Anda di halaman 1dari 10

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN II

TEKNIK PENGUMPULAN DATA


DALAM PENELITIAN KUALITATIF

Disusun Oleh
Ayu Isnaini Rahmawati
J410161021

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
A. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian mengenai apa dan bagaimana cara peneliti dalam
memperoleh atau mengumpulkan suatu data. Suatu penelitian dapat
dikatakan berhasil apabila data dapat dikumpulkan. Sebaliknya, apabila
data tidak dapat dikumpulkan, maka sebuah penelitian dipandang tidak
berhasil. Oleh karena itu, pengumpulan data adalah bagian pekerjaan yang
penting dan sangat menentukan dalam suatu penelitian.

B. Macam Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif


Beberapa teknik pengumpulan data yang lazim digunakan dalam
penelitian kualitatif yakni :
1. Observasi
a. Definisi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang
memanfaatkan keseluruhan panca indra untuk mengamati dan
memahami sebuah realitas (kongkrit dan lahiriah), baik
penglihatan (mata), pendengaran (telinga), perabaan (kulit),
penciuman (hidung) dan lain sebagainya.
b. Macam-macam Observasi
1) Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara berpartisipasi atau terlibat
langsung dalam situasi alamiah suatu objek yang diteliti.
Kegiatan yang dilakukan dalam observasi partisipatif ini,
peneliti memperhatikan apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang orang lain ucapkan dan
beraktivitas bersama dengan orang yang diamati atau
diteliti.
Observasi partisipatif dapat digolongkan menjadi empat
bagian, yaitu :
a) Observasi Pasif : Peneliti hanya datang ke tempat
kegiatan orang yang diamati, tanpa terlibat
langsung dalam kegiatannya.
b) Observasi Moderat : Peneliti dalam mengumpulkan
data ikut observasi partisipatif dalam beberapa
kegiatan, tetapi tidak semuanya.
c) Observasi Aktif : Peneliti dalam mengumpulkan
data ikut melakukan apa yang dilakukan oleh
narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.
d) Observasi Lengkap : Peneliti dalam mengumpulkan
data ikut terlibat sepenuhnya terhadap apa yang
dilakukan oleh sumber data. Pada observasi ini
suasananya natural, peneliti tidak terlihat seperti
sedang melakukan penelitian.
2) Observasi Terus Terang atau Tersamar
Observasi terus terang atau tersamar adalah teknik
pengumpulan data, dimana peneliti menyatakan dengan
terus terang kepada subjek yang diteliti bahwa
kehadirannya adalah untuk melakukan pengamatan atau
penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal
sampai akhir mengenai aktivitas peneliti dan mengetahui
secara sadar bahwa mereka sedang diamati atau diteliti.
Tetapi dalam saat tertentu peneliti juga tidak perlu
berterus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini
untuk menghindari apabila suatu data yang dicari
merupakan data yang masih dirahasiakan. Jika peneliti
berterus terang besar kemungkinan peneliti tidak akan
diijinkan untuk melakukan observasi.
3) Observasi Tak Berstruktur
Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu
secara pasti tentang apa yang aka diamati. Selama
pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrumen yang
telah baku tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
c. Tahapan Pelaksanaan Observasi
1) Observasi Deskriptif
Observasi deskriptif ini dilakukan sebagai pengenalan
awal terhadap situasi dan kondisi di lapangan. Dalam
observasi ini, peneliti belum menentukan masalah utama
untuk diteliti, melainkan masih menghimpun data, fakta
dan informasi umum serta menyeluruh mengenai apa yang
didengar, dilihat dan diamati di lapangan. Observasi tahap
ini sering disebut grand tour observation, dan peneliti juga
menghasilkan kesimpulan pertama dalam keadaan yang
belum tertata.
2) Observasi Terfokus
Pada tahap ini, peneliti sudah melakukan mini tour
observation yakni suatu observasi yang telah dipersempit
untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini juga
dinamakan observasi terfokus, karena pada tahap ini
peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat
menemukan fokus.
3) Observasi Terseleksi
Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang
ditemukan sehingga datanya lebih rinci. Analisis
komponensial dilakukan terhadap fokus untuk menemukan
karakteristik, kontrak-kontras/perbedaan dan kesamaan
antar kategori serta menemukan hubungan antara satu
kategori dengan kategori yang lain. Pada tahap ini
diharapkan peneliti dapat menemukan pemahaman yang
mendalam atau hipotesis.
2. Wawancara
a. Definisi
Wawancara adalah teknik pengumpulan data penelitian
melalui percakapan dengan maksud tertentu yang melibatkan
dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Melalui wawancara inilah peneliti
dapat mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang
partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena
yang terjadi.
b. Macam-macam Wawancara
1) Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik
pengumpulan data bilamana peneliti telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, peneliti
telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan. Wawancara terstruktur ini setiap respoden diberi
pertanyaan yang sama kemudian peneliti mencatatnya.
Selama melakukan wawancara, peneliti juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar,
brosur, dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar.
2) Wawancara Semiterstruktur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-
dept interview, dimana pelaksanaannya lebih bebas
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari
wawancara semiterstruktur ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara dimintai pendapat dan ide-idenya.
Berbeda dengan wawancara terstruktur dimana peneliti
menyiapkan sederet pertanyaan dengan pilihan jawaban
yang ketat/baku, pada wawancara semi-terstruktur peneliti
hanya menyiapkan beberapa pertanyaan kunci untuk
memandu jalannya proses tanya jawab wawancara.
3) Wawancara Tak Berstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam wawancara
tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti
data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih
banyak mendengarkan apa yang akan diceritakan oleh
responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban
dari responden tersebut, peneliti dapat mengajukan
berbagai pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada
suatu tujuan.
c. Tahapan Pelaksanaan Wawancara
Ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk
mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yakni :
1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi
bahan pembicaraan.
3) Mengawali atau membuka alur wawancara.
4) Melangsungkan alur wawancara.
5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan
mengakhirinya.
6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
7) Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang
telah diperoleh.
3. Dokumentasi
a. Definisi
Dokumen atau dokumentasi adalah catatan-catatan
peristiwa yang telah lalu yang bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya monumental seseorang. Dengan kata lain, dokumen
adalah sumber informasi yang berbentuk bukan manusia.
b. Macam-macam Dokumentasi
1) Dokumen Pribadi
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan
seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman dan
kepercayaannya. Tujuan dari mengumpulkan data dengan
menggunakan dokumen pribadi adalah untuk memperoleh
kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai
faktor di sekitar subjek penelitian. Dokumen pribadi dapat
berupa buku harian, surat pribadi dan otobiografi.
2) Dokumen Resmi
Dokumen resmi adalah dokumen selain dokumen
pribadi yang dapat dipilah menjadi dokumen internal dan
dokumen eksternal.
a) Dokumen Internal
Dokumen internal dapat digunakan untuk
memperoleh data tentang keadaan, aturan, disiplin dan
lain sebagainya. Dokumen internal dapat berupa memo,
pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga
masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan
sendiri seperti risalah atau laporan rapat, keputusan
pimpinan kantor dan semacamnya.
b) Dokumen Eksternal
Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi
yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya
majalah, bulletin, pernyataan dan berita yang disiarkan
melalui media massa, pengumuman atau
pemberitahuan. Peneliti biasanya menggunakan
dokumen eksternal ini untuk menelaah suatu kebijakan
atau kepemimpinan suatu lembaga.
c. Tahapan Pelaksanaan Dokumentasi
Beberapa tahapan dalam teknik pengumpulan data
menggunakan dokumen adalah sebagai berikut :
1) Tersedianya dokumen yang akan dikaji atau diteliti.
2) Pembacaan teks dokumen secara umum.
3) Pembuatan kategorisasi.
4) Menelaah teks secara mendetail.
5) Menjalankan proses klasifikasi sesuai kategorisasi yang
telah dibuat.
6) Melakukan interpretasi dan menarik kesimpulan
(generalisasi).

4. Focus Group Discussion (FGD)


a. Definisi
Focus Group Discussion (FGD) adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berdiskusi
antar anggota kelompok kecil mengenai tema-tema tertentu
dan terpilih (fokus penelitian). Pada metode ini proses
wawancaranya dipandu oleh seorang moderator dengan cara
terstruktur ataupun tak terstruktur bergantung pada maksud
dan tujuan wawancara. Melalui proses itulah pertanyaan-
pertanyaan terfokus dilontarkan kepada setiap anggota
kelompok untuk memberikan tanggapan dan pendapatnya.
b. Macam-macam Focus Group Discussion (FGD)
1) Two-way focus group (FGD dua arah)
Metode ini terdapat dua kelompok FGD, dimana satu
kelompok akan mengamati dinamika dan interaksi
kelompok yang lain.
2) Dual moderator focus group
Pada metode ini, moderator pertama memastikan sesi
berlangsung lancar, sementara medorator kedua
memastikan semua topik yang dibahas.
3) Dueling moderator focus group
Pada metode ini dua moderator berada pada sisi yang
berlawanan saat berdiskusi.
4) Teleconfrence FGD
Pada jenis FGD ini kehadiran para partisipan secara fisik
tidak terjadi, tetapi sebagai gantinya para partisipan
menggunakan teknologi telewicara untuk berperan secara
aktif dalam diskusi.
5) Online FGD
Metode FGD ini para partisipan berinteraksi menggunakan
media tertulis melalui internet.
c. Tahapan Pelaksanaan Focus Group Discussion(FGD)
Beberapa prosedur yang ditempuh dalam melakukan Focus
Group Discussion(FGD) adalah sebagai berikut :
1) Peneliti menentukan topic yang dibahas atau didiskusikan.
2) Peneliti membuat pedoman wawancara (interview guide).
3) Peneliti menentukan bahan awal diskusi.
4) Peneliti menunjuk seorang moderator diskusi.
5) Peneliti mengorganisir kelompok bersama moderator,
termasuk menentukan informan, jumlah, waktu dan
tempat.
6) Peneliti menghadirkan partisipan yang diperlukan.
7) Peneliti (sebagai notulensi) mencatat proses diskusi dan
materi yang dibicarakan.
8) Peneliti melakukan melakukan transkripsi hasil diskusi
(berdasarkan catatan atau rekaman).
9) Peneliti melakukan analisis terhadap hasil diskusi.
10) Menarik kesimpulan berdasarkan pertanyaan dan tujuan
penelitian.
11) Menyusun dan menulis laporan penelitian (laporan FGD).

Daftar Pustaka :

Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif: Panduan Penelitian Beserta


Contoh Proposal Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai