FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian mengenai apa dan bagaimana cara peneliti dalam memperoleh atau mengumpulkan suatu data. Suatu penelitian dapat dikatakan berhasil apabila data dapat dikumpulkan. Sebaliknya, apabila data tidak dapat dikumpulkan, maka sebuah penelitian dipandang tidak berhasil. Oleh karena itu, pengumpulan data adalah bagian pekerjaan yang penting dan sangat menentukan dalam suatu penelitian.
B. Macam Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif
Beberapa teknik pengumpulan data yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif yakni : 1. Observasi a. Definisi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang memanfaatkan keseluruhan panca indra untuk mengamati dan memahami sebuah realitas (kongkrit dan lahiriah), baik penglihatan (mata), pendengaran (telinga), perabaan (kulit), penciuman (hidung) dan lain sebagainya. b. Macam-macam Observasi 1) Observasi Partisipatif Observasi partisipatif adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berpartisipasi atau terlibat langsung dalam situasi alamiah suatu objek yang diteliti. Kegiatan yang dilakukan dalam observasi partisipatif ini, peneliti memperhatikan apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang orang lain ucapkan dan beraktivitas bersama dengan orang yang diamati atau diteliti. Observasi partisipatif dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitu : a) Observasi Pasif : Peneliti hanya datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tanpa terlibat langsung dalam kegiatannya. b) Observasi Moderat : Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya. c) Observasi Aktif : Peneliti dalam mengumpulkan data ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap. d) Observasi Lengkap : Peneliti dalam mengumpulkan data ikut terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan oleh sumber data. Pada observasi ini suasananya natural, peneliti tidak terlihat seperti sedang melakukan penelitian. 2) Observasi Terus Terang atau Tersamar Observasi terus terang atau tersamar adalah teknik pengumpulan data, dimana peneliti menyatakan dengan terus terang kepada subjek yang diteliti bahwa kehadirannya adalah untuk melakukan pengamatan atau penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir mengenai aktivitas peneliti dan mengetahui secara sadar bahwa mereka sedang diamati atau diteliti. Tetapi dalam saat tertentu peneliti juga tidak perlu berterus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari apabila suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Jika peneliti berterus terang besar kemungkinan peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi. 3) Observasi Tak Berstruktur Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang aka diamati. Selama pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. c. Tahapan Pelaksanaan Observasi 1) Observasi Deskriptif Observasi deskriptif ini dilakukan sebagai pengenalan awal terhadap situasi dan kondisi di lapangan. Dalam observasi ini, peneliti belum menentukan masalah utama untuk diteliti, melainkan masih menghimpun data, fakta dan informasi umum serta menyeluruh mengenai apa yang didengar, dilihat dan diamati di lapangan. Observasi tahap ini sering disebut grand tour observation, dan peneliti juga menghasilkan kesimpulan pertama dalam keadaan yang belum tertata. 2) Observasi Terfokus Pada tahap ini, peneliti sudah melakukan mini tour observation yakni suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini juga dinamakan observasi terfokus, karena pada tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus. 3) Observasi Terseleksi Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci. Analisis komponensial dilakukan terhadap fokus untuk menemukan karakteristik, kontrak-kontras/perbedaan dan kesamaan antar kategori serta menemukan hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain. Pada tahap ini diharapkan peneliti dapat menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis. 2. Wawancara a. Definisi Wawancara adalah teknik pengumpulan data penelitian melalui percakapan dengan maksud tertentu yang melibatkan dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Melalui wawancara inilah peneliti dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi. b. Macam-macam Wawancara 1) Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bilamana peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan- pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Wawancara terstruktur ini setiap respoden diberi pertanyaan yang sama kemudian peneliti mencatatnya. Selama melakukan wawancara, peneliti juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. 2) Wawancara Semiterstruktur Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in- dept interview, dimana pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara semiterstruktur ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat dan ide-idenya. Berbeda dengan wawancara terstruktur dimana peneliti menyiapkan sederet pertanyaan dengan pilihan jawaban yang ketat/baku, pada wawancara semi-terstruktur peneliti hanya menyiapkan beberapa pertanyaan kunci untuk memandu jalannya proses tanya jawab wawancara. 3) Wawancara Tak Berstruktur Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang akan diceritakan oleh responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, peneliti dapat mengajukan berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan. c. Tahapan Pelaksanaan Wawancara Ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yakni : 1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan. 2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan. 3) Mengawali atau membuka alur wawancara. 4) Melangsungkan alur wawancara. 5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. 6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan. 7) Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. 3. Dokumentasi a. Definisi Dokumen atau dokumentasi adalah catatan-catatan peristiwa yang telah lalu yang bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental seseorang. Dengan kata lain, dokumen adalah sumber informasi yang berbentuk bukan manusia. b. Macam-macam Dokumentasi 1) Dokumen Pribadi Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Tujuan dari mengumpulkan data dengan menggunakan dokumen pribadi adalah untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek penelitian. Dokumen pribadi dapat berupa buku harian, surat pribadi dan otobiografi. 2) Dokumen Resmi Dokumen resmi adalah dokumen selain dokumen pribadi yang dapat dipilah menjadi dokumen internal dan dokumen eksternal. a) Dokumen Internal Dokumen internal dapat digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan, aturan, disiplin dan lain sebagainya. Dokumen internal dapat berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri seperti risalah atau laporan rapat, keputusan pimpinan kantor dan semacamnya. b) Dokumen Eksternal Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, bulletin, pernyataan dan berita yang disiarkan melalui media massa, pengumuman atau pemberitahuan. Peneliti biasanya menggunakan dokumen eksternal ini untuk menelaah suatu kebijakan atau kepemimpinan suatu lembaga. c. Tahapan Pelaksanaan Dokumentasi Beberapa tahapan dalam teknik pengumpulan data menggunakan dokumen adalah sebagai berikut : 1) Tersedianya dokumen yang akan dikaji atau diteliti. 2) Pembacaan teks dokumen secara umum. 3) Pembuatan kategorisasi. 4) Menelaah teks secara mendetail. 5) Menjalankan proses klasifikasi sesuai kategorisasi yang telah dibuat. 6) Melakukan interpretasi dan menarik kesimpulan (generalisasi).
4. Focus Group Discussion (FGD)
a. Definisi Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berdiskusi antar anggota kelompok kecil mengenai tema-tema tertentu dan terpilih (fokus penelitian). Pada metode ini proses wawancaranya dipandu oleh seorang moderator dengan cara terstruktur ataupun tak terstruktur bergantung pada maksud dan tujuan wawancara. Melalui proses itulah pertanyaan- pertanyaan terfokus dilontarkan kepada setiap anggota kelompok untuk memberikan tanggapan dan pendapatnya. b. Macam-macam Focus Group Discussion (FGD) 1) Two-way focus group (FGD dua arah) Metode ini terdapat dua kelompok FGD, dimana satu kelompok akan mengamati dinamika dan interaksi kelompok yang lain. 2) Dual moderator focus group Pada metode ini, moderator pertama memastikan sesi berlangsung lancar, sementara medorator kedua memastikan semua topik yang dibahas. 3) Dueling moderator focus group Pada metode ini dua moderator berada pada sisi yang berlawanan saat berdiskusi. 4) Teleconfrence FGD Pada jenis FGD ini kehadiran para partisipan secara fisik tidak terjadi, tetapi sebagai gantinya para partisipan menggunakan teknologi telewicara untuk berperan secara aktif dalam diskusi. 5) Online FGD Metode FGD ini para partisipan berinteraksi menggunakan media tertulis melalui internet. c. Tahapan Pelaksanaan Focus Group Discussion(FGD) Beberapa prosedur yang ditempuh dalam melakukan Focus Group Discussion(FGD) adalah sebagai berikut : 1) Peneliti menentukan topic yang dibahas atau didiskusikan. 2) Peneliti membuat pedoman wawancara (interview guide). 3) Peneliti menentukan bahan awal diskusi. 4) Peneliti menunjuk seorang moderator diskusi. 5) Peneliti mengorganisir kelompok bersama moderator, termasuk menentukan informan, jumlah, waktu dan tempat. 6) Peneliti menghadirkan partisipan yang diperlukan. 7) Peneliti (sebagai notulensi) mencatat proses diskusi dan materi yang dibicarakan. 8) Peneliti melakukan melakukan transkripsi hasil diskusi (berdasarkan catatan atau rekaman). 9) Peneliti melakukan analisis terhadap hasil diskusi. 10) Menarik kesimpulan berdasarkan pertanyaan dan tujuan penelitian. 11) Menyusun dan menulis laporan penelitian (laporan FGD).