Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN SKIN BARRIER dalam MENCEGAH

CEDERA KULIT pada NEONATUS: Action Research

Koordinator Mata Kuliah : Dr. Yayat Suryati, Skp.,M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Arip hidayat, S.Kep., Ners (2350311023)
Yudi Hadiansyah S.Kep., Ners (2350311006)
Teguh Wahyudin S.Kep., Ners (2350311009)
Siti Maelah S.Kep., Ners (2350311019)
Siti Kurniasih S.Kep., Ners (2350311018)
Enung Rina S, S.Kp (235931124)
Trinanda Deis N. S.Kep., Ners (2350311007)

MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTASILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JEDERAL ACHMAD YANI
BANDUNG – CIMAHI
2023
BAB III
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA

3.1 Teknik pengumpulan data


Langkah yang utama dan penting dalam penelitian untuk mendapatkan data
adalah teknik pengumpulan data. Dalam pengumpulan data peneliti dapat
menggunakan sumber primer yaitu sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data dan sumber sekunder yaitu sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data contohnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. Macam-macam teknik pengumpulan data yaitu dengan
observasi atau pengamatan dengan interview atau wawancara dengan
dokumentasi dan gabungan.
A. Observasi
1) Macam-macam Observasi
a) Observasi partisipatif
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data peneliti. sambil
melakukan pengamatan, Peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh Sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
dengan observasi partisipan ini maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
setiap perilaku yang nampak. Observasi ini digolongkan menjadi 4
yaitu:
 Partisipasi pasif jadi dalam hal ini peneliti datang ke tempat
kegiatan orang yang diamati namun tidak ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut.
 Partisipasi moderat jadi dalam observasi ini terdapat
keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan
orang luar. peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi
partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semua.
 Partisipasi aktif dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa
yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya
lengkap.
 Partisipasi lengkap dalam hal ini peneliti sudah terlibat
sepenuhnya terhadap Apa yang dilakukan Sumber data. jadi
suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan
penelitian. hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi
terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.
b) Observasi terus terang atau tersamar
Dalam melakukan pengumpulan data peneliti menyatakan terus
terang kepada Sumber data, bahwa ia sedang melakukan suatu
penelitian. jadi yang diteliti tahu sejak awal hingga akhir tentang
aktivitas peneliti. tetapi dalam beberapa hal peneliti juga tidak terus
terang atau tersamar dalam konservasi agar menghindari jika suatu
data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Apabila
peneliti terus terang kemungkinan peneliti tidak akan diizinkan
untuk melakukan observasi.
c) Observasi terstruktur
Yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan diobservasi karena peneliti tidak tahu secara pasti
tentang hal apa yang akan diamati. dalam melakukan pengamatan
peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, Tetapi
hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
2) Manfaat Observasi
a) Dengan observasi ini di lapangan peneliti akan lebih mampu
memahami konteks data dalam keseluruhan situasi, jadi akan dapat
diperoleh pandangan yang holistik.
b) Dengan observasi akan diperoleh suatu pengalaman langsung
sehingga peneliti menggunakan pendekatan induktif jadi tidak
dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. pendekatan
induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau
Discovery.
c) Dengan observasi berarti dapat melihat hal-hal yang kurang atau
tidak diamati orang lain khususnya orang yang berada dalam
lingkungan itu karena telah dianggap biasa dan karena itu tidak
akan terungkap dalam wawancara.
d) Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya
tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena
bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama
lembaga.
e) Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar
persepsi responden sehingga peneliti memperoleh gambarannya
lebih komprehensif.
f) Dengan observasi peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang
kaya tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan
suasana situasi sosial yang diteliti.
3) Obyek Observasi
Lanjut penelitian kualitatif yang diabservasi menurut spradley
Dinamakan situasi sosial, yang terdiri atas tiga komponen yaitu tempat,
pelaku, dan aktivitas.
4) Tahapan Observasi
a) Observasi deskriptif
Dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi sosial tertentu
sebagai objek penelitian dan di tahap ini peneliti belum membawa
masalah yang akan diteliti. peneliti melakukan penjelajahan dan
menyeluruh, memotret semua objek, Melakukan deskripsi terhadap
semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. semua data direkam
hasil dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang belum
tertata.
b) Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan suatu observasi yang telah
dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu. observasi ini
juga dinamakan observasi terfokus karena pada tahap ini peneliti
melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan
fokus, namun masih belum terstruktur. bila dilihat dari segi analisis
data, maka pada tahap ini peneliti telah melakukan analisis
taksonomi, yang selanjutnya menghasilkan kesimpulan 2.
c) Observasi transaksi
Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan
sehingga datangnya lebih rinci. dengan melakukan analisis
komponensial terhadap fokus, maka pada tahap ini peneliti telah
menemukan karakteristik, kontras-kontras/ Perbedaan dan
kesamaan antar kategori, serta menemukan hubungan antara satu
kategori dengan kategori yang lainnya. pada saat ini diharapkan
pendidik telah mendapat pemahaman yang mendalam dan hipotesis.

B. Wawancara
1) Macam-macam wawancara
a) Wawancara terstruktur
Digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
apa yang akan diperoleh. oleh karena itu dalam melakukan
wawancara, pengumpul data telah menyiapkan Instrumen penelitian
berupa pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah
disiapkan. Dengan Wawancara terstruktur ini setiap responden
diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.
Supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama
maka diperlukan training kepada calon pewawancara.
b) Wawancara semi terstruktur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept
interview, Di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan Wawancara terstruktur. Tujuan dari
wawancara ini untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat
dan ide-idenya.
c) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara ini adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan Hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan,
2) Langkah-langkah wawancara
a) Letakkan Kata siapa wawancara itu akan dilakukan
b) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan
c) Mengawali atau membuka alur wawancara
d) Melangsungkan alur wawancara
e) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
f) Menuliskan hasil wawancara dengan catatan lapangan
g) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah
diperoleh
3) Jenis pertanyaan wawancara
a) pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
b) pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
c) pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
d) pertanyaan tentang pengetahuan
e) pertanyaan yang berkenaan dengan Indera
f) pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
4) Alat wawancara
a) Buku catatan
b) Tipe recorder
c) Camera
5) Hasil wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan
wawancara agar tidak lupa bahkan hilang. karena wawancara
dilakukan secara terbuka dan tidak berstruktur, maka peneliti perlu
membuat rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara.
dari berbagai sumber data, perlu dicatat mana data yang dianggap
penting, yang tidak penting, data yang sama dikelompokkan.
hubungan satu data dengan data yang lain perlu dikonstruksikan,
sehingga menghasilkan pola dan makna tertentu. data yang masih
diragukan perlu ditanyakan kembali kepada Sumber data lama atau
yang baru agar memperoleh ketuntasan dan kepastian.

C. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Bentuk dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar
seperti foto, sketsa. Dokumen yang berbentuk karya seperti gambar,
patung, film.

D. Triangulasi
Teknik ini berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. peneliti
menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. triangulasi
sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda
dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2022), (Sugiyono, Metode penelitian
kualitatif untuk penelitian yang bersifat exploratif, enterpretif, interaksi,
dan konstruksi, 2020), .

3.2 Analisa data


Data kualitatif akan dianalisis menggunakan pendekatan analisis tematik.
Proses analisis akan mencakup pengkodean data, identifikasi tema, dan
penyusunan makna yang muncul dari hasil wawancara dan observasi
(Heriyanto, 2018).
Thematic analysis merupakan salah satu cara untuk menganalisa data dengan
tujuan untuk mengidentifikasi pola atau untuk menemukan tema melalui data
yang telah dikumpulkan oleh peneliti (Braun & Clarke, 2006). Tahapannya:
A. Memahami data
Mendapatkan data yang diinginkan bukan berarti peneliti memahami
fenomena yang sedang diteliti. Karena penelitian kualitatif bertujuan untuk
mengupas secara mendalam apa yang terjadi dari sebuah peristiwa melalui
perspektif partisipan, maka rekaman dan transkrip wawancara ibaratnya
adalah ‘harta karun’ peneliti yang perlu untuk dieksplorasi maknanya lebih
dalam. Disini peneliti perlu untuk memahami dan menyatu dengan data
kualitatif yang diperolehnya. Dan tidak ada cara lain yang lebih efektif
untuk lebih menyatu dengan data selain membaca dan membaca kembali
transkrip wawancara dan bahkan mendengarkan kembali rekaman
wawancara atau menonton lagi rekaman video yang sudah dibuat selama
proses pengumpulan data. Rekaman wawancara bisa menjadi sumber
penting dalam proses analisa data karena peneliti bisa mendapatkan
informasi-informasi atau insights yang melalui percakapan-percakapn yang
dilakukannya bersama partisipan. Maka dari itu peneliti sempatkan waktu
paling tidak satu kali untuk mendengarkannya kembali. Kegiatan ini
menjadi lebih penting lagi apabila yang membuat transkrip wawancaranya
bukan peneliti sendiri.
B. Menyusun kode
Tahapan kedua dalam proses thematic analysis adalah mulai meng-coding.
Meng-coding ini bisa diibaratkan pustakawan yang sedang menentukan
subyek dari judul buku. Atau seperti pembaca yang berusaha menemukan
pikiran utama sebuah paragraph.
C. Mencari tema
Ditahapan ini peneliti mulai berpindah perhatian dari yang semula mencari
kode sekarang berganti menjadi mencari tema. Seperti yang
direkomendasikan oleh Braun & Clarke (2006), tahap ketiga dalam
thematic analysis adalah mencari tema, tema yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Tema ini menggambarkan sesuatu yang penting yang ada di data
terkait dengan rumusan masalah penelitian. Lebih lanjut disampaikan oleh
Boyatzis (1998), tema ini menggambarkan pola dari fenomena yang diteliti.
3.3 Etika Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip etika penelitian,
termasuk mendapatkan informed consent dari partisipan dan menjaga
kerahasiaan data. Izin penelitian akan diperoleh dari otoritas yang berwenang.
DAFTAR PUSTAKA

Heriyanto. (2018). Thematic Analysis sebagai Metode Menganalisa Data untuk


Penelitian Kualitatif. ANUVA, 317-324.
Sugiyono. (2020). Metode penelitian kualitatif untuk penelitian yang bersifat
exploratif, enterpretif, interaksi, dan konstruksi. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2022). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai