Anda di halaman 1dari 13

VALIDITAS DAN REABILITAS PENELITIAN KUALITATIF

Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas awal pada
mata kuliah “METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF”

DOSEN PENGAMPU :
Dra. Triana Kartika, M.H., M.Pd

DISUSUN OLEH :
Elyn Fahrani NIM : 52202158
Tati Elfrida Samosir NIM : 1951170

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
BANYUWANGI
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian
Kualitatif. Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar
Metode Penelitian Kualitatif khususnya tentang Validitas Dan Reabilitas
Penelitian Kualitatif. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat
dengan mudah mempelajari dan memahami tentang materi tersebut secara lebih
lanjut.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Banyuwangi, 10 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penelitian Kualitatif..........................................................................................................
2.2 Definisi Validitas & Reabilitas.........................................................................................
2.3 Pengujian Validitas & Reabilitas Penelitian Kualitatif.....................................................
A. Uji Kredibilitas (Credibility Test).....................................................................................
B. Uji Transferability...........................................................................................................
C. Uji Dependability............................................................................................................
D. Uji Confirmability...........................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pihak non-kualitatif atau dari peneliti umum selalu mempertanyakan
“Apakah penelitian kualitatif itu benar-benar ilmiah?”. Pokok persoalan ini
yang menjadi latar belakang pertanyaan ini, selain persoalan generalisasi, juga
menyangkut derajat kepercayaan yang tidak mantap dari pihak penyanggah
Dalam tubuh pengetahuan penelitian itu sendiri sejak awal pada dasarnya
sudah ada usaha meningkatkan derajat kepercayaan data yang disini
dinamakan keabsahan data. Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada
dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik apa yang dituduhkan
kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak almiah, juga merupakan
sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian
kualitatif. Dengan kata lain, apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan
terhadap keabsahan data secara cermat sesuai dengan teknik yang diuraikan,
maka jelas bahwa hasil uppaya penelitiannya benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan dari segala segi.
Dalam penelitian pendidikan, untuk mengukur suatu variabel diperlukan
alat ukur yang biasa disebut instrument. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian haruslah valid dan reliabel. Nurkancana (1922: 141) menyatakan
bahwa suatu alat pengukur dapat dikatakan alat pengukur yang valid apabila
alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
Reabilitas berkenaan engan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu validitas dan reabilitas dalam metodologi penelitian kualitatif?
2. Apa perbedaan validitas dan reabilitas antara penelitian kualitatif dan
kuantitatif?
3. Apa manfaat dari validitas dan reabilitas dalam penelitian kualitatif?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui validitas dan reabilitas dalam metodologi penelitian
kualitatif
2. Untuk mengetahui perbedaan validitas dan reabilitas antara penelitian
kualitatif dan kuantitatif.
3. Untuk mengetahui manfaat dari validitas dan reabilitas dalam penelitian
kualitatif.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penelitian Kualitatif


Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid, reliabel
dan obyektif, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang
valid dan reliabel, dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan
pengumpulan serta analisis data dilakukan dnegan cara yang benar.
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa
hal, yaitu antara lain (Bungin, 2007):
a. Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian
kualitatif.
b. Alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi (apapun
bentuknya) mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka
apalagi tanpa kontrol (dalam observasi partisipasi)
c. Sumber data kualitatif yang kurang kredibel akan mempengaruhi hasil
akurasi penelitian.
2.2 Definisi Validitas dan Reabilitas
Validitas adalah instrument atau alat untuk mengukur kebenaran dalam
proses penelitian. Alat ukur yang dipergunakan untuk melaksanakan
penelitian harus standar dan bisa dipakai sebagai panduan dalam pengukuran
data yang akan diteliti. Bila skala pengukuran tidak valid maka tidak
bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang
seharusnya dilakukan. Data dikatakan valid, apabila data yang dilaporkan
sama dengan hasil data yang diperoleh oleh peneliti (Mudrajad, 2013)
Validitas data pada penelitian kualitatif merupakan derajat ketepatan
antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan peneliti (John W, 2013)
Menurut Creswell dan Miller Validitas didasarkan pada kepastian apakah
hasil penelitian sudah akurat dari sudut pandang peneliti, partisipan, atau
pembaca secara umum.Validitas didasarkan pada kepastian apakah hasil
penelitian sudah akurat dari sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca
secara umum.
Terdapat dua standar validitas yaitu validitas internal dan validitas
eksternal. Validitas internal berkaitan dengan seberapa jauh suatu alat ukur
berhasil mencerminkan obyek yang akan diukur pada suatu penelitian tertentu.
Sedangakan validitas eksternal lebih terkait dengan keberhasilan suatu alat
ukur untuk diaplikasikan pada penelitian yang berbeda.
Reabilitas adalah kehandalan/ketepatan sebuah alat ukur/instrument dalam
mengukur sebuah objek. Jika alat ukur dipergunakan dua (2) kali atau lebih
untuk mengukur fenomena yang sama dan memperoleh hasil yang konsisten,
maka alat yang dipakai dikatakan reliabel. Dengan bahasa yang mudah

5
dipahami reliabilitas adalah konsistensi sebuah alat ukur dalam mengukur
fenomena yang sama.
Data pada penelitian kualitatif dianggap reliabel apabila peneliti berada di
lapangan kondisi sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Penelitian kualitatif
berkarakter subyektif dan reflektif sebab peneliti bertindak sebagai instrument.
Tingkat reabilitas pada pendekatan kualitatif bersifat individu atau tidak sama
antara peneliti satu dengan peneliti lainnya, karena setiap penelitian
mengandalakan peneliti itu sendiri. Reabilitas ditempuh dengan prosedur
semacam melibatkan peneliti lain. Selain itu reabilitas dapat ditempuh dengan
memperpanjang proses pengamatan, proses wawancara sedemikian rupa
sampai pada titik jenuh, maksudnya data atau informasi yang diperoleh akan
tetap sama, tidak lagi berubah (Sonny, 2013).
Reabilitas tidak sama dengan validitas, karena pengukuran yang dapat
diandalkan akan mengukur secara konsisten, tetapi belum tentu mengukur apa
yang seharusnya diukur. Dalam penelitian kualitatif, reabilitas adalah sejauh
mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan berulang-
ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap
dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran
yang sama.
Validitas dan reabilitas lebih menekankan pada masalah kualitas data
dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan proyek penelitian.
Validitas dan reabilitas dalam penelitian kuantitatif merujuk ke kemampuan
prediksi terhadap fenomena sejenis, sedangkan validitas dan reabilitas pada
penelitian kualitatif merujuk ke kualitas itu sendiri. Karena suatu fenomena
dipengaruhi dan mempengaruhi banyak hal sehingga sulit mendapatkan dua
fenomena yang sama persis (Samiaji, 2012).
Reabilitas pada penelitian kualitatif bersifat majemuk atau ganda dan
dinamis/berubah, sehingga menghasilkan data yang tidak konsisten yang bisa
berulang seperti awal. Jadi penulisan laporan pada penelitian kualitatif bersifat
individualistis dan selalu berbeda antar orang.
2.3 Pengujian Validitas dan Reabilitas Penelitian Kualitatif
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility
(validitas interbal), transferability (validitas eksternal), dependability
(reliabilitas), dan comfirmability (obyektivitas). Dalam pengujian keabsahan
data pada penelitian kualitatif berbeda istilah atau sebutan dengan penelitian
kuantitatif. Perbedaan tersebut menurut Sugiyono disajikan pada tabel berikut
ini :

Perbedaan Istilah Dalam Penelitian Keabsahan Data Antara Metode


Kualitatif dan Kuantitatif

Aspek Kuantitatif Kualitatif


Nilai kebenaran Validitas Internal Kredibilitas
/credibility

6
Penerapan Validitas Eksternal Transferability/
keteralihan
Konsistensi Reliabilitas Auditability/
dependability
Naturalitas Obyektivitas Comfirmability/
dapat dikonfirmasi

A. Uji Kredibilitas (Credibility Test)


Uji kredibilitas merupakan sebutan dalam uji validitas dalam penelitian
kualitatif. Persyaratan data dianggap memiliki kredibilitas atau tingkat
kepercayaan yang tinggi yaitu terdapat kesesuaian antara fakta di
lapangan yang dilihat dari pandangan atau paradigm informan,
narasumber ataupun partisipan dalam penelitian. Hal ini dikarenakan
penelitian kualitatif bertujuan untuk
menggambarkan/mendeskripsikan/memahami kejadian atau fenomena
yang menarik dari sudut pandang informan. Langkah atau strategi untuk
meningkatkan kredibilitas data antara lain perpanjangan pengamatan,
ketekunan penelitian, triangulasi, diskusi teman sejawat, analisis kasus
negative, dan memberchecking (Emzir, 2010).
a. Perpanjangan Pengamatan
Memperpanjang keikutsertaan dalam pengumpulan data
dilapangan sangat diperlukan. Hal ini mengingat karena dalam
penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama penelitian.
Dengan semakin lamanya peneliti terlibat dalam pengumpulan data,
akan semakin memungkinkan meningkatnya derajat kepercayaan
data yang dikumpulkan.
Dengan menambah waktu pengamatan di lapangan berarti kegiatan
peneliti akan bertambah, seperti melakukan wawancara pada semua
narasumber baik lama atau baru. untuk memperoleh informasi yang
baru. Hal ini menyebabkan hubungan yang terjadi semakin akrab
(tanpa ada jarak), makin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak
ada lagi informasi yang ditutup-tutupi.
b. Meningkatkan Ketekunan
Kegiatan meningkatkan ketekunan dapat berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan
cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
direkam secara pasti dan sistematis.
Jadi dengan meningkatkan ketekunan ini maka diharapkan peneliti
dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis sesuai
apa yang telah diamati dilapangan. Meningkatkan ketekunan dapat
dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun
hasil penelitian serta dokumentasi yang berkaitan dengan temuan
data yang akan diteliti.
c. Triangulasi

7
Triangulasi adalah teknik untuk melakukan pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan
teknik triangulasi ini memungkinkan diperoleh variasi informasi
seluas-luasnya atau selengkap-lengkapnya (Burhan, 2011)
Triangulasi dibagi ke tiga (3) jenis, antara lain:
1) Triangulasi Sumber, yakni triangulasi yang dilakukan dengan
melakukan pengecekan data yang diperoleh dari beberapa
sumber. Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang
gaya kepemimpinan seseorang, maka pengumpulan dan
pengujian data pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke
bawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dan ke teman
kerja yang merupakan kelompok kerjasama. Data dari ketiga
sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam penelitian
kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan
yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber
data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga
menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

Atasan Teman

Bawahan

Gambar Triangulasi sumber data


2) Triangulasi Teknik, adalah triangulasi yang dilakukan dengan
cara mengcheck data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu
dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Bila
dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut
menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau
yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar.

Wawancara Observasi

Kuesioner/
Dokumen

Gambar Triangulasi teknik pengumpulan data

8
3) Triangulasi Waktu, adalah teknik triangulasi yang menilai waktu
juga dapat mempengaruhi kredibilitas data. Artinya untuk
menguji kredibilitas data ini dilakukan dengan wawancara,
observasi atau teknik lain diwaktu atau situasi yang berbeda dari
sebelumnya. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda,
maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai
ditemukan kepastian datanya.

Siang Sore

Pagi

Gambar Triangulasi waktu


d. Analisis Kasus Negatif
Kasus negative disini merupakan kasus yang tidak sesuai dengan
hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus
negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan
bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Analisis kasus
negative ini dapat dimanfaatkan sebagai kasus pembanding atau
kasus sanggahan terhadap hasil penelitian. Namun apabila data yang
diperoleh tidak bertentangan dengan temuan, berarti sudah kredibel
atau sudah dapat dipercaya. Sebagai contoh, bila ada 99% orang
menyatakan bahwa si A seorang pengedar narkoba, sedangkan 1%
menyatakan tidak (negatif). Maka peneliti justru harus mencari tahu
secara mendalam mengapa masih ada data yang berbeda. Penelitii
harus menemukan kepastian apakah 1% kelompok menyatakan si A
bukan pengedar narkoba itu benar atau tidak. Kalau akhirnya yang
1% kelompok menyatakan si A adalah pengedar narkoba, berarti
kasus negatifnya tidak ada lagi. Dengan demikian penelitian menjadi
lebih kredibel.
e. Menggunakan Bahan Referensi
Maksudnya adalah perlunya alat pendukung untuk membuktikan
data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil
wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara data
tentang interaksi manusia, atau gambar suatu keadaan perlu
didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu perekam data dalam
penelitian kualitatif seperti camera, handycam, alat rekam suara
sangat diperlukan oleh penelitian oleh peneliti dalam laporan
penelitian dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang
dikemukakan perlu dilengkapi dengan foto-foto dokumen autentik,
sehingga menjadi lebih dapat dipercaya.

9
f. Mengadakan memberchecking
Memberchecking adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data, yang tujuannya adalah agar informasi
yang diperoleh dan yang akan digunakan dalam penulisan laporan
sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh sumber data atau
informan. Mengecek bersama-sama dengan anggota penelitian yang
terlibat dalam proses pengumpulan data, baik tentang data yang telah
dikumpulkan, kategorisasi analisis, penafsiran, dan kesimpulan hasil
penelitian
B. Uji Transferability
Uji Transferability adalah uji validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan pada derajat ketepatan atau
dapat diterapkannya hasil penelitian pada populasi dan sampel penelitian
yang diperoleh. Kriteria transferability merujuk pada tingkat kemampuan
hasil penelitian kualitatif dapat digeneralisasikan atau ditransfer kepada
konteks atau seting yang lain. Transferability adalah istilah yang bisa
menggantikan konsep generalisasi data dalam penelitian kuantitatif, yaitu
sejauh mana temuan suatu penelitian yang dilakukan pada suatu
kelompok tertentu dapat diaplikasikan pada kelompok lain.
Penelitian kualitatif dapat meningkatkan transferabilitas dengan
melakukan suatu pekerjaan mendiskripsikan konteks penelitian dan
asumsi-asumsi yang menjadi sentral pada penelitian tersebut. Oleh karena
itu, agar orang lain mampu memahami hasil penelitian kualitatif sehingga
ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka
seorang peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian
secara rinci, jelas, sistematis serta dapat dipercaya (Sugiyono, 2008)
Dari uraian di atas maka dipahami kejelasan hasil penelitian
tersebut serta dapat diputuskan bisa atau tidaknya hasil penelitian tersebut
untuk diaplikasikan pada tempat lain.
C. Uji Dependability
Uji dependabilitas (dependability) dianggap sama dengan reabilitas
dalam penelitian kuantitatif. Pandangan kuantitatif tradisional tentang
reabilitas didasarkan pada asumsi replikabilitas (replicability) atau
keterulangan (repeatability). Penelitian yang reliable apabila orang lain
dapat mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Adanya
pengecekan atau penilaian akan ketepatan peneliti dalam
mengkonseptualisasikan apa yang diteliti merupakan cerminan dari
ketepatan menurut standar reliabilitas penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan
cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Audit ini
dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing aktivitas
penelitian misalnya dengan melakukan review keseluruhan hasil
penelitian. Pengujian dependabilitas dipihak lain menekankan perlunya
peneliti untuk memperhitungkan konteks yang berubah-ubah dalam
penelitian yang dilakukan. Jadi peneliti bertanggung jawab atas

10
perubahan-perubahan yang terjadi yang mana dapat berpengaruh dalam
penelitiannya.
Brink (1991) menyatakan ada tiga jenis uji atau tes yang dapat
dilakukan untuk menilai reliabilitas atau dependabilitas data penelitian
kualitatif, yaitu:
a. Stabilitas
Stabilitas dapat dinilai atau diuji ketika menanyakan berbagai
pertanyaan yang identik dari seorang partisipan pada waktu
yang berbeda menghasilkan jawaban yang sama.
b. Konsistensi
Konsistensi dapat dinilai jika interview script yang digunakan
peneliti dapat menghasilkan suatu jawaban partisipan yang
terintegrasi dan sesuai dengan pertanyaan atau topik yang
diberikan.
c. Ekuivalensi
Ekuivalensi dapat diuji dengan penggunaan bentuk-bentuk
pertanyaan alternatif yang memiliki kesaman arti dalam satu
wawancara tunggal dapat menghasilkan data yang sama atau
dengan menilai kesepakatan hasil observasi dari dua orang
peneliti.
D. Uji Confirmability
Pengujian confirmability dalam penelitian kuantitatif disebut
dengan uji objektivitas penelitian. Penelitian dapat dikatakan objektif
apabila hasil penelitian tersebut telah disepakati banyak orang. Dalam
penelitian kualitatif, standar konfirmabilitas ini lebih terfokus pada
pemeriksaan kualitas dan kepastian hasil penelitian, apa yang benar
berasal dari pengumpulan data dilapangan. Selain itu kriteria
konfirmability juga merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian
dapat dikonfirmasikan oleh orang lain.
Terdapat sejumlah strategi untuk meningkatkan konfirmabilitas.
Peneliti secara aktif dapat menelusuri dan mendeskripsikan contoh-contoh
negative yang bertentangan dengan pengamatan sebelumnya. Setelah itu
dapat dilakukan audit data yang menguji pengumpulan data dan prosedur
analisis serta membuat penilaian tentang hasil penelitian tersebut.
Konfirmabilitas penelitian kualitatif cenderung berasumsi bahwa setiap
peneliti membawa perspektit yang unik kedalam penelitian

11
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai validitas dan reabilitas dalam penelitian
kualitatif maka dapat disimpulkan :
 Pada penelitian kualitatif, validitas adalah alat ukur/ panduan untuk
mengukur kebenaran dalam proses penelitian, sedangkan reabilitas
adalah derajat kekonsistensian antara dua skor hasil pengukuran
pada obyek yang sama meskipun instrumennya berbeda.
 Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid
dan reliabel, yang diuji validitas dan reabilitasnya adalah instrumen
penelitian, sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah
datanya. Oleh karena itu, kuantitatif lebih menekankan pada aspek
reabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek
validitas.
 Dapat memahami validitas dan reabilitas dari perspektif para
peneliti kualitatif. Reabilitas dan validitas yang
dikonseptualisasikan sebagai instrumen untuk mengevalusi tingkat
kepercayaan, ketelitian dan kualitas dalam paradigma kualitatif
dapat disamakan dengan kredibilitas, tranferabilitas,
dependabilitas. Oleh karena itu, reabilitas, validitas masih menjadi
konsep penelitian yang relevan, terutama dari sudut pandang
kualitatif, namun harus didefinisikan ulang seperti yang kita lihat
dalam rangka untuk mencerminkan berbagai cara menegakkan
kebenaran melalui model-model pemeriksaan data penelitian
kualitatif.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun diperlukan penulis dengan harapan dapat menyempurnakan
makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Bungin, Burhan, (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,


Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya.Jakarta:Putra Grafika.
2. Burhan Bungin, H.M, (2011). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
3. Emzir, (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan:Kuantitatif dan
Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
4. John W. Creswell, Research Design, (2013): Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed Edisi Ketiga, diterjemahkan oleh Achmad Fawaid,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar), hal. 286.
5. Mudrajad Kuncoro,(2013). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi,
(Jakarta: Erlangga), hal. 172
6. Samiaji sarosa, (2012). Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar,(Jakarta:
Indeks), hal. 11
7. Sonny Laksono,(2013). Penelitian Kualitatif Ilmu Ekonomi dari
Metodologi ke Metode, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hal. 173.
8. Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : ALFABETA

13

Anda mungkin juga menyukai