolah dalam mengembangkan kemempuan profesional. serta mengevaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan.
Kemajuan dan perbaikan dalam pelaksanaan program pengawasan tergantung pada
pengukuran hasil aktivitas pengawasan dan evaluasi terhadap pengukuran itu berdasar atas
kreteria atau standar tertentu. Pengukuran berusaha menetapkan jumlah hasil pelaksanaan
program pengawasan secara kuantitatif sedangkan penilaian berusaha menetapkan harganya
secara kualitatif. Dengan demikian dalam pelaksanaan program pengawasan, pengukuran dan
penilaian digunakan untuk menentukan keberhasilan aktivitas pengawasan yang berfungsi untuk
program perbaikan dan tindak lanjut. Pengukuran menyangkut penentuan jumlah perubahan yang
diharapkan dalam proses pengawasan sedangkan penilaian berkenaan dengan penentuan harga
terhadap perubahan perubahan atau hasil-hasil yang dicapai dari proses pengawasan. Dengan
kerangka berfikir diatas, Weiss Carrol memberi batasan tentang evaluasi sebagai ….“.. the
systematic assessment of the operation and/or outcomes of a program or policy, compared to a
set of explicit or implicit standards as a means of contributing to the improvement of the program
or policy…” Ilmuwan lainnya memberikan batasan tentang evaluasi sebagai berikut: 1)
systematic way to determine the “value” of a program, program components, or activity.”;
2)systematic process of determining the worth of a program; 3) A systematic effort to describe
the status of a program; 4) The ongoing systematic collection of information on the purpose,
process and outcomes of a program.
Dalam setiap program terdapat sejumlah komponen tertentu yang dapat dijadikan acuan
untuk mengetahui keterlaksanaan program. Komponen-komponen tersebut dapat dijelaskan
dengan salah satu model yang disebut CIPP. Model CIPP ini dapat diskripsikan sebagai berikut:
(a)Contex, yaitu hal-hal yang terkait dengan proses baik langsung maupun tidak langsung seperti
factor
lingkungan;
(b) Input, yaitu sesuatu yang menjadi objek untuk dikembangkan oleh program atau sesuatu yang
diproses didalam program dapat pula dipersepsi sebagai bahan mentah yang dimasukan dalam
sesuatu untuk diproses, seperti guru dan kepala sekolah;
(c) Process, yaitu kegiatan yang menunjukan upaya mengubah in put dalam kondisi awal dan

1
diharapkan akan mencapai kondisi yang diharapkan dalam tujuan program, seperti
pengembangan kemampuan profesional guru dan kepala sekolah,
(d) Product, yaitu hasil akhir yang merupakan dampak dari bahan mentah yang telah diproses
oleh program, seperti kualitas proses pembelajaran dan kualitas pengelolaan satuan pendidikan
dan dapat pula berupa prestasi kerja yang dicapai.
Dengan demikian berdasarkan beberapa pengertian evaluasi dan komponen-komponen
tertentu yang dapat dijadikan kreteria dalam menentukan keberhasilan suatu program, maka
evaluasi pelaksanaan program pengawasan dapat dimaknai sebagai proses penilaian yang
dilakukan secara sistematis untuk mengetahui pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah
kinerja program dengan membandingkan antara konteks, input, proses dan produk untuk
memberikan umpan balik peningkatan kualitas kinerja program atau pengambilan keputusan
sebagai acuan dalam mengembangkan program selanjutanya.
B. Fokus Masalah
Sesuai latar belakang di atas fokus permasalahan pada pengawasan ini adalah:
1) Apakah pengawas sekolah mampu mengidentifikasi keberhasilan atau
kegagalan program?
2) Apakah pengawas sekolah mampu menunjukan kekuatan atau potensi
dapat ditingkatkan?
3) Apakah pengawas sekolah mampu membantu melihat konteks dan
implikasi program yang lebih luas?
4) Apakah pengawas sekolah mampu memberikan informasi dalam membuat
perencanaan dan pengambilan keputusan?
5) Apakah pengawas sekolah mampu Pengetahuan dan pengembangan
program?
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
1. Tujuan
Sesuai dengan fokus permasalahan di atas, maka tujuan pengawasan ingin
mendiskripsikan:
1) Kemampuan pengawas sekolah dalam mengidentifikasi keberhasilan atau kegagalan
program
2) Kemampuan pengawas sekolah dalam menunjukan kekuatan atau potensi dapat ditingkatkan
3) Kemampuan pengawas sekolah dalam membantu melihat konteks dan implikasi program
yang lebih luas
4) Kemampuan pengawas sekolah dalam memberikan informasi dalam membuat perencanaan
dan pengambilan keputusan
5) Kemampuan pengawas sekolah dalam Pengetahuan dan pengembangan program.
2. Sasaran
Sasaran pengawasan adalah seluruh guru-guru dibinaan pengawas di Kota Medan adapun
sasaran operasional di masing-masing sekolah meliputi:

2
a. Pendidik (guru mata pelajaran, guru muatan lokal dan pelatih pengembangan diri) dalam
pengawasan akademik;
b. kepala sekolah dalam pengawasan manajerial
c. Tenaga Kependidikan yang lain (tenaga administrasi sekolah, tenaga perpustakaan, tenaga
kebersihan dan tenaga  keamanan).
D. Tugas Pokok / Ruang Lingkup Pengawasan
Secara umum tujuan evaluasi pelaksanaan program pengawasan pada hakekatnya untuk
mendapatkan informasi dan menarik pelajaran dari pengalaman mengenai pengelolaan program,
keluaran, manfaat, dan dampak dari program pengawasan yang baru selesai dilaksanakan,
maupun yang sudah berfungsi, sebagai umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian program selanjutnya.
Secara khusus tujuan evaluasi pelaksanaan program pengawasan, adalah untuk:
(1) memperoleh informasi mengenai efektivitas pelaksanaan program pengawasan yang dapat
digunakan sebagai dasar pengembangan kemampuan profesional pengawas dalam
melaksanakan tugas-tugas kepengawasan
(2) mendiskripsikan prestasi kerja pengawas secara pribadi maupun kolektif dalam siklus
semesteran dan tahunan sehingga dapat diperoleh gambaran umum prestasi kerja pengawas
pada tingkat satuan pendidikan, tingkat kabupaten/kota/provinsi sebagai dasar untuk
menentukan kualitas program pengawasan
(3) menghimpun data prestasi kerja sebagai dasar untuk menentukan kebutuhan pengembangan
karir pengawas sebagai perwujudan pengawas professional dalam rangka meningkatkan
penjaminan mutu pendidikan nasional.
Ruang Lingkup Pengawasan
Salah satu aspek penilaian kinerja pengawas sekolah seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010
tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya dalam melaksanakan Supervisi Akademik dan
Supervisi Manajerial adalah aspek evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan. Kegiatan
evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dilakukan oleh pengawas sekolah sesuai jenjang
jabatan dengan rincian kegiatan seperti ditunjukan pada tabel berikut:
Rincian kegiatan pengawas sekolah berdasarkan jenjang jabatan
Pengawas Pengawas
Pengawas Madya
Muda Utama
No Rincian Kegiatan
IV/ IV/
III/C III/D A IV/B IV/C D IV/E
Melaksanakan evaluasi hasil program
1. W W W W W W W
pengawasan pada sekolah binaan
Mengevaluasi hasil pelaksanaan program
2 pengawasan tingkat TW TW TW TW TW W W
Kabupaten/Kota/Provinsi

3
Keterangan:
W = Wajib
Tw = Tidak Wajib
Pelaksanaan tugas pokok pengawas dalam melaksanakan evaluasi pelaksanaan program
pengawasan sesuai dengan kegiatan pengawas tentunya mengacu pada pemenuhan beban kerja
yang telah ditetapkan dan dihitung dalam siklus mingguan. Kegiatan pengawas sekolah dapat
diwujudkan dalam bentuk tatap muka baik dengan guru maupun dengan kepala sekolah dan
kegiatan non tatap muka. Kegiatan non tatap muka pada dasarnya berkaitan dengan aktivitas
perencanaan dan evaluasi kegiatan pengawasan. Dengan demikian sesuai dengan pengaturan
distribusi beban kerja pengawas sekolah maka pelaksanaan evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan termasuk kategori kegiatan non tatap muka yang diperhitungkan beban kerjanya.
Pemenuhan beban kerja melalui rincian kegiatan dinilai dalam bentuk penilaian kinerja
pengawas. Prestasi kerja Pengawas Sekolah adalah hasil penilaian terhadap proses hasil kerja
yang dicapai Pengawas Sekolah dalam melaksanakan tugasnya. Secara umum ruang lingkup
evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan terdiri atas: Evaluasi hasil program pengawasan
pada sekolah binaan.
Berdasarkan ruang lingkup eavaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, secara
diskriptif ruang lingkup prestasi kerja seorang pengawas sekolah sesuai dengan jenjang
jabatannya paling tidak ditentukan oleh dua hal, yaitu: 1) memenuhi kriteria, dan; 2) ada bukti
fisik.
1) Kriteria merupakan ukuran yang menjadi dasar penetapan sesuatu. Dalam hal
penetapan prestasi kerja pengawas sekolah dikaitkan dengan evaluasi pelaksanaan program
pengawasan, kriteria selalu dikaitkan dengan aktivitas yang harus dilakukan oleh pengawas
sekolah. Kriteria penilaian adalah ukuran atau ketentuan yang harus digunakan bagi
penilaian kegiatan atau prestasi kerja Pengawas Sekolah sebagai dasar untuk penetapan
angka kredit. Dengan demikian kriteria penetapan prestasi kerja pengawas sekolah dapat
diartikan sebagai aktivitas pengawas sekolah yang dijadikan rujukan untuk menetapkan
prestasi kerja dan angka kredit.
2) Sedangkan bukti fisik adalah produk yang dihasilkan dari kegiatan evaluasi
pelaksanaan program pengawasan berupa dokumen-dokumen disusun secara sistematis,
logis, akuntabel, dan fungsional. Sistematis artinya dokumen diurutkan sesuai kriteria
tahapan kerja. Logis dapat dipahami secara konteks keilmuan, akuntabel dapat dimaknai
bahwa dokumen hasil kegiatan ada bukti pengesahan, dan fungsional dapat diartikan bahwa
seluruh dokumen hasil pelaksanaan kegiatan evaluasi pelaksanaan program pengawasan
dapat menjadi rujukan untuk penyusunan program selanjutnya.

4
BAB II
KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH
A. KERANGKA PIKIR
Siklus Kerangka berpikir pengawasan dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan
pengawasan sekolah sebagai berikut:
a. Diawali penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun
sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang disusun, dilaksanakan kegiatan
inti pengawasan meliputi penilaian, pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen
sistem pendidikan di sekolah binaannya.
b. Pada tahap berikutnya pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pembinaan, dan
pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil pengawasan dari setiap sekolah dan dari semua
sekolah binaan.
c. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang menggambarkan
sejauh mana keberhasilan tugas pengawas dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil
pendidikan di sekolah binaan.
d. Tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan adalah menetapkan tindak lanjut untuk
program pengawasan tahun berikutnya berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap
seluruh kegiatan pengawasan dalam satu periode.Dari siklus proses pengawasan
inilah ,laporan kegiatan pengawasan merupakan tahapan yang sangat penting dan strategis.
Kerangka berpikir siklus kegiatan pengawasan digambarkan sebagai berikut:

PROGRAM
PENGAWASAN

TINDAK LANJUT PENILAIAN

LAPORAN PENGAWASAN PEMBINAAN


SEKOLAH

EVALUASI PEMANTAUAN

ANALISIS HASIL
PENGAWASAN

Gambar 1. Siklus Kegiatan Pengawasan Sekolah

5
B. Pemecahan masalah
Optimalisasi pencapaian program satuan pendidikan dapat terwujud jika seluruh proses
kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporannya
dapat terlaksana secara intens, komprehensif dan terjadwal secara akurat.
Sekolah seyogyanya memiliki kemampuan dalam membuat kebijakan dan program yang
terarah dan tepat sasaran, dengan memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity)
yang dimiliki seta menanggulangi kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi faktor
penghambat.
Karenanya setiap satuan pendidikan haruslah memiliki team work yang kompak, cerdas dan
dinamis, serta adanya partisipasi yang tinggi dari seluruh warga sekolah. Setiap guru wajib
membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan (skill), baik akademik maupun manajerial
yang dapat mereka peroleh melaui pendidikan dan latihan, work shop, maupun pengkajian
pustaka dan dokumentasi.
Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah memiliki kemauan
dan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud. Bagitu pula dalam hal upaya
pengembangan potensi diri melalui studi pustaka pun ternyata belum dapat diharap banyak dan
masih membutuhkan motivasi eksternal.
Dari realita di atas, maka peran pengawas satuan pendidikan dalam membina, membimbing
dan memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan memiliki arti yang amat urgen. Pemberian
bimbingan, pembinaan dan dorongan yang dilakukan secara intensif berkesinambungan
merupakan solusi logis pencapaian program dan acuan dalam upaya mewujudkan target secara
maksimal.

6
BAB III
PENDEKATAN DAN METODE PENGAWASAN
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan agar dalam pelaksanaan kepengawasan dapat
lebih efektif, efisien dan tepat guna, maka perlu memilih pendekatan dan metode yang sesuai.
A. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pengawas dalam melaksanakan tugas kepengawasannya
adalah teknik supervisi yang bersifat kooperatif dan kolaboratif, karena dalam supervisi sudah
mengandung makna pembinaan, penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana sasaran
pembinaan sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam siklus pengawasan pada bab
sebelumnya.
1. Kooperatif: kegiatan yang dilakukan suatu kelompok untuk kepentingan bersama (mutual
benefit)
2. Kolaboratif: yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian tugas dimana
tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan melengkapi
B. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan sekolah sangat bervariasi,
bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat melaksanakan pengawasan.
Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1. Observasi langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati objek pengawasan. Metode
tersebut oleh pengawas digunakan untuk melakukan supervise kunjungan kelas untuk
mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajar
2. Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan untuk memperoleh
data/informasi yang lebih akurat.
Metode tersebut digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder sekolah
terhadap :Pemenuhan delapan standar nasional pendidikan (SNP) dan Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB). Dan data tersebut untuk cross check dengan data yang diperoleh dari
pengisian kuesioner tertutup .
3. Kunjungan kelas dilakukan pengawas khususnya untuk memperoleh gambaran nyata tentang
proses pembelajaran, baik melalui supervisi kelas maupun supervisi klinis.
4. Pemodelan dilakukan pengawas untuk memberikan gambaran nyata. Model dapat diambil
dari salah satu guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan lain, atau bahkan pengawas
sekolahnya.
5. Dengar pendapat diperlukan bila menghadapi permasalahan tertentu di sekolah binaan,
dimaksudkan untuk memperoleh masukan yang lebih lengkap dan akurat tentang permasalah
yang sedang dibahas/dihadapi.
6. Pendidikan dan pelatihan atau BIMTEK dimaksudkan untuk membekali guru, kepala
sekolah atau tenaga kependidikan lainnya sesuai situasi dan kebutuhan.

7
7. Workshop diadakan sesuai kebutuhan sekolah binaan, dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan dan keterampilan SDM di sekolah binaan.
8. Sharing hampir serupa dengan dengar pendapat, hanya penekanannya lebih kepada upaya
untuk berbagi pengalaman dan pendapat, tidak harus ada kasus khusus di sekolah. Sharing
bisa dilakukan kapan saja dan dengan media yang lebih luas
9. Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti fisik / autentik
tentang keterlaksanaan suatu kegiatan.

8
BAB IV
HASIL PENGAWASAN DAN PEMBAHASAN
Pengawasan dilakukan di satuan pendidikan sesuai wilayah binaan masing-masing pengawas, pada Tahun Pelajaran 2015/2016, objek (guru) yang menjadi binaan penulis
meliputi 50 orang guru Bahasa Indonesia dan kepala sekolah 4 orang di 22 SMP Negeri maupun Swasta kel. 3 di Kota Medan. Dari hasil pengawasan guru dan kepala sekolah
pada sekolah binaan pada umumnya menunjukkan hasil sebagai berikut:
A. Melaksanakan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru dan/atau Kepala Sekolah

No Aspek Kegiatan Sasaran Target Metode Hambatan Ketercapaian Kesimpulan Tindak Lanjut
1 Pembinaan Administrasi 40 orang 100% Bimbingan - guru belumsemua mempunyai: program tahunan, promes, membuat silabus yang sesuai dengan standar nilai Baik sebanyak 27,50% Pembinaan konsultasi, diskusi,
Teknis proses atau 11 orang guru dan pemberian contoh,
Guru perencanaan guru berkelanjutan
Group Fokus - guru belum semua dapat menyusun RPP, Kalender Pendidikan, Jadwal Tatap Muka memperoleh nilai amat baik diklat, dan PKB
pembelajaran Discussion - guru belum mempunyai Agenda harian, Daftar Nilai, KKM sebanyak 7,50% atau 3 orang dan
Kunjungan - Semua guru mempunyai Absensi Siswa guru dan yang memperoleh
terhadap guru terprogram
kekelas nilai cukup 65% atau 26 guru.
Administrasi 40 orang 100% Bimbingan - guru belum semua menyiapkan peserta didik, melakukan Apersepsi, menjelaskan KD dan tujuan yang nilai amat Baik sebanyak 2,5% Pembinaan konsultasi, diskusi,
Teknis ingin dicapai pemberian contoh,
kegiatan guru atau 1 orang guru, berkelanjutan
- guru belum semua menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus / diklat, dan PKB
pembelajaran Group Fokus kesiapan bahan ajar Penampilan guru, Melibatkan siswa dalam mencari informasi dan belajar dari memperoleh nilai baik dan
Discussion aneka sumber dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru, menggunakan beragam
terhadap guru sebanyak 40% atau 16 orang terprogram
pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lainnya, Memfasilitasi terjadinya
Kunjungan interaksi antar siswa serta antar siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya, melibatkan guru dan mendapat nilai cukup
kekelas siswa secara aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran, Memfasilitasi siswa melakukan percobaan
sebanyak 57,50% atau 23
dilaboratorium, studio atau lapangan, membiasakan siswa membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna orang guru.
- Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas diskusi dan lain lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis, Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan
masalah dan bertindak tanpa ada rasa takut
- Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
- Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
- Memfasilitasi siswa membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis secara
individual atau kelompok, Memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja secara individual maupun
kelompok, Memfasilitasi siswa melakukan pameran, turnamen, festival serta produk yang dihasilkan,
Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri
- Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah
terhadap keberhasilan siswa
- Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber,
Memfasilitasi siswa melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
Berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam memjawab pertanyaan siswa yang menghadapi
kesulitan
- Membantu menyelesaikan masalah siswa dalam melakukan pengecekan hasil eksplorasi
- Memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dan memberikan informasi untuk bereksplorasi
lebih jauh, Membuat rangkuman / kesimpulan, Melakukan penilaian dan / atau refleksi terhadap
kegiatanpembelajaran yang sudah dilakukan, Memberi umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran,
Memberi tugas terstruktur (PT) dan Kegiatan, Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT), Menyampaikan
rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

9
Administrasi 40 orang 100% Bimbingan - guru belum semua memiliki buku Nilai/Daftar Nilai, Guru melaksanakan Tes (Penilaian nilai cukup (C) sebanyak Pembinaan konsultasi, diskusi,
Teknis kognitif)UH,MIDSEM,UAS, melaksanakan penugasan Terstruktur 87,50% atau 35 orang guru pemberian contoh,
penilaian guru berkelanjutan
- guru belum melaksanakan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur(KMTT) dan memperoleh nilai baik diklat, dan PKB
pembelajaran Group Fokus - Guru melaksanakan Penilaian Ketrampilan (Psikomotorik), melaksanakan Penilaian Afektif Ahlak sebanyak 12,50% atau 5 orang dan
Discussion mulia, melaksanakan Penilaian Afektif Kepribadian, melaksanakan program dan Pelaksanaan remedial, guru.
terhadap guru terprogram
Kunjungan melaksanakan Analisis Hasil Ulangan
kekelas - Guru melaksanakan Bank soal / Instrumen Tes
2 Pembinaan 4 orang 100% Bimbingan - Kepala Sekolah belum mengembangkan RKJM, RKT/RKAS dengan program lainnya berdasarkan data Pembinaan konsultasi, diskusi,
Pogram kepala Teknis hasil evaluasi dalam pemenuhan 8 SNP pemberian contoh,
kepala berkelanjutan
Perencanaan sekolah - Kepala Sekolah merumuskan visi-misi sebagai arah pengembangan program RKJM, RKT/RKAS dan diklat, dan PKB
sekolah Kerja Group Fokus program lainnya dan
sekolah Discussion - Kepala Sekolah belum menentukan strategi pencapaian tujuan sekolah, dilengkapi dengan indikator
terprogram
Kunjungan pencapaian yang terukur
kesekolah - melengkapi program dengan rencana evaluasi keterlaksanaan dan pencapaian program
4 orang 100% Bimbingan - Semua Kepala sekolah mengadakan pertemuan awal untuk menjaring data rencana pembelajaran dan Pembinaan konsultasi, diskusi,
kepala Teknis menetapkan fokus kegiatan supervisI pemberian contoh,
berkelanjutan
Pelaksanaan sekolah - Kepala sekolah belum melaksanakan kegiatan pemantauan pembelajaran dan membuat catatan yang diklat, dan PKB
rencana Group Fokus objektif dan selektif sebagai bahan pemecahan masalah supervisi dan
kerja Discussion - Kepala sekolah belum melakukan pertemuan refleksi, menganalisis catatan hasil observasi, dan
terprogram
Kunjungan menyimpulkan hasil observasi
kesekolah - Kepala sekolah belum memfasilitasi guru dalam merencanakan tindak lanjut perbaikan sistem penilaian
hasil belajar
4 orang 100% Bimbingan - Kepala sekolah bersama guru belum menyusun rekomendasi tindaklanjut perbaikan dalam bentuk Pembinaan konsultasi, diskusi,
kepala Teknis kegiatan analisis butir soal, remedial, dan pengayaan nilai amat baik sebanyak pemberian contoh,
berkelanjutan
Program sekolah - semuaKepala sekolah mengecek ulang keterlaksanaan rekomendasi oleh guru 100% atau 4 orang kepala diklat, dan PKB
Pengawasan dan Group Fokus - Semua Kepala sekolah melaksanakan pembinaan dan pengembangan guru sebagai tindaklanjut kegiatan sekolah dan
evaluasi Discussion supervisi
terprogram
Kunjungan - Semua Kepala sekolah menggunakan data hasil supervisi sebagai bahan perbaikan perbaikan kinerja
kesekolah pelaksanaan program
4 orang 100% Bimbingan Kepemimpinan sekolah yang dapat meningkatkan SDM kependidikan yang profesional, manajemen Pembinaan konsultasi, diskusi,
kepala Teknis yang efektif dan profesional, lingkungan pendidikan yang kondusif, dan mampu membangun pemberian contoh,
berkelanjutan
Akreditasi sekolah Group Fokus kepercayaan kepada masyarakat diklat, dan PKB
Sekolah Discussion dan
Kunjungan
terprogram
kesekolah
SISTEM 4 orang 100% Bimbingan - Mengelola Sistem informasi manajemen yang memadai untuk mendukung administrasi pendidikan yang Pembinaan konsultasi, diskusi,
INFORMASI kepala Teknis efektif , efisien dan akuntabel pemberian contoh,
berkelanjutan
MANAJEMEN sekolah - Menyediakan fasilitas informasi yang efisien,efektif dan mudah diakses diklat, dan PKB
(SIM sekolah) Group Fokus - Mengembangkan komunikasi antar warga sekolah dilingkungannya secara efisien dan efektif dengan dan
Discussion menggunakan media dan teknik komunikasi : siaran radio, TV lokal, stiker dan kalender, poster ,
terprogram
Kunjungan perlombaan, leaflet, dialog langsung, home visit, partisipasi dalam kegiatan masyarakat dan
kesekolah penggunaan website atau blog.

10
B. Melaksanakan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Pemantauan SNP
No SNP Aspek/Materi Kegiatan Sasaran Target Metode Hambatan Ketercapaian Kesimpulan Tindak Lanjut
1 Standar Isi Membuat : Pemantauan, 4 orang kepala 100% observasi, studi dokumen, Ketidaksesuaian dan 80% Pembinaan konsultasi, diskusi,
Kesesuaian Kepemilikan Dokumen
melaksanakan, menilai dan sekolah wawancara, kuesioner ketidakrelevannya kurikulum berkelanjutan pemberian contoh,
dan Muatan Kurikulum
tindak lanjut dalam standar dan 40 orang tertutup dan terprogram diklat, workshop,
Isi guru lokakarya
2 Standar Proses Kesesuaian Silabus Membuat : Pemantauan , 4 orang kepala 100% observasi, studi dokumen, Ketidaksesuaian silabus dengan 80% Pembinaan konsultasi, diskusi,
Dakam menjabarkan RPP melaksanakan, menilai dan sekolah wawancara, kuesioner standar berkelanjutan pemberian contoh,
tindak lanjut dalam standar dan 40 orang tertutup dan terprogram diklat, workshop,
Proses guru lokakarya
3 Standar Kesesuaian KKM Kelompok Mata Membuat : Pemantauan , 4 orang kepala 100% observasi, studi dokumen, Tidak terlihatnya kemajuan yang 80% Pembinaan konsultasi, diskusi,
Kompetenssi Pelajaran IPTEK dan mendapat melaksanakan, menilai dan sekolah wawancara, kuesioner lebih baik pada peserta didik dalam berkelanjutan pemberian contoh,
Lulusan pengalaman Agama dan Akhlak tindak lanjut dalam standar dan 40 orang tertutup mencapai target yang ditetapkan dan terprogram diklat, workshop,
Mulia SKL guru SKL lokakarya
4 Standar Kesesuaian Akademik dan Membuat : Pemantauan , 4orang kepala 100% observasi, studi dokumen, Ketidaksesuaian jumlah pendidik 80% Pembinaan konsultasi, diskusi,
Pendidik kompetensi Tenaga pendidik dan melaksanakan, menilai dan sekolah wawancara, kuesioner dengan standar berkelanjutan pemberian contoh,
dan Tenaga memiliki Tenaga Kependidikan tindak lanjut dalam standar dan 40 orang tertutup dan terprogram diklat, workshop,
Kependidikan Tendik guru lokakarya
5 Standar Sarana Kesesuaian Memiliki minimum 3 Membuat : Pemantauan , 4 orang kepala 100% observasi, studi dokumen, Keterbatasan bangunan sekolah 80% Pembinaan konsultasi, diskusi,
dan Prasarana rombongan belajar dan maximum 27 melaksanakan, menilai dan sekolah wawancara, kuesioner aman dan nyaman untuk semua berkelanjutan pemberian contoh,
rombongan belajar dan Luas lahan tindak lanjut dalam standar dan 40 orang tertutup peserta didik dan memberi dan terprogram diklat, workshop,
rasio minium luas lahan terhadap Sapras guru kemudahan kepada peserta didik lokakarya
peserta didik yang
berkebutuhan khusus
6 Standar - Kesesuaian Rencana kerja empat Membuat : Pemantauan , 4 orang kepala 100% observasi, studi dokumen, Tidak ditemukan bukti sekolah 80% Pembinaan konsultasi, diskusi,
Pengelolaan tahun dan tahunan disesuaikan melaksanakan, menilai dan sekolah wawancara, kuesioner melakukan evaluasi diri terhadap berkelanjutan pemberian contoh,
dengan persetujuan rapat dewan tindak lanjut dalam standar dan 40 orang tertutup kinerja dan terprogram diklat, workshop,
pendidik dan komite sekolah Pengelolaan guru sekolah secara berkelanjutan untuk lokakarya
melihat dampaknya terhadap
peningkatan hasil belajar
7 Standar Kesesuaian Sekolah menyusun Membuat : Pemantauan , 4 orang kepala 100% observasi, studi dokumen, Tidak ditemukan bukti keterlibatan 80% Pembinaan konsultasi, diskusi,
Pembiayaan rencana biaya operasional program melaksanakan, menilai dan sekolah wawancara, kuesioner Komite sekolah dan pemangku berkelanjutan pemberian contoh,
kerja tahunan tindak lanjut dalam standar dan 40 orang tertutup kepentingan dalam perumusan dan terprogram diklat, workshop,
Pembiayaan guru RKAS lokakarya
8 Standar Kesesuaian rancangan, jadwal Membuat : Pemantauan , 4 orang kepala 100% observasi, studi dokumen, Kesulitan menemukan bukti bahwa 80% Pembinaan konsultasi, diskusi,
Penilaian pelaksanaan penilaian dan remedial melaksanakan, menilai dan sekolah wawancara, kuesioner guru memberikan masukan dan berkelanjutan pemberian contoh,
tindak lanjut dalam standar dan 40 orang tertutup komentar mengenai penilaian yang dan terprogram diklat, workshop,
Penilaian guru mereka lakukan pada peserta didik. lokakarya

11
C. Melaksanakan Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah

No Aspek Kegiatan Sasaran Target Metode Hambatan Ketercapaian Tindak Lanjut


1 Melaksanakan Penilaian Guru 50 % minimal skor nilai 100 Studi dokumen, wawancara, Beberapa guru masih konvensional nilai Baik sebanyak 87,50% atau Rekomendasi ke
kinerja guru kinerja yang mau dari skor maksimal 120 untuk Obervasi dan pengamatan 35 orang guru dan memperoleh Disdik dan
guru disertifikasi Penilaian Kinerja Guru di kelas nilai cukup sebanyak 12,50% atau pembinaan
5 orang guru
2 Pelaksanakan Penilaian Kepala 50 % minimal mencapai nilai 85 Studi dokumen, wawancara, Belum semua kepala sekolah di kinerja karena waktunya kurang nilai amat baik sebanyak 100% Rekomendasi ke
Kinerja kinerja sekolah observasi atau 7 orang kepala sekolah Disdik dan
kepala Kepala sekolah pembinaan
sekolah

12
BAB V
PENUTUP

Program pengawasan sekolah merupakan pedoman bagi pengawas sekolah dalam


pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Program pengawasan hendaknya disusun selaras dengan
visi, misi dan tujuan pendidikan di sekolah binaan. Program yang disusun diarahkan pada layanan
profesional pengawas sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Untuk
mewujudkan hal tersebut, terdapat beberapa prinsip dalam penyusunan program pengawasan
sekolah, antara lain:

1. Kegiatan pengawasan sekolah dikembangkan atas dasar hasil pengawasan pada tahun
sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengawasan sekolah harus dilaksanakan secara
berkesinambungan. Dalam hal ini diterapkan prinsip peningkatan mutu berkelanjutan
(continous quality improvement). Walaupun terjadi pergantian pengawas, pengawas sekolah
yang baru harus tetap memperhatikan apa yang telah dilaksanakan serta dicapai oleh
pengawas sebelumnya.

2. Kegiatan pengawasan sekolah mengacu pada kebijakan pendidikan baik itu kebijakan
pendidikan yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdikas) di tingkat
pusat ataupun Dinas Pendidikan setempat (kabupaten/kota).

3. Program kegiatan pengawasan memuat prioritas pembinaan dengan target pencapaiannya


dalam jangka pendek (semester), jangka menengah (satu tahun), dan jangka panjang (tiga
sampai tahun). Sasasan prioritas jangka pendek ditetapkan atas dasar persoalan/masalah yang
dihadapi oleh setiap sekolah binaan.

4. Program kerja pengawasan selalu diawali dengan penilaian kondisi awal sekolah
berkaitan dengan sumber daya pendidikan, program kerja sekolah, proses
bimbingan/pembelajaran, dan hasil belajar/bimbingan siswa. Pada tahap selanjutnya
dilakukan penilaian serta pembinaan berdasarkan hasil penilaian. Kegiatan pengawasan
dalam satu periode (satu tahun) diakhiri dengan evaluasi hasil pengawasan dan penyusunan
laporan yang dapat digunakan sebagai landasan program pengawasan tahun berikutnya.

5. Pelaksanaan program pengawasan bersifat fleksibel namun tidak keluar dari ketentuan
tentang penilaian, pembinaan, dan pemantauan sekolah. Pengawas sekolah memiliki
wewenang dalam menetapkan, metode kerja, langkah-langkah, dan indikator keberhasilan
program pengawasan dengan memperhatikan kondisi obyektif sekolah yang bersangkutan.
A. Kesimpulan
1. Kegiatan kepengawasan yang dituangkan dalam program kepengawasan tahunan yang
menjadi pedoman pelaksanakan tugas pengawas telah disesuai dengan Permendiknas RI
Nomor 12 tahun 2007, tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah/Madrasah
2. Program kepengawasan tahunan ini masih dalam bentuk umum sehingga dalam
pelaksanaannya masih perlu dilengkapi dengan instrumen-instrumen yang lebih
operasional sesuai dengan jenis dan karakteristik sasaran kepengawasan

13
3. Dalam pelaksanaan program ini masih dimungkinkan terjadi ketidaksesuaian dengan
jadwal waktu, sehingga masih perlu penyesuaian lebih lanjut
4. Dengan jumlah sekolah binaan yang cukup banyak sehingga pelaksanaan kegiatan
kepengawasan frekuensi dan intensitasnya mungkin masih belum optimal
5. Untuk mensukseskan program kepengawasan secara umum dapat memanfaatkan forum
MKKS/KKMA, dan MGMP/MGP sesuai kapasitas dan kewenangan masing-masing.
B. Saran-saran
1. Koordinator pengawas agar secara aktif, berkala dan berkesinambungan mengagendakan
kegiatan rapat koordinasi untuk mengatahui sejauh mana program tahunan telah
dilaksanakan, dan mendiskusikan kendala-kendala yang mungkin terjadi di sekolah
binaan masing-masing.
2. Dinas Pendidikan hendaknya memfasilitasi kegiatan penyusunan program tahunan dan
kemudian melakukan evaluasi hasil pelaksanaan program tersebut untuk bahan
perencanaan tingkat SKPD.
3. Program kepengawasan hendaknya dimasukkan dalam program induk Dinas Pendidikan,
Pemuda dan Olahraga sehingga semua komponen berfungsi sesuai tupoksi masing-
masing, yang akhirnya pencapaian visi dan misi untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dapat dicapai.

14

Anda mungkin juga menyukai