Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian berawal dari ide atau gagasan dan konsep yang saling berhubungan
atau yang diharapkan berhubungan. Dalam batasan tertentu teori muncul dari benak
peneliti, tetapi sebagaian besar gagasan semacam itu muncul dari kumpulan karya-
karya terdahulu yang disebut kepustakaan. Misalnya, teori terhadap penelitian yang
relavan dapat membantu meliput gagasan tentang variable yang dianggap tidak
penting dalam penelitian. Teori memberikan informasi tentang penelitian apa saja
yang sudah dikerjakan dan penelitian yang mana yang dapat diperluas atau
diterapkan. Teori dapat menempatkan status penelitian dilapangan dalam
hubungannya dengan konklusi dan aplikasi. Teori juga dapat memberikan makna dan
serta menunjukan hubungan antara variable yang dipilih untuk dikaji.
Teori merupakan mata rantai yang sangat penting dalam proses penelitian.
Teori merupakan bahan untuk memberikan argumentasi tentang penting dan argensi
suatu masalah. Masalah perlu dikaji melalui teori dan konsep yang relavan serta
temuan temuan dalam penelitian yang relavan. Untuk itu, teori memegang peranan
yang sangat penting. Penelitian harus dikerjakan dengan tidak meninggalkan teori
untuk dapat dilaksanakan secara baik. Teori juga mendukung lahirnya hipotesis.
Dengan ketepatan hubungan sebab – akibat dari kejadian tersebut. Selanjutnya
peneliti diharapkan mampu untuk meramalkan apa yang akan terjadi. Jika pada situasi
yang berbeda, peneliti menjumpai timbulnya faktor penyebab yang sama, maka dapat
dipastikan adanya akibat tertentu yang akan terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari keabsahan data?
2. Bagaimana kriteria keabsahan data?
3. Bagaimana teknik pemeriksaan keabsahan data?

1
C. Tujuan
1. Agar pemakalah dan pembaca dapat mengetahui dan lebih memahami materi
yang diberikan oleh dosen pengempu tentang pengertian teori, kegunaan teori,
deskripsi teori dan kerangka berfikir
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dari teori.
3. Untuk mengetahui kegunaan dari teori.
D. Manfaat
1. Dapat memberikan pengetahuan yang lebih baik kepada pemakalah dan juga
kepada teman-teman tentang pengertian teori.
2. Sebagai penambah wawasan untuk semua orang khususnya para mahasiswa
3. Sebagai penambah pemahaman yang terdapat dalam makalah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Keabsahan Data atau Validasi Data

Keabsahan data ialah suatu sub bahasan dalam melakukan penelitan untuk
digunakan sebagai tolak ukur menguji kebenaran data yang ada didalam makalah
penelitian metode kualitatif. Uji keabsahan data dalam penelitian, sering ditekankan
untuk uji validasi dan reabilitas suatu penelitian. Dalam penelitian kualitatif yang paling
diutamakan dari hasil penelitian yang ada yakni valid, reliable, dan obyektif. Definisi
dari kata valid ialah data yang di paparkan atau yang dihasilkan peneliti didalam makalah
yang dibuat dengan data yang benar adanya dengan dibuktikannya sumber data yang
jelas biasanya data tersebut terdiri dari rekaman, video, foto, ataupun data yang lainnya.
Dengan demikian bilamana data yang digunakan dalam pemaparan makalah peneliti
teruji kebenarannya maka data tersebut terbukti keabsahan datanya valid. Reliable atau
reabilitas adalah dimana data peneliti dapat dipercaya dan bisa di tanggung jawabkan
kebenarannya dan dimana peneliti membuat penelitian dengan konsistensinya dan
kestabilan saat membuat makalah dari hasil observasi yang telah di tellitinya. Obyektif
bisa diartikan sebagai objek yang sedang ataupun yang sudah di teliti oleh peneliti untuk
sumber informasi data yang digunakan dalam hasil penelitian oleh peneliti yang
berbentuk video wawancara, rekaman wawancara, ataupun foto saat melakukan
wawancara. Jika didalam objek penelitian terdapat para pegawai pemerintahan bekerja
dengan keras peneliti juga melaporkan para pegawai pemerintahan bekerja dengan
keras, jika peneliti melapirkan data yang sesuai dengan kejadian yang di lapangan maka
data tersebut dikatakan valid. Tetaapi, jika data yang dilaporkan berbeda dengan yang
ada di lapangan maka data tersebut dikatakan tidak valid.1

1
Sugiyono, metode penelitian kualitatif,(Bandung, alvabeta CV, 2018), hal 181

3
Validitas penelitian terdapat dua macam, yaitu validitas internal dan validitas
eksternal. Dalam validitas internal yaitu mengenai akurasi pola penelitian dengan hasil
yang dicapai. Jika didalam pola penelitian dibuat untuk meneliti etos kerja pegawai,
maka data yang diperoleh adalah data yang seharusnya akurat dengan etos kerja pegawai
data tersebut bisa dikatakan valid. Apabila peneliti menggunakan data selain etos kerja
pegawai melainkan menggunakan data motivasi kerja pegawai bisa dikatakan bahwa data
tersebut tidak valid karena tidak sinkron dengan apa yang diteliti oleh peneliti.
Validitas eksternal berkenaan dengan hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau
diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil. Bila sampel penelitian
representative, instrument penelitian valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan analisis
data benar, maka penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi. Validitas
eksternal bisa diartikan jika data yang digunakan dalam penelitian selaras dengan sub sub
bahasan sebelumnya maka data tersdebut di katakana validitas eksternal.2
Dalam penelitian kualitatif, temuan yang ditemukan oleh peneliti data yang
diguunakan bisa dikatakan valid apabila data tersesebut terbukti kebenarannya dengan
apa yang terjadi dilapangan oleh laporan penelitian obyek yang diteliri. Tetapi sifat
penelitian kualitatif ini bersifat jamak tidak bersifat tunggal dan tergantung siapa dan
latar belakang apa yang meneliti suatu obyek tersebut. Dikatakan jamak karena apabila
ada satu sasaran obyek yang diteliti oleh banyak peneliti yang latar belakang
pendidikannya berbeda-beda, maka temuan yang dihasilkan pula akan menghasilkan
temuan yang beragam. Contohnya apabila ada peneliti dengan latar belakang psikologi
hasil temuan yang didapatkan dari satu obyek yang sama akan berbeda dengan peneliti
yang berlatar bekalang manajemen. Maka daari itu sifat penelitian kualitatif ini sifatnya
tidak tunggal melainkan jamak tergantung siapa dan apa latar belakang penelitinya. 3

B. Kriteria Keabsahan Data


Keabsahan data merupakan konsep pemting yang diperbaharui dari konsep
kesahihan (validitasi) dan keterandalan (realibilitas).4 Penelitian merupakan kerja
ilmiah, untuk melakukan ini mutlak dituntut secara objektivitas, untuk memenuhi kriteria
ini dalam penelitian kesahihan (validitasi) dan keterandalan (reliabilitas) harus dipenuhi
kalau tidak, maka proses penelitian itu harus dipertanyakan keilmiahannya.

2
Sugiyono, metode penelitian kualitatif,(Bandung, alvabeta CV, 2018), hal 182
3
ibid, hal 183
4
Iskandar, metodologi penelitian pendidikan dan sosial, Jakarta: Ciputat Mega, Cet. ke 5, 2013, hal 230

4
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada pendahuluan, bahwa banyak hasil
penelitian kualitatif diragukan atau dipertanyakan kebenaran karena beberapa hal, yaitu
subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat
penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak
kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa terkontrol, dan sumber data
kualitatif yang kurang kredible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian.
Oleh karena itu, data yang digunakan dalam sebuah penelitian haruslah terjamin
keabsahannya (trustworthiness). Untuk itu, pemeriksaan terhadap keabsahan data
tersebut haruslah dilakukan sedemikian rupa, dan para ahli telah menetapkan
sekurangnya empat kriteria dalam melakukan penjamin keabsahan data tersebut, yaitu:5
1. Derajat Kepercayaan (credibility)
Untuk dapat melihat hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya dapat
melakukan dua hal, pertama, melaksanakan inluiri sedemikan rupa sehingga
tingkat kepercyaan penemuannya dapat dicapai, kedua, mempertunjukkan derajat
kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada
kenyataan ganda yang sedang diteliti. Kriteria derajat kepercayaan ini pada
dasarnya menggantikan konsep validitas internal pada penelitian non-kualitatif.6
2. Keteralihan (transferability)
Untuk dapat mengetahui apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi
yang lain atau tidak. Hal ini tdak sama dengan validitas eksternal pada penelitian
non-kualitatif, yang menyatakan bahwa generalisasi suatu penemuan dapat berlaku
atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar
penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili populasi
itu. Sementara pada penelitian kualitatif, keteralihan tersebut sangat tergantung
pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk mewujdkan
pengalihan tersebut, seorang peneliti harus berupaya mencari dan mengumpulkan
kejadian empiris tentang kesamaan konteks tertentu. Sebagaimana juga dikutip
oleh Masganti Sitorus, menyarankan peneliti untuk melakukan dua hal agar
keteralihan bisa terwujud, yaitu:
a. Mengumpulkan data secara terinci sehingga memungkinkan melakukan
perbandingan pada konteks yang lain sehingga keteralihan hasil penelitian dapat
diterapkan pada situasi yang lain.

5
Lexi J.Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2001), hlm171-172
6
Ibid, hal.324

5
b. Mengembangkan deskripsi data yang terinci untuk menjamin kecocokan hasil
penelitian pada situasi lain yang memungkinkan.

3. Keberuntungan (dependability)
Untuk mengetahui apakah hasl penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti
dalam mengumpulkan data, membentuk dan menggunakan konsep-konsep ketika
membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan. Hal ini dalah pengganti dari
istilah reabilitas pada penelitian non-kualitatif. Konsep kebergantungan pada
penelitian kualitatif adalah lebih luas daripada reliabilitas pada penelitian non-
kualitatif, karna pada kebergantungan selain mempertingkan segala yang ada pada
reliabilitas, juga mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait.
Untuk mendapatkan data yang relevan dengan penelitian, Guba, sebagaimana
dikuti oleh Masganti sitorus, emyarankan agar peneliti melakukan langkah-langkah
berikut:
a. Menggunakan berbagai metode untuk mengumpulkan data dan menutupi
kelemahan masing-masing metode.
b. Membangun sebuah audit. Proses ini dapat dilakukan dengan melibatkan
seorang auditor mungkin seorang teman yang kritis, atasan atau seorang asli
untuk menguji proses pengumpulan analisis dan inerpretasi data.
4. Kepastian (confirmability)

Penerapan kriterium derajat kepercayaan pada dasarnya menggantikan konsep


validitas internal dari kuantitatif. Kriteria ini berfungsi :7

1. Melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan


penemuannya dapat dicapai
2. Mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil penemuan dengan jalan
pembuktikan oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti

C. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Ada beberapa teknik dalam pemeriksaan keabsahan data diantaranya adalah:
1. Uji kredibilitas

7
Lexi J.Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2001), hlm 223

6
Kredibiltas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara
lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,peningkatan ketekunan dalam
penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan
member check8 dan juga sebgain buku lainnya menyebutkan bahwa dalam uji
kedibilitas salahsatunya yaitu deskripsi yang tebal dan kaya, dan audit eksternal.
Dibawah ini adalah beberapa yang termasuk kedalam uji kredibilitas yang akan kami
ulas, diantaranya sebagai berikut:

a. Perpanjangan pengamatan

Pada tahap awal dalam perpanjangan pengamatan ini peneliti memasuki


lapangan, peneliti masih dianggap orang asing, peneliti melakukan pengamatan,
wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.
Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data
yang telah diberikan selama ini benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama
ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lain ternyata tidak
benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam
sehimgga diperboleh data yang pasti kebenarannya.

Untuk jangka waktu perpanjangan pengamatan ini dilakukan, tergantung pada


kedalaman, keluasan dan kepastian data. Maksudnya disini adalah seberapa sulit
data yang diperleh atau seberapa dalam peneliti ingin menggali sampai pada
tingkat makna, makna disini berarti dibalik yang tampak contoh: ketika seseorang
menangis, tetapi sebenarnya dia tidak sedang sedih tetapi sebenarnya dia tedak
sedang sedih melainkan dia sedang menangis bahagia. Keleluasaan berarti, banyak
sedikitnya informasi yang di peroleh. Dalam hal ini setelah peneliti
memperpanjang pengamatan, apakah menambah fokus penelitian, sehingga
memerlukan tambahan informasi baru lagi. Data yang pasti adalah data yang valid
artinya data yang dapat di percaya dan kebenaranhya dapat dibutikan dan yang
sesuai dengan apa yang terjadi. contoh untuk memastikan siapa yang menjadi
provokator dalam kerusuhan, maka harus betul-betul ditemukan secara pasti siapa
yang menjadi provokator.

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini,


sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data

8
Sugiyono, metode penelitian kualitatif,(Bandung, alvabeta CV, 2018), hal 185

7
yang data yang diperoleh itu setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar
atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali kelapangan data sudah
benar berarti kredibel, maka waktu waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
Untuk membuktikan apakah peneliti itu melakukan uji kredibilitas melalui
perpanjangan pengamatan atau tidak, maka akan lebih baik kalua dibuktikan
dengan surat keterangan perpanjangan. Selanjutnya surat keterangan perpanjangan
ini dilampirkan dalam laporan penelitian.9

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara cermat dan


berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa
akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai contoh melihat kelompok
masyarakatyang sedang olahraga pagi, bagi masyarakat awam olahraga adalah
untuk meningkatkan kebugaran fisik. Tetapi bagi peneliti kualitatif tentu akan lain
kesimpulannya. Kemudian mengapa dengan meningkatkan ketekunan dapat
meningkatkan kredibilitas atau kevalidan data?

Meningkatkan ketekunan itu ibarat kita mengecek soal-soal, atau suatu


pekerjaan yang telah dikerjakan, ada yang salah, keliru atau tidak. Dengan
menigkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali
apakah data yang telah diperoleh salah atau tidak. Dengan demikian juga
meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sitematis tentang apa yang diamati. Sebagai bekal peneliti untuk
meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku
maupun peneliti atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang
diteliti

c. Triangulasi

Triangulasi dalam uji kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara dan dari segala prspektif dan berbgai waktu.
Jadi dapat diartikan bahwa trianglasi ini melihat kevalidan data dari berbagai
perspektif yang berbeda-beda. Ada beberapa jenis triangulasi dalam menentukan

9
Sugiyono, metode penelitian kualitatif,(Bandung, alvabeta CV, 2018), hal 186-187

8
kredibilitas atau kevalidan data, seidaknya ada tiga jenis triangulasi yaitu
triangulasi sumber, teknik dan waktu.

 Triangulasi sumber

Triangulasi sumber ini digunakan untuk menguji kevalidan data dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh
untuk menguji kredibilitas data tentang gaya kepemimpinan seseorang, maka
pengumpulan dan pengujian data yang diperoleh dilakukan oleh bawahan yang
dipimpin, keatasan yang menugasi, dan keteman kerja yang merupakan
kelompok kerjasama. Data dari ketiga sumber tersebut tidak dapat di rata-
ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tapi di deskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana
spesifik dari ketiga sumber data tersebut

 Triangulasi teknik

Untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misal data yang
diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi, dokumentasi atau
kuesioner. Bila dari ketiga car tersebut titemukan data yang berda-beda maka
peneliti melakukan diskusi lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau
yang lain untuk memastikan data tersebut benar atau tidak.

 Triangulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kridibilitas data. Data yang dikumpulkan


dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum
banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih
kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, obsevasi atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda

d. Analisis kasus negatif

9
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian hingga
pada saat tertentu. Apa kaitannya kasus negatif dengan kredibilitas data?
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau
bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan, bila tidak ada lagi data
yang berbeda dengan temuan berarti data sudah dapat dipercaya.

e. Menggunakan bahan referensi

Menggunakan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk


membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil
wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman saat wawancara. Data tentang
interaksi manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.10

f. Mengadakan member check

Proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan
member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh bemberi data. Apabila data yang ditemukan
disepakati oleh para pemberi data berarti data tersebut valid sehingga semakin
kredibel dan dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan
berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti harus
melakukan diskusi dengan pemberi data dan apabila perbedaanya tajam, maka
peneliti harus merubah temuannya dan menyesuaikan dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data. Jadi tujuan member check adalah agar informasi yang diperoleh
dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud
sumber data atau informan11

10
Sugiyono, metode penelitian kualitatif,(Bandung, alvabeta CV, 2018), hal 192
11
Sugiyono, metode penelitian kualitatif,(Bandung, alvabeta CV, 2018), hal 193

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulakan bahwa keabsahan data atau validasi
suatu data adalah bagaimana penemuan suatu peneliti dapat di uji kebenarannya
melalui beberapa kriteria dan teknik kredibilitas. Data dapat dikatakan valid apabila
melalui uji kredibilitas yang didalamnya terdapat teknik-teknik pemeriksaanya. Salah
satunya adalah perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi,
analisis kasus negative, menggunakan bahan referensi, dan mengadakan member
check.

Konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (realiabilitas) menurut versi


positvisme dan disesuaikan dengan tununan pengetahuan, kreteria dan paradigm
sendiri.Mula-mula hal itu harus dilihat dari segi krieria yang digunakan oleh
nonkualitatf. Istilah yang di gunakan oleh mereka antara lain ialah validasi internal,
vadilitas eksternal, dan reliabilitas. Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan
teknik pemeriksaan (pengujian). Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas
sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat
kepercayaan(credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability)
dan kepastian (confirmability).

11
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, metode penelitian kualitatif, Bandung, alvabeta CV, 2018


Lexi.J.Moleong, metode penelitian kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakrya, 2001

12

Anda mungkin juga menyukai