Anda di halaman 1dari 15

VALIDITAS DAN RELIABILITAS DATA KUALITATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampuh:

Dr. Hayyan Ahmad Ulul Albab, M.Pdi

Disusun Oleh

1. Lailiya Nur Rahmah (012010055)


2. Miftachur Rochmah (012010059)
3. Nur Halimatus Sya’diyah (012010065)
4. Ricky Firmansyah (012010074)
5. Rif’an Yasiry (012010075)
Email :
1. lailiyanurrahmah@gmail.com
2. miftachurrochmah583@gmail.com
3. muhammadhalimatus@gmail.com
4. Firmansyahricky1980@gmail.com
5. iwangry@gmail.com

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2022 / 2023

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data kualitatif merupakan proses penelitian yang sistematis, karena dimulai dari
pengumpulan data, pemilihan data, pengkategorian, pembandingan, penyatuan, dan penafsiran
data. Meskipun demikian, peneliti kualitatif dapat menggunakan berbagai teknik
pengembangan yang berbeda, sesuai dengan kreativitasnya.
Penelitian kualitatif ini tentunya berbeda dengan penelitian kuantitatif, sebab penelitian
kualitatif tidak menggunakan statistic, namun melalui pengumpulan data, analisis, lalu
diinterpretasikan. Biasanya familiar dengan hubungan masalah sosial dan manusia yang
bersifat interdisipliner, fokus pada multimetod, natrualistik. Penelitian kualitatif fokus pada
penekanan pemahaman tentang masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi
realistis atau natural setting yang holistik, kompleks, dan rinci.
Temuan penelitian, baik kuantitatif maupun kualitatif membutuhkan kritik dan evaluasi
untuk menilai keabsahan atau kesahihan dan keakuratan data yang dihasilkan
Pengujian validitas dan reliabilitas pada penelitian kualitatif telah memiliki standar baku
untuk menilai validitas dan reliabilitas data temuannya melalui pengujian terhadap alat ukur
yang dipakai untuk mengumpulkan data. Sedangkan penelitian kualittif belum memiliki
standr baku untuk menilai kedua aspek tersebut. Dengan demikian, standar baku yang
digunakan untuk menilai validitas dan reliabilitas terutama ketika hasil penelitian kualitatif
dipertanyakan aspek ilmiahnya menjadi hal penting untuk dibahas

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mentriangulasi data
2. Bagaimana melakukan member check
3. Bagaimana mendeskripsikan penelitian dengan kaya dan padat
4. Bagaimana klarifikasi bias yang dibawa peneliti
5. Bagaimana menyajikan informasi yang berbeda atau negative dengan menunjukan bukti
yang realistis
6. Bagaimana waktu yang lama dilapangan
7. Bagaimana Tanya jawab dengan sesame rekan peneliti

1
8. Bagaimana mengajak seorang auditor untuk mereview keseluruhan penelitian

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana mentriangulasi data
2. Untuk mengetahui bagaimana melakukan member check
3. Untuk mengetahui bagaimana mendeskripsikan penelitian dengan kaya dan padat
4. Untuk mengetahui bagaimana klarifikasi bias yang dibawa peneliti
5. Untuk mengetahui bagaimana menyajikan informasi yang berbeda atau negative dengan
menunjukan bukti yang realistis
6. Untuk mengetahui bagaimana waktu yang lama dilapangan
7. Untuk mengetahui bagaimana Tanya jawab dengan sesama rekan peneliti
8. Untuk mengetahui bagaimana mengajak seorang auditor untuk mereview keseluruhan
penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mentriangulasi Data

Triangulasi adalah suatu cara mendapatkan data yang benar-benar absah dengan
menggunakan pendekatan metode ganda. Pengertian lain, triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sendiri, untuk
keperluan pemgecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.1

Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif demi keabsahan
dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah terkumpul. Teknik keabsahan data
adalah dengan menggunakan teknik triangulasi.

Menurut John W. Creswell “triangulate different data sources of information by examining


evidence from the sources and using it to build a coherent justification for themes”. 2 maksudnya
sumber data diperoleh dengan menguji bukti-bukti dari sumber dan menggunakan justifikasi
yang koheren sehingga terbangunlah tema.

Untuk memeriksa keabsahan data diperlukan suatu teknik pemeriksaan data. Karena
penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, maka untuk melakukan uji keabsahan data, peneliti
menggunakan uji triangulasi. Triangulasi dalam penelitian kualitatif diartikan sebagai pengujian
keabsahan data yang diperoleh kepada beberapa sumber, metode, dan waktu.3

Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan multimetode yang dilakukan peneliti


pada saat mengumpulkan dan menganalisis data. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang
diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari
berbagai sudut pandang. Melihat dari sudut pandang yang berbeda-beda akan memungkinkan
diperoleh tingkat kebenaran yang handal. Karena itu, triangulasi ialah usaha mengecek
kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda

1
Bachatiar S.Bachri meyakinkan validitas data melalui triangulasi pada penelitian kualitatif , (Vol 10. No.1, Jurnal
teknologi pendidikan. April 2010). Hal 56
2
John W. Creswell, Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, (California: SAGE
Publication, 2009), hlm. 191.
3
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidik & Tenaga Kependidikan, (Jakarta:
Kencana, 2011), hlm. 294.

3
dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan
analisis data. Triangulasi ada beberapa cara yaitu :

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber yaitu, membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil
pengamatan dengan wawancara, membandingkan apa yang dikatakan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

b. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan perubahan suatu
proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu ke
waktu. Untuk mendapatkan data yang sahih melalui observasi peneliti perlu mengadakan
pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.

c. Triangulasi teori

Triangulasi teori adalah memanfaatkan dua teori atau lebih untuk diadu atau dipadu. Untuk
itu diperlukan rancangan penelitian pengumpulan data dan analisis data yang lebih lengkap,
dengan demikian akan dapat memberikan hasil yang lebih komprehensif.

d. Triangulasi peneliti

Triangulasi peneliti adalah menggunakan lebih dari satu peneliti dalam mengadakan
observasi atau wawancara. Karena masing-masing peneliti mempunyai gaya, sikap dan persepsi
yang berbeda dalam mengamati suatu fenomena, maka hasil pengamatan dapat berbeda dalam
mengamati fenomena yang sama Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua atau
lebih pengamat atau pewawancara akan dapat memperoleh data yang lebih absah. Sebelumya tim
peneliti perlu mengadakan kesepakatan dalam menentukan kriteria atau acuan dalam pengamatan
atau wawancara.

e. Triangulasi metode

4
Triangulasi metode adalah uasha mencek keabsahan data, atau mencek keabsahan temuan
peneIitian. Trianggulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik
pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama. Pelaksanaannya dapat juga dengan cara
cek dan recek.

Dapat kami simpulkan bahwa, triangulasi pada prinsipnya merupakan model pengecekan
data untuk menentukan apakah sebuah data benar-benar tepat menggambarkan fenomena pada
sebuah penelitian. Oleh karena itu banyak cara dapat dilakukan berdasarkan data yang dimiliki
dalam penelitian itu sendiri. Dan triangulasi dapat meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti
baik mengenai fenomena yang diteliti maupun konteks di mana fenomena itu muncul.

B. Mengadakan Member Checking


Memberchecking adalah suatu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data, dengan tujuan agar informasi yang diperoleh dan yang akan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimasukan oleh sumber data atau informan
Pelaksanaan memberchecking dilakukan setelah pengumpulan data selesai atau setelah
peneliti telah mendapat kesimpulan. Peneliti akan datang ke pemberi data dan menyampaikan
temuan peneliti, mungkin akan ada data yang ditambah atau dikurangi, setelah data telah
disepakati maka peneliti akan meminta informan untuk menandatangani hasil diskusi tersebut
agar data lebih otentik dan membuktikan bahwa peneliti telah melakukan proses
memberchecking4
Tujuannya yaitu untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh, sesuai atau tidak
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Pengecekan meliputi data, kategori anaitis,
penafsiran dan kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa member checking yaitu kegiatan pengecekan data kembali
yang diperoleh seorang peneliti kepada pemberi data, dilakukan setelah peneliti telah
mendapat kesimpulan, dengan tujuan informasi yang diperoleh dan yang akan digunakan
dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimasukan oleh informan

C. Mendeskripsikan penelitian dengan kaya dan padat

4
Zuchri Abdusshomad, metode penelitian kualitatif, (Makasar : Syakir Media Press, 2021). Hal 194

5
Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong
penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di
antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian
secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari
keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang
umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

Penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan
aktif, tekun, dan sistimatik, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan
merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih
mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang
bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk
menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan
biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah.

Penelitian sendiri berasal dari kata bahasa inggrisyang terdiri dari dua kata re yang berarti
lagi atau kembali dan search yang berarti mencari atau menguji secara cermat dan hati-hati
untuk mencoba atau membuktikan. Secara bersama-sama dua kata tersebut (research) berarti
studi atau penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati, sistematis, sabar dalam satu bidang
pengetahuan, yang dilakukan untuk menemukan fakta atau prinsip.5

Adapun tujuan Penelitian adalah penemuan, pembuktian, dan pengembangan ilmu


pengetahuan.

1. Penemuan. Data yang diperoleh dari penelitian merupakan data-data yang baru yang belum
pernah diketahui.
2. Pembuktian. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk membuktikan adanya
keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
3. Pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperdalam dan
memperluas pengetahuan yang telah ada.

5
Restu Kartiko W., Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hal 40-41.

6
Kegunaan penelitian dapat dipergunakan untuk memahami masalah, memecahkan masalah
dan mengantisipasi masalah.

1. Memahami masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk memperjelas
suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya diketahui.
2. Memecahkan masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
meminimalkan atau menghilangkan masalah.
3. Mengantisipasi masalah. Data yang diperoleh dari penelitian digunakan untuk
mengupayakan agar masalah tersebut tidak terjadi.

Pengertian penelitian menurut para ahli :

1. Sutrisno Hadi : Research (Penelitian) sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan,


menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode-
metode ilmiah.6
2. Arief Furchan : hakekat penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian
suatu masalah dengan tujuan untuk menemukan jawaban tentang persoalan yang berarti,
melalui penerapan prosedur-prosedur ilmiah.7
3. Fellin, Tripodi dan Meyer : Penelitian adalah suatu cara sistematik untuk maksud
meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat di sampaikan
(dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain.
4. David H. Penny : Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis
masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

D. Klarifikasi bias yang dibawa peneliti


Penelitian apapun bentuknya, pada dasarnya adalah melakukan suatu estimasi tentang
permasalahan yang ada di populasi. Pada penelitian analitik fokus untuk melakukan estimasi
terhadap adanya hubungan (asosiasi) yang mengarah ke hubungan sebab akibat. Dalam
melakukan estimasi sebaik apapun metode yang digunakan tetap memungkinkan terjadinya
kesalahan estimasi (eror). Untuk itu penting dipelajari tentang kesalahan estimasi, jenis-
jenisnya, sumber-sumbernya dan cara penanggulangannya.

6
Aji Damanuri, M.E.I., Metodologi Penelitian Mu’amalah, (Yogyakarta: STAIN Po PRESS, 2010), hal. 1.
7
Ibid, 2.

7
 Jenis-jenis bias :
1. Bias seleksi

Bias selesksi adalah distorsi efek berkaitan dengan cara pemilihan subyek kedalam
populasi studi. Bisa terjadi bila status penyakit pada studi kohort (retrospektif), atau status
exposure pada kasus kontrol atau kedua-duanya pada studi cross-sectional mempengaruhi
pemilihan subyek pada kelompok-kelompok yang diperbandingkan Contohnya kesalahan
dalam pemilihan sampel

karakteristik penting bias seleksi adalah :

a. Terjadi ketika menggunakan kriteria yang berbeda dalam prosedur seleksi subyek
b. Besar dan arahnya seringkali tidak dapat diperkirakan
c. Bias ini, sekali terjadi tidak dapat dikendalikan, melainkan hanya dapat dicegah.
2. Bias Informasi

Bias informasi (information bias) atau bias observasi (observation bias) atau bias
pengukuran (measurement bias) adalah bias yang terjadi karena perbedaan sistematik dalam
mutu dan cara pengumpulan data (misalnya karena menggunakan kriteria atau metode
pengukuran yang tidak sahih) tentang pajanan atau penyakit/ masalah kesehatan dari
kelompok-kelompok studi. Istilah bias observasi ini jangan disalah-artikan bahwa bias ini
hanya terjadi pada studi observasional. Contohnya kesalahan pada saat pengukuran variabel
menggunakan alat yang tidak dikalibrasi atau kesalahan menilai variabel karena
menggunakan kuesioner yang tidak cocok.

Ada tiga sumber Bias Informasi :

 Kesalahan pengukuran, khususnya ketika terjadi misklasifikasi penyakit dan/ atau


misklasifikasi pajanan yang dapat menilbulkan apa yang disebut sebagai bias
misklasifikasi (misclassification bias). Bias lainnya yg terkait dengan kesalahan
pengukuran yg dapat berujung pada misklasifikasi penyakit atau pajanan adalah
1. Recall bias (bias mengingat kembali) dari subyek penelitian yg terjadi karena
miaslnya kemampuan pasien mengingat informasi pajanan berbeda pada kelompok
kasus dan control

8
2. Interviewer bias (bias pewawancara) terjadi karenasubyektifitas atau sugesti
pewawancara dalam proses pengumpulan data
3. Clever Hans effect yg terjadi karena subyek merubah respons agar sesuai dengan apa
yg (dianggap oleh subyek) menyenangkan peneliti atau pewawancara. Bias ini mirip
dg Hawthorne effect, yaitu perubahan status pajanan karena pengaruh studi.
b. Kecenderungan kesalahan pengukuran pertama (pada variable berskala kontinyu) yang
menghasilkan nilai ekstrim, untuk bergeser ke nilai tengah pada pengukuran berikutnya.
Kecenderungan ini dapat menimbulkan bias yang disebut regresi kenilai tengah
(regression to the mean).
c. Penggunaan kelompok (agregat) sebagai unit analisis pada penelitian-penelitian yang
dirancang untuk mengambil kesimpulan kausal tentang fenomena (timbulnya penyakit
atau masalah kesehatan) pada tingkat individu. Situasi ini dapat mengundang potensi bias
ekologi (ecologic bias/ ecological fallacy). Bias jenis ini sering terjadi pada rancangan
studi korelasi atau ekologi.

E. Menyajikan informasi yang berbeda atau negative dengan menunjukan bukti yang
realistis

Menyajikan informasi yang berbeda atau negative yang dapat memberikan periawanan
pada tema-tema tertentu. Karena kehidupan nyata tercipta dari beragam perspektif yang tidak
selalu menyatu, membahas informasi yang berbeda sangat mungkin menambah kredibilitas
hasil penelitian. Peneliti dapat melakukan ini dengan membahas bukti mengenai satu tema.
Semakin banyak kasus yang disodorkan peneliti, makan akan melahirkan sejenis problem
tersendiri atas tema tersebut. Akan tetapi, peneliti juga dapat menyajikan informasi yang
berbeda dengan perspektif-perspektif dari tema tersebut. Dengan menyajikan bukti yang
kontradiktif, hasil penelitian bisa lebih realistis dan valid.

F. Waktu yang lama dilapangan

Waktu yang dibutuhkan peneliti dilapangan adalah berdasarkan ragam penelitian yang
dilakukan. Berdasarkan waktu, ragam penilitian dapat digolongkan seperti penelitian cross-

9
sectional, penelitian longitudional/time series (seperti panel study, time series, cohort studi)
dan penelitian studi kasus.8

Penelitian crosssectional, peneliti hanya melakukan observasi fenomena pada satu titik
waktu tertentu. Penelitian longitudional, data dikumpulkan untuk setiap variabel pada dua
atau lebih periode waktu tertentu, dapat diperbandingkan, antara satu periode dengan periode
berikutnya.

Penelitian longitudinal adalah cross-sectional berulang (repeatedcross-sectional) atau time-


series, rancangan prospektif, dan rancangan retrospektif.

Rancangan prospektif (Data temporal yang paling sering dijumpai dalam hasil penelitian
sosial adalah data panel, yang diambil dari sejumlah individu yang sama, yang diwawancarai
secara berulangkali dari waktu ke waktu selama periode tertentu)

Rancangan observasi berorientasi pada peristiwa, data tentang periode waktu di masa
lampau dihimpun pada masa kini dengan menggunakan cara studi sejarah hidup (life- istories
event) dan menandainya dengan peristiwa-peristiwa yang dianggap signifikan.9

Penelitian cohort didefinisikan sebagai sekelompok orang dalam populasi dan geografis
tertentu, yang didelineasi mengalami peristiwa hidup yang sama dalam periode waktu
tertentu. Peneliti menggunakan waktu yang cukup banyak untuk terlibat dalam kegiatan
penelitian itu bersama subjeknya dalam situasi (setting) yang alamiah.10

Penggunaan waktu yang berulang, tidak hanya sekali juga dilakukan saat pengumpalan
data observasi dan wawancara. Menjaga validitas data, maka diperlukan triangulasi salah satu
triangulasi waktu. Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan
perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku mengalami perubahan dari
waktu waktu. Sehingga perlu melakukan pengumpulan data tidak hanya sekali.

8
Bachri, B.S. Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif. Teknologi Pendidikan,
2001, hal. 46.
9
Nurdini, A.. “Cross-Sectional Vs Longitudinal”: Pilihan Rancangan Waktu Dalam Penelitian Perumahan
Permukiman. DIMENSI (Jurnal Teknik Arsitektur, 2006), 52.
10
Suwarsono. Pengantar Penelitian Kualitatif. (Yogyаkаrtа: Universitas Sanata Dharma, 2016)

10
G. Tanya jawab dengan sesama rekan peneliti

Melakukan tanya jawab dengan sesama rekan peneliti. Melakukan tanya jawab dengan
sesama rekan peneliti untuk meningkatkan keakuratan hasil penelitian. Proses ini
mengharuskan peneliti mencari seorang rekan yang dapat mereview untuk berdiskusi
mengenai penelitian kualitatif sehingga hasil penelitiannya dapat dirasakan orang lain selain
olehpeneliti sendiri. Strategi ini yang melibatkan interpretasi lain selain interpretasi dari
peneliti sehingga menambah vaiditas hasil penelitian.

H. Mengajak seorang auditor untuk mereview keseluruhan penelitian


Mengajak seorang auditor (external auditor) untuk mereview keseluruhan proyek
penelitian. Berbeda dengan rekan peneliti, auditor ini tidak akrab dengan peneliti yang
diajukan. Akan tetapi kehadiran auditor tersebut dapat memberikan penilaian objektif, mulai
dari proses hingga kesimpulan penelitian. Hal yang akan diperiksa oleh auditor seperti ini
biasanya menyangkut banyak aspek penelitian, seperti keakuratan transkrip, hubungan antara
rumusan masalah dan data, tingkat analisis data mulai dari data mentah hingga interpretasi.
Delapan strategi yang dikutip dari Creswell (2010). Sebagaimana yang sudah dijelaskan di
atas, peneliti dalam penelitian ini tidak akan menggunakan semuanya untuk menvalidasi data
peneliti. Peneliti hanya akan menggunakan salah satu yaitu dengan strategi mentriangulasi
(triangulate). Alasan menggunakan strategi triangulasi. karena strategi ini mudah terjangkau
untuk digunakan peneliti. Dan secara praktis, metode ini lebih mudah dipraktekkan untuk
menvalidasi data ini

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Triangulasi pada prinsipnya merupakan model pengecekan data untuk menentukan apakah
sebuah data benar-benar tepat menggambarkan fenomena pada sebuah penelitian. Oleh karena
itu banyak cara dapat dilakukan berdasarkan data yang dimiliki dalam penelitian itu sendiri.
Dan triangulasi dapat meningkatkan kedalaman pemahaman peneliti baik mengenai fenomena
yang diteliti maupun konteks di mana fenomena itu muncul.
Member checking yaitu kegiatan pengecekan data kembali yang diperoleh seorang peneliti
kepada pemberi data, dilakukan setelah peneliti telah mendapat kesimpulan, dengan tujuan
informasi yang diperoleh dan yang akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan
apa yang dimasukan oleh informan.
Penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan
aktif, tekun, dan sistimatik, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan
merevisi fakta-fakta.
Bias penelitian adalah teknik dimana peneliti yang melakukan eksperimen mmemodifikasi
temuan untuk menyajikan konsekuensi tertentu, bias adalah karakteristik teknik penelitian
yang membuatnya mengandalkan pengalaman dan penilaian daripada analisis data .
Menyajikan informasi yang berbeda atau negative yang dapat memberikan periawanan
pada tema-tema tertentu.
Waktu yang dibutuhkan peneliti dilapangan adalah berdasarkan ragam penelitian yang
dilakukan. Berdasarkan waktu, ragam penilitian dapat digolongkan seperti penelitian cross-
sectional, penelitian longitudional/time series (seperti panel study, time series, cohort studi)
dan penelitian studi kasus.
Melakukan tanya jawab dengan sesama rekan peneliti untuk meningkatkan keakuratan
hasil penelitian
B. SARAN
Dengan terselesainya makalah ini,penyusun berharap para pembaca dapat memberikan
tangapan ataupun sanggahan yang bersifat membangun dan juga penyusun tidak luput dari

12
kesalahan dalam menyusun makalah ini,penyusun juga berharap makalah ini kita semua
dapat mengetauhi validitas dan reliabilitas data kualitatif.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdusshomad Zuchri, Metode Penelitian Kualitatif, (Makasar : Syakir Media Press, 2021).

Aji Damanuri, M.E.I., Metodologi Penelitian Mu’amalah, (Yogyakarta: STAIN Po PRESS, 2010

A.Nurdini, “Cross-Sectional Vs Longitudinal”: Pilihan Rancangan Waktu Dalam Penelitian

Perumahan Permukiman. DIMENSI (Jurnal Teknik Arsitektur), 34(1) 2006.

Bachri S.Bachtiar, Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif ,

Vol 10. No.1, Jurnal Teknologi Pendidikan. (April 2010).

Creswell John W. Research Design Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches,

(California: SAGE Publication, 2009)

Restu Kartiko W., Asas Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),

Suwarsono. Pengantar Penelitian Kualitatif. Yogyаkаrtа: Universitas Sanata Dharma. 2016.

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidik & Tenaga

Kependidikan, (Jakarta: Kencana, 2011).

14

Anda mungkin juga menyukai