Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-
benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan
data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility, transferability, dependability, dan
confirmability (Sugiyono, 2007:270).
Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas / kepercayaan data.
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data
yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan
sumber akan semakin rapport, semakin terjalin, semakin akrab (tidak ada jarak lagi),
semakin terbuka, saling timbul kepercayaan / saling mempercayai, sehingga
informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap dan tidak ada lagi informasi
yang disembunyikan.
Lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat tergantung pada
kedalaman (artinya apakah peneliti ingin menggali data sampai pada tingkat makna,
makna berarti data di balik yang tampak), keluasan (artinya banyak sedikitnya
informasi yang diperoleh, maksudnya disini peneliti meperpanjang pengamatan guna
untuk memastikan apakah akan menambah focus penelitian atau tidak, sehingga
memerlukan tambahan informasi baru lagi) dan kepastian data (artinya data yang
pasti adalah data yang valid yang sesuai dengan apa yang terjadi. Disini untuk
memastikan siapa yang menjadi provekator dalam kerusuhan, maka harus betul-betul
ditemukan secara pasti siapa yang kan menjadi provekator tersebut).
Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian difokuskan
pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek
kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek
kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat
dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu
diakhiri.
Cara membuktikan apakah peneliti ini melakukan uji kredibilitas melalui
perpanjangan pengamatan atau tidak, maka akan lebih baik kalau dibuktikan dengan
surat keterangan perpanjangan. Selanjutnya surat keterangan perpanjangan ini
dilampirkan dalam laporan penelitian tersebut.
Meningkatkan kecermatan / Ketekunan dalam Penelitian
Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara lebih cermat dan
berkesinambungan, serta berkelanjutan. Sehingga dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan
baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara
mengontrol/mengecek pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan
disajikan sudah benar atau belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat
dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu,
dan dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah
diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam
membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan smakin berkualitas.
Contoh : Melihat sekelompok masyarakat yang sedang olah raga pagi. Bagi orang
awam olahrga adalah untuk meningkatkan kebugaran fisik. Tetapi bagi peneliti
kualitatif tentu akan lain kesimpulannya. Setalah peneliti mencermati secara
mendalam, olahraga pagi itu bagi sekelompok masyarakat itu merupakan wahana
untuk transaksi bisnis. Selanjutnya untuk dapat memahami proses perdagangan
narkoba, maka peneliti harus melakukan pengamatan secara terus-menerus dan
memahami bahasa-bahasa sandi mereka.
Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
1. Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melaluibeberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh
peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.
Contoh : Untuk menguji kredibilitas data tentang gaya kepemimpinan seseorang,
maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke
bawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dank e teman kerja yang
merupakan kelompok kerjasama. Data dari ke tiga sumber tersebut, tidak isa
dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dapat dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik
dari tiga sumber data tersebut.
Atasan Teman
Bawahan
2. Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk
mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan
teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semunya
benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.
Wawancara Observasi
3. Triangulasi Waktu
Kuesioner / Dokumen
Waktu yang sering memengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih
segar, akan memberikan data lebih validsehingga lebih kredibel. Selanjutnya
dapat dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang
berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya.
Siang Sore
Analisis Kasus Negatif (negative case analysis)
Kasus negatif adalah kasus ganjil yang ditemukan saat penggalian data dan kasus tersebut
bertentangan dengan data yang lainnya serta dapat menjadi kunci kejanggalan data
sebelumnya/ yang lainnya, Dengan Analisis kasus negatif peneliti menelusuri lebih lanjut
data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan.
Contoh : hampir seluruh guru mengatakan bahwa kepala sekolah adalah seorang
yang bekerja keras dan memiliki skill kepemimpinan yang kuat. Ada seorang guru yang
memberi keterangan yang berbeda, ia mengungkapkan bahwa sesungguhnya kepala
sekolah itu adalah seorang yang demokratis. Setelah ditelusuri ternyata ia hanyalah
seorang yang sakit hati karena ada masalah pribadi dengan kepala sekolah. Dengan
demikian, data sebelumnya adalah data yang benar. Akan tetapi apabila kondisi lain
menunjukkan bahwa sesungguhnya seseorang itu lebih tahu tentang kepala sekolah
karena justru ialah yang “pemikir” dan "pekerja" bagi terlaksananya kerja kepala sekolah,
maka ini harus terus ditelusuri.
Uji ini bergantung pada seberapa besar kasus negatif, contoh lain jika ada
99% orang mengatakan bahwa si A, pengedar narkoba, sedangkan 1% menyatakan
tidak (negatif), maka peneliti harus mencari tahu secara mendalam dan
menemukan kepastian apakah 1% kelompok ini benar atau tidak. Jika pada akhirnya
yang 1% kelompok ini kemudian menyatakan bahwa si A adalah pengedar
narkoba, berarti kasus negatifnya tidak ada lagi. Dengan demikian, temuan
penelitian menjadi lebih kredibel.
Member chek
Data itu harus diakui dan diterima kebenarannya oleh sumber informasi. Data itu juga
harus dibenarkan oleh sumber atau Informan lainnya. Member check adalah proses
pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada informan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kesesuaian data yang diberikan oleh pemberi data. Apabila para pemberi data
sudah menyepakati data yang diberikan, berarti data tersebut valid, sehingga semakin
kredibel, Akan tetapi menjadi sebaliknya yaitu tidak valid dan kredibel apabila para
pemberi data justru meragukan data dan peneliti tidak melakukan diskusi lebih lanjut
dengan informan. Dengan demikian, perlu dilakukan diskusi lebih lanjut apabila
ditemukan ketidakcocokan antara data yang sudah dielaborasi oleh peneliti dengan
penjelasan lebih lanjut dari informannya, Dalam kasus ini, Peneliti harus menyesuaikan
dengan pemberi data, sehingga data atau Informasi yang diperoleh dapat digunakan
dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud informan.
Member check dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah
mendapatkan suatu temuan atau kesimpulan. Hal tersebut dapat dilakukan secara
Individu atau kelompok. Dalam diskusi peneliti menyampaikan temuan kepada pemberi
data. Data yang disampaikan peneliti mungkin ada yang dikurangi, ditambah, disepakati,
atau ditolak. Untuk kelengkapan bukti kepercayaan, peneliti perlu mendokumentasikan
moment ini dan membuat formal administrative sebagai kelengkapan administrasi
penelitian.
Penelitian berangkat dari data. Data adalah segala-galanya dalam penelitian. Oleh karena
itu, data harus benar-benar valid. Ukuran validitas suatu penelitian terdapat pada alat untuk
menjaring data, apakah sudah tepat, benar, sesuai dan mengukur apa yang seharusnya diukur.
Alat untuk menjaring data penelitian kualitatif terletak pada penelitinya yang dibantu dengan
metode interview, FGD, observasi, dan studi dokumen. Dengan demikian, yang diuji
ketepatannya adalah kapasitas peneliti dalam merancang focus, menetapkan dan memilih
informan, melaksanakan metode pengumpulan data, menganalisis dan menginterpretasi dan
melaporkan hasil penelitian yang kesemuanya itu perlu menunjukkan konsistensinya satu sama
lain. Keterpercayaan penelitian kualitatif tidak terletak pada derajat akurasi desain penelitian
dengan hasil yang dicapai tetapi pada kredibilitas peneliti. Kalau dalam desain penelitian
dirancang untuk meneliti etos kerja tenaga kependidikan, maka data yang diperoleh seharusnya
adalah data yang akurat tentang etos kerja tenaga kependidikan yang diperoleh dari informan
yang tepat. Penelitian menjadi tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja guru
yang informasinyapun diperoleh dari guru yang tidak kompeten.
Mengenai hal ini, Nasution (1988) mengatakan bahwa, “Bagi penelitian kualitatif,
transferabilitas tergantung pada si pemakai yakni sampai manakah hasil penelitian itu dapat
mereka gunakan dalam konteks dalam situasi tertentu, Karena Itu, transferabilitas hasil penelitian
ini diserahkan kepada pemakainya. Suatu penelitian yang nilai transferabilitasnya tinggi
senantiasa dicari orang lain untuk dirujuk, dicontoh, dipelajari lebih lanjut, untuk diterapkan di
tempat lain. Oleh karena Itu, peneliti perlu membuat laporan yang baik agar terbaca dan
memberikan informasi yang lengkap, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Bila pembaca
mendapat gambaran yang jelas dari suatu hasil penelitian dapat dilakukan (transferability), maka
hasil penelitian tersebut memenuhi standar transferabilitas.
d. Kebergantungan (Dependability/reliabilitas)
Dalam hal reliabilitas, Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa reliabilitas berkenaan
dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam penelitian kualitatif akan
menemukan kesulitan untuk mereplikasi pada situasi yang sama karena setting sosial senantiasa
berubah dan berbeda. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif digunakan kriteria
kebergantungan yaitu bahwa suatu penelitian merupakan representasi dari rangkaian kegiatan
pencarian data yang dapat ditelusuri jejaknya. Oleh karena itu uji dependabilitas adalah uji
terhadap data dengan informan sebagai sumbernya dan teknik yang diambilnya apakah
menunjukkan rasionalitas yang tinggi atau tidak. Jangan sampai ada data tetapi tidak dapat
ditelusuri cara mendapatkannya dan orang yang mengungkapkannya.
Pengujian ini dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian. Kalau proses
penelitian tidak dilakukan di lapangan dan datanya ada, maka penelitian tersebut tidak reliabel
atau dependable. Audit dilakukan oleh indepeden atau pembimping untuk mengaudit
keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti menentukan
masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji
keabsahan data, dan membuat kesimpulan. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat
menunjukkan aktivitas yang dilakukan di lapangan, maka dependabilitas penelitiannya patut
diragukan.
e. Kepastian (confirmability/Objectivitas)
Komfirmabilitas berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian. Hasil penelitian
dikatakan memiliki derajat objektivitas yang tinggi apabila keberadaan data dapat ditelusuri
secara pasti dan penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang.
Uji konfirmabilitas hampir sama dengan uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat
dilakukan secara bersamaan, Uji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian dikaitkan
dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian
yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas. Artinya,
seorang peneliti melaporkan hasil penelitian karena ia telah melakukan serangkaian kegiatan
penelitian di lapangan. Untuk menjaga kebenaran dan objektivitas hasil penelitian, perlu
dilakukan 'audit trail" yakni, melakukan pemeriksaan guna meyakinkan bahwa hal-hal yang
dilaporkan memang demikian adanya.
Sumber :