DISUSUN OLEH:
NOVIA DEWI ANGGASARI
2018082076
2. Kendala yang dihadapi oleh para peneliti salah satu diantaranya adalah
menganalisis instrumen penelitian. instrumen yang disusun harus benar-benar
memenuhi syarat instrumen yang baik agar hasil penelitian yang diperoleh
benar-benar valid, terjamin, dan dapat diandalkan.
a. Mengapa instrumen yang disusun harus valid dan reliabel?
b. Teknik analisis apa yang dapat digunakan, menggunakan program apa saja
dan bagaimana kriteriannya?
c. Deskripsikan langkah-langkah analisisnya?
Jawaban:
a. Mengapa instrumen yang disusun harus valid dan reliabel?
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan
data dan sangat erat kaitannya dengan teknik pengumpulan data. Persoalan
alat ukur yang digunakan peneliti ketika melakukan pencarian data
penelitian sering dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan
stabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan
akurat sesuatu yang sedang diukur. Instrumen ini memang harus memiliki
akurasi ketika digunakan. Konsisten dan stabil dalam arti tidak mengalami
perubahan dari waktu pengukuran satu ke pengukuran yang lain.
Peneliti akan berhadapan dengan cara bagaimana membuat alat ukur,
atau instrumen itu memiliki validitas dan reliabilitas agar bisa digunakan
dalam memperoleh data. Karena data yang kurang memiliki validitas dan
reliabilitas, akan menghasilkan kesimpulan yang kurang lazim. Data yang
kurang memiliki validitas dan reliabilitas, akan menghasilkan kesimpulan
yang bias, kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja
bertentangan dengan kelaziman. Untuk membuat alat ukur instrumen itu,
diperlukan kajian teori, pendapat para ahli serta pengalaman-pengalaman
yang kadangkala diperlukan bila definisi operasional variabelnya tidak kita
temukan dalam teori.
VALIDITAS
Validitas didefenisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes
melakukan fungsi ukurnya, sehingga memberikan hasil ukur sesuai dengan
yang hendak diukur. Suatu instrumen dikatakan “valid” atau “sahih” apabila
tes tersebut tepat dan teliti mengukur apa yang hendak diukur. Validitas
(validity, kesahihan) berkaitan dengan permasalahan “apakah instrumen
yang dimaksud untuk mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur
secara tepat sesuatu yang akan diukur tersebut”. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa validitas alat penelitian mempersoalkan apakah alat itu
dapat mengukur apa yang akan diukur.
Tes sebagai instrumen untuk mengumpulkan data dikatakan valid
manakala tes itu bersifat sahih, atau item - item tes mampu mengukur apa
yang hendak diukur. Dan suatu butir tes dikatakan valid apabila butir tes
tersebut mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total yang
mengakibatkan skor total menjadi tinggi atau rendah,dengan kata lain
bahwa butir tes tersebut mempunyai kesejajaran dengan skor total.
Dikatakan memiliki validitas adalah bila instrumen atau alat ukur yang
dibuat bisa dengan tepat mengukur objek yang akan diukur. Misalnya saja
untuk mengukur, panjang dan lebar lapangan bola volley agar sama dengan
luas standar lapangan internasional, maka sebaiknya kita menggunakan
meteran. Karena meteran adalah merupakan alat ukur yang valid dan sudah
memiliki validitas. Selain meteran, alat ukur untuk mengukur panjang dan
lebar benda tidak lazim digunakan.
Kegunaan validitas yaitu untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya
yaitu agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan
diadakannya pengukuran tersebut.
RELIABILITAS
Reliabilitas (reliability, keterpercayaan) menunjuk pada pengertian
apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara
konsisten dari waktu ke waktu. Jadi, kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu
instrumen pengukur adalah konsistensi, keajegan, atau tidak berubah-ubah.
Dengan kata lain Reliabilitas adalah kemantapan / keterandalan / keajegan
suatu alat pengukur, sehingga jika alat tersebut digunakan selalu
memberikan hasil yang konsisten. Sifat reliabel (keterandalan) dari sebuah
alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur tersebut memberikan
hasil yang konsisten dan stabil.
Sifat reliabilitas dari sebuah instrumen berhubungan dengan sejauh
mana kemampuan alat ukur itu memberikan hasil yang konsisten dari satu
even percobaan ke even percobaan lainnya. Jika konsistensi pengukuran itu
tidak kita peroleh dalam setiap pengukuran, dapat dibayangkan bila
pengukuran yang dilakukan dengan instrumen itu memberikan hasil yang
berbeda dari pengukuran satu ke pengukuran berikutnya. Saat ini kita
memperoleh hasil pengukuran berat badan seseorang adalah 70 kg.
Beberapa saat kemudian, meskipun dengan alat ukur yang sama kita
memperoleh hasil 73 kg. Demikian seterusnya, hasilnya tidak pernah
konsisten. Data yang kita peroleh tidak pernah konsisten dari waktu ke
waktu. Pertanyaan yanag akan muncul dari benak kita adalah hasil
pengukuran mana yang kita gunakan?
Instrumen alat ukur dianggap bisa diandalkan apabila memberikan hasil
yang konsisten untuk pengukuran yang sama dan tidak bisa diandalkan bila
pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang itu memberikan hasil
yang relatif tidak sama. Pengujian reliabilitas instrumen untuk memperoleh
hasil yang reliabel bisa dilakukan dengan berbagai metode statistik.
Tes sebagai instrumen atau alat pengumpul data dikatakan reliabel
manakala tes tersebut bersifat handal. Tes yang handal adalah tes yang dapat
mengumpulkan data sesuai dengan kemampuan subjek yang sesungguhnya,
yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisitermasuk oleh letak
geografis. Pengertian Reliabilitas tidak sama dengan pengertian validitas.
Artinya pengukuran yang memiliki reliabilitas dapat mengukur secara
konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Bila dikaji secara umum, persyaratan minimal yang lazim dimiliki oleh
instrumen yang dibuat adalah alat ukurnya harus memiliki minimal dua
keunggulan, yakni validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas lazim
diperlukan bila instrumen yang dibuat merupakan instrumen baru dan
belum pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Karena biasanya
instrumen baru secara umum belum memiliki validitas dan reliabilitas.
Validitas dan reliabilitas lazim diujikan jika instrumen baru itu masih belum
memiliki validitas dan reliabilitas yang belum terukur. Dengan demikian, jika
alat ukur yang digunakan mampu memberikan informasi yang sesungguhnya
tentang apa yang kita inginkan untuk diukur dinamakan valid. Atau dengan
kata lain, instrumen yang dipakai dalam penelitian memiliki validitas yang
baik.
Sumber:
http://catatantanti.blogspot.com/2013/02/analisis-instrumen-dalam-
penelitian.html
blog.uny.ac.id › sukirno › files › 2011/09 › MPA8
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/analisis-
validitas-dan-reliabilitas-data/
b. Teknik analisis apa yang dapat digunakan, menggunakan program apa saja
dan bagaimana kriteriannya?
Uji Validitas
Secara manual, teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti
untuk uji validitas adalah menggunakan Korelasi Product Moment
yang dikemukakan oleh Pearson. Dengan kriteria pengujian Bivariate
Pearson (Product moment)
Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05)
maka instrumen atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid). Jika r hitung < r tabel (uji 2
sisi dengan signifikansi 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS.
Uji Reliabilitas
Secara manual, beberapa teknik mencari reliabilitas yang akan
digunakan adalah: Spearman-Brown, Flanagan, Rulon, Kuder-
Richardson (K-R) 20, K-R 21, Hoyt, dan Alpha Cronbach.
Program untuk pegujian Reabilitas dengan menggunakan program
Iteman.
Sumber:
http://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-
l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/
https://www.statistikian.com/2012/10/uji-reliabilitas-instrumen.html
c. Deskripsikan langkah-langkah analisisnya?
Uji Validitas dengan menggunakan SPSS
Misalkan terdapat 30 orang siswa didalam suatu kelas, terdapat soal
pilihan ganda sebanyak 20 butir yang akan di uji validitasnya melalui
program aplikasi SPSS, dengan ketentuan apabila jawaban siswa salah
mendapat skor 0 dan jawaban benar mendapat skor 5. Langkah -
langkah melakukan uji validitas soal menggunakan aplikasi SPSS sebagai
berikut:
Persiapkan data soal yang akan diuji.
Buka program aplikasi SPSS
Klik Variable View, untuk memasukkan nama variabelnya terlebih
dahulu. Atur Name, Type dan Decimal.
Langkah selanjutnya klik Data View, lalu masukkan data hasil skor
pada siswa.
Setelah data semua telah dimasukan, klik Analyze pada menu bar,
setelah itu pilih Correlate setelah iku pilih Bivariate.
Setelah itu masukan semua variabel menuju kolom Variables di
sebelah kanan, setelah selesai klik Pearson lalu Two-tailed lalu Flag
setelah itu klik OK.
Setelah itu akan keluar jendela baru berupa output dari perhitungan
validasi data tersebut berupa tabel korelasi.
Item soal dinyatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r
tabelnya, r tabel dapat di lihat pada r tabel statistik, dimana nilai
df=N-2, disini menggunakan N=30 (jumlah siswa) maka df=30-2=28,
jadi kita melihat nilai d 18= 0,361. Jika nilai r itemnya lebih kecil dari
0,361 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
Tabel Uji Validitas Soal Pilihan Ganda
Butir Soal r Hitung r Tabel Keterangan
Soal_1 0,536 0,361 Valid
Soal_2 0,531 0,361 Valid
Soal_3 0,473 0,361 Valid
Soal_4 0,113 0,361 Tidak Valid
Soal_5 0,388 0,361 Valid
Soal_6 0,573 0,361 Valid
Soal_7 0,473 0,361 Valid
Soal_8 0,582 0,361 Valid
Soal_9 0,589 0,361 Valid
Soal_10 0,558 0,361 Valid
Soal_11 0,546 0,361 Valid
Soal_12 0,504 0,361 Valid
Soal_13 0.446 0,361 Valid
Soal_14 0,324 0,361 Tidak Valid
Soal_15 0,082 0,361 Tidak Valid
Soal_16 0,389 0,361 Valid
Soal_17 0,774 0,361 Valid
Soal_18 0,414 0,361 Valid
Soal_19 0,466 0,361 Valid
Soal_20 0,370 0,361 Valid
Keterangan:
Catatan
Sumber:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296141/pengabdian/gambaran-
umum-iteman.pdf
3. Interpretasinya cuplikan hasil uji coba intrumen tes prestasi belajar Matematika.
Interpretasi
1) Untuk butir soal nomor 4
1 0-4 0.472 1.000 0.797 A 0.111 -0.515 -0.310
B 0.139 -0.453 -0.290
C 0.278 -0.598 -0.447
D 0.472 1.000 0.797 *
Other 0.000 -9.000 -9.000
a. Tingkat kesukaran
Dilihat dari nilai Prop. Correct = 0.472 menunjukkan bahwa soal nomor 4
tergolong sedang, dengan tingkat kesukaran soal cukup bagus yaitu
47,2% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar.
b. Daya beda
Menentukan nilai index daya beda dapat dilihat dari nilai Korelasi
Biserial (rbis)= 1.000 dan Korelasi Poin Biserial (rpbis)= 0.797. Nilai biserial
dan poin biserial menunjukkan positif , hal ini berarti bahwa daya
pembeda baik, peserta tes yang pintar (skor totalnya tinggi) cenderung
menjawab benar soal ini dan peserta tes yang kurang pintar cenderung
menjawab salah soal ini. Karena alternatif jawaban D merupakan kunci,
maka tanda positif ini menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah
berfungsi sebagaimana mestinya.
c. Pengecoh
Ditinjau dari distribusi jawaban yaitu persentase peserta tes merespons
alternatif jawaban, semua pengecoh tampak telah berfungsi dengan baik.
Dapat dilihat pada kolom Prop Endorsing, tampak bahwa sebanyak
11,1% peserta tes merespons alternatif jawaban A, 13,9% merespons
alternatif jawaban B, dan 27,8% merespons alternatif jawaban C. Ditinjau
dari daya pembeda masing-masing pengecoh juga dapat dikatakan
berfungsi baik karena rbis atau rpbis untuk alternatif jawaban A, B, dan C,
seluruhnya bernilai negatif artinya peserta tes yang pintar cenderung
tidak memilih alternatif jawaban itu dan siswa yang kurang pintar
cenderung memilih aternatif jawaban tersebut. Dengan kata lain, peserta
tes yang skornya rendah lebih memilih pengecoh sebagai jawaban yang
benar. Kesimpulannya butir soal nomor 4 ini sudah cukup baik dan dapat
digunakan.
2) Untuk butir soal nomor 5
2 0-5 0.472 0.783 0.624 A 0.472 0.783 0.624 *
B 0.222 -0.182 -0.130
C 0.167 -0.672 -0.451
D 0.139 -0.404 -0.258
Other 0.000 -9.000 -9.000
a. Tingkat kesukaran
Dilihat dari nilai Prop. Correct = 0.472 menunjukkan bahwa soal nomor
5 tergolong sedang, dengan tingkat kesukaran soal cukup bagus yaitu
47,2% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar.
b. Daya beda
Menentukan nilai index daya beda dapat dilihat dari nilai Korelasi
Biserial (rbis)= 0.783 dan Korelasi Poin Biserial (r pbis)= 0.624. Nilai
biserial dan poin biserial menunjukkan positif , hal ini berarti bahwa
daya pembeda baik, peserta tes yang pintar (skor totalnya tinggi)
cenderung menjawab benar soal ini dan peserta tes yang kurang pintar
cenderung menjawab salah soal ini. Karena alternatif jawaban A
merupakan kunci, maka tanda positif ini menunjukkan bahwa kunci
jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya.
c. Pengecoh
Ditinjau dari distribusi jawaban yaitu persentase peserta tes merespons
alternatif jawaban, semua pengecoh tampak telah berfungsi dengan
baik. Dapat dilihat pada kolom Prop Endorsing, tampak bahwa sebanyak
22,2% peserta tes merespons alternatif jawaban B, 16,7% merespons
alternatif jawaban C, dan 13,9% merespons alternatif jawaban D.
Ditinjau dari daya pembeda masing-masing pengecoh juga dapat
dikatakan berfungsi baik karena r bis atau rpbis untuk alternatif jawaban B,
C, dan D, seluruhnya bernilai negatif artinya peserta tes yang pintar
cenderung tidak memilih alternatif jawaban itu dan siswa yang kurang
pintar cenderung memilih aternatif jawaban tersebut. Dengan kata lain,
peserta tes yang skornya rendah lebih memilih pengecoh sebagai
jawaban yang benar. Kesimpulannya butir soal nomor 5 ini sudah cukup
baik dan dapat digunakan.
3) Untuk butir soal nomor 6
3 0-6 0.194 0.167 0.116 A 0.250 -0.520 -0.381
B 0.389 0.523 0.411 ?
CHECK THE KEY C 0.194 0.167 0.116 *
C was specified, B works better D 0.167 -0.325 -0.218
Other 0.000 -9.000 -9.000
a. Tingkat kesukaran
Dilihat dari nilai Prop. Correct = 0.194 menunjukkan bahwa soal nomor
6 tergolong sukar, dengan tingkat kesukaran soal cukup sukar yaitu
19,4,2% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar.
a. Daya beda
Menentukan nilai index daya beda dapat dilihat dari nilai Korelasi
Biserial (rbis)= 0,167 dan Korelasi Poin Biserial (r pbis)= 0,116. Nilai biserial
dan poin biserial menunjukkan positif , hal ini berarti bahwa daya
pembeda baik, peserta tes yang pintar cenderung menjawab benar soal
ini dan peserta tes yang kurang pintar cenderung menjawab salah soal
ini. Karena alternatif jawaban C merupakan kunci, maka tanda positif ini
menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana
mestinya. Namun demikian, baik ditinjau dari besarnya nilai tingkat
kesukaran maupun daya pembeda, soal ini termasuk dalam kategori
perlu direvisi.
b. Pengecoh
Soal dalam kategori perlu direvisi didukung dengan belum berfungsinya
seluruh pengecoh dengan baik yang tampak dari distribusi jawaban.
Dapat dilihat pada kolom Prop Endorsing, tampak bahwa sebanyak 25%
peserta tes merespons alternatif jawaban A, 19,4% merespons alternatif
jawaban C, dan 16,7% merespons alternatif jawaban D. ditinjau dari daya
pembedanya, alternatif jawaban C dapat dikatakan belum berfungsi baik
karena rbis atau rpbis untuk alternatif jawaban B ternyata juga bernilai
positif dan lebih besar nilainya daripada alternatif jawaban C sebagai
kuncinya. Hal ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan peserta tes
yang pintar memilih jawaban B ini dan siswa yang kurang pintar
cenderung tidak memilih aternatif jawaban B. Dengan kata lain, ada
peserta tes yang skornya tinggi lebih memilih alternatif jawaban B
sebagai jawaban yang benar.
Kesimpulannya butir soal nomor 6 ini perlu ditinjau lagi dan sekiranya
akan digunakan maka perlu direvisi. Oleh karena itu dari hasil analisis
tampak adanya peringatan CHECK THE KEY C was specified, B works
better yang menunjukkan bahwa kunci jawaban C kurang tepat dan
alternatif jawaban B tampak berfungsi lebih baik. Oleh karena itu yang
perlu dilakukan guna merevisi soal ini antara lain adalah periksa kembali
kunci jawaban, apabila kunci jawaban ternyata salah lakukan kembali
analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban sudah benar maka
kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan konsep
oleh peserta didik.
Scale Statistics
----------------
Scale: 0
-------
N of Items 10
N of Examinees 36
Mean 4.250
Variance 6.576
Std. Dev. 2.564
Skew 0.117
Kurtosis -0.853
Minimum 0.000
Maximum 10.000
Median 4.000
Alpha 0.747
SEM 1.289
Mean P 0.425
Mean Item-Tot. 0.533
Mean Biserial 0.685
Tampak bahwa koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,747. Hal ini berarti
reliabilitas tes ini dapat dikatakan termasuk dalam kategiori baik .