Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS DATA KOMPUTER

JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER


Dr. Yuli Prihatni, M.Pd

DISUSUN OLEH:
NOVIA DEWI ANGGASARI
2018082076

JURUSAN PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN (PEP)


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SARJANAWIYATA
TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2019
1. Deskripsikan pentingnya analisis data dalam kegiatan penelitian?
Jawaban:
Analisis Data adalah suatu proses atau upaya pengolahan data menjadi
sebuah informasi baru agar karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah
dimengerti dan berguna untuk solusi suatu permasalahan, khususnya yang
berhubungan dengan penelitian.
Dengan melakukan analisis data maka kita:
 Mendapatkan hasil pengukuran yang lebih jelas.
 Mendapatkan proses identifikasi lebih reliable.
 Memungkinkan untuk melakukan identifikasi pada hal-hal yang penting.
 Dapat dilihat secara visual sehingga membantu dalam mengambil keputusan
secara cepat dan tepat.
 Dalam kegiatan bisnis, membantu proses identifikasi masalah yang
membutuhkan tindakan atau keputusan.
 Memiliki kesadaran yang lebih baik mengenai potensi dari pelanggan.

Dalam penelitian, analisis data merupakan kegiatan setelah seluruh data


terkumpul, dan di kelompokkan berdasarkan variabel dan jenis responden.
Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal ini
berdasarkan argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang diperoleh
peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan kaidah ilmiah.
Maka dari itu, perlu kerja keras, daya kreatifitas dan kemampuan intelektual
yang tinggi agar mendapat hasil yang memuaskan. Analisis data berasal dari
hasil pengumpulan data. Sebab data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis
hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang
mati, data yang tidak berbunyi.
Analisis data merupakan hal yang sangat penting, karena data yang salah
akan mengakibatkan hasil analisa yang salah. Analisa yang salah akan
memberikan interpretasi yang salah. Interpretasi yang salah akan menghasilkan
rekomendasi yang salah. Rekomendasi yang salah akan mengakibatkan
perencanaan program yang salah. Perencanaan program yang salah akan
menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang salah dan pada akhirnya tidak akan
memecahkan masalah bahkan bisa menimbulkan masalah baru.
Sumber:
https://www.dictio.id/t/mengapa-menganalisis-sebuah-data-itu-
penting/12185/2
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/analisis-data/

2. Kendala yang dihadapi oleh para peneliti salah satu diantaranya adalah
menganalisis instrumen penelitian. instrumen yang disusun harus benar-benar
memenuhi syarat instrumen yang baik agar hasil penelitian yang diperoleh
benar-benar valid, terjamin, dan dapat diandalkan.
a. Mengapa instrumen yang disusun harus valid dan reliabel?
b. Teknik analisis apa yang dapat digunakan, menggunakan program apa saja
dan bagaimana kriteriannya?
c. Deskripsikan langkah-langkah analisisnya?
Jawaban:
a. Mengapa instrumen yang disusun harus valid dan reliabel?
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan
data dan sangat erat kaitannya dengan teknik pengumpulan data. Persoalan
alat ukur yang digunakan peneliti ketika melakukan pencarian data
penelitian sering dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan
stabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh bisa mengukur dengan
akurat sesuatu yang sedang diukur. Instrumen ini memang harus memiliki
akurasi ketika digunakan. Konsisten dan stabil dalam arti tidak mengalami
perubahan dari waktu pengukuran satu ke pengukuran yang lain.
Peneliti akan berhadapan dengan cara bagaimana membuat alat ukur,
atau instrumen itu memiliki validitas dan reliabilitas agar bisa digunakan
dalam memperoleh data. Karena data yang kurang memiliki validitas dan
reliabilitas, akan menghasilkan kesimpulan yang kurang lazim. Data yang
kurang memiliki validitas dan reliabilitas, akan menghasilkan kesimpulan
yang bias, kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja
bertentangan dengan kelaziman. Untuk membuat alat ukur instrumen itu,
diperlukan kajian teori, pendapat para ahli serta pengalaman-pengalaman
yang kadangkala diperlukan bila definisi operasional variabelnya tidak kita
temukan dalam teori.
VALIDITAS
Validitas didefenisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes
melakukan fungsi ukurnya, sehingga memberikan hasil ukur sesuai dengan
yang hendak diukur. Suatu instrumen dikatakan “valid” atau “sahih” apabila
tes tersebut tepat dan teliti mengukur apa yang hendak diukur. Validitas
(validity, kesahihan) berkaitan dengan permasalahan “apakah instrumen
yang dimaksud untuk mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur
secara tepat sesuatu yang akan diukur tersebut”. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa validitas alat penelitian mempersoalkan apakah alat itu
dapat mengukur apa yang akan diukur.
Tes sebagai instrumen untuk mengumpulkan data dikatakan valid
manakala tes itu bersifat sahih, atau item - item tes mampu mengukur apa
yang hendak diukur. Dan suatu butir tes dikatakan valid apabila butir tes
tersebut mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total yang
mengakibatkan skor total menjadi tinggi atau rendah,dengan kata lain
bahwa butir tes tersebut mempunyai kesejajaran dengan skor total.
Dikatakan memiliki validitas adalah bila instrumen atau alat ukur yang
dibuat bisa dengan tepat mengukur objek yang akan diukur. Misalnya saja
untuk mengukur, panjang dan lebar lapangan bola volley agar sama dengan
luas standar lapangan internasional, maka sebaiknya kita menggunakan
meteran. Karena meteran adalah merupakan alat ukur yang valid dan sudah
memiliki validitas. Selain meteran, alat ukur untuk mengukur panjang dan
lebar benda tidak lazim digunakan.
Kegunaan validitas yaitu untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya
yaitu agar data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan
diadakannya pengukuran tersebut.
RELIABILITAS
Reliabilitas (reliability, keterpercayaan) menunjuk pada pengertian
apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara
konsisten dari waktu ke waktu. Jadi, kata kunci untuk syarat kualifikasi suatu
instrumen pengukur adalah konsistensi, keajegan, atau tidak berubah-ubah.
Dengan kata lain Reliabilitas adalah kemantapan / keterandalan / keajegan
suatu alat pengukur, sehingga jika alat tersebut digunakan selalu
memberikan hasil yang konsisten. Sifat reliabel (keterandalan) dari sebuah
alat ukur berkenaan dengan kemampuan alat ukur tersebut memberikan
hasil yang konsisten dan stabil.
Sifat reliabilitas dari sebuah instrumen berhubungan dengan sejauh
mana kemampuan alat ukur itu memberikan hasil yang konsisten dari satu
even percobaan ke even percobaan lainnya. Jika konsistensi pengukuran itu
tidak kita peroleh dalam setiap pengukuran, dapat dibayangkan bila
pengukuran yang dilakukan dengan instrumen itu memberikan hasil yang
berbeda dari pengukuran satu ke pengukuran berikutnya. Saat ini kita
memperoleh hasil pengukuran berat badan seseorang adalah 70 kg.
Beberapa saat kemudian, meskipun dengan alat ukur yang sama kita
memperoleh hasil 73 kg. Demikian seterusnya, hasilnya tidak pernah
konsisten. Data yang kita peroleh tidak pernah konsisten dari waktu ke
waktu. Pertanyaan yanag akan muncul dari benak kita adalah hasil
pengukuran mana yang kita gunakan?
Instrumen alat ukur dianggap bisa diandalkan apabila memberikan hasil
yang konsisten untuk pengukuran yang sama dan tidak bisa diandalkan bila
pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang itu memberikan hasil
yang relatif tidak sama. Pengujian reliabilitas instrumen untuk memperoleh
hasil yang reliabel bisa dilakukan dengan berbagai metode statistik.
Tes sebagai instrumen atau alat pengumpul data dikatakan reliabel
manakala tes tersebut bersifat handal. Tes yang handal adalah tes yang dapat
mengumpulkan data sesuai dengan kemampuan subjek yang sesungguhnya,
yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisitermasuk oleh letak
geografis. Pengertian Reliabilitas tidak sama dengan pengertian validitas.
Artinya pengukuran yang memiliki reliabilitas dapat mengukur secara
konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Bila dikaji secara umum, persyaratan minimal yang lazim dimiliki oleh
instrumen yang dibuat adalah alat ukurnya harus memiliki minimal dua
keunggulan, yakni validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas lazim
diperlukan bila instrumen yang dibuat merupakan instrumen baru dan
belum pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Karena biasanya
instrumen baru secara umum belum memiliki validitas dan reliabilitas.
Validitas dan reliabilitas lazim diujikan jika instrumen baru itu masih belum
memiliki validitas dan reliabilitas yang belum terukur. Dengan demikian, jika
alat ukur yang digunakan mampu memberikan informasi yang sesungguhnya
tentang apa yang kita inginkan untuk diukur dinamakan valid. Atau dengan
kata lain, instrumen yang dipakai dalam penelitian memiliki validitas yang
baik.
Sumber:
http://catatantanti.blogspot.com/2013/02/analisis-instrumen-dalam-
penelitian.html
blog.uny.ac.id › sukirno › files › 2011/09 › MPA8
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/analisis-
validitas-dan-reliabilitas-data/
b. Teknik analisis apa yang dapat digunakan, menggunakan program apa saja
dan bagaimana kriteriannya?
 Uji Validitas
 Secara manual, teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti
untuk uji validitas adalah menggunakan Korelasi Product Moment
yang dikemukakan oleh Pearson. Dengan kriteria pengujian Bivariate
Pearson (Product moment)
Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05)
maka instrumen atau item-item pertanyaan berkolerasi signifikan
terhadap skor total (dinyatakan valid). Jika r hitung < r tabel (uji 2
sisi dengan signifikansi 0,05) maka instrumen atau item-item
pertanyaan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid).
 Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS.
 Uji Reliabilitas
 Secara manual, beberapa teknik mencari reliabilitas yang akan
digunakan adalah: Spearman-Brown, Flanagan, Rulon, Kuder-
Richardson (K-R) 20, K-R 21, Hoyt, dan Alpha Cronbach.
 Program untuk pegujian Reabilitas dengan menggunakan program
Iteman.
Sumber:
http://qmc.binus.ac.id/2014/11/01/u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a-s-d-a-n-u-j-i-r-e-
l-i-a-b-i-l-i-t-a-s/
https://www.statistikian.com/2012/10/uji-reliabilitas-instrumen.html
c. Deskripsikan langkah-langkah analisisnya?
Uji Validitas dengan menggunakan SPSS
Misalkan terdapat 30 orang siswa didalam suatu kelas, terdapat soal
pilihan ganda sebanyak 20 butir yang akan di uji validitasnya melalui
program aplikasi SPSS, dengan ketentuan apabila jawaban siswa salah
mendapat skor 0 dan jawaban benar mendapat skor 5. Langkah -
langkah melakukan uji validitas soal menggunakan aplikasi SPSS sebagai
berikut:
 Persiapkan data soal yang akan diuji.
 Buka program aplikasi SPSS
 Klik Variable View, untuk memasukkan nama variabelnya terlebih
dahulu. Atur Name, Type dan Decimal.
 Langkah selanjutnya klik Data View, lalu masukkan data hasil skor
pada siswa.

 Setelah data semua telah dimasukan, klik Analyze pada menu bar,
setelah itu pilih Correlate setelah iku pilih Bivariate.
 Setelah itu masukan semua variabel menuju kolom Variables di
sebelah kanan, setelah selesai klik Pearson lalu Two-tailed lalu Flag
setelah itu klik OK.
 Setelah itu akan keluar jendela baru berupa output dari perhitungan
validasi data tersebut berupa tabel korelasi.
 Item soal dinyatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r
tabelnya, r tabel dapat di lihat pada r tabel statistik, dimana nilai
df=N-2, disini menggunakan N=30 (jumlah siswa) maka df=30-2=28,
jadi kita melihat nilai d 18= 0,361. Jika nilai r itemnya lebih kecil dari
0,361 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
Tabel Uji Validitas Soal Pilihan Ganda
Butir Soal r Hitung r Tabel Keterangan
Soal_1 0,536 0,361 Valid
Soal_2 0,531 0,361 Valid
Soal_3 0,473 0,361 Valid
Soal_4 0,113 0,361 Tidak Valid
Soal_5 0,388 0,361 Valid
Soal_6 0,573 0,361 Valid
Soal_7 0,473 0,361 Valid
Soal_8 0,582 0,361 Valid
Soal_9 0,589 0,361 Valid
Soal_10 0,558 0,361 Valid
Soal_11 0,546 0,361 Valid
Soal_12 0,504 0,361 Valid
Soal_13 0.446 0,361 Valid
Soal_14 0,324 0,361 Tidak Valid
Soal_15 0,082 0,361 Tidak Valid
Soal_16 0,389 0,361 Valid
Soal_17 0,774 0,361 Valid
Soal_18 0,414 0,361 Valid
Soal_19 0,466 0,361 Valid
Soal_20 0,370 0,361 Valid

Uji Reliabilitas dengan menggunakan program ITEMAN


ITEM AND TEST ANALYSIS (ITEMAN) merupakan perangkat
lunak (software) yang dibuat melalui bahasa pemrograman komputer
dan dibuat khusus untuk analisis butir soal dan tes. Hasil analisis
meliputi: tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda soal, statistik
sebaran jawaban, kehandalan/reliabilitas tes, kesalahan pengukuran
(standar error), dan distribusi skor serta skor setiap peserta tes. Untuk
mengistal program ITEMAN cukup dengan mengcopy file ITEMAN.EXE.
Untuk lebih memudahkan dalam melakukan analisis sebaiknya file DATA
yang akan dianalisis, file ITEMAN.EXE dan file HASIL analisis
ditempatkan dalam satu sub direktori.
FORMAT FILE DATA
Langkah pertama dilakukan dengan memasukkan (entry)
jawaban siswa (respons) ke dalam suatu file data dalam bentuk text
dengan menggunakan notepad yang dapat dilakukan melalui klik Start -
All Programs – Accessories - Notepad. Data tersebut dapat berupa
alphabetic (A,B,C,D,......) atau numeric (1,2,3,4,....). Sebagai contoh kita
akan menganalisis butir soal dari suatu tes yang terdiri atas 20 butir soal.
Data respons siswa dapat diketik ke dalam file data (misal COBA.TXT)
sebagai berikut:

Agar file data dapat dianalisis dengan ITEMAN diperlukan 4 baris


perintah sebagai baris kontrol yang diketik mulai dari baris pertama
kolom pertama. Empat baris pertama sebagai baris kontrol adalah
sebagai berikut:
- Baris pertama
Kolom Keterangan Dalam Contoh
1–3 Jumlah butir soal 020
4 spasi
5 Untuk soal yang N
belum dikerjakan
6 Spasi
7 Untuk jawaban 0
kosong
8 Spasi
9 Jumlah identitas data 12
siswa (nama)
Keterangan:
Kolom 1-3 :Disi dengan angka yang menunjukkan jumlah butir soal
yang dianalisis. Kolom 1 untuk ratusan, kolom 2 untuk puluhan, dan
kolom 3 untuk satuan. Artinya untuk menuliskan jumlah butir soal
sebanyak 20 angka 2 dimulai pada kolom kedua dan angka 0 pada
kolom ketiga. Atau dapat ditulis 020.
Kolom 5 : Diisikan ‘N’ atau ‘n’ untuk soal yang belum sempat
dikerjakan.
Kolom 7 : Diisikan angka ‘9’ atau ‘0’ untuk butir soal yang tidak
dijawab.
Kolom 9-10: Diisi dengan panjang karakter untuk identitas siswa.
Sebagai contoh untuk identitas sebanyak 12 karakter dapat ditulis 12
- Baris kedua: Berisi kunci jawaban (option yang benar). Penulisan
kunci jawaban harus sesuai dengan kode untuk data baik alphabetic
maupun numeric.
- Baris ketiga: Berisi jumlah pilihan jawaban (option). Diisi dengan
angka, misalnya 2,3,4,.... dan seterusnya sesuai dengan jumlah option.
- Baris keempat: Berisi kode/skala tes: ‘Y’ = butir soal yang dianalisis
dan ‘N’ =butir soal yang tidak dianalisis. Dapat pula diisikan bilangan
0,1,2,.... dan seterusnya untuk tes berskala.
- Baris kelima dan seterusnya: Berisi jawaban siswa yang diketik
dengan alphabetic maupun numeric, dengan ketentuan setiap satu
baris menunjukkan jawaban dari satu responden.
Simpan dengan nama COBA.txt
MENJALANKAN PROGRAM
Aktifkan komputer,
yakinkan bahwa file
ITEMAN.EXE sudah
diinstal (dicopy). Double Klik file ITEMAN.EXE maka akan tampil di
layar:
Keterangan:
- Enter the name of the input file: Komputer meminta diisikan nama
input file data. Ketikkan nama file data yang akan dianalisis, misalnya
COBA.TXT lalu tekan tombol ENTER.
- Enter the name of the output file: Komputer meminta diisikan nama
output file (file hasil analisis). Ketikkan nama file output (hasil) yang
kita kehendaki, misalnya COBA1.TXT lalu tekan tombol ENTER.
- Do you want the scores written to a file? (Y/N). Komputer meminta
jawaban Y atau N g.Ketikkan Y (=yes) bila kita inginkan file hasil skor,
atau N(=No) bila kita tidak menghendakinya. Bila kita ketik Y maka
akan muncul Enter the name of the score file: Komputer meminta
disikan nama file untuk skor peserta tes. Ketikkan nama file untuk
hasil skor, misalnya COBA2.TXT lalu tekan tombol ENTER dalam
waktu beberapa detik akan muncul tampilan: ITEM ANALYSIS IS
COMPLETE.
Ini menunjukkan bahwa proses analisis telah selesai. File hasil
analisis (COBA1.TXT) dan hasil skor (COBA2.TXT) berada dalam sub
direktori yang sama.
HASIL ANALISIS
Hasil dari analisis ITEMAN ini berupa dua file yaitu file statistik dan
file skor. Keduanya berupa file ASCII yang dapat dilihat dengan
menggunakan program pengolah kata (NOTEPAD).
o File Statistik
Statistik hasil analisis ITEMAN dapat dibedakan ke dalam 2
bagian yaitu: (a) Statistik butir soal dan (b) statistik tes/skala.
Berikut menunjukkan hasil analisis statistik butir soal dan hasil
analisis statistik tes/skala:
……. Dan seterusnya samapai dengan butir soal nomor 20

Keterangan:

 Statistik butir soal.


Untuk tes yang terdiri dari butir-butir soal yang bersifat
dikotomi misalnya pilihan ganda, statistik berikut adalah
output dari setiap butir soal yang dianalisis.
a. Seq. No. adalah nomor urut butir soal dalam file data.
b. Scala item adalah nomor urut butir soal dalam tes.
c. Prop. Correct adalah Proporsi siswa yang menjawab
benar butir tes. Nilai ekstrem mendekati nol atau satu
menunjukkan bahwa butir soal tersebut terlalu sukar
atau terlalu mudah untuk pesserta tes. Indeks ini disebut
juga indeks tingkat kesukaran soal secara klasikal.
d. Biser adalah indeks daya pembeda soal dengan
menggunakan koefisien korelasi biserial. Nilai positif
menunjukkan bahwa peserta tes yang menjawab benar
butir soal mempunyai skor relatif tinggi dalam tes
tersebut. Sebaliknya nilai negatif menunjukkan bahwa
peserta tes yang menjawab benar butir soal memperoleh
skor yang relatif rendah dalam tes.
e. Point biserial adalah juga indeks daya pembeda soal dan
pilihan jawaban (alternatif) dengan menggunakan
koefisien korelasi point biserial, penafsirannya sama
dengan statistik biserial.
 Statistik tes.
Program ini memberikan hasil analisis statistik untuk tes
sebagai berkut:
a. N of Items: Jumlah butir soal dalam tes yang dianalisis.
b. N of Examines: Jumlah peserta tes yang digunakan dalam
analisis.
c. Mean: skor/rata-rata peserta tes.
d. Variance: Varian dari distribusi skor peserta tes yang
memberikan gambaran tentang sebaran skor peserta tes.
e. Std. Deviasi: Deviasi standar dari distribusi skor peserta
tes. Deviasi standar merupakan akar dari variance.
f. Skew. : Kemiringan distribusi skor peserta yang
memberikan gambaran tentang bentuk distribusi skor
peserta tes.
g. Kurtosis: Puncak distribusi skor yang menggambarkan
kelandaian distribusi skor dibanding dengan distribusi
normal. Minimum: Skor terendah peserta dalam tes.
h. Maximum: Skor tertinggi peserta dalam tes.
i. Median:Skor tengah dimana 50% berada pada/lebih
rendah dari skor tersebut.
j. Alpha: Koefisien reliabilitas alpha untuk tes yang
merupakan indeks homogenitas tes. Koefisien alpha
bergerak dari 0.0 sampai 1.0. Koefisien alpha hanya cocok
digunakan pada tes yang bukan mengukur kecepatan dan
hanya mengukur satu dimensi (single trait).
k. SEM: kesalahan pengukuran standar untuk setiap tes.
l. Mean p: rata-rata tingkat kesukaran semua butir soal.
m. Mean item tot: Nilai rata-rata indeks daya pembeda dari
semua soal dalam tes yang diperoleh dengan menghitung
nilai rata-rata point biserial dari semua soal dalam tes.
n. Mean biserial: Nilai rata-rata indeks daya pembeda yang
diperoleh dengan menghitung nilai rata-rata korelasi
biserial dari semua butir soal dalam tes.
o. Scale intercorelation: Indeks korelasi antara skor-skor
peserta tes yang diperoleh dari setiap subtes.
File Skor
Program ITEMAN juga memberikan hasil skor untuk setiap peserta
tes yang menunjukkan jumlah benar dari seluruh jawaban. Dari
contoh di atas. dapat dilihat skor peserta tes pada file SKOR.TXT
sebagai berikut:

Baris pertama dari output menunjukkan jumlah karakter untuk


identitas peserta tes (dalam contoh diatas: 12). Jumlah skala (dalam
contoh diatas 1) dan nama file input. Kemudian hasil skala diberikan
secara berurutan sesuai dengan urutan peserta tes dalam file data.
Catatan:
Program ITEMAN mampu menganalisis maksimal 250 butir soal
dalam satu file dengan kapasitas 3.000 responden.
INTERPRETASI HASIL ANALISIS (File Statistik)
Secara umum kriteria pemilihan soal pilihan ganda:

Kriteria Koefisien Keputusan


Tingkat 0,30 s.d. 0,70 (sedang) Diterima
Kesukaran 0,10 s.d. 0,29 atau 0,70 s.d. 0,90 Direvisi
(sukar atau mudah)
< 0,10 atau > 0,90 (sangat sukar Ditolak
atau sangat mudah)
Daya Pembeda > 0,3 Diterima
0,10 s.d 0,29 Direvisi
< 0,10 Ditolak
Proporsi > 0,05 Berfungsi
Jawaban baik

Catatan

 Ditinjau dari tujuan pelaksanaan tes, perlu diperhatikan bahwa soal


yang terlalu mudah atau terlalu sukar mungkin memang kurang
memberikan informasi yang berguna bagi peserta tes pada
umumnya, di antaranya kemungkinan karena belum berfungsinya
pengecoh dengan baik, namun demikian pada soal yang terlalu
mudah atau terlalu sukar ini, apabila pengecohnya berfungsi dengan
baik yakni Prop Endorsing memenuhi ( >0,05 ) serta daya
pembedanya negatif maka soal tersebut masih memenuhi untuk
diterima, terlebih kalau memang soal tersebut akan digunakan untuk
seleksi yang sifatnya sangat menentukan.
 Soal yang ekstrem mudah atau soal yang ekstrem sukar tidak
memberikan informasi yang berguna bagi sebagian besar peserta tes.
Apabila soal ekstrem mudah atau ekstrem sukar serta daya pembeda
dan statistik pengecohnya belum memenuhi kriteria maka soal
tersebut perlu direvisi dan diujicoba lagi.

 Daya pembeda soal berfungsi untuk menentukan dapat tidaknya


suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai
dengan perbedaan yang ada pada kelompok itu. Tujuan dari
pengujian daya pembeda adalah untuk melihat kemampuan butir
soal dalam membedakan antara peserta didik yang berkemampuan
tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah. Korelasi
point biserial maupun korelasi biserial adalah korelasi product
moment yang diterapkan pada data, variabel yang dikorelasikan
masing-masing bersifat berbeda satu sama lain. Variabel soal bersifat
dikotomi sedangkan variabel skor total bersifat kontinum. Variabel
soal dikotomi karena skor pada soal hanya ada nol dan satu. Variabel
skor total bersifat kontinum yang diperoleh dari jumlah jawaban
yang benar.

Sumber:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296141/pengabdian/gambaran-
umum-iteman.pdf

3. Interpretasinya cuplikan hasil uji coba intrumen tes prestasi belajar Matematika.

Interpretasi
1) Untuk butir soal nomor 4
1 0-4 0.472 1.000 0.797 A 0.111 -0.515 -0.310
B 0.139 -0.453 -0.290
C 0.278 -0.598 -0.447
D 0.472 1.000 0.797 *
Other 0.000 -9.000 -9.000

a. Tingkat kesukaran
Dilihat dari nilai Prop. Correct = 0.472 menunjukkan bahwa soal nomor 4
tergolong sedang, dengan tingkat kesukaran soal cukup bagus yaitu
47,2% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar.
b. Daya beda
Menentukan nilai index daya beda dapat dilihat dari nilai Korelasi
Biserial (rbis)= 1.000 dan Korelasi Poin Biserial (rpbis)= 0.797. Nilai biserial
dan poin biserial menunjukkan positif , hal ini berarti bahwa daya
pembeda baik, peserta tes yang pintar (skor totalnya tinggi) cenderung
menjawab benar soal ini dan peserta tes yang kurang pintar cenderung
menjawab salah soal ini. Karena alternatif jawaban D merupakan kunci,
maka tanda positif ini menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah
berfungsi sebagaimana mestinya.
c. Pengecoh
Ditinjau dari distribusi jawaban yaitu persentase peserta tes merespons
alternatif jawaban, semua pengecoh tampak telah berfungsi dengan baik.
Dapat dilihat pada kolom Prop Endorsing, tampak bahwa sebanyak
11,1% peserta tes merespons alternatif jawaban A, 13,9% merespons
alternatif jawaban B, dan 27,8% merespons alternatif jawaban C. Ditinjau
dari daya pembeda masing-masing pengecoh juga dapat dikatakan
berfungsi baik karena rbis atau rpbis untuk alternatif jawaban A, B, dan C,
seluruhnya bernilai negatif artinya peserta tes yang pintar cenderung
tidak memilih alternatif jawaban itu dan siswa yang kurang pintar
cenderung memilih aternatif jawaban tersebut. Dengan kata lain, peserta
tes yang skornya rendah lebih memilih pengecoh sebagai jawaban yang
benar. Kesimpulannya butir soal nomor 4 ini sudah cukup baik dan dapat
digunakan.
2) Untuk butir soal nomor 5
2 0-5 0.472 0.783 0.624 A 0.472 0.783 0.624 *
B 0.222 -0.182 -0.130
C 0.167 -0.672 -0.451
D 0.139 -0.404 -0.258
Other 0.000 -9.000 -9.000

a. Tingkat kesukaran
Dilihat dari nilai Prop. Correct = 0.472 menunjukkan bahwa soal nomor
5 tergolong sedang, dengan tingkat kesukaran soal cukup bagus yaitu
47,2% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar.

b. Daya beda
Menentukan nilai index daya beda dapat dilihat dari nilai Korelasi
Biserial (rbis)= 0.783 dan Korelasi Poin Biserial (r pbis)= 0.624. Nilai
biserial dan poin biserial menunjukkan positif , hal ini berarti bahwa
daya pembeda baik, peserta tes yang pintar (skor totalnya tinggi)
cenderung menjawab benar soal ini dan peserta tes yang kurang pintar
cenderung menjawab salah soal ini. Karena alternatif jawaban A
merupakan kunci, maka tanda positif ini menunjukkan bahwa kunci
jawaban sudah berfungsi sebagaimana mestinya.
c. Pengecoh
Ditinjau dari distribusi jawaban yaitu persentase peserta tes merespons
alternatif jawaban, semua pengecoh tampak telah berfungsi dengan
baik. Dapat dilihat pada kolom Prop Endorsing, tampak bahwa sebanyak
22,2% peserta tes merespons alternatif jawaban B, 16,7% merespons
alternatif jawaban C, dan 13,9% merespons alternatif jawaban D.
Ditinjau dari daya pembeda masing-masing pengecoh juga dapat
dikatakan berfungsi baik karena r bis atau rpbis untuk alternatif jawaban B,
C, dan D, seluruhnya bernilai negatif artinya peserta tes yang pintar
cenderung tidak memilih alternatif jawaban itu dan siswa yang kurang
pintar cenderung memilih aternatif jawaban tersebut. Dengan kata lain,
peserta tes yang skornya rendah lebih memilih pengecoh sebagai
jawaban yang benar. Kesimpulannya butir soal nomor 5 ini sudah cukup
baik dan dapat digunakan.
3) Untuk butir soal nomor 6
3 0-6 0.194 0.167 0.116 A 0.250 -0.520 -0.381
B 0.389 0.523 0.411 ?
CHECK THE KEY C 0.194 0.167 0.116 *
C was specified, B works better D 0.167 -0.325 -0.218
Other 0.000 -9.000 -9.000

a. Tingkat kesukaran
Dilihat dari nilai Prop. Correct = 0.194 menunjukkan bahwa soal nomor
6 tergolong sukar, dengan tingkat kesukaran soal cukup sukar yaitu
19,4,2% peserta tes dapat menjawab soal dengan benar.

a. Daya beda
Menentukan nilai index daya beda dapat dilihat dari nilai Korelasi
Biserial (rbis)= 0,167 dan Korelasi Poin Biserial (r pbis)= 0,116. Nilai biserial
dan poin biserial menunjukkan positif , hal ini berarti bahwa daya
pembeda baik, peserta tes yang pintar cenderung menjawab benar soal
ini dan peserta tes yang kurang pintar cenderung menjawab salah soal
ini. Karena alternatif jawaban C merupakan kunci, maka tanda positif ini
menunjukkan bahwa kunci jawaban sudah berfungsi sebagaimana
mestinya. Namun demikian, baik ditinjau dari besarnya nilai tingkat
kesukaran maupun daya pembeda, soal ini termasuk dalam kategori
perlu direvisi.
b. Pengecoh
Soal dalam kategori perlu direvisi didukung dengan belum berfungsinya
seluruh pengecoh dengan baik yang tampak dari distribusi jawaban.
Dapat dilihat pada kolom Prop Endorsing, tampak bahwa sebanyak 25%
peserta tes merespons alternatif jawaban A, 19,4% merespons alternatif
jawaban C, dan 16,7% merespons alternatif jawaban D. ditinjau dari daya
pembedanya, alternatif jawaban C dapat dikatakan belum berfungsi baik
karena rbis atau rpbis untuk alternatif jawaban B ternyata juga bernilai
positif dan lebih besar nilainya daripada alternatif jawaban C sebagai
kuncinya. Hal ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan peserta tes
yang pintar memilih jawaban B ini dan siswa yang kurang pintar
cenderung tidak memilih aternatif jawaban B. Dengan kata lain, ada
peserta tes yang skornya tinggi lebih memilih alternatif jawaban B
sebagai jawaban yang benar.
Kesimpulannya butir soal nomor 6 ini perlu ditinjau lagi dan sekiranya
akan digunakan maka perlu direvisi. Oleh karena itu dari hasil analisis
tampak adanya peringatan CHECK THE KEY C was specified, B works
better yang menunjukkan bahwa kunci jawaban C kurang tepat dan
alternatif jawaban B tampak berfungsi lebih baik. Oleh karena itu yang
perlu dilakukan guna merevisi soal ini antara lain adalah periksa kembali
kunci jawaban, apabila kunci jawaban ternyata salah lakukan kembali
analisis soal, dan apabila ternyata kunci jawaban sudah benar maka
kemungkinan kesalahan terletak pada kesalahan penguasaan konsep
oleh peserta didik.

Scale Statistics
----------------

Scale: 0
-------
N of Items 10
N of Examinees 36
Mean 4.250
Variance 6.576
Std. Dev. 2.564
Skew 0.117
Kurtosis -0.853
Minimum 0.000
Maximum 10.000
Median 4.000
Alpha 0.747
SEM 1.289
Mean P 0.425
Mean Item-Tot. 0.533
Mean Biserial 0.685
Tampak bahwa koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,747. Hal ini berarti
reliabilitas tes ini dapat dikatakan termasuk dalam kategiori baik .

Anda mungkin juga menyukai