Anda di halaman 1dari 12

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

“KEABSAHAN DATA KUALITATIF DAN KUANTITATIF”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian

SUMIATI
220007301066
KELAS C ANGKATAN 2022

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Metodologi Penelitian
2023

i
PENELITIAN KUALITATIF

Teknik pemeriksaan keabsahan data tidak hanya digunakan untuk


menyanggah apa yang telah dituduhkan kepada konsep penelitian kualitatif, yang
mengatakan bahwa penelitian ini tidak bersifat ilmiah, tetapi teknik pemeriksaan
keabsahan data ini merupakan sebagai tahapan yang tidak dapat dipisahkan dari
tubuh pengetahuan pada penelitian kualitatif.
Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian kualitatif
diantaranya yaitu uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji dependabilitas, dan uji
konfirmabilitas (Mekarisce, 2020:147). Berikut ini pada Gambar 1 beberapa
teknik keabsahan data pada penelitian kualitatif.

1. Uji Kredibilitas (Credibility)


Data pada penelitian kualitatif dapat dinyatakan kredibel apabila adanya
persamaan antara apa yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti. Uji kredibilitas data atau kepercayaan data
penelitian kualitatif terdiri atas perpanjangan pengamatan, meningkatkan
ketekunan, triangulasi, analisis kasus negatif, menggunakan bahan referensi dan
member check.
a. Perpanjangan pengamatan
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan,Metodologi Penelitian
peneliti masih dianggap
sebagai orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang diberikan

1
belum lengkap, tidak mendalam, dan masih memungkinkan banyak hal yang
dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan
peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab
(tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak
ada informasi yang disembunyikan lagi. Apabila telah terbentuk rapport,
maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti
tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari.
Perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian,
yaitu dengan cara melakukan pengamatan apakah data yang diperoleh
sebelumnya itu benar atau tidak ketika dicek kembali ke lapangan. Bila
setelah dicek kembali ke lapangan sudah benar, berarti sudah kredibel, maka
waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri oleh peneliti. Sebagai
bentuk pembuktian bahwa peneliti telah melakukan uji kredibilitas, maka
peneliti dapat melampirkan bukti dalam bentuk surat keterangan
perpanjangan pengamatan dalam laporan penelitian.
b. Meningkatkan Ketekunan
Peneliti dapat meningkatkan ketekunan dalam bentuk pengecekan
kembali apakah data yang telah ditemukan itu benar atau tidak, dengan cara
melakukan pengamatan secara terus-menerus, membaca berbagai referensi
buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi yang terkait sehingga
wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam.
c. Triangulasi
Sebuah konsep metodologis pada penelitian kualitatif yang perlu
diketahui oleh peneliti kualitatif selanjutnya adalah teknik triangulasi.
Tujuan triangulasi adalah untuk meningkatkan kekuatan teoritis,
metodologis, maupun interpretatif dari penelitian kualitatif. Triangulasi
diartikan juga sebagai kegiatan pengecekan data melalui beragam sumber,
teknik, dan waktu.
1) Triangulasi sumber
Triangulasi sumber dapat dilakukan dengan cara melakukan
Metodologi
pengecekan data yang telah diperoleh melalui Penelitian
berbagai sumber.
Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data tentang gaya

2
kepemimpinan menteri kesehatan, maka pengujian keabsahan
terhadap data yang
telah diperoleh dapat dilakukan kepada bawahan yang dipimpin,
kepada atasan yang menugasi, dan kepada rekan kerja. Data dari
ketiga sumber yang berbeda tersebut, tidak dapat dirata-ratakan seperti
dalam penelitian kuantitatif, tetapi dapat dideskripsikan,
dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan
mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Data yang telah
dianalisis tersebut dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang
selanjutnya dapat dilakukan kesepakatan (member check) dengan tiga
sumber data tersebut.
2) Triangulasi teknik
Triangulasi teknik dapat dilakukan dengan melakukan
pengecekan data kepada sumber yang sama, namun dengan teknik
yang berbeda.
a) Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu sebagian
besar sumber data penelitian kualitatif didasarkan pada
wawancara mendalam, teknik ini menggunakan pertanyaan
open-ended, dengan mengutamakan sikap etis terhadap
informan yang sedang dipelajari. Data yang diperoleh
berupa persepsi, pendapat, perasaan, dan pengetahuan.
b) Observasi (pengamatan) yaitu salah satu dasar fundamental
dari semua metode pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif, khususnya menyangkut ilmuilmu sosial dan
perilaku manusia. Observasi ini dilakukan dengan
pengamatan terhadap apa yang diteliti yang hasilnya dapat
berupa gambaran yang ada di lapangan dalam bentuk sikap,
tindakan, pembicaraan, maupun interaksi interpersonal.
c) Dokumen yaitu sumber data yang digunakan untuk
melengkapi penelitian, baik berupa sumber tertulis, film,
gambar, (foto), dan Metodologi
karya-karya Penelitianyang
monumental,
semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.

3
Apabila dengan berbagai teknik tersebut menghasilkan data
yang berbeda-beda satu sama lainnya, peneliti dapat
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
terkait hingga didapatkan kepastian dan kebenaran datanya.
3) Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu dapat dilakukan dengan melakukan
pengecekan kembali terhadap data kepada sumber dan tetap
menggunaakan teknik yang sama, namun dengan waktu atau situasi
yang berbeda. Sebagai contoh, ketika ingin mengidentifikasi faktor
penghambat dan pendukung dari peningkatan pelayanan kesehatan di
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), maka informan
sebelumnya yang telah dilakukan wawancara mendalam, diulangi
wawancaranya pada waktu atau situasi berbeda. Apabila hasil uji tetap
menunjukkan data yang berbeda, peneliti dapat melakukannya secara
berulang hingga ditemukan kepastian data.
d. Analisis kasus negative
Kasus negatif merupakan suatu kondisi data/kasus yang berbeda
dengan hasil penelitian. Analisis kasus negatif dapat dilakukan dengan
melakukan pencarian data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan
data yang telah ditemukan secara lebih mendalam. Uji ini bergantung pada
seberapa besar kasus negatif, jika ada 99% orang mengatakan bahwa
si A, pengedar narkoba, sedangkan 1% menyatakan tidak (negatif), maka
peneliti harus mencari tahu secara mendalam dan menemukan
kepastian apakah 1% kelompok ini benar atau tidak. Jika pada akhirnya
yang 1% kelompok ini kemudian menyatakan bahwa si A adalah pengedar
narkoba, berarti kasus negatifnya tidak ada lagi. Dengan demikian, temuan
penelitian menjadi lebih kredibel.
e. Menggunakan bahan referensi
Bahan referensi merupakan bagian dari pendukung untuk
membuktikan data yang ditemukan oleh peneliti secara autentik. Sebagai
Metodologi
contoh, data hasil wawancara mendalam dengan informanPenelitian
dilengkapi
rekaman audio-visual saat dilakukannya wawancara mendalam.

4
f. Member check
Member check merupakan suatu proses pengecekan data kepada
sumber data. Adapaun tujuan dilakukannya member check yaitu agar
informasi yang diperoleh dalam laporan penelitian memiliki kesesuaian
dengan apa yang dimaksudkan oleh sumber data atau informan. Member
check dapat dilakukan setelah berakhirnya satu periode pengumpulan data.
Mekanismenya dapat dilakukan secara individual, yaitu peneliti menemui
sumber data atau bertemu dalam forum diskusi kelompok. Pada proses ini
data dapat ditambah, dikurangi, ataupun ditolak oleh sumber data hingga
diperolehnya kesepakatan bersama, dapat berupa dokumen yang telah
ditanda-tangani.
2. Uji Transferabilitas (Transferability)
Penelitian kualitatif, nilai transferabilitas tergantung pada pembaca, sampai
sejauh mana hasil penelitian tersebut dapat diterapkan pada konteks dan situasi
sosial yang lain. Jika pembaca memperoleh gambaran dan pemahaman jelas
tentang laporan penelitian (konteks dan fokus penelitian), seperti mengenai
gambaran kualitas pelayanan kesehatan praktik bidan mandiri di Kabupaten X
secara jelas, maka hasil penelitian itu dapat dikatakan memiliki transferabilitas
tinggi.
3. Uji Dependabilitas (Dependability)
Dikatakan memenuhi dependabilitas ketika peneliti berikutnya dapat
mereplikasi rangkaian proses penelitian tersebut. Uji dependabilitas dapat
dilakukan melalui kegiatan audit terhadap seluruh proses penelitian. Hasil
penelitian tidak dapat dikatakan dependable jika peneliti tidak dapat membuktikan
bahwa telah dilakukannya rangkaian proses penelitian secara nyata.3 Mekanisme
uji dependabilitas dapat dilakukan melalui audit oleh auditor independen, atau
pembimbing terhadap rangkaian proses penelitian.
4. Uji Konfirmabilitas (Konfirmability)
Metodologi
Konfirmabilitas dalam penelitian kualitatif lebih diartikan Penelitian
sebagai konsep
intersubjektivitas (konsep transparansi), yang merupakan bentuk ketersediaan

5
peneliti dalam mengungkapkan kepada publik mengenai bagaimana proses dan
elemen-elemen dalam penelitiannya, yang selanjunya memberikan
kesempatan kepada pihak lain untuk melakukan assessment/penilaian hasil
temuannya sekaligus memperoleh persetujuan diantara pihak tersebut.
Konfirmabilitas adalah suatu proses kriteria pemeriksaan, yaitu langkah apa
yang dipilih oleh peneliti dalam melakukan konfirmasi hasil temuannya. Peneliti
di bidang kesehatan masyarakat dapat melakukan konfirmabilitas dengan cara
merefleksikan hasil temuan peneliti pada jurnal, konsultasi dengan peneliti ahli,
peer review, atau mendesiminasikan hasil temuannya pada suatu konferensi untuk
mendapatkan masukan dalam memperbaiki hasil temuannya, baik pada tingkat
regional, nasional, maupun internasional.

Metodologi Penelitian

6
PENELITIAN KUANTITATIF

Instrumen sebelum digunakan maka harus memiliki uji coba instrument soal
untuk mengetahui soal yang akan diberikan baik atau tidak dengan menggunakan
uji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda tiap butir soal.
1. Validitas
Validitas menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen
(Putri, 2019:187). Validitas mengacu pada ketepatan dan kecermatan hasil
pengukuran. Cermat berarti bahwa pengukuran itu mampu memberikan gambaran
mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya diantara subjek yang satu dengan yang
lain (Lestaria & Rozi, 2016:3).
Rumus yang digunakan untuk mencari validitas butir soal dengan
menggunakan korelasi product moment, yaitu:

r xy =N
∑ XY −¿(∑ X)(∑ Y ) ¿(Widjaja & Rahma,
√ ∑ ∑
{ N X
2
−( X )
2
}{N ∑ Y
2
−¿ ¿
2017:78)
Keterangan:
rxy = Koefisien antara X dan Y
N = jumlah responden
X = Skor item tiap nomor
Y = Jumlah skor total
Selanjutnya dihitung dengan uji-t dengan rumus:
r √ n−2
thitung = dengan dk= n-2 taraf signifikansi 5%.
√ 1−r 2
Jika thitung > ttabel berarti valid
thitung < ttabel berarti tidak valid

Tabel 1. Klasifikasi Koefisien Validitas


Nilai Kriteria
0,91-1,00 Sangat baik
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup Metodologi Penelitian

0,21-0,40 Rendah

7
Nilai Kriteria
0,00-0,20 Sangat rendah
(Sumber: (Widjaja & Rahma, 2017:78))
2. Reliabilitas
Sebuah tes dapat dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang tetap
atau ajeg jika diteskan berkali-kali atau ketetapan hasil tes (Budianingsih, Utama
& Sutama, 2017:5). Reliabilitas skala adalah teknik koefisien alpha cronbach
guna melihat hubungan antara dua variabel. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien
reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin
tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin rendah
reliabilitasnya (Nuryadi & Khuzaini, 2016:97).
Pengujian reliabilitas adalah sebuah instrumen dapat mengukur suatu yang
diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Konsep reliabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah reliabilitas konsistensi internal (internal consistency
realibility). Pengujian terhadap konsistensi keterkaitan diantara butir-butir
pertanyaan dalam penelitian ini instrument yang dimaksud adalah kuisioner.
Peneliti hanya memerlukan sekali melakukan pengujian dengan menggunakan
teknik statistic tertentu terhadap skor jawaban responden yang dihasilkan dari
penggunaan instrument yang bersangkutan (Alfitriani, 2016:166).
∑ σ 21 )
r 11 = ( )n
n−1
(1-
σ
2
1
(Purnomo, 2018: 64)

Keterangan:
r 11 = reliabilitas instrument
n = jumlah butir pertanyaan atau soal
∑ σ 21 = jumlah varians skor tiap item

∑ σ 21 = varians total
Penafsiran hasil perhitungan reliabilitas berdasarkan pada tabel kriteria
beriku ini:
Tabel 2. Kriteria Perhitungan Reliabilitas
Nilai Kriteria
Metodologi Penelitian
0,91-1,00 Sangat baik
0,71-0,90 Tinggi

8
Nilai Kriteria
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat rendah
(Sumber:(Purnomo, 2018: 64))
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah seberapa mudah atau sulitnya suatu butir soal bagi
sekelompok siswa. Secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat kesukaran
merupakan tingkat mudah atau tidaknya suatu soal yang diberikan pada
sekelompok siswa (Dewi, Hariastuti & Utami, 2019:17). Yuslita, Zulfan & Arifin
(2016:135) menyatakan bahwa taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari
banyaknya siswa yang menjawab benar. Taraf kesukaran suatu item dinyatakan
dalam bilangan indeks yang disebut Indeks Kesukaran (IK) yaitu bilangan yang
merupakan hasil perbandingan antara jawaban yang seharusnya diperoleh dari
suatu item. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran soal dapat dihitung
sebagai berikut:
B
IK= (Alika, Darsono & Linuwih, 2018:61)
N x Skor maksimal
Keterangan:
IK = Indeks Kesukaran
B = Jumlah jawaban yang benar yang diperoleh siswa dari suatu item
N = Kelompok siswa
Berdasarkan ketentuan dari indeks tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan
pada tabel dibawah sebagai berikut:
Tabel 3. Klasifikasi Kriteria Tingkat Kesukaran
Nilai Kriteria
0,91-1,00 Mudah sekali (Ms)
0,61-0,80 Mudah (M)
0,41-0,60 Sedang (Sd)
0,21-0,40 Sukar (Sk)
0,00-0,20 Sukar sekali (Ss)
Metodologi Penelitian
(Sumber: (Alika, Darsono & Linuwih, 2018:61))
4. Daya Pembeda

9
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah.
Pendapat tersebut dapat diartikan bila soal diberikan kepada anak yang mampu
akan menunjukkan prestasi yang tinggi, dan bila diberikan ke anak yang lemah
pengetahuannya, hasilnya rendah (Dewi, Hariastuti & Utami, 2019:18).
Daya pembeda dalam menguji tes penelitian ini menggunakan rumus indeks
daya pembeda adalah sebagai berikut:
−¿
X KB
DP = −¿− Skor Maksimal soal ¿ K ¿ (Widiyanto, 2018:212)
X A

Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda
−¿¿
X❑KA = Rata-rata kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
−¿¿
X❑KB = Rata-rata kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
Daya pembeda dalam penelitian ini memiliki klisifikasi tersendiri dari
kriteria setiap butir soal antara lain dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Klasifikasi Kriterian Daya Pembeda
Nilai Kriteria
0,00-0,20 Butir soal jelek
0,20-0,40 Butir soal cukup
0,40-0,70 Butir soal baik
0,70-1,00 Butir soal baik sekali
(Sumber: (Widiyanto, 2018:212))

Metodologi Penelitian

10
REFERENSI

Alfitriani, A. (2016). Evaluasi Pembelajaran dan Implementasinya. Padang:


Sukabina Press.

Alika, M. F., Darsono, T., & Linuwih, S. (2018). Pengembangan Soal Model Pisa
untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP pada
Materi Pemanasan Global. Unnes Physics Education Journal, 7(3), 58–65.

Budianingsih, R., Utama, I. D. G. B., & Sutama, I. M. (2017). Validitas Dan


Reliabilitas Soal UN Bahasa Indonesia Tahun 2016 Untuk Jurusan IPS.
Journal Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 7(2), 1–10.

Dewi, S. S., Hariastuti, R. M., & Utami, A. U. (2019). Analisis Tingkat


Kesukaran Dan Daya Pembeda Soal Olimpiade Matematika (OMI) Tingkat
SMP Tahun 2018. TRANSFORMASI : Jurnal Pendidikan Matematika &
Matematika, 3(1), 15–26.

Lestaria, A., & Rozi, F. (2016). Analisa Validitas Dan Reliabilitas Tes Kesabaran
Versi Kedua Pada Mahasiswa. JIPP (Jurnal Ilmiah Penelitian Psikologi),
2(1), 1–7.

Mekarisce, A. A., (2020). Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Pada Penelitian


Kualitatif Di Bidang Kesehatan Masyarakat. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Masyarakat, 12(2), 141-151.

Nuryadi, & Khuzaini, N. (2016). Evaluasi Hasil & Proses Pembelajaran


Matematika. Yogyakarta: Leutikaprio.

Purnomo, D. (2018). Uji Validitas Dan Realibilitas Step Test Sebagai Alat Ukur
Keseimbangan Pada Lansia. Jurnal Fisioterapi Dan Rehabilitasi (JFR), 2(2),
53–70.

Putri, E. (2019). Pembelajaran Menulis Teks Drama Berorientasi Pada Ketepatan


Diksi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik Mts
Karyabakti Tasikmalaya Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Project
Based Learning. Wistara, II(1), 183–196.

Widiyanto, J. (2018). Evaluasi Pembelajaran. Madiun: UNIPMA PRESS.

Widjaja, Y. R., & Rahmat, F. D. J. (2017). Ekspansi Pengaruh K Ualitas Produk


Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian di Rumah Makan Kampoeng.
Ekspansi, 9(1), 71–95.

Yuslita, H., Zulfan, & Arifin, M. (2016). Analisis Tingkat Kesukaran Soal Dan
Daya Pembeda Soal Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI Semester Ganjil di
SMA Negeri 5 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2015-2016. MetodologiJurnal
Penelitian
Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Sejarah, 1(1), 131–138.

11

Anda mungkin juga menyukai