Anda di halaman 1dari 12

A.

Konsep Validitas dan Realibilitas


1. Validitas
Azwar (1987: 173) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang
mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam
melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat
tersebut menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Artinya hasil ukur dari pengukuran tersebut
merupakan besaran yang mencerminkan secara tepat fakta atau keadaan sesungguhnya dari apa
yang diukur. Suryabrata (2000: 41) menyatakan bahwa validitas tes pada dasarnya menunjuk
kepada derajat fungsi pengukurnya suatu tes, atau derajat kecermatan ukurnya sesuatu tes.
Validitas suatu tes mempermasalahkan apakah tes tersebut benar-benar mengukur apa yang
hendak diukur. Maksudnya adalah seberapa jauh suatu tes mampu mengungkapkan dengan tepat
ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari obyek ukur, akan tergantung dari tingkat validitas tes
yang bersangkutan. Sudjana (2004: 12) menyatakan bahwa validitas berkenaan dengan ketepatan
alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya
dinilai.
Suatu tes yang valid untuk tujuan tertentu atau pengambilan keputusan tertentu, mungkin
tidak valid untuk tujuan atau pengambilan keputusan lain. Jadi validitas suatu tes, harus selalu
dikaitkan dengan tujuan atau pengambilan keputusan tertentu.
Kredibilitas
Konsep validitas dalam penelitia kualitatif yang sering digunakan adalah kredibilitas.
Kredibilitas menjadi suatu hal yang penting ketika mempertanyakan kualitas hasil suatu
penelitian kualitatif. Standar kdebilitas ini sangat identik dengan satandar validitas internal dalam
penelitian kuantitatif. Suatu hasil penelitian kyualitatif dikatakan memiliki tingkat kredibilitas
yang tinggi terletak pada keberhasilaan studi tersebut mencapai tujuan mengeksplorasi masalah
atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang
majemuk/kompleks. Guba dan Lincoln (1989) menambahkan bahwa tingkat kredibilitas yang
tinggi juga dapat dicapai jika para participant yang terlibat dalam penelitian tersebut mengenali
benar tentang berbagai hal yang telah diceritakanya. Hal ini merupakan criteria utama untuk
menilai tingkat kredibilitas data yang dihasilkan dari satu penelitian kualitatif.
Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan peneliti untuk memperoleh tingkat kredibilitan
peneliti dalam kehidupan partisipan dalam waktu yang lama dan berupaya melakukan konfirasi
dan klasifikasi data yang diperoleh dengan para ekspertis/ahli untuk melakukan konfirmasi dan
klarifikasi data yang dipeloreh dengan para perticipan setelah analisis data yang telah diperoleh
(peer checking). Aktivitas lainya yaitu melakukan observasi secara mendalam juga perlu
dilakukan sehingga peneliti dapat memotret sebaik mungkin fenomena sosial yang diteliti serti
adanya.
Transferabilitas
Dalam penelitian kualitatif istilah transfebilitas merupakan modifikasi atau mendekati
istilah yang sama dengan validitas eksternal yang pada kentaanya hal ini sulit dicapai.
Generalisasi hanya dapat dicapai bila obyek studi dapat dilepaskan sepenuhnya dari pengaruh
konteks penelitian, sautu hal yang nyaris mustahil dilakukan dalam penelitian kualitatif.
Transferabilitas kualitatif tidak dapat dinilai sendiri oleh penelitinya melainkan oleh para
pembaca hasil penelitian tersebut. Jika pembaca memperoleh gambaran dan pemahaman jellas
tentang laporan penelitian (konteks dan focus penelitian), hasil penelitian itu dapat dikatakan
memiliki transfebilitass tinggi.
2. Reliabilitas
Reliabilitas observassi berasal darai konsistensi pengamat-pengamat harus yakin bahwa
mereka membuat keputusan yang sama mengenai kejadian yang sama dikesempatan yang
berbeda. Mereka juga harus membuat keputusan yang saam mengenai kejadian yang sama jika
mereka mendengar atau melihat lagi katakana dari video ataupun dari audiotape.
Istilah reliabilitas dalam penelitian kualitatif dikenal dengan istilah dependabilitas . konsep
reliabilitas ini sering menjadi pertimbangan lain dalam menilai keilmiahan suatu temuan
penellitian kualitatif. Brink (1991) menyatakan ada tiga uji/tes yang daoat dilakukan untuk
menilai reliabilitas/dependibilitas data peneliian kualiitatif yaitu
a. Stabilitas : dapat dinilai/diuji ketika menanyakan berbagai pertanyaan yang identik :dari
seorang partisipan pada waktu yang berbeda menghasilkan jawaban yang konsisten/sama
b. Konsistensi dapat dinilai jika interview scripts atau daftar kuesioner yang digunakan
peneliti untuk mewawancarai partisipanya dapat menghasilkan suatu jawaban partisipan
yang terintegrasi dan sesuai dengan pertanyaan/topic yang diberikan.
c. Ekuivalensi dapat diuji dengan penggunaan bentuk-bentuj pertanyaan alternative yang
memiliki kesamaan arti dalam satu wawancara tunggal dapat menghasilkan data yang
sama atau dengan menilai kesepakatan hasil observasi dari dua orang peneliti.
Upaya peneliti untuk meningkatkan nilai dependabilitas data penelitian kualitatifnya
diantaranya adalah melakukan pemilhan metode penelitian yang tepat mencapai tujuan-tujuan
penelitian yang diinginkan.
Konfirmabilitas didentikann untuk menggantikan konsep objektifitas dalam penellitian
kuantitatif. Namun, Patton (1990) menggap objektivitas tidak sama persis pengertianya dengan
yang dimaksud pada penelitian kuantitatif. Istilah konfimabilitas sama dengan peneilaian
obyektifitas pada penelitian kuantitatif ketika menekankan bahwa hasil temuam penelitian dapat
diikonfirmasi/dipresentasikan secara luas. Konfirmabilitas dalam penelitian kualitatif lebih
diartikan sebagai konsep intersubjektivitas atau kkonsep transparansi yaitu kesediaan peneliti
mengungkapkan secara terbuka tentang proses dan elemen-elemen penelitianya shingga
memungkinkan pihak lain/peneliti lainya melakukan penilaian tentang hasil-hasil temuannya.

B. Macam-Macam keabsahan Data


Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk
menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah,
juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian
kualitatif (Moleong, 2007:320).
Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh
oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan
data yang telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan.

Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-
benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji keabsahan
data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility, transferability, dependability, dan
confirmability (Sugiyono, 2007:270).

Alasan dan acuan Keabsahan Data yaitu:

Keabsahan data merupakan keadaan yang harus memenuhi:

1. Mendemonstrasikan nilai yang benar


2. Menyediakan dasar agar suatu tulisan dapat diterapkan
3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat sebagai konsistensi dari prosedurnya
dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.

Teknik Pengecekan Keabsahan Data Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada


dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian
kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak
terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.
Data yang ditemukan di lokasi penelitian selanjutnya dilakukan teknik pemeriksaan
keabsahan data dengan menambah jadwal kehadiran peneliti di lokasi penelitian, melalui data
tahunan dan kesesuaian data lapangan untuk mengetahui kesinambungan hasil penelitian
sehingga keabsahan temuan dapat terjamin.
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-
benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji
keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability,
dependability, dan confirmabilityagar data dalam penelitian kualitatif dapat
dipertanggungjawabkan sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data.
Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan
a. Uji Kredibilitas Data / Uji credibility
Uji credibility (kredibilitas)atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang
disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai
sebuah karya ilmiah dilakukan.

 Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas / kepercayaan data.
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data
yang lebih baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan
sumber akan semakin rapport, semakin terjalin, semakin akrab (tidak ada jarak lagi),
semakin terbuka, saling timbul kepercayaan / saling mempercayai, sehingga
informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap dan tidak ada lagi informasi
yang disembunyikan.
Lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat tergantung pada
kedalaman (artinya apakah peneliti ingin menggali data sampai pada tingkat makna,
makna berarti data di balik yang tampak), keluasan (artinya banyak sedikitnya
informasi yang diperoleh, maksudnya disini peneliti meperpanjang pengamatan guna
untuk memastikan apakah akan menambah focus penelitian atau tidak, sehingga
memerlukan tambahan informasi baru lagi) dan kepastian data (artinya data yang
pasti adalah data yang valid yang sesuai dengan apa yang terjadi. Disini untuk
memastikan siapa yang menjadi provekator dalam kerusuhan, maka harus betul-betul
ditemukan secara pasti siapa yang kan menjadi provekator tersebut).
Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian difokuskan
pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek
kembali ke lapangan benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek
kembali ke lapangan data yang telah diperoleh sudah dapat
dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu
diakhiri.
Cara membuktikan apakah peneliti ini melakukan uji kredibilitas melalui
perpanjangan pengamatan atau tidak, maka akan lebih baik kalau dibuktikan dengan
surat keterangan perpanjangan. Selanjutnya surat keterangan perpanjangan ini
dilampirkan dalam laporan penelitian tersebut.
 Meningkatkan kecermatan / Ketekunan dalam Penelitian
Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara lebih cermat dan
berkesinambungan, serta berkelanjutan. Sehingga dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan
baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara
mengontrol/mengecek pekerjaan apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan
disajikan sudah benar atau belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat
dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu,
dan dokumen-dokumen terkait dengan membandingkan hasil penelitian yang telah
diperoleh. Dengan cara demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam
membuat laporan yang pada akhirnya laporan yang dibuat akan smakin berkualitas.
Contoh : Melihat sekelompok masyarakat yang sedang olah raga pagi. Bagi orang
awam olahrga adalah untuk meningkatkan kebugaran fisik. Tetapi bagi peneliti
kualitatif tentu akan lain kesimpulannya. Setalah peneliti mencermati secara
mendalam, olahraga pagi itu bagi sekelompok masyarakat itu merupakan wahana
untuk transaksi bisnis. Selanjutnya untuk dapat memahami proses perdagangan
narkoba, maka peneliti harus melakukan pengamatan secara terus-menerus dan
memahami bahasa-bahasa sandi mereka.
 Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.
1. Triangulasi Sumber
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melaluibeberapa sumber. Data yang diperoleh dianalisis oleh
peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.
Contoh : Untuk menguji kredibilitas data tentang gaya kepemimpinan seseorang,
maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke
bawahan yang dipimpin, ke atasan yang menugasi, dank e teman kerja yang
merupakan kelompok kerjasama. Data dari ke tiga sumber tersebut, tidak isa
dirata-ratakan seperti dalam penelitian kuantitatif, tetapi dapat dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik
dari tiga sumber data tersebut.

Atasan Teman

Bawahan
2. Triangulasi Teknik
Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya untuk
mengecek data bisa melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan
teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka
peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
untuk memastikan data mana yang dianggap benar. Atau mungkin semunya
benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda.

Wawancara Observasi

3. Triangulasi Waktu
Kuesioner / Dokumen
Waktu yang sering memengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih
segar, akan memberikan data lebih validsehingga lebih kredibel. Selanjutnya
dapat dilakukan dengan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang
berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan
kepastian datanya.

Siang Sore
 Analisis Kasus Negatif (negative case analysis)
Kasus negatif adalah kasus ganjil yang ditemukan saat penggalian data dan kasus tersebut
bertentangan dengan data yang lainnya serta dapat menjadi kunci kejanggalan data
sebelumnya/ yang lainnya, Dengan Analisis kasus negatif peneliti menelusuri lebih lanjut
data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan.
Contoh : hampir seluruh guru mengatakan bahwa kepala sekolah adalah seorang
yang bekerja keras dan memiliki skill kepemimpinan yang kuat. Ada seorang guru yang
memberi keterangan yang berbeda, ia mengungkapkan bahwa sesungguhnya kepala
sekolah itu adalah seorang yang demokratis. Setelah ditelusuri ternyata ia hanyalah
seorang yang sakit hati karena ada masalah pribadi dengan kepala sekolah. Dengan
demikian, data sebelumnya adalah data yang benar. Akan tetapi apabila kondisi lain
menunjukkan bahwa sesungguhnya seseorang itu lebih tahu tentang kepala sekolah
karena justru ialah yang “pemikir” dan "pekerja" bagi terlaksananya kerja kepala sekolah,
maka ini harus terus ditelusuri.
Uji ini bergantung pada seberapa besar kasus negatif, contoh lain jika ada
99% orang mengatakan bahwa si A, pengedar narkoba, sedangkan 1% menyatakan
tidak (negatif), maka peneliti harus mencari tahu secara mendalam dan
menemukan kepastian apakah 1% kelompok ini benar atau tidak. Jika pada akhirnya
yang 1% kelompok ini kemudian menyatakan bahwa si A adalah pengedar
narkoba, berarti kasus negatifnya tidak ada lagi. Dengan demikian, temuan
penelitian menjadi lebih kredibel.

 Diskusi dengan Teman Sejawat (Peer debriefing)


Kalau penelitian itu dilakukan oleh tim, penetiti dapat mendiskusikan hasil temuan
sementaranya dengan teman sejawat peneliti. Atau bisa dilakukan dalam suatu moment
pertemuan sumber data lalu dilakukan diskusi untuk mendapatkan data yang benar-benar
teruji. Moleong (2006:334) mengungkapkan bahwa diskusi dengan teman sejawat akan
menghasilkan: (1) pandangan kritis terhadap hasil penelitian, (2) temuan teori substantif,
(3) membantu mengembangkan langkah berikutnya, (4) pandangan lain sebagai
pembanding.

 Member chek
Data itu harus diakui dan diterima kebenarannya oleh sumber informasi. Data itu juga
harus dibenarkan oleh sumber atau Informan lainnya. Member check adalah proses
pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada informan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kesesuaian data yang diberikan oleh pemberi data. Apabila para pemberi data
sudah menyepakati data yang diberikan, berarti data tersebut valid, sehingga semakin
kredibel, Akan tetapi menjadi sebaliknya yaitu tidak valid dan kredibel apabila para
pemberi data justru meragukan data dan peneliti tidak melakukan diskusi lebih lanjut
dengan informan. Dengan demikian, perlu dilakukan diskusi lebih lanjut apabila
ditemukan ketidakcocokan antara data yang sudah dielaborasi oleh peneliti dengan
penjelasan lebih lanjut dari informannya, Dalam kasus ini, Peneliti harus menyesuaikan
dengan pemberi data, sehingga data atau Informasi yang diperoleh dapat digunakan
dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud informan.
Member check dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah
mendapatkan suatu temuan atau kesimpulan. Hal tersebut dapat dilakukan secara
Individu atau kelompok. Dalam diskusi peneliti menyampaikan temuan kepada pemberi
data. Data yang disampaikan peneliti mungkin ada yang dikurangi, ditambah, disepakati,
atau ditolak. Untuk kelengkapan bukti kepercayaan, peneliti perlu mendokumentasikan
moment ini dan membuat formal administrative sebagai kelengkapan administrasi
penelitian.

b. Keterpercayaan (Credibility /Validitas Internal) Penelitian

Penelitian berangkat dari data. Data adalah segala-galanya dalam penelitian. Oleh karena
itu, data harus benar-benar valid. Ukuran validitas suatu penelitian terdapat pada alat untuk
menjaring data, apakah sudah tepat, benar, sesuai dan mengukur apa yang seharusnya diukur.
Alat untuk menjaring data penelitian kualitatif terletak pada penelitinya yang dibantu dengan
metode interview, FGD, observasi, dan studi dokumen. Dengan demikian, yang diuji
ketepatannya adalah kapasitas peneliti dalam merancang focus, menetapkan dan memilih
informan, melaksanakan metode pengumpulan data, menganalisis dan menginterpretasi dan
melaporkan hasil penelitian yang kesemuanya itu perlu menunjukkan konsistensinya satu sama
lain. Keterpercayaan penelitian kualitatif tidak terletak pada derajat akurasi desain penelitian
dengan hasil yang dicapai tetapi pada kredibilitas peneliti. Kalau dalam desain penelitian
dirancang untuk meneliti etos kerja tenaga kependidikan, maka data yang diperoleh seharusnya
adalah data yang akurat tentang etos kerja tenaga kependidikan yang diperoleh dari informan
yang tepat. Penelitian menjadi tidak valid, apabila yang ditemukan adalah motivasi kerja guru
yang informasinyapun diperoleh dari guru yang tidak kompeten.

Kredibilitas adalah ukuran kebenaran data yang dikumpulkan, yang menggambarkan


kecocokan konsep peneliti dengan hasil penelitian. Kredibilitas (derajat kepercayaan) data
diperiksa melalui kelengkapan data yang diperoleh dari berbagai sumber. Uji credibility
(kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti
agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah.

c. Keteralihan (Transferability /validitas eksternal)

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas


eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau
diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil atau pada setting sosial yang berbeda
dengan karakteristik yang hampir sama.

Mengenai hal ini, Nasution (1988) mengatakan bahwa, “Bagi penelitian kualitatif,
transferabilitas tergantung pada si pemakai yakni sampai manakah hasil penelitian itu dapat
mereka gunakan dalam konteks dalam situasi tertentu, Karena Itu, transferabilitas hasil penelitian
ini diserahkan kepada pemakainya. Suatu penelitian yang nilai transferabilitasnya tinggi
senantiasa dicari orang lain untuk dirujuk, dicontoh, dipelajari lebih lanjut, untuk diterapkan di
tempat lain. Oleh karena Itu, peneliti perlu membuat laporan yang baik agar terbaca dan
memberikan informasi yang lengkap, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Bila pembaca
mendapat gambaran yang jelas dari suatu hasil penelitian dapat dilakukan (transferability), maka
hasil penelitian tersebut memenuhi standar transferabilitas.

d. Kebergantungan (Dependability/reliabilitas)

Dalam hal reliabilitas, Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa reliabilitas berkenaan
dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam penelitian kualitatif akan
menemukan kesulitan untuk mereplikasi pada situasi yang sama karena setting sosial senantiasa
berubah dan berbeda. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif digunakan kriteria
kebergantungan yaitu bahwa suatu penelitian merupakan representasi dari rangkaian kegiatan
pencarian data yang dapat ditelusuri jejaknya. Oleh karena itu uji dependabilitas adalah uji
terhadap data dengan informan sebagai sumbernya dan teknik yang diambilnya apakah
menunjukkan rasionalitas yang tinggi atau tidak. Jangan sampai ada data tetapi tidak dapat
ditelusuri cara mendapatkannya dan orang yang mengungkapkannya.

Pengujian ini dilakukan dengan mengaudit keseluruhan proses penelitian. Kalau proses
penelitian tidak dilakukan di lapangan dan datanya ada, maka penelitian tersebut tidak reliabel
atau dependable. Audit dilakukan oleh indepeden atau pembimping untuk mengaudit
keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti menentukan
masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji
keabsahan data, dan membuat kesimpulan. Jika peneliti tidak mempunyai dan tidak dapat
menunjukkan aktivitas yang dilakukan di lapangan, maka dependabilitas penelitiannya patut
diragukan.

e. Kepastian (confirmability/Objectivitas)
Komfirmabilitas berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian. Hasil penelitian
dikatakan memiliki derajat objektivitas yang tinggi apabila keberadaan data dapat ditelusuri
secara pasti dan penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang.
Uji konfirmabilitas hampir sama dengan uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat
dilakukan secara bersamaan, Uji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian dikaitkan
dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian
yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmabilitas. Artinya,
seorang peneliti melaporkan hasil penelitian karena ia telah melakukan serangkaian kegiatan
penelitian di lapangan. Untuk menjaga kebenaran dan objektivitas hasil penelitian, perlu
dilakukan 'audit trail" yakni, melakukan pemeriksaan guna meyakinkan bahwa hal-hal yang
dilaporkan memang demikian adanya.

Dalam praktiknya, konsep “konfirmabilitas (kepastian data) dilakukan melalui member


check, triangulasi, pengamatan ulang atas rekaman, pengecekan kembali, melihat kejadian yang
sama di lokasi/tempat kejadian sebagai bentuk konfirmasi.

C. Strategi Validitas Atau Keabsahan Data


Menurut Creswell (2010) ada delapan strategi validitas atau keabsahan data yang dapat
digunakan dari yang mudah sampai dengan yang sulit, yaitu :

1. Mentriangulasi (triangulate) sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-


bukti yang berasal dari sumber-sumber tersebut dan menggunakannya untuk membengun
justifikasi tema-tema secara koheren. Tematema yang dibangun berdasarkan sejumlah
sumber data atau perspektif dari partisipan akan menambah validitas penelitian.
2. Menerapkan member checking untuk mengetahui akurasi hasil penelitian. Member
checking ini dapat dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir atau
deskripsideskripsi atau tema-tema spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah
partisipan merasa bahwa laporan/deskripsi/tema tersebut sudah akurat. Hal ini tidak
berarti bahwa peneliti membawa kembali transkrip-transkrip mentah kepada partisipan
untuk mengecek akurasinya. Sebaliknya, yang harus dibawa peneliti bagianbagian dari
hasil penelitian yang sudah dipoles, seperti tema-tema dan analisis kasus. Situasi ini
mengharuskan peneliti untuk melakukan wawancara tindak lanjut dengan para partisipan
dan memberikan kesempatan untuk berkomentar tentang hasil penelitian.
3. Membuat deskripsi yang kaya dan padat tentang hasil penelitian. Deskripsi ini setidaknya
harus berhasil menggambarkan setting penelitian dan membahas salah satu elemen dari
pengalaman-pengalaman partisipan. Ketika para peneliti kualitatif menyajikan banyak
perspektif mengenai tema, hasilnya bisa jadi lebih realistis dan kaya. Prosedur ini akan
menambah validitas hasil penelitian.
4. Mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti ke dalam penelitian. Dengan
melakukan refleksi diri terhadap kemungkinan munculnya bias dalalm penelitian, peneliti
akan mampu membuat narasi yang terbuka dan jujur yang akan dinarasikan oleh
pembaca. Refleksivitas dianggap sebagai salah satu karakteristik kunci dalam penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif yang baik berisi pendapatpendapat peneliti tentang
bagaimana interpretasi mereka terhadap hasil penelitian turut dibentuk dan dipengaruhi
oleh latar belakang partisipan seperti gender, kebudayaan, sejarah, dan status social
ekonomi.
5. Menyajikan informasi yang berbeda atau negative yang dapat memberikan periawanan
pada tema-tema tertentu. Karena kehidupan nyata tercipta dari beragam perspektif yang
tidak selalu menyatu, membahas informasi yang berbeda sangat mungkin menambah
kredibilitas hasil penelitian. Peneliti dapat melakukan ini dengan membahas bukti
mengenai satu tema. Semakin banyak kasus yang disodorkan peneliti, makan akan
melahirkan sejenis problem tersendiri atas tema tersebut. Akan tetapi, peneliti juga dapat
menyajikan informasi yang berbeda dengan perspektif-perspektif dari tema tersebut.
Dengan menyajikank bukti yang kontradiktif, hasil penelitian bisa lebih realistis dan
valid.
6. Memanfaatkan waktu yang relative lama di lapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal
ini, peneliti diharapkan dapat mengalami lebih dalam fenomena yang diteliti dan dapat
menyampaikan secara detail menganai lokasi dan orangorang yang turut membangun
kredibilitas hasil narasi penelitian. Semakin banyak pengalaman yang dilalui peneliti
bersama partisipan dalam setting sebenarnya, semakin akurat dan valid hasil
penelitiannya.
7. Melakukan Tanya jawab dengan sesame rekan peneliti untuk meningkatkan keakuratan
hasil penelitian. Proses ini mengharuskan peneliti mencari seseorang rekan yang dapat
mereview untuk berdiskusi mengenai penelitian kualitatif sehingga hasil penelitiannya
dapat dirasakan orang lain selain oleh peneliti sendiri. Strategi ini yang melibatkan
interpretasi lain selain interpretasi dari peneliti sehingga dapat menambah validitas hasil
penelitian
8. Mengajak seorang auditor (external auditor) untuk mereviw keseluruhan proyek
penelitian. Berbeda dengan rekan peneliti, auditor ini tidak akrab dengan peneliti yang
diajukan. Akan tetapi kehadiran auditor tersebut dapat memberikan penilaian objektif,
mulai dari proses hingga kesimpulan penelitian. Hal yang akan diperiksa oleh auditor
seperti ini biasanya menyangkut banyak aspek penelitian, seperti keakuratan transkrip,
hubungan antara rumusan masalah dan data, tingkat analisis data mulai dari data mentah
hingga interpretasi.

Sumber :

1. Aan Komariah, Djam’an Satori. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :


Alfabeta.
2. Sugiono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatfi. Bandung : Alfabeta.
3. Matondang, Zulkifli (2009) VALIDITAS DAN RELIABILITAS SUATU INSTRUMEN
PENELITIAN. Jurnal Tabularasa, 6 (1). pp. 87-97. ISSN 1693-7732
4. Afiyanti, Y. (2008). Validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 12(2), 137-141.
5. Satori, Djam’an. Komariah, Aan. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta :
Bandung
6. http://digilib.uinsby.ac.id/530/7/Bab%203.pdf

Anda mungkin juga menyukai