Anda di halaman 1dari 13

Resume Topik

OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN

• Menurut Bungin (2007), menjelaskan objek dan subjek penelituan kualitatif


adalah menjelaskan objek penelitian yang fokus dan lokus penelitian, yaitu
apa yang menjadi saasaran.

• Sasaran penelitian tak tergantung pada judul dan topik penelitian, tapi secara
konkret tergambarkan dalam rumusan masalah penelitian atau fokus
penelitian.

• Subjek penelitian atau informan adalah subjek yang memahami informasi


objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek
penelitian.

METODE PENGUMPULAN DATA


Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Wawancara

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau


keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth
interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial
yang relatif lama.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai


responden adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan,
kontak mata, dan kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan
dua jenis wawancara, yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan
subjek atau responden) dan aloanamnesa (wawancara dengan keluarga
responden). Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan
pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari pertanyaan multiple,
jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport, ulang kembali
jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.

2. Observasi

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat),
pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.
Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik
perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti
perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Bungin (2007: 115) mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat
digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak
terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur.

• Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan


data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan
dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam
keseharian responden.
• Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa
menggunakan guide observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat
harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati
suatu objek.
• Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok
terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah dan
durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus kontrol (kondisi dimana perilaku
muncul), dan kualitas perilaku.

3. Dokumen

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,
catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama
data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada
peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail
bahan dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi,
buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta,
data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain.

4. Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya
dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema
menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkap
pemaknaan dari suatu kalompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu
permasalahan tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang
salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.

Tempat dan Waktu Penelitian

1) Tempat/Lokasi Penelitian

Menunjuk tempat/kasus penelitian. Artinya, peneliti harus menjelaskan dimana


penelitian dilaksanakan, misalnya di kecamatan, desa, kampung, atau sekolah
mana. Dengan menunjukkan tempat, berarti penelitian kualitatif berlaku pada
wilayah yang menjadi tempat penelitian.

2) Waktu Penelitian

Menjelaskan berapa lama penelitian di laksanakan. Waktu harus dijelaskan agar


peneliti memiliki acuan waktu tentang kapan penelitian dapat dilaksanakan, dan
kapan diselesaikan. Tanpa batasan waktu yang jelas, maka peneliti akan
kesulitan dalam memprediksi penyelesaian penelitian.

Pengujian Kualitas Data

Dalam penelitian kualitatif temuan atau data dinyatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada
objek yang diteliti. Kebenaran realitas dalam penelitian kualitatif tidak bersifat
tunggal tetapi jamak dan tergantung padakemampuan peneliti mengkontruksi
fenomena yang diamati, serta dibentukdalam diri seorang sebagai hasil proses
mental tiap individu dengan latar belakangnya. Oleh karena itu jika ada lima orang
peneliti dengan latar belakang berbeda meneliti objek yang sama akan mendapatkan lima
temuan dan semuanya dinyatakan valid jika yang ditemukan tersebut tidak berbeda dengan
apa yang terjadi sesungguhnya pada objek yang diteliti. Uji keabsahan data dalam
penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitasinternal), transferability (validitas
eksternal), dependability (reliabilitas) dan conformability (objektivitas).

1. Uji Kredibilitas

Terdapat bermacam-macam cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan


terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat, analisis kasus negatif,dan member check.

a) Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke
lapangan,melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang
pernahditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini
hubunganpeneliti dengan sumber data akan semakin terbentuk, semakin
akrab, semakinterbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi
yang disembunyikan. Kehadiran peneliti dianggap merupakan kewajaran
sehingga kehadiran peneliti tidak akan menggangu perilaku yang dipelajari.
Lamanya perpanjangan pengamatan sangat tergantung pada kedalaman,keluasan,
dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti menggalidata sampai
diperoleh makna yang pasti. Keluasan berarti banyak sedikitnya atau
ketuntasan informasi yang diperoleh. Data yang pasti adalah data yangvalid
yang sesuai dengan apa yang terjadi. Dalam perpanjangan pengamatan untuk
menguji kredibilitas data, sebaliknya difokuskan pada pengujian terhadap data
yang telah diperoleh, apakah data yang diperoleh itu benar atau tidak.

b) Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebihcermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data danurutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematik.Meningkatkan
ketekunan diibaratkan kita sedang mengerjakan soal-soal ujianatau meneliti
kembali tulisan dalam makalah ada yang salah atau tidak.Dengan
meningkatkan ketekunan, peneliti dapat melakukan pengecekankembali apakah data
yang ditemukan itu salah atau tidak sehingga dapatmemberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang apa yangdiamati.

c) triagulasi
Triangulasi dalam penelitian kualitatif diartikan sebagai pengujian keabsahan
data yang diperoleh dari berbagai sumber, berbagai metode, danberbagai
waktu. Oleh karenanya terdapat teknik pengujian keabsahan datamelalui
triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi waktu. Triangulasi
sumber untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh kepada beberapa sumber. Sebagai contoh untuk menguji kredibilitas data
tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah maka pengujian data dapat
dilakukan terhadap guru dan staf Tata Usaha sekolah. Data yang diperoleh
dideskripsikan, dikategorikan, mana pandangan yang sama, mana yang
berbeda serta mana yang spesifik dari ketiga sumber tersebut. Data yang telah
dianalisis sampai menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan pada tiga sumber data tadi. Triangulasi teknik untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan caramengecek pada sumber yang sama
tetapi dengan teknik berbeda. Misalnyadata yang diperoleh melalui
wawancara kemudian dicek dengan data hasilobservasi, atau hasil analisis
dokumen. Bila menghasilkan data berbeda,peneliti melakukan diskusi lebih
lanjut dengan sumber data yang bersangkutan untuk mendapatkan data yang
dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar karena setiap sumber data
memiliki sudut pandang yang berbeda. Dalam beberapa hal, waktu
pengambilan data sering kali mempengaruhi kredibilitas data. Misalnya, data
yang diperoleh melalui wawancara pada pagihari, berbeda dengan data yang
diperoleh melalui wawancara pada siang hariatau sore hari. Untuk itu,
diperlukan pengujian pada waktu dan situasi yangberbeda. Bila
menghasilkan data berbeda pengambilan data perlu dilakukan berulang-
ulang sampai mendapatkan kepastian data.

d) Analisis Data Kasus Negatif


Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian
hingga pada saat tertentu. Dengan melakukan analisis kasus negatif berarti
peneliti mencari data yang bertentangan dengan data yang telah ditemukan.
Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan hasil
temuan maka hasil temuan tersebut sudah dapat dipercaya. Akan tetapibila
masih terdapat data yang berbeda atau bertentangan dengan hasil
temuanterdapat kemungkinan peneliti harus merubah temuannya. Hal ini
tergantung pada seberapa besar kasus negatif yang muncul

e) Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada sumber
datanya. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian datayang ditemukan
dengan data yang diberikan oleh sumber data. Apabila data yang ditemukan
disepakati oleh sumber data maka data tersebut valid, akantetapi bila tidak
disepakati perlu dilakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data. Jika
perbedaannya sangat jelas peneliti harus merubah hasil temuannya. Member
check dapat dilakukan setelah pengumpulan data selesai, setelahmendapat
temuan, atau setelah memperoleh kesimpulan.
2. Uji Transferability
Transferability pada penelitian kualitatif berkenaan dengan pertanyaan,hingga
dimana penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.
Transferability tergantung pada pemakai, manakala hasil penelitian
tersebutdapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain. Oleh karena
itu,peneliti harus membuat laporannya dengan uraian yang rinci, jelas,
sistematiksehingga dapat dipercaya. Dengan demikian pembaca menjadi jelas
dan memutuskan dapat atau tidaknya hasil penelitian tersebut diaplikasikan
ditempat lain.

3. Uji Dependability
Uji dependability dilakukan melalui audit terhadap keseluruhan prosespenelitian.
Sering terjadi seorang peneliti tidak melakukan proses penelitianyang
sebenarnya tetapi peneliti tersebut dapat memberikan data. Oleh karenaitu harus
dilakukan uji dependability. Pengujian
dependability biasanya dilakukan oleh tim auditor independen, atau pembimbing
untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melaksanakan penelitian.
Jika penelititidak mempunyai atau tidak mampu menunjukkan aktivitasnya di
lapangan maka dependabilitas penelitiannya patut diragukan. Peneliti harus
mampumembuktikan bahwa seluruh rangkaian proses penelitian mulai
darimenentukan fokus/ masalah, memasuki lapangan, mengumpulkan data,
menganalisis data, sampai membuat suatu kesimpulan benar-benar dilakukan.

4. Uji Confirmability
Uji confirmability mirip dengan uji dependability sehingga pengujiannya dapat
dilakukan secara bersamaan. Uji confirmability berarti menguji hasil penelitian.
Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan,
maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability-nya.
Resume Jurnal
PENDAHULUAN

Beberapa dekade terakhir praktik pengungkapan corporate social


responsibility (CSR), yang mengacu pada aspek lingkungan dan sosial, mulai
meningkat. Berbagai hasil studi telah dilakukan di berbagai negara dan dimuat
di berbagai jurnal internasional (Ghozali dan Chariri, 2007). Studi mengenai CSR
tidak hanya menggunakan pendekatan positivism tetapi juga intrepretive dan crical
theory (Deegan, 2002). Studi yang meneliti tentang pengungkapan sosial dan
lingkungan dalam annual report mengindikasikan bahwa hal tersebut telah
meningkat dari waktu ke waktu, baik dalam jumlah perusahaan yang membuat
pengungkapan dan di dalam jumlah informasi yang dilaporkan (Branco dan
Rodrigues 2006; Buhr 1998; Cerin 2002; Cormier dan Gordon 2001; Deegan dan
Rankin 1996 1997; Deegan 2002).

Isu berkaitan dengan CSR cenderung diteliti dalam konteks faktor-faktor


yang mempengaruhi pengungkapan CSR (Idowu dan Papasolomou 2007;
Magness 2006; O’Donovan 2002; Deegan 2002; Guthrie dan Parker 1989; Roberts
1992; Deegan dan Gordon 1996; Deegan dan Rankin 1997;). Kebanyakan penelitian
tersebut didasarkan pada paradigma positivisme dengan menggunakan persamaan
matematik dan analisis statistik. Namun demikian, sebagai bagian dari akuntansi,
pelaporan CSR bukanlah praktik yang bersifat statis dan mengabaikan aspek
dinamika sosial (Hines 1988).

Sustainability reporting dapat didesain oleh manajemen sebagai cerita retorik


untuk membentuk image (pencitraan) pemakainya melalui pemakaian narrative
text. Teks naratif (narrative text) merupakan bagian yang memainkan peranan
penting bagi perusahaan dalam membentuk image perusahaan. Melalui teks naratif,
perusahaan secara aktif berusaha membentuk image positif dan menghindari image
negatif (Gardner and Martinko 1988). Cara yang digunakan perusahaan untuk
mengirimkan pesan melalui sustainability reporting merupakan strategi komunikasi
perusahaan yang digunakan untuk membangun kepercayaan publik.

Atas dasar argumen di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis


retorika yang digunakan manajemen dalam pelaksanaan sustainability reporting
dan berusaha menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa suatu
perusahaan mengungkapkan informasi CSR dalam laporan tersebut. Penelitian ini
didasarkan pada ontologi bahwa pelaporan sustainability reporting merupakan
media komunikasi (Cerin 2002) yang dapat digunakan untuk membentuk cerita
retorik (rhetorical story) yang berkaitan dengan kinerja sustainability perusahaan.

SEMIOTIK: BAHASA SEBAGAI SISTEM SEMIOTIK

Teks dapat didefinisikan sebagai suatu satuan kebahasaan. Menurut


Hoed (2007), teks harus memenuhi kriteria tekstualitas sebagai berikut:
1. di antara unsur-unsurnya terdapat kaitan semantik yang ditandai secara
formal,

2. segi isinya dapat berterima karena memenuhi logika tekstual,

3. teks diproduksi dengan maksud tertentu,

4. dapat diterima oleh pembaca/masyarakat pembaca,

5. mempunyai kaitan secara semantik dengan teks yang lain,

6. mengandung informasi dan pesan tertentu

Dalam konteks penelitian ini, untuk dapat memahami teks naratif yang
ada di dalam sustainability report, diperlukan usaha untuk memahami makna
dari tiap kata, simbol dan kalimat yang terkandung dalam teks naratif tersebut.
Makna tersebut diintepretasikan sebagai pesan yang ingin disampaikan
perusahaan kepada audiens (stakeholder). Proses inilah yang sering dinamakan
dengan retorika. Retorika sebagai suatu Proses Hopper dan Pratt (1995)
menggambarkan retorika sebagai bentuk bahasa atau tulisan persuasif atau
efektif yang bertujuan untuk mengendalikan realita guna mempengaruhi audien
tertentu.

Ketika gaya tersebut berhubungan dengan penyajian, retorika akan sangat


mempengaruhi kemampuan penyaji di dalam menyajikan argumentasinya (Carter
dan Jackson 2004). Ada empat faktor yang mempengaruhi gaya dalam retorika,
yaitu (Arnold 1982 dan Perelman 1982):

a) argumentasi yang logis,

b) kemampuan mempengaruhi orang lain,

c) retorika merupakan suatu interpretasi yang terbuka dan dapat mempunyai


makna ganda, dan

d) retorika disusun dari teknik-teknik linguistik yang dapat diidentifikasi.

Aspek kedua dari retorika adalah konteks (context). Konteks mengacu


kepada pertimbangan situasi dimana argumentasi tertentu akan dibuat. Retorika
pada umumnya diarahkan pada audiens tertentu. Seseorang yang beretorika harus
dapat menyesuaikan diri dengan audiens tertentu dan dapat mengubah ide
yang telah dimiliki audiens (Carter dan Jackson 2004). Retorika ini dilakukan
oleh manajemen (perusahaan) dengan menunjukkan argumen dan data tertentu
untuk meyakinkan stakeholders bahwa dalam menjalankan kegiatan bisnisnya,
perusahaan juga peduli terhadap sosial dan lingkungan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa analisis semiotik naratif


atas sustainability report PT. Aneka Tambang, Tbk (selanjutnya disingkat Antam).
Penelitian ini menggunakan sustainability report Antam sebagai objek penelitian.
Alasannya, pada tahun 2008, perusahaan ini memenangkan penghargaan “The
Best Sustainability Report 2007” pada ajang Indonesia Sustainability Reporting
Award. Ajang pengahargaan ini diprakarsai oleh Ikatan Akuntan Manajemen
Indonesia (IAMI) bekerja sama dengan National Center for Sustainablity Reporting
(NCSR) sebagai bentuk apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan yang concern
terhadap sustainable development. Atas dasar inilah sustainability report Antam
digunakan sebagai objek penelitian.

Data yang dijadikan obyek analisis dalam kajian semiotik adalah teks. Teks
dapat digolongkan menjadi dua subgolongan, yakni

(a) teks yang mewakili pengalaman, yang dapat dianalisis dengan teknik
elisitasi sistematis (mengidentifikasi unsur-unsur teks yang merupakan
bagian dari suatu kebudayaan dan mengkaji hubungan di antara unsur-
unsur itu) atau analisis teks dengan bertolak dari analisis kata atau teks
sebagai sistem tanda, dan

(b) teks sebagai objek analisis dengan melakukan analisis percakapan,


narasi, parole, atau struktur gramatikal (Ryan dan Bernard, 2000 dalam
Haryatmoko, 2008).

Penelitian ini termasuk ke dalam sub golongan (a). Analisis data didasarkan
pada pendekatan deskriptif analitik sesuai dengan makna simbol, kata dan kalimat
yang ditemui dalam sustainability reporting Antam.

RETORIKA DALAM PELAPORAN CSR PT. ANEKA TAMBANG, TBK

Antam telah melaksanakan kegiatan-kegiatan CSR jauh sebelum tren


CSR berkembang di Indonesia. Sejak tahun 1992 Antam telah melaksanakan
program-program pengembangan sosial dan masyarakat. Retorika dalam pelaporan
CSR dapat dilihat pada sustainability reporting Antam berikut ini. Deskripsi di atas
menunjukkan bahwa Antam memiliki tujuan khusus yang ingin disampaikan melalui
sampul laporan tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Barthes (1964) dalam
Preston, et al. (1996) bahwa dalam periklanan, gambar disajikan dengan cara
pandang terbaik; makna dari gambar dapat dimengerti secara jelas atau
paling tidak bermakna tegas. Foto atau gambar digunakan dalam cover untuk
memberikan kredibilitas pada laporan (Graves, et al., 1996) dan bertujuan untuk
mempengaruhi pembaca (Simpson, 1999). Kandungan makna sejenis juga dapat
dilihat pada Bagian Pengantar sustainability reporting Antam.

Bagian Pengantar

Bagian ini berisi kata-kata pengantar dari manajemen Antam yang berbentuk teks
naratif. Baik sustainability report 2006 maupun 2007, bagian ini memiliki tiga poin
pesan yang disampaikan kepada audien, yaitu:

1. Sustainability report Antam disusun menurut format pelaporan GRI.


Dalam menyusun laporannya, Antam menggunakan format pelaporan GRI
sebagai pedoman.
2. Tujuan sustainability report Antam
Sustainability report Antam digunakan sebagai alat manajemen dan alat
komunikasi perusahaan untuk memberikan informasi yang jelas dan transparan
bagi para stakeholder.

3. Harapan Antam akan adanya respon (feedback) dari audien.


Antam sangat mengharapkan adanya feedback yang datang dari para audien
atas sustainability report yang dipublikasikan. Dengan adanya tanggapan dari
para audien, Antam dapat meningkatkan pelaporan sustainability di tahun yang
akan datang.

Dari penjelasan di atas, dapat diartikan bahwa Antam menggunakan


sustainability report sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperoleh
legitimasi dari para stakeholder. Legitimasi merupakan hal yang penting bagi
eksistensi sebuah perusahaan. Deegan (2006) menjelaskan bahwa organisasi
berusaha memastikan bahwa kegiatan yang mereka lakukan diakui (legitimate) oleh
pihak luar, yaitu dengan cara perusahaan beroperasi sesuai dengan batasan-
batasan dan norma-norma yang berlaku. Carruthers (1995) juga menyatakan bahwa
perusahaan berusaha mencari dan mendapatkan legitimasi, tidak hanya sekedar
memperoleh apa adanya dari stakeholder.

Pernyataan dari Dewan Komisaris dan Direksi

Bagian ini berisi kata sambutan dari Dewan Komisaris dan Direksi Antam.
Pada pernyataan tahun 2006 Dewan Komisaris menekankan bahwa sustainability
dan lisensi sosial merupakan hal yang penting bagi Antam. Sustainability telah
terintegrasi ke dalam strategi Antam. Antam menjaga lisensi sosial dengan mencoba
untuk mematuhi praktek terbaik dalam tata kelola, tanggung jawab sosial, teknologi
pertambangan serta sebagai pelestarian lingkungan. Kepatuhan terhadap standar
praktik terbaik bagi Antam merupakan langkah penting dalam mencapai
keberlanjutan.
Konsisten dengan pernyataan tahun sebelumnya, pada pernyataan tahun
2007, Dewan Komisaris juga menyatakan hal yang serupa mengenai pentingnya
sustainability dan lisensi sosial bagi Antam. Antam mengintegrasikan konsep
pembangunan berkelanjutan ke dalam kegiatannya. Antam sangat menghargai
lisensi sosial yang diberikan oleh para pemangku kepentingan dengan memastikan
pengelolaan lingkungan yang tepat dan pembangunan sosial.
Dewan Komisaris dan Direksi Antam menggunakan sustainability report
sebagai alat untuk membentuk image positif pada Antam. Melalui pernyataan-
pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi, Antam ingin memberitahukan kepada
audien bahwa Antam merupakan perusahaan yang peduli terhadap lingkungan
sehingga melalui pernyataan-pernyataan tersebut, image positif dapat terbentuk di
mata audien.
Menurut Ashforth dan Gibbs (1990), suatu perusahaan cenderung berusaha
menciptakan sebuah image yang dirasa sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan
oleh lingkungan sosial. Oleh karena itu, perusahaan secara aktif mencari image
yang memiliki nilai positif, dan cenderung menghindari image negatif (Gardner dan
Matinko 1988). Untuk melakukan hal tersebut, perusahaan menerapkan manajemen
impresi (impression management), yaitu upaya sadar atau tidak sadar yang
dilakukan oleh individu/organisasi untuk mengendalikan image yang nyata atau yang
dibayangkan di dalam interkasi sosial (Schlenker 1980) sehingga sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.

Profil Perusahaan

Pada sustainability report 2006, profil Antam dijelaskan dalam bentuk teks
naratif, grafik, dan gambar. Berbeda dengan tahun 2006, profil Antam pada
sustainability report 2007 hanya dijelaskan dalam bentuk teks naratif dan gambar,
tanpa adanya grafik.
• Teks naratif digunakan untuk menjelaskan identitas singkat Antam, review
operasional bisnis Antam, dan perkembangan bisnisnya pada tahun berjalan.
• Grafik-grafik dalam sustainability report 2006 menjelaskan mengenai
perkembangan volume produksi dan penjualan serta kontribusi Antam terhadap
perekonomian Indonesia.
• Gambar-gambar yang ada dalam profil Antam baik sustainability report 2006
maupun 2007 meliputi gambar seluruh penghargaan atau sertifikasi yang telah
diraih oleh Antam selama tahun berjalan dan gambar peta Indonesia yang
menunjukkan wilayah-wilayah operasional Antam yang tersebar di seluruh
Indonesia.

Menurut teori self-presentation, orang (termasuk manajemen) memberikan


penjelasan atas tingkah laku mereka yang dibentuk (secara sadar atau tidak) untuk
mempertahankan pernyataan mereka mengenai identitas sosial atau image yang
positif (Aerts, 1994). Dalam hal sustainability report Antam, tingkah laku dapat
dianalogikan dengan:
Pengungkapan dan
• identitas singkat Antam,
penjelasannya dilakukan
• review operasional bisnis Antam, untuk mempertahankan
• perkembangan bisnisnya, dan image positif Antam
• penghargaan-penghargaan yang telah diraihnya.

Kebijakan, Sistem Manajemen, dan Tata Kelola Perusahaan

Bagian ini memberikan informasi mengenai kebijakan, tata kelola, dan system
manajemen yang digunakan oleh Antam, serta hubungan dengan stakeholder.
Antam menggunakan teks naratif dan gambar skema untuk menyampaikan
informasi mengenai empat hal di atas.
Yang menarik dari bagian ini adalah bagaimana Antam menjelaskan
hubungan antara perusahaan dan stakeholders pada sustainability report 2006 dan
2007.
a. Sustainability report 2006
Pada sustainability report 2006, Antam menjelaskannya dalam bentuk teks
naratif. Antam menyebutkan bahwa hubungan dan kemitraan dengan
stakeholder, terutama dengan masyarakat lokal, merupakan prioritas utama
Antam. Dalam sustainability report tahun 2006 halaman 23, Antam
mengungkapkan bahwa:
Our most important stakeholders are our shareholders, buyers, investment
community, our employees (employees union), contractors, suppliers,
governmental and non-government organizations, local communities and
many other research and development institutions who are directly or
indirectly concerned with on how Antam is conducting its business.

Pengungkapan semacam ini dapat menimbulkan kesan bahwa pemegang


saham merupakan stakeholder yang paling penting dan lebih penting jika
dibandingkan dengan masyarakat lokal dan lembaga riset. Hal ini disebabkan
Antam menyebutkan pemegang saham di awal pernyataan sedangkan
masyarakat lokal dan lembaga riset disebutkan di akhir pernyataan.

b. Sustainability report 2007


Dalam sustainability report 2007, hubungan dengan stakeholder
dijelaskan dalam skema yang lebih komprehensif berbentuk lingkaran di mana
Antam dikelilingi oleh lingkaran stakeholder yang terdiri dari pemegang saham,
karyawan, pemerintah lokal, Program Pengembangan Lingkungan dan
Kemitraan, masyarakat lokal, pembeli, otoritas pertambangan, dan partner bisnis.
Skema semacam ini memberikan kesan bahwa Antam memandang penting
seluruh stakeholder.

Penjelasan mengenai kebijakan, tata kelola, dan sistem manajemen Antam


hingga hubungannya dengan stakeholder dapat dikategorikan sebagai cerita retorik.
Yang dimaksud dengan cerita retorik adalah cerita tentang kegiatan perusahaan
yang bertujuan untuk mempengaruhi pihak luar untuk mendukung eksistensi
perusahaan (Chariri, 2006). Retorika meliputi monolog dan teks, yang secara umum
dipahami sebagai proses unilateral di mana pembicara (speaker) berusaha
mempengaruhi audien (Perelman 1982). Dalam hal sustainability report Antam, yang
berperan sebagai speaker adalah (manajemen) Antam sedangkan audien dari
sustainability report Antam adalah para stakeholder.

PENGUNGKAPAN DAN PELAPORAN CSR

Kepada Siapa Informasi Diungkapkan?


Berbeda dengan laporan keuangan, laporan sustainablity ditujukan kepada
pihak yang lebih luas yaitu stakeholder. Hal ini dapat dilihat dalam sustainability
report Antam 2006 dan 2007. Laporan ini menyebutkan bahwa tujuan laporan ini
adalah untuk menyediakan informasi bagi para stakeholder-nya. Stakeholder yang
dimaksud meliputi pemegang saham, pembeli, komunitas investor, karyawan,
kontraktor, pemasok, pemerintah, organisasi pemerintah, masyarakat lokal, dan
beberapa institusi atau lembaga riset. Pihak-pihak ini adalah audien pelaporan
sustainbality Antam Apa yang disampaikan oleh Antam menunjukkan bahwa
sustainability report merupakan retorika yang digunakan untuk menyampaikan
pesan perusahaan kepada audien yang dipandang berpengaruh terhadap legitimasi
Antam.

ALASAN PELAPORAN SUSTAINABILITY TERPISAH DARI ANNUAL REPORT

a. Sustainability report sebagai alat komunikasi manajemen


Tujuan dari sustainability report bagi Antam adalah sebagai alat manajemen dan
komunikasi antara Antam dengan para stakeholder. Laporan ini menyediakan
informasi yang transparan bagi para stakeholder.
Sustainability report Antam merupakan cerita retorik yang digunakan oleh Antam
sebagai manajemen impresi untuk mempengaruhi audien bahwa Antam telah
menjalankan sustainable development.
b. Sustainability report sebagai cerita retorik Antam
Teks naratif yang ada dalam sustainability reporting Antam dapat digolongkan
sebagai cerita retorik yang digunakan Antam untuk mempengaruhi audien untuk
mendukung eksistensi Antam. Seperti halnya financial reporting, sustainability
reporting juga merupakan bagian dari aktivitas akuntansi dan dipandang sebagai
bahasa perusahaan.
c. Memperoleh image baik dari stakeholder
Upaya pelaporan sustainability sebagai proses atau cerita retorik adalah strategi
Antam untuk membentuk image baik Antam. Melalui laporan ini, Antam juga
menampilkan pernyataan-pernyataan positif dari para stakeholder, khususnya
pemerintah lokal dan masyarakat sekitar.
d. Pencarian legitimasi dari stakeholder
Dalam hal pencarian legitimasi, dapat dikatakan bahwa Antam lebih mementingkan
manajemen substantif daripada manajemen simbolik sebagai strategi untuk
memperoleh legitimasi. Antam menggunakan sustainability report sebagai alat
(bahasa) untuk meyakinkan audien (stakeholder) tentang kebenaran aktivitas
perusahaan terkait dengan pelaksanaan sustainability Antam. Teks naratif yang
terkandung dalam sustainability report memungkinkan Antam untuk menceritakan
fakta dan realita organisasi pada masyarakat sehingga dapat melegitimasi
tindakannya agar dapat diakui keberadaannya di lingkungan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaporan sustainablility yang dilakukan


oleh Antam merupakan usaha Antam untuk memperoleh pencitraan positif dan
legitimasi dari para stakeholder. Sustainability report ini dituangkan dalam teks
naratif yang bersifat retorik dan persuasif untuk menjelaskan fakta dan realita
organisasi yang dapat mempengaruhi penilaian audien (stakeholder) terhadap
Antam.

SIMPULAN DAN SARAN


Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan utama. Pertanyaan
penelitian yang pertama adalah bagaimana cara Antam melaporkan CSR dalam
sustainability report. Dalam mengungkapkan informasi pelaksanaan CSR dan
sustainability perusahaan, Antam menggunakan format pelaporan GRI sebagai
pedoman dalam melakukan sustainability reporting. Antam mengungkapkan
informasi CSR dalam bentuk cerita retorik untuk membentuk image positif bahwa
Antam menjalankan kegiatan bisnisnya dengan tetap menaruh perhatian pada isu
sosial dan lingkungan. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan stakeholders sebagai
audien sekaligus untuk memperoleh legitimasi dari stakeholdersnya.

Pertanyaan penelitian yang kedua adalah adalah mengapa Antam menyajikan


sustainability report terpisah dari annual report. Dari analisis semiotik dapat
disimpulkan bahwa ada beberapa alasan mengapa Antam mengungkapkan dan
melaporkan pelaksanaan sustainability secara terpisah dari laporan tahunan.
Alasan-alasan tersebut di antaranya sustainabilty report sebagai alat komunikasi
manajemen, Sustainability report sebagai cerita retorik Antam, untuk memperoleh
image baik dari stakeholder dan untuk memperoleh legitimasi dari stakeholder

Penelitian ini bersifat intepretatif berdasarkan kalimat, gambar, dan angka (semiotik)
dan hanya terbatas pada lingkup sustainability report Antam. Oleh karena itu,
penelitian ini tidak dapat digeneralisasi pada pengungkapan CSR perusahaan yang
lain. Hasil penelitian juga dapat mengalami bias karena subjektivitas peneliti dalam
mengintepretasi data.

Keterbatasan data sustainability report juga menjadi keterbatasan penelitian ini.


Idealnya, untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih baik diperlukan data
pelaporan yang lebih dari dua periode. Namun, di situs resminya, Antam hanya
menyediakan data sustainability report tahun 2006 dan tahun 2007. Sehingga, di
dalam penelitian ini hanya dua data yang dapat dianalisis. Penelitian selanjutnya
sebaiknya dilakukan pada perusahaan yang memiliki sustainability report lebih
banyak. Untuk dapat lebih meningkatkan kredibilitas penelitian, sebaiknya dilakukan
wawancara lebih mendalam dengan pihak-pihak yang memegang peranan penting
dalam pelaksanaan CSR perusahaan tersebut, misalnya Direksi atau divisi CSR
perusahaan dan para stakeholder. Penelitian berikutnya juga disarankan untuk
dilakukan pada perusahaan dalam industri yang sejenis, untuk menganilisis apakah
praktik sustainability report yang dilakukan perusahaan didasari pada motif dan
alasan yang sama.

Anda mungkin juga menyukai