A1.Pengertian Verifikasi Verifikasi adalah proses menentukan kebenaran dari suatu pernyataan dengan menggunakan sebuah metode yang empirik. Pengujian ilmiah untuk suatu pernyataan atau proposisi untuk memastikan suatu kebenaran. Konfirmasi suatu pernyataan, proporsi, atau teori. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia verifikasi merupakan pemeriksaan tentang kebenaran laporan, pernyataan. Pengertian verifikasi data adalah pembentukan kebenaran suatu teori, atau fakta atas data yang dikumpulkan. Pada verifikasi data biasanya data yang dikumpulkan akan diolah dan kemudian dianalisis agar dapat diuji secara hipotesis. Hipotesis kemudian diuji menggunakan fakta empirik agar mendapatkan jawaban yang benar secara ilmiah. Pengertian verifikasi dalam filsafat adalah suatu teori filsafat positif yang logis untuk memilih dan menyatakan bahwa pengalaman merupakan suatu sumber dasar pengetahuan. Dari berbagai penjelasan diatas menyimpulkan pengertian verifikasi adalah pemeriksaan terkait kebenaran suatu pernyataan atau data yang diuji menggunakan metode empiris. Proses Verifikasi Seperti yang telah disampaikan pada definisi verifikasi di atas, diterangkan bahwa verifikasi membutuhkan bukti yang objektif. Sebagai contoh, seperti ketika hendak mendaftar pada sebuah program yang diadakan oleh pemerintah, maka kita harus menerangkan sejumlah bukti objektif contohnya seperti menyiapkan KTP, fotokopi akta kelahiran dan dokumen-dokumen sah lainnya. Kaitannya dengan proses verifikasi, proses itu kemudian dilaksanakan secara standar sebagai pertanda apakah hasilnya menurut keterangan dari penelitian itu valid atau tidak valid. Secara umum proses verifikasi dipecah menjadi 3 (tiga) langkah. Berikut ini terdapat proses verifikasi, antara lain: Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan 1. Perencanaan Proses perencanaan adalah awal dari proses verifikasi. Pada proses ini semua tindakan awal akan dirancang seperti tujuan verifikasi, target yang dituju, cara yang akan digunakan, hingga cara untuk mengolah data yang diperoleh dari verifikasi. 2. Pelaksanaan Jika proses perencanaan selesai dan dipikirkan dengan matang maka selanjutnya adalah proses eksekusi atau pelaksanaan. Pada tahap ini verifikasi dilakukan sesuai dengan rencana yang dibuat sebelumnya 3.Pelaporan Proses yang terakhir yaitu pelaporan yang dilakukan jika semua proses perencanaan dan pelaksanaan selesai. Pada tahap ini semua data yang telah terkumpul ditulis guna dipastikan dan melihat apakah hasilnya sesuai dengan harapan. Metode Verifikasi Dalam fungsinya, terdapat metode yang dilakukan saat melakukan verifikasi. Berikut ini metode verifikasi. Ada 4 (empat) cara utama guna persyaratan verifikasi yang perlu diketahui yaitu: 1.Inspeksi 2.Demonstrasi 3.Pengujian 4.Analisis 1.Inspeksi Metode pertama yang digunakan dalam verifikasi adalah inspeksi. Metode ini merupakan tahap pengecekan data atau produk dengan memanfaatkan panca indera baik dengan penglihatan, pendengaran, penciuman maupun pengecapan. Inspeksi ini harus dilakukan guna memastikan tidak ada kecacatan atau kesalahan pada produk atau kekeliruan penulisan pada data. Sehingga proses verifikasi berjalan lancar dan hasilnya akurat. 2.Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan proses untuk memanipulasi suatu produk. Manipulasi dilakukan untuk meyakinkan kualitas suatu produk agar hasilnya sesuai dengan harapan. Demonstrasi ini umum dilakukan misalnya memberikan sampel uji coba pada kosmetik atau memeriksa kelengkapan dan fungsi suatu aplikasi sistem. 3.Pengujian Pengujian merupakan metode dimana kinerja suatu produk diperiksa berdasarkan ketentuan atau input yang sudah direncanakan sebelumnya. Dengan acuan atau ketentuan tersebut maka diharapkan mampu memberikan hasil seperti yang diinginkan. Metode ini untuk memastikan apakah produk tersebut berfungsi dengan baik dan pas seperti yang direncanakan. 4.Analisis Analisis adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi hasil kerja serta mengolah data dengan memakai suatu metode atau perhitungan. Dalam analisis ini ada beberapa tahap yang harus dilakukan diantaranya yaitu; • Memeriksa data tersebut, apakah semuanya mendapatkan respon. Jika mendapat respon bagaimana cara menjawabnya apakah homogen atau berbeda satu sama lain. • Membuat kode atau biasa disebut dengan koding. Pada tahap ini setiap jawaban diberikan kode atau simbol agar lebih mudah dalam menyeleksi jawaban. Oleh karena itu, penting untuk melakukan tahap ini agar analisis lebih efektif. • Pemberian angka atau nilai. Tahap ini disebut juga dengan skoring, dimana jawaban dari data akan diberi nilai sesuai dengan skor yang ditetapkan kemudian hasil setiap responden dijumlahkan. • Usai skoring data dibedakan menjadi beberapa kategori sesuai dengan jawaban. Cara mengkategorikan tersebut bisa dilakukan dengan membuat tabel baik berupa tabel skor maupun tabel frekuensi sesuai dengan kebutuhan. • Data dalam setiap kategori tersebut bisa dihitung menggunakan deskripsi statistik. Ada berbagai macam deskripsi statistik yang bisa dilakukan seperti median, modus, rangking, proporsi atau lain sebagainya yang masih menjadi kepentingan proses analisis. • Berikutnya yaitu menghitung hasil tersebut yang dijabarkan dalam grafik, tabel atau lainnya. Hasil hitung ini akan diinterpretasikan dalam bentuk pernyataan yang sesuai dengan kebutuhan verifikasi. Contoh Verifikasi Akun Email / WA / Instagram Media sosial saat ini menjadi sebuah kebutuhan, hampir semua orang memiliki media sosial seperti WA, Instagram, Facebook, dll. - Dalam pembuatan akun tersebut, tidak lepas dari proses verifikasi. - Proses tersebut akan berjalan setelah kita selesai mengisi berbagai data yang dibutuhkan. Selanjutnya pihak media sosial (wa, instagram, facebook, dll) akan mengirimkan link atau kode verifikasi untuk mengkonfirmasi data. - Apabila link atau kode verifikasi tersebut diabaikan, akun kita belum bisa digunakan dengan kata lain masih terkunci. Verifikasi sebagai bukti objektif yang sering dibutuhkan untuk menentukan suatu hasil atau pendaftaran. Contoh verifikasi yang sering ditemui adalah ketika mendaftar suatu akun atau yang lainnya, maka membutuhkan proses verifikasi menggunakan KTP, akta kelahiran atau dokumen lainnya untuk memastikan kebenarannya. Verifikasi juga sering digunakan pada penelitian ilmiah untuk memastikan dan keakuratan suatu produk dengan menggunakan tahap yang rinci. Beberapa tahap yang digunakan kurang lebih hampir sama dengan proses dan metode yang disebutkan di atas. Singkatnya, apa yang di dapatkan dalam data penelitian tersebut haruslah dilakukan uji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, hingga mencapai pada validitas yang akurat dan dapat dipertangung jawabnkan secara ilmiah. Tahapan yang bisa dilakukan dalam contoh verifikasi data untuk kepenulisan ilmiah diatas bisa melihat gambaran struktur teknik analisis data interaktif dari Miles dan Huberman. Dengan langkah sebagai berikut; VERIFIKASI DATA PENELITIAN
Pengumpulan Penyajian Data
Data
Verifikasi/ Reduksi Data Penarikan Kesimpulan A2.Pengertian Validasi
Pengertian validasi atau validitas merupakan
pengukur sejauh mana perbedaan skor mencerminkan perbedaan sebenarnya baik antar individu, kelompok atau situasi yang mengenai karakteristik yang akan diukur atau kesalahan sebenarnya pada individu atau kelompok yang sama dari satu situasi ke situasi yang lain. Pengertian validitas secara umum ialah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Hal demikian berarti bahwa suatu intrumen dikatakan atau dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Validitas data. Validasi data dalam penelitian sangatlah penting. Seringkali kita juga bingung membedakan antara validasi dan validitas. Apakah perbedaannya? Nah, validasi adalah suatu proses/aktivitasnya dalam melakukan atau mencari keabsahan data atau kevalidan suatu data, sedangkan validitas adalah hasil dari pencarian kevalidan suatu data. Sebelum melangkah pada jenis-jenis validitas data, terlebih dahulu kita mempelajari mengenai pengertian validitas data. Di bawah ini adalah pengertian mengenai validitas data menurut para ahli. 1.Azwar • Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. • Suatu tes atau instrumen pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjelaskan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur dari pengukuran tersebut tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa yang diukur. 2.Arikunto Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid memiliki validitas rendah (dalam Sujarwadi, 2011). 3.Sutama • Dalam konteks desain penelitian, istilah validitas (keabsahan) itu tidak lain daripada derajat kecocokan (matching) penjelasan ilmiah mengenai gejala terhadap realitas dunia. Validitas mengacu pada kebenaran atau kesalahan proposisi yang dihasilkan oleh penelitian. • Selain itu, validitas data jika dinyatakan dengan cara lain adalah suatu kebenaran dan kejujuran mengenai suatu gambaran, penjelasan, interpretasi, dan simpulan yang diperoleh dari suatu laporan penelitian (2016:87). 4.Cooper dan Schindler Validitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti. 5.Sugiharto dan Sitinjak Validitas data berhubungan dengan suatu peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas, dapat diambil simpulan bahwa validitas data adalah suatu kecermatan atau ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur sesuatu atau secara khusus mengukur data penelitian. Validitas data sendiri digunakan untuk mengukur benar atau salah mengenai data yang digunakan pada suatu penelitian yang bersifat kuantitatif. Jenis-jenis Validitas Data
Jenis validitas data dibagi menjadi
dua, yaitu: Validitas Logis Valditas Empiris Penjelasan mengenai validitas logis dan empiris seperti di bawah ini, 1)Validitas Logis • Istilah validitas logis mengandung kata logis, berasal dari kata “logika” yaitu penalaran. • Dengan demikian dapat dikatakan bahwa validitas logis merujuk pada kondisi instrumen valid berdasarkan hasil penalaran (Arikunto, 2008:65). • Secara umum, uji validitas dibagi menjadi tiga (3) jenis yaitu: a. validitas isi (content validity) b. Validitas berdasar kriteria (criterion-related validity) c. Validitas konstruksi (construct validity) Penjelasannya adalah sebagai berikut. a. Validitas isi (content validity) - Ary (dalam Sujarwadi, 2011) menjelaskan bahwa validitas isi adalah hubungan isi dengan item atau pertanyaan-pertanyaan di dalam tes yang representatif dari semua domain-domain isi pelajaran atau sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan sebelumnya. - Validitas isi yaitu untuk membuktikan seberapa jauh dalam sebuah uji untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap isi atau konten tertentu yang seharusnya dikuasai untuk tujuan pembelajaran. - Bukti-bukti tersebut kemudian diproses dan dianalisis secara rasional atau menggunakan analisis logika, bukan berdasarkan perhitungan statistika. - Oleh sebab itu, validitas isi dinilai oleh orang yang ahli dibidangnya dengan menilai kisi-kisi uji tersebut sudah mewakili atau mencerminkan keseluruhan isi atau konten yang seharusnya dikuasai secara proporsional. b.Validitas berdasarkan kriteria (criterion-related validity) - Validitas kriteria adalah suatu ukuran validitas yang ditentukan dengan adanya pembandingan skor-skor tes yang telah didapatkan dengan suatu kinerja tertentu pada sebuah ukuran luar. Ukuran luar dari tes tersebut harus memiliki hubungan secara teoretis dengan variabel yang diukur menggunakan tes tersebut. - Validitas kriteria yaitu untuk mengukur perbandingan antara instrumen yang sedang dikembangkan dengan instrumen yang dianggap sebanding. Jenis validitas kriteria dibagi lagi menjadi 2, yaitu validitas kriteria prediktif dan validitas kriteria bersamaan. - Validitas kriteria prediktif adalah pengujian instrumen dan kriteria yang dilakukan dengan waktu yang berbeda sedangkan validitas kriteria bersamaan dilakukan dalam waktu yang sama. Dengan demikian, perbedaannya terletak pada waktu pengujian instrumen dan kriterianya. c. Validitas konstruk (construct validity) - Validitas konstruk merujuk pada kualitas alat ukur yang digunakan apakah sudah benar-benar menggambarkan konstruk teoretis yang digunakan sebagai dasar operasionalisasi ataukah belum. - Secara singkat, dapat dikatakan bahwa validitas konstruk adalah penilaian tentang seberapa baik seorang peneliti menerjemahkan teori yang digunakan dalam alat ukur tersebut (Widodo, 2006:3). - Validitas konstruk yaitu berfokus pada kualitas alat ukur yang menunjukkan hasil pengukuran yang sama dengan definisi konseptual (teoritis) yang sudah ada. Definisi setiap variabel harus jelas agar penilaian validitas konstruk menjadi lebih mudah. - Validitas konstruk biasa digunakan untuk instrumen yang berguna untuk mengukur variabel konsep, contohnya seperti: mengukur sikap, minat diri, gaya kepemimpinan, tes bakat, intelegensi, kecerdasan, emosional, dll. - Dalam menentukan validitas konstruk harus berdasarkan pada pendalaman teoritis yang tepat serta pertanyaan dan pernyataan instrumen sesuai. Dengan demikian, instrumen tersebut dikatakan valid secara validitas konstruk. - Budiastuti & Bandur (2018:148) menjelaskan bahwa validitas ini berkaitan dengan apakah alat penelitian yang dipakai telah disusun berdasarkan kerangka (construct) teoretis yang tepat dan relevan. - Kuesioner yang memiliki validitas konstruk tinggi selalu berdasarkan definisi atau batasan para ahli tentang konsep tersebut. 2)Validitas Empiris • Arikunto (2008:66) menjelaskan bahwa istilah validitas empiris memuat kata empiris yang artinya pengalaman. • Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji secara empiris. • Pada validitas empiris dibagi menjadi dua (2), yaitu: a. Validitas internal (internal validity) b. Validitas eksternal (external validity) Penjelasannya seperti di bawah ini: a.Validitas internal - Validitas internal atau internal validity menyatakan seberapa jauh kecocokan sesuatu yang diamati, diukur, dan dianalisis dengan realitas. - Artinya, validitas internal itu merujuk pada kesesuaian penelitian dengan realitas. - Jadi, penjelasan mengenai apakah gejala yang diamati mendekati realitas atau kebenaran, dan derajat kecermatan penjelasan tersebut menunjukkan validitas internal suatu penelitian (Sutama, 2016:88). b.Validitas eksternal - Berbeda dengan validitas internal, validitas eksternal atau external validity mengacu pada generalitas atau universalitas produk penelitian. - Pertanyaan yang mendasar adalah seberapa jauh hasil dan konklusinya dapat digeneralisasi kepada orang (masyarakat) dan latar (setting) lain. - Dengan perkataan lain, validitas eksternal perlu menjawab masalah, apakah temuan peneliti itu dapat diterapkan (diaplikasikan) pada situasi lain (Sutama, 2016:88). Tipe Validasi Validasi terdiri dari 3 macam, antara lain: 1) Validasi Prospektif Validasi yang dilakukan sebelum pelaksanaan suatu prosedur, pembuatan formula baru atau peralatan baru. Validasi ini merupakan tahap dari pengembangan menuju produksi (Health Canada, 2009). Contoh validasi prospektif adalah validasi proses produksi kaplet baru. 2)Validasi Retrospektif Validasi ini meliputi pencatatan (recording) variabel-variabel dan serangkaian langkah yang telah dilakukan dari keseluruhan proses produksi (sampai produk akhir). Validasi ini berguna sebagai bukti/dokumentasi bahwa proses yang dilakukan sudah terkontrol sesuai dengan SOP yang telah dibuat (Health Canada, 2009). Misalkan 50 – 100 DRM untuk digunakan sebagai pembuktian validasi KLPCM yang telah dilaksanakan. Contoh validasi retrospektif adalah validasi kepatuhan melengkapi DRM setelah pasien pulang. 3)Validasi Konkuren (3) Validasi ini mencakup pengawasan proses dari langkah-langkah proses yang dianggap kritis (critical processing step) dan melibatkan pengujian produk dari tiap langkah proses untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan dalam setiap proses (produk antara) memenuhi syarat (Mufrod, 2014). Contoh validasi konkuren adalah validasi proses KLPCM saat pasien dirawat. Perbedaan Verifikasi Dan Validasi Verifikasi dan validasi bertujuan untuk menunjukkan bahwa sistem sesuai dengan spesifikasinya dan sistem memenuhi harapan pelanggan. Akan tetapi verifikasi dan validasi memiliki perbedaan yang mendalam. Selain dapat merujuk pada penjelasan atau pengertian verifikasi atau arti validasi itu sendiri. Verifikasi sebenarnya berbicara pada konfirmasi dengan proses pengujian secara ilmiah dan objektif. Berbeda dengan verifikasi, pemeriksaan validasi biasanya bersifat tidak baku atau dengan menggunakan metode tersendiri. Selain itu validasi juga dapat mengembangkan metode tersendiri, validasi tujuannya untuk memperoleh hasil berupa valid atau tidak. Tabel Perbedaan Verifikasi dengan Validasi No. Verifikasi Validasi 1. Verifikasi adalah praktik statis Validasi adalah mekanisme memverifikasi dokumen, desain, dinamis untuk memvalidasi dan kode, dan program. menguji produk yang sebenarnya. 2. Verifikasi tidak melibatkan Validasi selalu melibatkan mengeksekusi kode. mengeksekusi kode. 3. Ini adalah pemeriksaan dokumen Validasi adalah eksekusi dan file berdasarkan manusia. program berbasis komputer. 4. Verifikasi menggunakan metode Validasi menggunakan metode seperti inspeksi, ulasan, seperti pengujian kotak hitam penelusuran, dan Pemeriksaan meja (fungsional), pengujian kotak dan lain sebagainya. abu-abu, dan pengujian kotak putih (struktural) dan lain sebagainya. No. Verifikasi Validasi 5. Verifikasi adalah untuk memeriksa Validasi adalah untuk apakah perangkat lunak sesuai dengan memeriksa apakah perangkat spesifikasi. lunak memenuhi harapan dan persyaratan pelanggan. 6. Dapat menangkap kesalahan yang tidak Dapat menangkap kesalahan dapat ditangkap validasi. Ini adalah yang tidak dapat ditangkap latihan tingkat rendah. verifikasi. Ini adalah latihan tingkat tinggi. 7. Targetnya adalah spesifikasi Targetnya adalah produk aktual- kebutuhan, arsitektur aplikasi dan unit, modul, bengkokkan modul perangkat lunak, level tinggi, desain terintegrasi, dan produk akhir lengkap, dan desain basis data dan lain yang efektif. sebagainya. 8. Verifikasi dilakukan oleh tim QA atau Validasi dilakukan dengan Question and Answer untuk keterlibatan tim pengujian. memastikan bahwa perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen SRS. 9. Biasanya dilakukan terlebih dahulu Biasanya mengikuti sebelum validasi setelah verifikasi B.Tujuan dan kegunaan validasi dan verifikasi data
I.Tujuan dan kegunaan Verifikasi Data
Verifikasi data yang berkualitas sangat diperlukan dalam penelitian, dengan tujuan tertentu antara lain; 1. Meningkatkan keakuratan Verifikasi berperan sebagai pengelola yang dapat menjaga keakuratan suatu data sehingga mampu memberikan kepercayaan. Karena, ketika data yang dimasukkan tidak akurat maka proses bisa terhambat, data tidak bisa diverifikasi, bahkan dapat mengurangi tingkat kepercayaan. Oleh sebab itu, penting melakukan verifikasi dengan teliti. 2) Meningkatkan Produktivitas Proses verifikasi dapat meningkatkan suatu produktivitas karena hasil dari verifikasi tersebut mampu memberikan hasil yang baik. Hasil tersebut dapat membantu mempercepat proses verifikasi dan memperoleh hasil. 3) Penelitian yang lebih baik Verifikasi merupakan tindakan untuk menghasilkan sebuah sumber informasi yang diambil dari sebuah teori maupun pengetahuan. Verifikasi data yang valid akan menghasilkan penelitian yang juga valid. 4) Mengurangi Biaya Verifikasi dilakukan untuk menghemat pengeluaran baik verifikasi penelitian maupun sistem. Seperti yang diketahui bahwa untuk verifikasi penelitian membutuhkan biaya yang cukup banyak. 5) Meningkatkan Keuntungan Verifikasi data sangat perlu dalam mengelola segala sesuatu secara internal. Data yang tidak akurat dan tidak diverifikasi dapat menghambat fungsi penelitian/ pengamatan itu sendiri. Sehingga dalam hal ini dapat membuat keputusan yang salah,dalam usaha peningkatan kualitas. II.Tujuan dan kegunaan validasi data
1. Menghasilkan suatu model yang representatif
terhadap prilaku sistem nyatanya sedekat mungkin untuk dapat digunakan sebagai subtitusi dari sistem nyata dalam melakukan eksperimen tanpa mengganggu jalannya sistem. 2. Meningkatkan kredibilitas model, sehingga model dapat digunakan oleh para manajer dan para pengambil keputusan lainnya. Keuntungan yang menjadi manfaat dalam validasi data penelitian,antara lain; Entri data-data penelitian lebih cepat karena biasanya validasi data ini berhubungan erat dengan sampel yang diberikan pada responden yang menjadi objek dalam penelitian. Peningkatan akurasi karena mengurangi risiko kesalahan atau kekeliruan dari eror dalam data penelitian. Memberikan kemudahan penggunaan yang lebih besar karena membatasi pilihan untuk dipilih dengan hanya menampilkan pilihan-pilihan penting atas data penelitian yang mampu dihadirkan. Dari penjelasan yang telah dipaparkan, dapatlah dikatakan bahwa validasi data juga dapat memberikan manfaat untuk memastikan data bersih, benar dan bermanfaat. Sehingga hubungannya dengan validasi data sangat penting untuk setiap tahapan penelitian, tidak hanya ketika melakukan kontak dengan responden akan tetapi juga menjaga hubungan sosial yang baik saat terjadinya penelitian. Sehingga dalam hal inilah manfaat validasi data adalah kemampuan untuk menginterogasi secara matematis kebenaran sumber-sumber data yang mengalir dan menerapkan model penilaian selama konsolidasi data sehingga hasil dari data set yang diperoleh adalah kualitas tertinggi yang dapat diperoleh. Tujuan dari validasi adalah untuk menghasilkan sebuah model yang representatif terhadap sistem kenyataannya serta meningkatkan kredibilitas model. TERIMA KASIH
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu