Anda di halaman 1dari 4

TUGAS EVALUASI MANAJEMEN PUSKESMAS

Nama : Muhammad Ryan Radifan Gustisiya


NIM : 22010119210011

PENDAHULUAN
Evaluasi perlu dilakukan terhadap setiap fungsi manajemen yang dilakukan, mulai dari
perencanaan, penggerakan dan pengorganisasian, serta pengawasan. Selain itu evaluasi juga
perlu dilakukan pada setiap tahap dalam proses manajemen, mulai dari input, proses, output,
outcome dan dampak kegiatan/program, Tidak kalah pentingnya evaluasi juga harus dilakukan
pada akhir kegiatan untuk menilai pencapaian tujuan atau target suatu program atau kegiatan
pelayanan. Hasil evaluasi selain digunakan untuk melakukan koreksi terhadap kegiatan atau
program pelayanan yang sedang berjalan, juga digunakan untuk melakukan perencanaan
pengembangan program dan kegiatan di waktu mendatang.. Untuk mencapai dan menilai kinerja
yang diharapkan, manajer dan pemimpin pada organisasi di sektor kesehatan (termasuk
Puskesmas) perlu melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan maupun
program-program kesehatan. Perencanaan, monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang
berkaitan. Dinas Kesehatan Kabupaten melakukan pengumpulan hasil penilaian kinerja
Puskesmas, menganalisis hasil, melakukan evaluasi dan memberi feedback terhadap hasil
Penilaian Kinerja Puskesmas.

PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi adalah pengukuran dan perbaikan dalam kegiatan yang dilaksanakan, seperti
membandingkan hasil-hasil kegiatan yang dibuat. Tujuannya agar rencana-rencana yang telah
dibuat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dapat terselenggarakan. Dapat diartikan, evaluasi
adalah suatu proses perbandingan dan pengukuran dari hasil akhir pekerjaan yang dinyatakan
dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai. Hasil evaluasi dimaksudkan untuk
perencanaan kembali, dan juga berfungsi sebagai administrasi dan manajemen yang terakhir.
Yaitu mengkombinasikan dan mengumpulkan data dengan standar tujuan.

TUJUAN UTAMA EVALUASI


1. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan, strategi dan
pelaksanaan program atau kegiatan berkait dengan intervensi program yang sedang
berjalan maupun intervensi di masa mendatang.
2. Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/kegiatan kepada pihak
yang berkepentingan. Memperhatian pengertian dan tujuan diatas, maka evaluasi perlu
dilakukan pada setiap fungsi manajemen, untuk menjamin suatu kegiatan benar-benar
dibutuhkan serta tepat untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
TIPE-TIPE EVALUASI
Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/ program:
 Evaluasi pada perencanaan atau ketika kegiatan belum dilaksanakan (feedforward
evaluation)
 Evaluasi pada kegiatan yang sedang berjalan atau pada proses pelaksanaan kegiatan
(concurrent evaluation)
 Evaluasi setelah kegiatan selesai dilaksanakan atau sering disebut sebagai evaluasi akhir
kegiatan/ program (feedback evaluation)

TAHAPAN PROSES EVALUASI


Proses evaluasi biasanya terdiri dari paling sedikit 5 (lima) tahap yaitu:
1. Penetapan indikator pengukuran dan standar pelaksanaan kegiatan
Tahap pertama dalam evaluasi adalah penetapan indilator dan standar.Indikator
adalah penunjuk evaluasi sedang standar adalah suatu satuan pengukuran yang dapat
digunakan sebagai patokan untuk menilai kegiatan atau hasil-hasil kegiatan. Pada
umumnya penetapan indicator dan standar evaluasi telah ditetapkan bersamaan dengan
proses perencanaan. Tujuan, sasaran, kuota, dan target pelaksanaan dapat digunakan
sebagai standar evaluasi. Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target cakupan
sasaran, target penurunan AKI dan AKB, Pencapaian standar kualitas ANC dll. Tiga
bentuk standar yang sering dipakai adalah:
 Standar fisik, misalnya cakupan program, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan
dll
 Standar moneter adalah biaya per satuan produk atau sasaran program/kegiatan.
Standar biaya pemulihan balita gizi buruk, standar biaya ANC dll
 Standar waktu, penetapan waktu ideal untuk menyelesai kan kegiatan tertentu
atau untuk pencapaian tujuan tertentu.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang tepat akan meningkatkan
kehandalan evaluasi. Beberapa pertanyaan penting berikut dapat dipakai sebagai
penuntun tahap ini, yaitu:
 Berapa kali pelaksanaan pengukuran indicator evaluasi harus dilakukan, missal
sekali, bulanan, tahunan dll
 Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan, dalam bentuk tulisan,
menginpeksi visual (pengamatan), menghitung, menimbang dll
 Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan evaluasi ? manajer saja atau tim
evaluasi dsb
 Seberapa mudahkah pengukuran dapat dilakukan, hasil nya dapat diolah dan
dianalisa, dengan biaya yang “relative” murah
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata (riel)
Pengukuran pelaksanaan dan kinerja kegiatan/program harus dilakukan untuk
dapat melakukan evaluasi kegiatan/ program. Beberapa cara untuk melakukan
pengukuran pelaksanaan atau hasil pelaksanaan kegiatan adalah:
 Pengamatan (observasi)
 Laporan, baik lisan maupun tertulis
 Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung, menimbang, mengukur
waktu dll
 Penelitian atau survai sampel
4. Pembandingan hasil ukur dengan standar
Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan hasil pengukuran
(pealaksanaan atau hasil pelaksanaan) kegiatan yang nyata dengan yang direncanakan
atau dengan standar yang ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah tetapi
kompleksitas dapat terjadi pada saat menginterprestasi adanya penyimpangan.Titik kritis
yang penting lainnya adalah ketika mencari jawaban mengapa penyimpangan terjadi,
yang berarti mencari penyebab terjadinya penyimpangan.
5. Merancang dan melakukan tindakan koreksi, bila memang diperlukan
Tahap ini adalah pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi (koreksi),
merancang tindakan koreksi berdasarkan temuan penyebab penyimpangan serta
melaksanakan intervensi/tindakan koreksi. Tindakan koreksi mungkin berupa:
 Mengubah standar
 Memperbaiki prosedur, tehnologi, metode dalam pelaksanaan kegiatan
 Menggantii kegiatan dengan kegiatan lain yang lebih akuntabel
 Menambah sarana dan prasarana kegiatan
 Mengubah waktu pelaksanaan kegiatan dll

Kegunaan dan Pentingnya Evaluasi


Kegunaan terpenting dari evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiatan yang
dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah direncana kan atau ditetapkan.Selain itu juga
untuk mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll.
Adapun kegunaan yang lain dari pelaksanaan evaluasi adalah:
Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program berhasil atau tidak berhasil:
 Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas dan manajemen program.
o Untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi dan
replikasi.
o Untuk memodifikasi atau memperbaiki strategi yang kurang berhasil.
 Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
 Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat menyebutkan
hasil dan kualitas program.
MERANCANG PROSES EVALUASI
Prosedur perancangan evaluasi terdiri dari 5 langkah dasar, yaitu:
1. Merumuskan hasil yang diinginkan
Manajer harus merumuskan hasil yang akan dicapai dengan sejelas mungkin. Misalnya
meningkatkan kualitas ANC sesuai standar mutu Depkes RI, menurunkan angka kematian
ibu sebesar 10 persen selama 2 tahun. Agar dapat dengan mudah dievaluasi maka semua
kegiatan dan tujuan/sasaran kegiatan dengan mengacu kepada SMART, yaitu Specific,
Measurable, Appropriate, Realistic dan Timebound. Selain itu, hasil yang diinginkan harus
dihubungkan dengan individu yang bertanggung jawab.
2. Menetapkan penunjuk hasil
Tujuan evaluasi sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat
mengatasi atau memperbaiki adanya penyimpangan.Sedang pada evaluasi akhir berkaitan
dengan perencanaan kegiatan dan pengembangannya di masa datang.Tugas penting manajer
adalah merancang program eva luasi untuk menemukan sejumlah indicator yang terpercaya
sebagai penunjuk apakah penyimpangan terjadi sehingga perlu tindakan koreksi. Beberapa
hal yang dapat membantu manajer memperkirakan apakah hasil yang diinginkan tercapai
atau tidak adalah Pengukuran masukan/input, Pengukuran hasil kegiatan pada tahap
permulaan, Gejala-gejala adanya penyimpangan dan identifikasi penyebab, Perubahan dalam
kondisi yang diasumsikan (termasuk perubahan lingkungan), Pengukuran hasil akhir dari
sebuah kegiatan/program:
3. Menetapkan standar penunjuk dan hasil
Untuk dapat menilai apakah pelaksanaan suatu kegiatan dan hasilnya menyimpang dari
rencana yang ditetapkan serta seberapa besarkah penyimpangan terjadi, sehingga fokus
perhatian manajer terhadap kejadian penyimpangan menjadi tepat.
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
Langkah berikutnya adalah menetapkan sarana untuk mnegumpulkan data dan informasi
penunjuk (indicator) dan memandingkan nya dengan standar. jejaring informasi dibangun
mulai dari siapa mengumpulkan data, mengukur kegiatan, siapa mengolah dan menganalisis
data menjadi informasi hasil evaluasi, bagaimana metode pengumpulan data dan pengolahan
dilakukan, kepada siapa informasi dilaporkan. Jejarng informasi dianggap baik bila tidak
hanya keatas tetapi juga kesamping dan kebawah, yaitu kepada siapa yang akan
melaksanakan tindakan koreksi. Pengambil keputusan tentang koreksi dilakukan oleh
manajer atas tetapi pelaksanaan koreksi adalah staf.Selain itu jejaring informasi harus cukup
efisien untuk menyediakan informasi balik yang relevan kepada personalia/petugas kunci
yang memerlukannya..
5. Menilai Informasi (hasil evaluasi) dan mengambil tindakan koreksi
Menilai informasi dan mengambil keputusan untuk tindakan koreksi atau perbaikan. Setelah
hasil evaluasi diperoleh maka dibandingkan dengan standar dan penentuan apakah koreksi/
intervensi perlu dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai