Anda di halaman 1dari 68

MONITORING & EVALUASI

PELAYANAN REKAM MEDIS

HUBERTUS BUDI SATRIO, AMD.PK.SKM.


PENGERTIAN MONITORING
DAN EVALUASI
Monitoring
Monitoring adalah kegiatan
pemantauam untuk memperoleh
informasi secara terus-menerus
sehingga hasil sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan
Evaluasi
Evaluasi yaitu kegiatan penilaian di akhir
kegiatan untuk melihat pencapaian dari
program yang dijalankan. Menurut Ahli
Kesehatan Masyarakat Amerika, evaluasi
adalah suatu proses untuk menentukan
nilai atau jumlah keberhasilan dan usaha
pencapaian suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
Monitoring dan Evaluasi memiliki tugas yang
sama yaitu memantau atau menilai jalannya
suatu program.
 Monitoring lebih digunakan pada saat
program sementara berjalan, sehingga
dapat mengetahui kekurangan dan
kesalahan yang dijumpai agar dapat
diperbaiki secara dini. Dengan demikian,
tujuan program bisa dicapai sesuai
dengan target yang ditetapkan.
 Evaluasi lebih berfokus pada akhir dari
perjalanan program. Dimana, evaluasi
ditujukan untuk menilai keberhasilan atau
kegagalan dari program tersebut, dan juga
dapat mengetahui mengapa keberhasilan
atau kegagalan dapat terjadi. Dari hasil
evaluasi tersebut, dapat digunakan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kegiatan-
kegiatan dan perencanaan yang lebih baik
untuk kegiatan masa mendatang.
SIKLUS PROGRAM

PERENCANAAN
PROGRAM

EVALUASI IMPLEMENTAS
PROGRAM IPROGRAM

MONITORING
PROGRAM
Perbedaan Monitoring Dan Evaluasi

 Meskipun sangat erat kaitannya, akan tetapi


monitoring dan evaluasi tidak boleh dicampur adukkan
satu sama lain.
 Monitoring adalah sesuatu penilaian (assesment) yang
rutin (harian) terkait aktivitas dan perkembangan yang
sedang berlangsung, sementara evaluasi adalah
penilaian yang bersifat periodik terkait semua
pencapaian.
 Monitoring melihat pada apa yang sedang dilakukan,
sementara evaluasi memeriksa apa yang sudah dicapai
atau apa dampak yang sudah berhasil dibuat.
 Monitoring: fungsi kontinyu dengan menggunakan
pengumpulan data secara sistematik terhadap indikator
tertentu untuk menginformasikan kepada manajemen
maupun stakeholder utama tentang suatu kegiatan yang
sedang berlangsung dalam hal perkembangan dan
pencapaian hasil dalam penggunaan dana maupun
bantuan.
 Evaluasi: penilaian secara sistematik dan objektif
terhadap kegiatan, program atau kebijakan yang sedang
berjalan atau yang sudah selesai dilaksanakan (terkait
dengan desain, implementasi, dan hasilnya). Tujuannya
adalah untuk menentukan relevansi dan pemenuhan
tujuan, misalnya efisiensi, efektifitas, dampak, dan
sustainabilitasnya.
Perbedaan dan Persamaan Monitoring dan Evaluasi
Uraian Monitoring Evaluasi
Kapan ? Terus menerus Akhir setelah program
Apa yg diukur ? Ouput dan proses; sering Dampak jangka panjang
fokus input, kegiatan, kelangsungan
kondisi/asumsi

Siapa yg terlibat ? Umumnya orang dalam Orang luar dan dalam


Sumber informasi ? Sistem rutin, survey kecil, Dokumen eksternal dan internal,
dokumen inetrnal, laporan laporan asesmen dampak, riset
evaluasi

Penggunaan ? Manajer dan staf Manajer, staf, donor, klien,


stakeholder, organisasi lain

Penggunaan hasil ? Koreksi minor program Koreksi mayor program,


(feed back) Perubahan kebijakan, strategi,
masa mendatang, termasuk
penghentian program (feed back)
a.Pengertian monitoring pelayanan rekam
medis
Manajemen
Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian dan
memimpin berbagai kegiatan suatu
organisasi secara formal. (Hatta G,
2008)
PENILAIAN PERENCANAAN

PENGAWASAN PENGORGANISASIAN

PENGGERAKAN

Fungsi Manajemen
Monitoring
Monitoring adalah upaya yang dilakukan
secara rutin untuk mengidentifikasi
pelaksanaan dari berbagai komponen
program sebagaimana telah direncanakan,
waktu pelaksanaan program sebagaimana
telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam
mencapai tujuan program.
Monitoring
Kegiatan melakukan pemantauan untuk perbaikan
selama pekerjaan masih berjalan, apakah sudah sesuai
perencanaan atau tidak.
Pengawasan tidak dapat dilaksanakan jika tidak ada
perencanaan.

Memastikan bahwa sistem tata kerja unit rekam medis


terimplementasi dengan baik
Hasil Monitoring
Hasil monitoring dan pengendalian yang
telah dianalisis dan diolah dapat
dijadikan sebagai informasi yang dapat
dipahami dengan mudah oleh manajer/
kepala rekam medis untuk dasar
pengambilan keputusan tindak lanjut,
baik menyangkut kegiatan yang sedang
berjalan maupun kegiatan yang akan
datang.
Evaluasi
Kegiatan yang terkait tentang penilaian
efektifitas kinerja rekam medis secara
kontinyu.

Tujuan:
Menjamin agar kegiatan yang dialaksanakan
dapat mencapai tujuan yang telah direncana
kan atau ditetapkan. Selain itu juga untuk
mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan
adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll.
Apa ?

Dimana ? Mengapa ?

Evaluasi

Cara ? Siapa ?

Kapan ?
Evaluasi Menurut Tahap Pelaksanaan

feedforward Evaluasi pada perencanaan atau ketika


evaluation kegiatan belum dilaksanakan

Concurrent Evaluasi kegiatan yang sedang berjalan


Evaluation atau pada proses pelaksanaan kegiatan

feedback Evaluasi setelah kegiatan selesai


evaluation dilaksanakan (evaluasi Akhir)
Tahapan Proses Evaluasi
 Penetapan indikator pengukuran
dan standar pelaksanaan kegiatan,
 Penentuan pengukuran pelaksanaan
kegiatan
 Pengukuran pelaksanaan kegiatan
nyata
 Pembandingan hasil ukur dengan
standar
 Merancang dan melakukan
tindakan koreksi, bila diperlukan
Definisi Standar
Standar suatu tingkat dari pelayanan
yang diharapkan, biasanya disusun
oleh ikatan atau asosiasi profesi
sebagai sutu metode optimal (Hatta G,
2008)
Definisi Indikator (Depkes, 2003)
 Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam
mengukur perubahan perubahan yang terjadi baik secara
langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981)
 Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu
kejadian atau kondisi
 Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi
perhatian kita yang dapat membantu kita dalam membuat
penilaian ringkas, komprehensif, dan berimbang terhadap
kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu
masyarakat
 Indikator adalah variable-variabel yang mengindikasi atau
memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan
tertentu, sehingga dapat digunakan untuk
mengukur perubahan.
Penetapkan indikator yang akan menjadi
alat ukur. Syarat indikator harus:

Simple (Sederhana)
Measurable (Dapat diukur)
Attributable (Bermanfaat)
Reliable (Dapat dipercaya)
Timely (Tepat Waktu)
Simple (sederhana)

Indikator yang ditetapkan sedapat


mungkin sederhana dalam
pengumpulan data maupun dalam
rumus penghitungan untuk
mendapatkannya
Measurable (dapat diukur)

Indikator yang ditetapkan harus


mempresentasikan informasinya
dan jelas ukurannya. Dengan demikian dapat
digunakan untuk perbandingan antara satu
tempat dengan tempat lain atau antara
satu waktu lain. Kejelasan pengukuran juga
akan menunjukkan bagaimana cara
mendapatkan datanya.
Attributable (bermanfaat)

Indikator yang ditetapkan harus bermanfaat


untuk kepentingan pengambilan keputusan.
Ini berarti bahwa indikator itu harus
merupakan pengejahwantahan dari
informasi yang memang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan.Jadi harus spesifik
untuk pengambilan keputusan tertentu
Reliable (dapat dipercaya)

Indikator yang ditetapkan harus dapat


didukung oleh pengumpulan data yang
baik, benar dan teliti. Indikator yang
tidak/belum bisa didukung oleh
pengumpulan data yang baik,
benar dan teliti, seyogyanya tidak
digunakan dulu.
Timely (tepat waktu)

Indikator yang ditetapkan harus dapat


didukung oleh pengumpulan data dan
pengolahan data
Tahap Penilaian Mutu

1.Menetapkan standar
2.Menilai kinerja yang ada
3.Upaya memperbaiki kinerja yang
menyimpang dari standar yang sudah
ditetapkan
Pedoman Audit Medis di RS
Kemenkes RI No.496/Menkes/SK/IV/2005 tujuan
dari audit medis sangat terkait dengan upaya
peningkatan mutu dan standarisasi
Tujuan Umum:
Tercapainya pelayanan medis prima di rumah sakit
Tujuan Khusus:
 Melaksanakan evaluasi mutu pelayanan medis
 Mengetahui standar pelayanan medis
 Melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan medis
sesuai dengan kebutuhan pasien dan standar
pelayanan medis
Kegiatan pelayanan Rekam Medis
 Sistem penulisan nama
 Sistem pencatatan data pelayanan klinis
 Sistem penomoran rekam medis
 Sistem penyimpanan Dokumen Rekam medis
(DRM)
 Sistem retensi dan pemusnahan
 Sistem pelepasan informasi rekam medis
 Sistem pengindeksan
 Sistem pelaporan
RTL

Rencana Follow Up
Tindak Follow Up
Lanjut Follow Up
Kriteria RTL

 Rasional
 Inovatif
 Operasional
 Terjangkau
 Target & Sasaran jelas
 Terprogram
 Efisien
Pokok Penyusunan RTL
 Memotret fakta lapangan menjadi
keharusan yang dilakukan
 Menentukan program kegiatan
 Memperkirakan target secara realistis
 Menentukan indikator keberhasilan
 Merumuskan strategi & daya dukung
 Menentukan waktu yang tepat dan
pelaksana
b.Kegiatan pelayanan rekam medis
Jenis Kegiatan Pelayanan RM
 Kegiatan adalah suatu tindakan,
pekerjaan dan bagian dari program yang
dilaksanakan oleh unit rekam medis dan
informasi kesehatan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kegiatan adalah
aktivitas, usaha, pekerjaan atau
kekuatan dan ketangkasan serta
kegairahan.
 Dalam Undang-Undang RI Nomor 15 tahun
2006 disebutkan bahwa kegiatan adalah
sekumpulan tindakan pengerahan sumber
daya baik yang berupa personel, barang
modal termasuk peralatan dan teknologi,
dana, atau kombinasi dari beberapa atau
kesemua jenis sumber daya tersebut
sebagai masukan (input) untuk
menghasilkan keluaran (output) dalam
bentuk barang/jasa.
 Pelayanan adalah proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara
langsung. Sedangkan dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong
menyediakan segala apa yang diperlukan orang
lain seperti tamu atau pembeli.
 Pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang
dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada
pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan
hasilnya tidak dapat dimiliki oleh pihak lain
tersebut. Hadipranata (1980)
berpendapat bahwa, pelayanan adalah
aktivitas tambahan di luar tugas pokok
(job description) yang diberikan kepada
konsumen-pelanggan, nasabah, dan
sebagainya-serta dirasakan baik sebagai
penghargaan maupun penghormatan.
 Dalam tulisannya, Gemala Hatta berpendapat
bahwa kegiatan pelayanan rekam medis dapat
dikelompokkan menjadi 3(tiga) yaitu,
1. Pertama adalah pekerjaan standar diantaranya
pengelolaan sistem rekam medis dan informasi
kesehatan sejak pendaftaran pasien hingga
penyimpanan rekam medis.
2. Kedua termasuk penerapan kegiatan yang
memerlukan ilmu medis/kesehatan, Bahasa
Inggris, statistik rumah sakit, indeks penyakit
dan tindakan, analisa kuantitatif dan kualitatif.
3. Ketiga penerapan pekerjaan yang memerlukan
penguasaan metodologi riset, standar pela
yanan medis, teknik pengolahan data, statistik
lanjut, ilmu medis, software komputer, dasar
ilmu kesehatan dan terminologi medis. Selain
kegiatan di atas, sebagai seorang kepala unit
rekam medis dan informasi kesehatan berperan
sebagai pengelola harus juga menguasai aspek
hukum kesehatan, disain unit kerja, dan
memiliki kemampuan berkomunikasi efektif.
1) Jenis kegiatan di unit rekam medis dan informasi
kesehatan di puskesmas dan rumah sakit sebagai
berikut:
 Pelayanan RMIK di Pelayanan Kesehatan Primer
(puskesmas, klinik dan balai kesehatan). Dalam
penyelenggaran pelayanan rekam medis dan
informasi kesehatan di tingkat dasar/primer,
sistem dan subsistem manajemen rekam medis
sama dengan penyelenggaraan di rumah sakit
seperti :
 Proses pendaftaran
- Proses penomoran dan penamaan
- Proses pengelolaan kartu indeks utama pasien
(KIUP/IUP)
- Proses pengkodeaan penyakit dan prosedur/tindakan
- Proses indeks (morbiditas dan mortalitas)
- Pengelolaan pelaporan puskesmas (Simpus)
 Proses penyimpanan rekam medis
- Proses penjajaran dan pengambilan kembali
- Proses retensi dan pemusnahan
- Pengelolaan rekam medis berbasis elektronik
- Aspek kerahasiaan, keamanan dan Privacy
2)Pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan di rumah sakit
 Proses pendaftaran
 Proses penomoran dan penamaan
 Proses pengelolaan KIUP/IUP
 Proses perakitan rekam medis
 Pengkodeaan dan indeks penyakit
dan prosedur/tindakan
 Pengelolaan pelaporan dan statitstik
 Proses penyimpanan, penjajaran dan
pengambilan kembali
 Proses retensi dan pemusnahan
 Proses menjaga dan peningkatan mutu layanan
dan rekam medis
 Proses pelepasan informasi
 Pengelolaan data untuk kebutuhan riset
 Pengelolaan data surveilans
 Aspek kerahasiaan, keamanan dan privacy
 Proses pengembangan rekam medis berbasis
elektronik
ALUR KEGIATAN PELAYANAN REKAM MEDIS

 Unit kerja rekam medis dan informasi kesehatan


harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan
termasuk tata ruang, peralatan sesuai ketentuan
dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan
dalam penyelenggaraan rekam medis dan
informasi kesehatan di rumah sakit.
 Untuk menentukan lokasi yang baik harus memenuhi
kebutuhan secara sentral bagi pemberi pelayanan,
seperti pelayanan pasien rawat jalan, gawat darurat
dan rawat inap. Mudah diakses oleh dokter dan
tenaga kesehatan lain yang membutuhkan, mudah
digunakan untuk pengguna administrasi.
Oleh karena itu, lokasi unit rekam medis dan
informasi kesehatan harus:

1. Dekat dengan penerimaan pasien, gawat


darurat dan rawat jalan
2. Dekat dengan ruang dokter, pintu utama
dan ruang tunggu
3. Dekat dengan kantor administrasi dan
pelayanan lain
4. Dekat dengan unit penunjang
 Lokasi unit kerja rekam medis dan
informasi kesehatan diutamakan
berdekatan dengan unit gawat darurat dan
rawat jalan. Mengingat kedua unit kerja
tersebut paling utama membutuhkan data
rekam medis dan adanya petunjuk arah
yang mudah terlihat.
A. Data Entri Pasien Baru
 Data pasien adalah data identitas sosial yang
dientri pada saat pasien baru pertama kali
datang berobat ke rumah sakit. Data pasien ini
dikategorikan sebagai pasien baru dan datanya
langsung masuk dalam aplikasi indeks utama
pasien yang tidak boleh hilang dan digunakan
sepanjang masa untuk kepentingan pasien
berobat yang berikutnya.
Prosedur :
1. Pasien mengambil nomor urut (yang langsung
online dalam sistem)
2. Pasien datang sebagai pasien baru, dan
mengisi formulir data identitas lalu menuju
loket pendaftaran
3. Petugas akan melakukan data entri data
identitas sesuai formulir
4. Melalui aplikasi/modul indeks utama pasien,
data tersimpan.
5. Petugas melakukan data entri kembali pada kolom
permintaan layanan (tujuan poliklinik), kemudian
simpan
6. Data tersebut akan langsung diterima oleh klinik
yang dituju
7. Petugas akan melakukan cetak formulir ringkasan
klinik untuk dibawa pasien ke klinik yang dituju
8. Aplikasi menambah data, mengedit data,
menghapus data dapat dilakukan kemudian
disimpan
9. Perubahan setelah indeks utama pasien disimpan,
data tidak dapat diubah kecuali dengan otorisasi
petugas yang berwenang
B. Data Entri Pasien Lama
 Adalah suatu proses input data untuk order
pelayanan dan transaksi pelayanan bagi
unit/pelayanan yang dikehendaki oleh pasien di
rumah sakit. Tujuannya untuk memberikan
pelayanan kepada pasien yang akan berobat ke
pelayanan yang dituju. Prosedur :
1. Pasien mengambil nomor urut
2. Pasien dipanggil ke loket, petugas
memberikan pelayanan
3. Petugas melakukan input data dengan
mengetri nomor rekam medis pasien
4. Data pasien (dari IUP) tampil
5. Petugas melakukan input data melalui modul
tipe layanan yang akan dituju, unit layanan,
pilihan dokter yang dikehendaki, jenis
jaminan perusahaan pasien
6. Petugas mencari data transaksi (karcis dan
atau jasa konsultasi), pilihan menu transaksi
di entry dalam modul layanan.
7. Petugas menyimpan data (agar langsung
dapat online di klinik bila sistem pelayanan
rawat jalan sudah elektronik)
8. Petugas menyimpan data untuk online ke
kasir
9. Petugas melakukan simpan data dan order
rekam medis pasien melalui modul tracer
yang online ke bagian penyimpanan rekam
medis
10. Aplikasi menambah data, mengedit data,
menghapus data dapat dilakukan kemudian
disimpan
11. Pembatalan pelayanan dan jenis transaksi
hanya dapat dilakukan atas otorisasi petugas
yang berwenang.
C. Proses pembatalan layanan
 Suatu proses layanan yang telah diinput dan
disimpan kemudian dibatalkan atas permintaan
pasien.Tujuannya untuk menghapus data
layanan dan transaksi yang telah diterima oleh
klinik dan kasir serta memantau terjadi
pembatalan pelayanan.Proses pembatalan
hanya atas permintaan pasien dan hanya dapat
dilakukan oleh petugas yang diberi otorisasi.
 Prosedur :
1. Pasien datang ke tempat pendaftaran untuk
memberitahukan pembatalan atas layanan pasien
dipanggil ke loket, petugas memberikan pelayanan
2. Petugas yang diberi otorisasi akan melakukan input
data dengan mengetri nomor rekam medis pasien yang
membatalkan
3. Modul pembatalan pasien tampil, petugas mengetik
alasan pembatalan
4. Data pasien untuk layanan terhapus
5. Bukti pembatalan akan direkapitulasi akhir bulan
sebagai bahan monitoring dan evaluasi
6. Data pasien untuk layanan terhapus di klinik dan kasir
1. Proses Penerimaan Pasien (Admission)
a. Rekam medis terisi data identitas, sosial, demografi
dan diagnose masuk
b. Rekam medis dicetak untuk pasien baru
c. Rekam medis disiapkan (untuk pasien lama)

2. Rekam Medis Di Ruang Rawat Inap


a. Rekam medis disusun dengan tatacara penyusunan
sesuai ketentuan rumah sakit
b. Rekam medis diisi sesuai dengan tatacara pengisian
setiap formulir
c. Rekam medis dilengkapi formulirnya
3. Rekam Medis Selesai (Pasien Keluar)
a. Rekam medis diperiksa kelengkapannya dengan
menggunakan checklist
b. Rekam medis diperiksa kelengkapan resume
medis
c. Rekam medis dikembalikan 1 X 24 jam (setelah
pasien dinyatakan keluar) ke unit kerja yang
memiliki tugas dan fungsi menyelenggarakan
pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan
4. Rekam Medis Di Instalasi Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan
a. Rekam medis diterima oleh petugas assembling
dengan tanda terima dan/ atau entri kendali
pada aplikasi komputer
b. Rekam medis di assembling
c. Rekam medis dianalisis kelengkapan
pengisiannya
d. Rekam medis selesai di assembling diteruskan
ke bagian pengkodean (melalui tracking)
e. Rekam medis diisi kode penyakit dan tindakan
pada lembar rekam medis
f. Pengkode melakukan indeks kode penyakit dan
tindakan
g. Rekam medis diteruskan ke bagian
penyimpanan (melalui tracking)
h. Rekam medis tersimpan pada rak penyimpanan
dengan sistem penjajaran angka tepi (Terminal
Digit Filing Sistem)
i. Rekam medis akan tersimpan di rumah sakit
selama 5 tahun setelah tanggal terakhir berobat/
Perawatan dan 2 tahun pada fasilitas pelayanan
primer (pelayanan rawat jalan)
j. Rekam medis dilakukan retensi menjadi rekam
medis non aktif selama 2 tahun
k. Rekam medis non aktif akan menjadi rekam
medis inaktif
l. Rekam medis inaktif akan dimusnahkan sesuai
peraturan perundang-undangan
c.Tujuan dan fungsi monitoring pelayanan
rekam medis
1.Tujuan Monitoring pelayanan rekam medis :
 Compliance (Kesesuaian/ kepatuhan)
Menentukan apakah implementasi kebijakan
tersebut sesuai dengan standard dan prosedur
yang telah ditentukan.
 Auditing (pemeriksaan)
Menentukan apakah sumber-sumber/pelayanan
kepada kelompok sasaran (target groups)
memang benar-benar sampai kepada mereka.
 Accounting (Akuntansi)
Menentukan perubahan apa saja yang
terjadi setelah implementasi sejumlah
kebijakan publik dari waktu ke waktu.
 Explanation (Penjelasan)
Menjelaskan mengenai hasil-hasil
kebijakan yang berbeda dengan tujuan
kebijakan
2.Fungsi Monitoring
Fungsi manajemen yang berkesinambung
an untuk memberikan rekomendasi untuk
melakukan tindakan koreksi kepada
pimpinan pelayanan kesehatan. Bila
kemudian tindakan koreksi dilakukan
maka fungsi pengendalian akan terlaksa
na secara lengkap.
Menurut Dunn (1981), monitoring mempunyai
empat fungsi, yaitu:
1.Ketaatan (compliance). Monitoring
menentukan apakah tindakan administrator,
staf, dan semua yang terlibat mengikuti
standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
2.Pemeriksaan (auditing). Monitoring
menetapkan apakah sumber dan layanan
yang diperuntukkan bagi pihak tertentu
(target) telah mencapai mereka.
3. Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan
informasi yang membantu menghitung hasil
perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat
implementasi kebijaksanaan sesudah periode
waktu tertentu.
4. Penjelasan (explanation). Monitoring
menghasilkan informasi yang membantu
menjelaskan bagaimana akibat kebijaksanaan dan
mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya
tidak cocok
3.Fungsi Monitoring dan Evaluasi
Fungsi Evaluasi:
a.Penilaian (Evaluasi) berkaitan erat dengan
monitoring, karena evaluasi menggunakan data
yang disediakan melalui kegiatan monitoring:
• Mengidentifikasi faktor gagal dan sukses
dalam implementasi program.
• Mencari solusi atau tindak lanjut untuk
menjamin peningkatan kinerja organisasi.
• Memberikan dasar pertimbangan dalam
penyusunan rencana kerja pada periode
selanjutnya.
b.Penyusunan rencana hendaknya didasarkan pada
hasil evaluasi sebagai dasar peningkatan kinerja
secara berkelanjutan.
c. Evaluasi diarahkan untuk mengendalikan
ketercapaian tujuan.
d.Evaluasi berhubungan dengan hasil informasi
tentang nilai serta memberikan gambaran tentang
manfaat suatu kebijakan/program
d.Bentuk kegiatan monitoring pelayanan RM
di faskes
 Untuk menilai mutu informasi kesehatan ada beberapa
langkah yang harus diikuti
yaitu monitoring mutu.
 Lembar monitoring disiapkan untuk mencatat data.
Menurut Chandra Yoga A (2004: Manajemen Administrai
Rumah Sakit: halaman 175) dikatakan bahwa kegiatan
penilaian mutu setidaknya ada 3(tiga) tahap.
 Tahap pertama adalah menetapkan standar; tahap
kedua menilai kinerja yang ada; dan tahap ketiga
meliputi upaya memperbaiki kinerja yang menyimpang
dari standar yang sudah ditetapkan.
Contoh lembar monitoring indikator mutu kelengkapan
rekam medis seperti di bawah ini.
Unit : Rekam medis dan informasi kesehatan
Bulan : Januari 2017
Indikator : Kelengkapan rekam medis
INDIKATOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst JML
N: Rekam medis
lengkap semua
variabel dalam
waktu 24 jam
setelah pasien
pulang rawat
dalam satu bulan
D: Semua rekam
medis pasien
pulang rawat
dalam bulan yang
sama
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai