Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitianini dilaksanakan di Desa Mongolato, Kecamatan Telaga
Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.Kegiatan ini direncanakan akan
dilaksanakan selama 4 (tiga) bulan yaitu dari bulan September sampai Desember
2022 dengan perincian waktu seperti disajikan pada tabel 3.1. sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
BULAN/TAHUN 2022 KET
NO KEGIATAN Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Identifikasi Keperluan
2 Seminar Proposal
3 Pengumpulan data dan
observasi lapangan
4 Menentukan masalah
5 Menentukan intervensi
6 Implementasi
7 Analisa data
8 Pelaporan

3.2. Latar Penelitian


Beberapa alasan mendasar hingga dipilihnya lokasi ini sebagai tempat
penelitian adalah (1) pengkajian kesehatan masyarakat telah dilaksanakan; (2)
telah tersedia model MPKP berbasis komunitas yang telah dilaksanakan di lokasi
ini, (3) telah tersedia Standar Operasional Prosedur pelaksanaan MPKP berbasis
komunitas di desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo
3.3. Pendekatan, Jenis dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan jenis
penelitian eksplanatori. Penelitian eksplanatori bersifat mendasar dan bertujuan

38
39

untuk memperoleh keterangan, informasi, data mengenai hal-hal yang belum


diketahui. Karena bersifat mendasar, penelitian ini disebut penjelajahan
(eksploration).
Penelitian eksplanatori tidak memerlukan hipotesis atau teori tertentu.
Peneliti hanya menyiapkan beberapa pertanyaan sebagai penuntun untuk
memperoleh data primer berupa keterangan, informasi, sebagai data awal yang
diperlukan. Penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang masih pada tahap
“identifikasi”. Peneliti akan dihadapkan pada masalah-masalah yang belum
familiar. Penelitian ini dimaksudkan agar peneliti lebih mengetahui dan
mengembangkan konsep sesuai dengan keadaan dilapangan. Jadi penelitian ini
tidak harus dilakukan oleh orang yang sudah mahir dalam masalah yang diteliti
tersebut
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan studi
kasus. Rancangan studi kasus merupakan salah satu bentuk rancangan kualitatif
yang berusaha mendeskripsikan suatu latar (setting) atau objek tertentu secara
terinci dan mendalam. Rancangan ini dipilih dengan pertimbangan: (1)
menyelidiki fenomena yang terjadi dan berlaku di dalam konteks yang diteliti
yaitu model praktik keperawatan profesional berbasis komunitas; (2) dalam
rancangan ini memanfaatkan berbagai sumber data semaksimal mungkin agar
kredibilitas dan validitas hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Penetapan
rancangan ini diawali dengan menetapkan fokus model praktik keperawatan
profesional berbasis komunitas. Kegiatan selanjutnya adalah peneliti mengkaji
secara mendalam melalui wawancara dan observasi.

3.4. Kehadiran Peneliti


Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif sangat penting dan mutlak
diperlukan. Hal ini disebabkan karena kehadiran peneliti selain sebagai
pengumpul data juga bertindak sebagai instrumen penelitian. Peneliti sebagai
instrumen kunci (key instrument) pertama yang berarti peneliti juga harus dapat
mengungkap model praktik keperawatan profesional berbasis komunitas. Peneliti
yang melakukan penelitian datang ke lapangan dan mencari informasi yang
40

diperlukan serta tidak menganggap informan/responden sebagai obyek tetapi


dipandang sebagai informan yang berkedudukan sebagai teman sejawat atau
kolega.
Saat melakukan pengumpulan data, peneliti berusaha untuk memperoleh
data penelitian dan mengungkap secara obyektif data yang diperoleh karena
peneliti juga adalah warga masyarakat Kota Gorontalo yang ingin mengungkap
secara riil dan objektif. Selain itu, peneliti juga akan melakukan wawancara
mendalam dengan informan dari berbagai sumber seperti kepala desa, kepala
puskesmas, petugas kesehatan dan dasawisma. Kedudukan peneliti sangat penting
karena sebagai perencana sekaligus pelaksana pengumpul data, analisis dan
penafsir data, dan sebagai pelapor hasil penelitiannya.
Seluruh data dan informasi, selain dikumpulkan melalui kegiatan
pengamatan pada latar, juga melalui wawancara. Wawancara pada umumnya
dilakukan secara informal mengingat subyek telah mengenal peneliti, sehingga
memungkinkan kegiatan ini dapat berinteraksi secara alamiah.
Keberadaan peneliti pada latar penelitian sangat menentukan berhasil
tidaknya seseorang dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu, sebelum
penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan pendekatan awal (pra entri)
dengan masyarakat dijadikan latar penelitian. Hal ini mempunyai arti penting
dalam menciptakan suasana akrab dan kebersamaan dalam melaksanakan
penelitian.
Sebagai peneliti, entri adalah cara dan langkah yang paling tepat dilakukan
untuk masuk kedalam latar penelitian. Pendekatan ini disepakati secara bersama-
sama dengan subyek peneliti untuk menjajaki obyek pengamatan, memilih
dokumen yang relevan untuk kelengkapan penelitian. Derajat atau tingkat
keikutsertaan peneliti dalam kegiatan ini dikategorikan pada tingkat “pengamat
penuh”. Dengan keikutsertaan ini, peneliti berusaha memahami apa yang
dilakukan oleh subyek, tidak hanya sekedar diterima akan tetapi lebih
mempelajari subyek.
41

3.5. Data dan Sumber Data


1. Data
Data yang terkumpul dalam penelitian mengacu pada fokus penelitian yang
berhubungan dengan kajian penerapan model praktek keperawatan
profesionalberbasis komunitas. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
aspek–aspek yang berkaitan dengan kajian penerapan model praktek keperawatan
profesionalberbasis komunitas, yang meliputi: (1) diagnosis keperawatan
kesehatan; (2) perencanaan asuhan keperawatan kesehatan: dan (3) implementasi
asuhan keperawatan kesehatan, di Desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten
Gorontalo.

2. Sumber Data
Penelitian kualitatif dengan paradigma naturalistik, datanya dikumpulkan
oleh peneliti sendiri. Untuk menperoleh data dari informan peneliti menggunakan
system purpose sampling, yang artinya dalam pengambilan sumber data
pengumpulan sampel didasarkan atas tujuan. Selain menggunakan teknik tersebut,
peneliti juga menggunakan teknik snowball sampling yang pelaksanaannya
dengan menetapkan terlebih dahulu informan kunci (key informant), selanjutnya
informan kunci (key informant) ini akan memberikan petunjuk kepada informan
lainnya. Penentuan unit sampel (responden) dianggap telah memadai apabila telah
sampai kepada taraf “redundancy” (datanya telah jenuh, ditambah sampel lagi
tidak memberikan informasi yang baru), artinya bahwa menggunakan sumber data
selanjutnya boleh dikatakan tidak lagi diperoleh tambahan informasi baru yang
berarti.

3.6. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Angket
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
kuesioner atau angket langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal
memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap benar. Kebaikan
42

metode angket : (1) Menghemat waktu, maksudnya dengan waktu yang singkat
dapat memperoleh data, (2) menghemat biaya, karena tidak memerlukan banyak
peralatan, (3) menghemat tenaga. Kelemahan metode angket: (1) ada
kemungkinan dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang diampaikan
adalah tidak jujur, (2) apabila pertanyaan kurang jelas dapat mengakibatkan
jawaban bermacam-macam.
Langkah-langkah pelaksanaan angket adalah sebagai berikut: (1) penulis
membuat daftar pertanyaan, (2) setelah itu diberikan kepada reponden, (3) setelah
selesai dijawab segera disusun untuk diolah sesuai dengan standar yang ditetapkan
sebelumnya, kemudian disajikan dalam laporan penelitian.
2. Observasi
Observasi ini peneliti mengamati kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
3. Wawancara
Teknik ini digunakan sebagai metode pengumpulan data yang dominan dan
dilengkapi dengan metode lain seperti observasi partisipan, analisis dokumen atau
teknik lainnya. Melalui wawancara diharapkan dapat memperoleh data secara luas
dan mendalam guna memperoleh pandangan tentang subjek penelitian.
Wawancara dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur. Terstruktur yaitu
peneliti sebelumnya mendapat daftar pertanyaan berupa garis-garis besar yang
menjadi fokus penelitian terutama yang ditujukan kepada informan kunci.
Sedangkan wawancara tidak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaan dan
kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat wawancara. Hal ini
dilakukan untuk lebih mendalami dan mengembangkan dari jawaban informan,
sehingga informasi yang dikumpulkan lengkap dan mendalam.

4. Studi Dokumen
Peneliti menggunakan teknik dokumen yang resmi dan fotografi untuk
melengkapi data dari hasil wawancara. Dokumen tertulis berupa besarnya dana
prodira, aspek-aspek yang dibiayai dan profil manajemen sekolah berbasis
43

lingkungan. Sedangkan dokumen tidak tertulis berupa foto, gambar, sarana dan
prasarana serta kegiatan lainnya.

5. Catatan Lapangan
Peneliti membuat catatan lapangan, mencatat kejadian yang didengar,
dilihat, dialami dan dipikirkan selama proses pengumpulan data. Dalam observasi
pelibatan, peneliti menganggap semua data adalah penting, sehingga catatan
lapangan dibuat secara rinci dan cermat setiap kembali dari observasi dan
wawancara.

3.7. Teknik Analisis Data


Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini dan berdasarkan jenis
data yang terkumpul digunakan teknik analisis data sebagai berikut:
Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mendeskripsikan
penerapan model praktik keperawatan profesional berbasis komunitas di Desa
Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Hasil analisis disajikan
dalam bentuk tabel frekuensi.
Untuk menghitung persentase dalam bentuk frekuensi digunakan rumus
(Soeratno dan Arsyad, 1999: 65):

Dimana:
Pr : persentase
f : frekuensi
n : jumlah sampel
sedangkan untuk menghitung persentase dalam bentuk skor digunakan
formula (Soeratno dan Arsyad, 1999: 67):

Dimana:
Pr : persentase
44

SC : Skor capaian yaitu merupakan total skor yang diperoleh seluruh


responden
SI : Skor ideal yaitu jumlah skor maksimum yang bisa dicapai
Untuk interpretasi data kajian penerapan model praktek keperawatan
profesionalberbasis komunitas di Desa Mongolato Kecamatan Telaga
Kabupaten Gorontalo digunakan kriteria:
Tabel 3.2. Konversi hasil Perhitungan Persentase dan Kriteria Kualitatif
Ketercapaian Program
No Skala Predikat Deskripsi Hasil Evaluasi
Persentase(%)
1 0 – 40 Sangat Menghentikan program karena dipandang
Rendah program tersebut tidak ada manfaatnya atau
(SR) tidak dapat dilaksanakan sebagaimana yang
diharapkan
2 41 - 55 Rendah Merevisi program, karena ada bagian-
(RD) bagian yang kurang sesuai dengan harapan
3 56 – 70 Sedang Melanjutkan program karena pelaksanaan
(SD) program menunjukkan segala sesuatunya
sudah berjalan dengan harapan
4 71 - 100 Tinggi Menyebarluaskan program, karena program
(TG) tersebut sudah berhasil dengan baik maka
sangat baik jika dilaksanakan lagi ditempat
yang lain

Selanjutnya persentase skor tersebut diatas akan di paparkan secara kualitatif.


3.8. Pengecekan Keabsahan Data
1. Derajat Kepercayaan (Credibility)
Kredibilitas dalam penelitian ini dipenuhi melalui beberapa kegiatan, yaitu:
Pertama, aktivitas yang dilakukan untuk membuat temuan dan interpretasi yang
akan dihasilkan lebih terpercaya dan terdiri dari: (a) memperpanjang masa
observasi pada lokasi penelitian yaitu di Desa Mongolato Kecamatan Telaga
45

Kabupaten Gorontalo, (b) melakukan pengamatan secara terus menerus pada


kegiatan yang dilaksanakan dalam model praktik keperawatan profesional
berbasis komunitas, dan (c) melakukan triangulasi. Perpanjangan masa observasi
dilakukan dengan maksud melengkapi kekurangan-kekurangan data yang masih
diperlukan untuk menyusun temuan penelitian yang terpercaya. Pengamatan
secara terus menerus ditujukan agar apa yang diamati bukanlah kejadian sesaat
atau muncul secara tiba-tiba, melainkan merupakan aktivitas yang sudah terpola.
Triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari
seorang informan dengan informan lainnya. Misalnya hasil wawancara informan
pertama dan untuk mengecek kebenarannya peneliti mengkroscek dengan
informan lainnya. Kedua, aktivitas yang ditujukan untuk melakukan pemeriksaan
eksternal (external check) terhadap temuan penelitian yang dilakukan dengan cara
peer debriefing dengan tujuan: (a) membantu menjaga kejujuran peneliti karena
the inquirer’s biased are probed, maka makna dieksplorasi dan dasar-dasar
interpretasi diklarifikasi, (b) memberikan pengenalan dan pencarian kesempatan
untuk menguji hipotesis kerja yang mungkin muncul dalam pikiran peneliti, dan
(c) memberikan kepada peneliti suatu kesempatan untuk menjernihkan pikiran
peneliti dari emosi dan perasaan yang mungkin clouding good judgement. Peer
debriefing dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa informan. Masukan
yang diperoleh dimaksudkan untuk mengsinkronisasikan paparan data dengan
fokus penelitian. Ketiga, melakukan member checks sehingga data yang
dikumpulkan dari infroman lebih valid. Member checks dilakukan dengan cara
meminta kesediaan informan membaca ulang hasil wawancara yang sudah
dituangkan ke dalam transkrip sehingga diperoleh masukan untuk perbaikannya.
2. Tranferabilitas
Digunakan untuk menjawab persoalan sampai sejauh mana hasil penelitian
ini dapat ditransfer pada beberapa konteks lain. Oleh karena itu, supaya orang lain
dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk
menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporan yang
diuraikan secara rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
3. Ketergantungan (dependability)
46

Digunakan untuk menjaga kehati-hatian, sehingga akan terhindar dari


terjadinya kemungkinan kesalahan dalam “proses” pengumpulan data dan
penginterpretasian data. Untuk itu pengujian dependability dilakukan dengan cara
melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Menurut Sugiyono
(2007: 277) bahwa caranya dilakukan oleh auditor yang independen, pembimbing
untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.
Peneliti mengkonsultasikan hasil penelitian dengan pembimbing yang ditunjuk
oleh lembaga dalam pelaksanaan penelitian.
4. Konfirmabilitas
Pemenuhan kriteria konfirmabilitas (objektivitas) dimaksudkan untuk
melihat objektivitas temuan penelitian yang dihasilkan. Oleh karena itu, perlu
dilihat keabsahan yang menyangkut dengan relevansi data, penggunaan teknik
analisis data yang cermat, interpretasi data secara benar, dan rumusan kesimpulan
yang benar-benar didukung oleh data yang lengkap. Untuk mewujudkan hal
tersebut, pemenuhan kriteria konfirmabilitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mengkofirmasikan data temuan penelitian dengan pembimbing.
Maksudnya hasil yang telah diperoleh selama pelaksanaan penelitian
dikonfirmasikan dengan pembimbing.

Anda mungkin juga menyukai