A. Pengertian Monitoring
Monitoring berasal dari kata monitor, yang artinya melihat, mengawasi dan mengamati. Jadi
monitoring dapat diartikan sebagai aktivitas atau kegiatan mengamati secara seksama suatu
keadaan atau kondisi termasuk juga segala perilaku atau kegiatan tertentu. Secara harfiah
monitoring merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah program yang dibuat itu berjalan
dengan baik sebagaiman mestinya sesuai dengan yang direncanakan, adakah hambatan yang
terjadi dan bagaiman para pelaksana program itu mengatasi hambatan tersebut. Monitoring
terhadap sebuah hasil perencanaan yang sedang berlangsung menjadi alat pengendalian yang
baik dalam seluruh proses implementasi. Yang harus diperhatikan bahwa hasil monitoring akan
menjadi bahan melakukan evaluasi, sehingga monitoring dan evaluasi merupakan satu
kesatuan yang memiliki fungsi yang berbeda. hal ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Perencanaan
Monitoring
Tujuan
B. Tujuan Monitoring
Umpan balik dari pelaksanaan suatu program adalah untuk melakukan perbaikan atau
perubahan, komponen-komponen yang tidak maksimal, dan bila memungkinkan akan dilakukan
perubahan skenario atau rencana. Hal ini menjadikan tujuan monitoring untuk mendapatkan
umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang berjalan, dengan mengetahui kebutuhan ini
pelaksanaan program akan segera mempersiapkan kebutuhan tersebut. Kebutuhan bisa berupa
biaya, waktu, personel, dan alat. Pelaksanaan program akan mengetahui berapa biaya yang
dibutuhkan, berapa lama waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut. Dengan demikian akan
diketahui pula berapa jumlah tenaga yang dibutuhkan, serta alat apa yang harus disediakan
untuk melaksanakan program tersebut.
Secara lebih rinci tujuan monitoring, adalah:
1. Menyediakan data atau informasi pada manajemen program, personalia dan stakeholder
lain mengenai apakah indikator kemajuannya telah dibuat untuk mencapai tujuan
pelaksanaan program. Untuk keperluan ini, monitoring melaksanakan penilaian secara terus
menerus terhadap pelaksanaan program yang berkaitan dengan perencanaan tugas,
sumber daya, infrastrusktur, dan kegunaan program dengan memperjelas penerima
manfaatnya.
2. Menyediakan umpan balik secara berkelanjutan untuk meningkatkan pengalaman
pembelajaran bagi tim manajemen pelaksanaan program dan untuk meningkatkan proses
perencanaan dan efektifitas intervensi yang diperlukan.
3. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan program terhadap pemberi bantuan dan para
stakeholder yang lain.
4. Memungkinkan pengelola program dan para personalia untuk menentukan dan
memperkuat hasil awal yang positif, kekuatan dan keberhasilannya. Selain itu, monitoring
juga memberikan peringatan sejak dini mengenai adanya kemungkinan atau potensi
masalah dan kelemahan program, serta mengantisipasinya sebelum terlalu terlambat. Hal
ini akan memberi kesempatan pada para pengelola program untuk membuat penyesuaian
waktu dan tindakan koreksi dalam mengembangkan desain program, rencana kerja, dan
strategi pelaksanaannya.
5. Mengecek kondisi dan situasi kelompok sasaran dan perubahan yang ditimbulkan oleh
aktivitas program. Dalam konteks ini, monitoring membantu tim manajemen program
untuk mengecek apakah program masih relevan dengan kelompok sasaran atau kawasan,
serta apakah asumsi- asumsi program masih valid ataukah sudah bias (rancu).
C. Prinsip-Prinsip Monitoring
Hal yang paling prinsipil dalam kegiatan monitoring adalah acuandari kegiatan tersebut, seperti
ketentuan yang telah disepakati dan diberlakukan, sustainability (keberlanjutan) harus dijaga,
objektivitas harus dilakukan, karena orientasi monitoring ditujukan pada tujuan program itu
sendiri.
Adapun prinsip-prinsip monitoring sebagai berikut:
1) Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus
2) Monitoring harus menjadi umpan terhadap perbaikan kegiatan program organisasi
3) Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun terhadap pengguna
produk atau layanan.
4) Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk berprestasi
5) Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku
6) Monitoring harus obyektif
7) Monitoring harus berorientasi pada tujuan program.
Tabel berikut ini menyajikan sebuah perbandingan antara kegiatan monitoring dan evaluasi
Berikut adalah tabel yang memuat perbedaan antara monitoring dan evaluasi:
Monitoring Evaluasi
Dalam beberapa organisasi, monitoring dan evaluasi lebih sering dipandang sebagai
agenda yang diperlukan oleh penyandang dana ketimbang sebagai alat kontrol manajemen.
Pihak pemberi bantuan tentu saja berkepentingan untuk mengetahui apakah dana yang mereka
berikan telah digunakan dan dihabiskan secara tepat. Namun, kegunaan yang paling penting
dari monitoring dan evaluasi bagi organisasi atau pelaksanaan program seharusnya adalah
untuk melihat bagaimana mereka mencapai tujuan, apakah program memiliki dampak dan ter-
laksana secara efisien, juga tidak kalah pentingnya adalah untuk mengambil pengalaman atau
pelajaran tentang bagaimana menjalankan program secara lebih baik.
Monitoring dan evaluasi adalah alat yang dirancang untuk membantu organisasi atau program
mengetahui kapan perencanaannya itu tidak berjalan dan kapan situasi, kondisi, atau
lingkungannya berubah. Oleh karena itu Perencanaan merupakan tahapan yang sangat esensial
dalam penyelenggaraan program atau organisasi, namun justru sering tidak tersusun secara
konkrit, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan tujuan. Apabila suatu perencanaan tidak
berjalan, atau manakala situasi dan kondisinya berubah, maka perencanaan itu perlu untuk
dirubah juga. Melalui monitoring dan evaluasi dapat dilihat bagaimana suatu program berjalan
atau tidak, memberi informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan tentang perubahan
yang diperlukan dalam penyusunan strategi atau perencanaan. Dimana pilar-pilar kerangka
strategis yang dapat ditetapkan disini adalah analisis masalah, visi, dan nilai-nilai suatu program
atau organisasi. Melakukan kesalahan dalam konteks evaluasi bukanlah kejahatan, tetapi
kegagalan dalam mempelajari kesalahan pada masa lalu adalah akibat nyata dari tidak adanya
monitoring dan evaluasi.
Pengaruh monitoring dan evaluasi dapat dilihat dari siklus berikut. Sebelum seseorang
melakukan evaluasi dan menyusun ulang perencanaannya, maka sebaiknya dilakukan
monitoring terlebih dahulu beberapa kali
Refleksikan/
Pelajari/
Perencanan
Ambil keputusan
P e la k sa n a a n Pelaksanaan
Refleksikan/
Pelajari/ Monitori
Ambil keputusan
R e fle k s ik a n /
M o n ito r in g Pelajari/
Ambil keputusan
P e la k sa
naan
Hal penting untuk diketahui bahwa monitoring dan evaluasi dipandang bukan seperti “tongkat
sihir”, yang dapat menyelesaikan masalah hanya dengan melambaikan tangan, atau secara
sekejap membuat perubahan tanpa ada kerja sistematis yang dituangkan ke dalam kerangka
organisasi atau program. Monitoring dan evaluasi bukanlah sebuah solusi terhadap masalah-
masalah, tetapi merupakan alat yang sangat berharga, karena dapat melakukan hal-hal sebagai
berikut:
• Membantu seseorang atau organisasi untuk melakukan identifikasi masalah dan sebabnya
• Menyarankan kemungkinan jalan keluar dari masalah
• Mengembangkan pertanyaan tentang asumsi dan strategi;
• Mendorong seseorang atau organisasi untuk merefleksikan kemana harus melangkah dan
bagaimana menuju kesana;
• Menyediakan informasi dan wawasan;
• Menganjurkan untuk bertindak berdasarkan informasi dan wawasan;
• Meningkatkan kemungkinan untuk menciptakan perubahan yang positif.