0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi, serta fokus group diskusi untuk memperoleh pemahaman kelompok mengenai suatu topik. Teknik-teknik tersebut digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder secara langsung maupun tidak langsung dari sumber data.
Dokumen tersebut membahas teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi, serta fokus group diskusi untuk memperoleh pemahaman kelompok mengenai suatu topik. Teknik-teknik tersebut digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder secara langsung maupun tidak langsung dari sumber data.
Dokumen tersebut membahas teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan dokumentasi, serta fokus group diskusi untuk memperoleh pemahaman kelompok mengenai suatu topik. Teknik-teknik tersebut digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder secara langsung maupun tidak langsung dari sumber data.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF
DAYANA ANWAR FIRDAUS
J410161003
A. Pengertian Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada saat seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi, dan gabungan atau triangulasi (Sugiyono, 2016). Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi (Sugiyono, 2016). B. Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Menurut Sutopo (2006) wawancara adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk- dijawab secara lisan pula. Wawancara merupakan alat rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in- depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2016). Menurut Esterbeg (2002) dalam Sugiyono (2016) mengemukakan beberapa jenis wawancara, yaitu: a. Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan- pertanyaan tertulis dan alternatif jawabannya telah disiapkan. b. Wawancara semi terstruktur Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in dept-interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. c. Wawancara tak berstruktur Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Lincoln dan Guba dalam Sugiyono (2016), mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data penelitian kualitatif yaitu : a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan c. Mengawali atau membuka alur wawancara d. Melangsungkan alur wawancara e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan g. Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Keberhasilan wawancara sangat tergantung pada keterampilan yang dimiliki peneliti dalam mendapat kepercayaan orang yang diwawancarai. Keterampilan itu antara lain, cara mengajukan pertanyaan seperti sensitifitas pertanyaan dan urutan pertanyaan, cara mendengarkan dengan serius, cara berekspresi secara verbal seperti intonasi dan kecepatan suara, maupun berekpresi secara nonverbal seperti kontak mata, sabar dan perhatian dalam mengikuti jawaban serta mengkondisikan situasi yang nyaman (Djaelani, 2013). 2. Observasi Menurut Djaelani (2013) observasi berasal dari kata observation yang berarti pengamatan. Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku, kejadian atau kegiatan orang atau sekelompok orang yang diteliti. Kemudian mencatat hasil pengamatan tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dengan pengamatan peneliti dapat melihat kejadian sebagaimana subyek yang diamati mengalaminya, menangkap, merasakan fenomena sesuai pengertian subyek dan obyek yang diteliti. Menurut Rahmat (2009) beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), perilaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Menurut Ratcliff, D (2001) dalam Rahmat (2009) ada beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok tidak terstruktur. a. Observasi partisipasi Observasi partisipasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan dimana observer atau peneliti benar- benar terlibat dalam keseharian responden. b. Observasi tidak berstruktur Observasi tidak berstruktur adalah observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide atau pedoman observasi. Pada observasi ini peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek. c. Observasi kelompok Observasi kelompok adalah observasi yang dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam observasi adalah topografi, jumlah dan durasi, intensitas atau kekuatan respon, stimulus control (kondisi dimana perilaku muncul), dan kualitas perilaku. 3. Dokumentasi Menurut Djaelani (2013) dokumen diartikan sebagai suatu catatan tertulis atau gambar yang tersimpan tentang sesuatu yang sudah terjadi. Dokumen merupakan fakta dan data tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian, biografi, simbol, artefak, foto, sketsa dan data lainya yang tersimpan. Dokumen tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi untuk penguat data observasi dan wawancara dalam memeriksa keabsahan data, membuat interprestasi dan penarikan kesimpulan. Kajian dokumen atau dokumentasi dilakukan dengan cara menyelidiki data yang didapat dari dokumen, catatan, file, dan hal-hal lain yang sudah didokumentasikan. Metode ini relative mudah dilaksanakan dan apabila ada kekeliruan mudah diganti karena sumber datanya tetap. Dengan membuat panduan atau pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar data yang akan dicari akan mempermudah kerja di lapangan dalam melacak data dari dokumen satu ke dokumen berikutnya . 4. Focus Group Discusion (FGD) Menurut Burhan (2006) FGD adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik pengumpulan data dengan FGD atau diskusi kelompok terarah dapat digunakan untuk mengungkap data dan pemaknaannya dari sekelompok orang berdasarkan hasil diskusi yang terfokus atau terarah pada suatu permasalahan yang akan diteliti. Kebenaran data bukan lagi subyektif individual, tetapi menjadi kebenaran kelompok, karena selama diskusi berlangsung, masing-masing orang mengemukakan pendapatnya. FGD menjadi penting untuk menghindari pemaknaan yang salah oleh peneliti terhadap wawancara secara perseorangan terhadap masalah yang sedang diteliti (Djaelani, 2013). Melalui FGD peneliti dapat; memfokuskan penelitian; menentukan topik-topik diskusi; melengkapi hasil dari wawancara, observasi dan dokumen, mengembangkan teori dan mendapatkan istilah-istilah khusus dalam kelompok. Diskusi dapat dipimpin oleh moderator / fasilitator yang biasanya peneliti dengan dibantu oleh beberapa asisten, yang bertugas mencatat, mengamati jalannya diskusi dan mengingatkan jalanya diskusi. Moderator diskusi harus dapat membangun suasana dengan pembukaan, kemudian memberi gambaran umum topik hari itu, tujuan dan aturan diskusi, setelah itu baru mengajukan pertanyaan sebagai pembuka diskusi. Diupayakan diskusi berjalan spontan dan bebas dengan fokus tertentu sesuai masalah yang akan diungkap dan setiap peserta diberi kesempatan untuk mengungkap pendapatnya. Jumlah kelompok diskusi sebaiknya kecil antara 8-12 orang yang dipilih berdasarkan kewenanganya, kemampuanya dalam memberikan data, pengalamannya, keterlibatanya dalam masalah yang akan diteliti. Proses FGD dicatat atau direkam oleh asisten dalam catatan yang lengkap dan kronologis sebagai suatu catatan proses yang lebih lengkap dari sekedar notulensi, karena mencatat semua pembicaraan dan argumentasi yang muncul serta seluruh kejadian yang terjadi selama diskusi. Daftar Pustaka
Bungin. Burhan. (2006). Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman
Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.
Djelani, Aunu Rofiq. (2013). Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian
Kualitatif. Semarang : Majalah Ilmiah Pawiyatan
H.B. Sutopo. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif : Dasar teori dan
Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Rahmat, Pupu Saeful. (2009). Penelitian Kualitatif. Malang : Universitas
Brawijaya
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu