Anda di halaman 1dari 101

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian


Desa Mongolato adalah salah satu desa di Kecamatan Telaga teletak di
ketinggian 115 M diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar 27-28 0C
serta curah hujan rata-rata pertahun 195 mm. Desa Mongolato mempunyai batas
wilayah yakni sebagai berikut :
- Utara : dengan Desa Pantungo
- Timur : dengan Desa Buhu
- Selatan : dengan Desa Bunggalo, Desa Bulila
- Barat : dengan Desa Bulota
Desa Mongolato memiliki luas wilayah 94,39 Ha dan secara administrasif
wilayah pemerintahan Desa Mongolato terdiri dari 4 (empat) Dusun dan 36
Dasawisma yaitu : Dusun 1 (Dusun Dahlia) terdapat 9 dasawisma, Dusun 2
(Dusun Motolohu) terdapat 12 dasawisma, Dusun 3(Dusun Rumajaga) terdapat 7
dasawisma, dan Dusun 4 ( Dusun Ar-Ridwan) terdapat 8 dasawisma. Jarak
tempuh ke pusat pemerintahan Kecamatan Telaga Jaya (Kantor Camat) sekitar 1
Km dan waktu tempuh 10 Menit dengan kenderaan bermotor, ke pusat
pemerintahan Kabupaten sekitar 9 Km dan waktu tempuh 30 Menit dengan
kenderaan bermotor serta ke pemerintahan Provinsi sekitar 15 Km dengan waktu
tempuh 60 Menit dengan kenderaan bermotor. Lahan di Desa Mogolato sebagian
besar adalah lahan/tanah kering yakni berkisar 97,8% dan Tanah Basah/Sawah
yaitu 2,2%.
Jumlah Penduduk Desa Mongolato berdasarkan Profil Desa tahun 2020
sebesar 2682 jiwa yang terdiri dari 1312 laki laki dan 1370 perempuan.
Sedangkan pertumbuhan penduduk dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2021
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk

No Jenis kelamin Tahun

50
51

2018 2019 2020 2021 %


1 Laki-laki 1354 1309 1312 1439 0,1
2 Perempuan 1398 1370 1370 1462 1
Total 2752 2679 2682 2901
Sumber data SDGs Th 2021
Dari table diatas dapat dilihat laju pertumbuhan penduduk selama kurun
waktu 2018 sampai 2021 adalah 1 %.
Sebagian besar penduduk Desa Mongolato bekerja pada sektor Pertanian
disusul sektor industri secara detail mata pencahariaan penduduk Desa
MONGOLATO adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Mata Pencaharian Penduduk
No Mata Tahun
pencaharian 2018 2019 2020 2021
Penduduk L P L P L P L P
1 Pertanian 73 2 73 1 33 3 40 5
2 Perdagangan 15 20 30 4 40 15 45 25
3 Jasa 160 12 200 17 10 3 - 2
4 PNS 70 115 73 128 80 50 100 30
5 Industri 3 1 5 2 - 4
6 Polri 27 2 37 4 30 15 20 8
7 TNI 104 0 104 0 10 0 7 0
8 Pensiunan 10 11 13 14 14 14 16 15
9 Honorer 8 25 13 35 25 40 48 49
10 Swasta 110 17 122 24 35 20 20 15
Sumber Data SDGS Desa Tahun 2021
Selanjutnya pendidikan adalah salah satu instrumen penting untuk
peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan. Di Desa Mongolato masih terdapat
2 % perempuan yang belum tamat SD dan 2,5 % laki laki yang belum tamat SD.
Sedangkan sedangkan yang menamatkan Akademi dan Perguruuan Tinggi baru
52

20 % untuk wanita dan 15 % untuk laki laki. Untuk bidang pendidikan dari
penduduk Desa Mongolato dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 4.3 Tingkat pendidikan
No Tingkat pendidikan Laki-laki Perempuan
yang ditamatkan (orang) (orang)
1 Tamat SLTA 468 469
2 Tamat SD 455 454
3 Tamat Akademi/PT 181 180
4 Tamat SLTP 175 191
5 Tidak tamat SD 168 160
Sumber Data SDGs Th 2021
Tampak dengan jelas, bahwa tingkat pendidikan yang dominan di Desa
Mongolato hanya tamatan SLTA dan tamatan SD, dan disusul Tamatan SLTP
dengan Akademi/Perguruan Tinggi Dan Tidak Tamat SD Paling Sedikit.
Tabel 4.4 Sarana Pendidikan

Lokasi
Sarana Jumlah
No (Dusun)
pendidikan ( buah)
I II III IV
1 PAUD 1 - √ -
2 TK 3 √ √ √
3 SD/MI 2 √ √ -
4 SMP/MTs - - - -
5 SMA/MA 1 √ - -
6 SMK - - - -
Sumber Data SDGS Desa Tahun 2021
Selanjutnya beberapa indikator penting dalam bidang kesehatan di Desa
Mongolato dapat dilihat pada table :
53

Tabel 4.5 Indikator Kesehatan


Tahun
No Uraian 2018 2019 2020 2021
1 Jumlah Penolong Balita 2 2 3 3
Tenaga Kesehatan
2 Angka Kematian Bayi (IMR) 0 0 1 0
3 Angka Kematian Ibu 0 0 0 0
Melahirkan ( MMR )
4 Cakupan Imunisasi 45 97 116 171
5 Balita Gizi Kurang 0 15 11 22
Sumber Data SDGs Th 2021
Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah penolong balita oleh tenaga
kesehatan mengalami Kenaikan, tetapi angka kematian bayi tidak bertambah,
angka kematian ibu melahirkan
Tabel 4.6 Sarana Kesehatan

Lokasi
Jumlah
No Sarana Kesehatan (Dusun)
( buah)
I II III IV
1 Pustu - - - - -
2 Poskesdes - - - - -
3 Polindes 1 - - √ -
Sumber Data SDGs Th 2021

4.2. Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh ketua-ketua
dasawisma maka didapatkan beberapa masalah kesehatan di desa Mongolato.
Hasil penelitian ini dipaparkan dalam beberapa sub bahasan yaitu: (1) masalah
keperawatan di desa Mongolato Kecamatan Telaga di Kabupaten Gorontalo, (2)
intervensi keperawatan di desa Mongolato Kecamatan Telaga di Kabupaten
54

Gorontalo, dan (3) implementasi keperawatan di desa Mongolato Kecamatan


Telaga
Hasil penelitian tentang penerapan model MPKP berbasis Komunitas di
Dusun II dan Dusun III desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo
adalah sebagai berikut:
4.2.1. Dusun II
Berdasarkan hasil pengkajian dalam penelitian ini, yang dilaksanakan pada
12 dasawisma di Dusun II, desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten
Gorontalo, didapatkan 169 dengan jumlah penduduk 615 jiwa didapatkan data
sebagai berikut :
A. Data Demografi
Tabel 4.2.1 Distribusi Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Persentasi
1 Balita (0 – 5 Tahun) 38 6%
2 Anak-Anak (5 – 11 Tahun) 52 8%
3 Remaja Awal (12 – 16 Tahun) 70 11%
4 Remaja Akhir (17 – 25 Tahun) 106 17%
5 Dewasa Awal (26 – 35 Tahun) 73 12%
6 Dewasa Akhir (36 – 45 Tahun) 97 16%
7 Lansia Awal (46 – 55 Tahun) 96 16%
8 Lansia Akhir ( > 65 Tahun) 46 7%
9 Manula 37 6%
Total 615 100%

Berdasarkan distribusi tabel 4.2.1 usia di atas di dapatkan bahwa


penduduk dengan usia balita (0-5 tahun) sebanyak 38 jiwa dengan persentasi
6%, usia anak-anak (5-11 tahun) sebanyak 52 jiwa dengan persentase 8%,
usia remaja awal (12-16 tahun) sebanyak 70 jiwa dengan persentasi 11%, usia
remaja akhir (17-25 tahun) sebanyak 106 jiwa dengan persentase 17%, usia
dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 73 jiwa dengan persentase 12%, usia
dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 97 jiwa dengan persentase 16%, usia
55

lansia awal (46-55 tahun) sebanayak 96 jiwa dengan persentase 16%, usia
lansia akhir (> 65 tahun) sebanyak 46 jiwa dengan persentase 7% dan usia
manula sebanyak 37 jiwa dengan persentase 6%.
Tabel 4.2.2. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Persentasi
1 Laki-Laki 303 49%
2 Perempuan 312 51%
Total 615 100%

Berdasarkan distribusi tabel di atas berdasarkan jenis kelamin di


dapatkan bahwa penduduk dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 303 jiwa
dengan persentase 49% dan penduduk dengan jenis kelamin perempuan
sebanyak 312 jiwa dengan persentase 51%
Tabel 4.2.3.Distribusi Berdasarkan Agama
N AGAMA JUMLAH PERSENTAS
O I
1 Islam 612 99%
2 Protestan 3 1%
3 Katolik 0 0%
4 Hindu 0 0%
5 Budha 0 0%
Total 615 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas berdasarkan agama


di dapatkan bahwa penduduk dengan agama islam sebanyak 612 jiwa dengan
persentase 99% dan penduduk yang beragama protestan sebanyak 3 jiwa
dengan persentase 1%
56

Tabel 4.2.4 Distribusi Berdasarkan Pendidikan


No Pendidikan Jumlah Persentasi
1 Belum Sekolah 37 6%
2 Sd 185 30%
4 Tidak Tamat Sd 5 1%
5 Smp 64 10%
6 Sma 163 27%
7 D3 6 1%
8 S1 57 9%
9 Pasca Sarjana 98 16%
Total 615 100%

Berdasarkan distribusi tabel diatas pendidikan di atas didapatkan


bahwa yang tertinggi adalah pendidikan SD sebanyak 185 jiwa dengan
persentase 30% dan yang terendah adalah pendidikan D3 sebanyak 6 jiwa
dengan persentase 1%

4.2.5 Distribusi Berdasarkan Pekerjaan


No Pekerjaan Jumlah Persentasi
1 petani 28 5%
2 buruh 17 3%
3 wiraswasta 121 20%
4 pns/tni/polri 50 8%
5 irt 128 21%
6 pensiunan 7 1%
7 tidak bekerja 115 19%
8 pelajar/mahasiswa 149 24%
Total 615 100%
57

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram pekerjaan di atas


didapatkan bahwa pekerjaan terbanyak adalah pelajar/mahasiswa yaitu
sebanyak 149 jiwa dengan persentase 24% dan pekerjaan yang terendah
adalah pensiunan sebanyak 7 jiwa dengan persentase 1%

Tabel 4.2.6 Distribusi Berdasarkan Suku bangsa


No Suku/bangsa Jumlah Persentasi
1 Sunda 0 0%
2 Jawa 1 1%
3 Lain Lain (Gorontalo) 614 99%
Total 615 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram suku/bangsa di atas


didapatkan bahwa penduduk dengan suku Gorontalo sebanyak 614 jiwa
dengan persentasi 99% dan penduduk dengan suku jawa sebanyak 1 jiwa
dengan persentasi 1%

B. Data Subsistem Komunitas


Tabel 4.2.7 Distribusi Berdasarkan Tempat Pembuangan Air
Limbah
No Tempat Pembuangan Limbah Jumlah Persentasi
1. Got 150 89%
2. Sungai 1 1%
3. Sembarang tempat 0 0%
4. Penampungan 16 9%
5. Lain lain 2 1%
TOTAL 169 100%
58

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas di dapatkan


bahwa tempat pembuangan limbah tertinggi adalah di got sebanyak 150 KK
dengan persentasi 89%, sedangkan tempat pembuangan limbah terendah
adalah di sungai sebanyak 1 KK dengan persentasi 1%

Tabel 4.2.8 Distribusi Berdasarkan Kondisi Saluran Limbah


No Kondisi Saluran Limbah Jumlah Persentasi
1. Terbuka 55 33%
2. Tertutup 39 23%
3. Lancar 70 41%
4. Tergenang 5 3%
TOTAL 169 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa


kondisi saluran limbah tertinggi adalah lancer sebanyak 70 KK dengan
persentasi 41% dan yang terendah adalah tergenang sebanyak 5 KK dengan
persentasi 3%

Tabel 4.2.9 Distribusi Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah


No Tempat Sampah Jumlah Persentasi
1. Sungai 0 0%
2. Sembarangan tempat 0 0%
3. Ditimbun 1 1%
4. Dibakar 162 96%
5. Lain lain 6 4%
Total 169 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa


tempat pembuangan sampah tertinggi adalah dibakar sebanyak 162 KK
dengan persentasi 96% dan tempat pembuangan terendah adalah dengan
ditimbun sebanyak 1 KK dengan persentasi 1%
59

Tabel 4.2.10 Distribusi Berdasarkan Kondisi Tempat Sampah


No Kondisi tempat sampah Jumlah Persentasi
1. tertutup,kedap air 8 5%
2. terbuka, tidak kedap air 117 69%
3. tertutup, tidak kedap air 18 11%
4. terbuka, kedap air 26 15%
Total 169 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa


kondisi tempat sampah yang tertinggi adalah terbuka, tidak kedap air
sebanyak 117 KK dengan persentasi 69%, sedangkan kondisi tempat
sampah yang terendah adalah tertutup, kedap air sebanyak 8 KK dengan
persentasi 5%

Tabel 4.2.11 Distribusi Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan Rumah


No Pemanfaatan pekarangan rumah Jumlah Persentasi
1. kebun 79 47%
2. kolam 1 1%
3. kandang 11 7%
4. tidak ada 78 46%
total 169 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram di atas di dapatkan


bahwa pemanfaatan pekarangan rumah yang tertinggi adalah kebun
sebanyak 79 KK dengan persentasi 47% dan yang terendah adalah kolam
sebanyak 1 KK dengan persentasi 1%
1. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Tabel 4.2.12 Distribusi Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat
No Sarana kesehatan terdekat Jumlah Persentasi
1. rumah sakit 0 0%
2. puskesmas 165 98%
60

3. balai pengobatan 0 0%
4. posyandu 3 2%
5. dokter praktek 1 1%
6. Perawat 0 0%
7. bidan 0 0%
Total 4 2%

Tabel 4.2.13 Distribusi Berdasarkan Pemanfaatan Sarana Kesehatan


No Pemanfaatan sarana kes Jumlah Persentasi
1. ya 161 95%
2. tidak 8 5%
total 169 100%

Tabel 4.2.14 Distribusi Berdasarkan Keluarga Menderita Penyakit


No Anggota keluarga menderita Jumlah Persentasi
penyakit
1. ya 14 8%
2. tidak 155 92%
total 169 100%

Tabel 4.2.15 Distribusi Berdasarkan Sarana Pelayanan Kesehatan


No Faskes yang sering digunakan Jumlah Persentasi
1. rumah sakit 6 4%
2. puskesmas 127 75%
3. dokter praktek 18 11%
4. mantri/bidan praktik 18 11%
5. dukun 0 0%
61

6. lain lain 0 0%
total 169 100%

2. Ekonomi
Tabel 4.2.16 Distribusi Berdasarkan Penghasilan
No Penghasilan rata-rata/bulan Jumlah Persentasi
1. < 1.000.000 74 44%
2. 1.000.000-1.800.000 59 35%
3. >2.500.000 36 21%
TOTAL 169 100%

Tabel 4.2.17 Distribusi Berdasarkan Kepemilikan Dana Jamkes


No Kepemilikan jamkes Jumlah Persentasi
1. askes 31 18%
2. kis 99 59%
3. jamsostek 4 2%
4. jpkm 4 2%
5. tidak ada 15 9%
6. lain lain 16 9%
total 169 100%

3. Transportasi dan Keamanan


Tabel 4.2.18 Distribusi Berdasarkan Alat Transportasi
No Transportasi penduduk Jumlah Persentasi
1. motor 78 46%
2. mobil 17 10%
3. bentor 74 44%
62

Total 169 100%

4. Politik dan Pemerintahan


Tabel 4.2.19 Distribusi Berdasarkan Kantor Polisi
No Terdapat kantor polisi Jumlah Persentasi
1. ya 153 91%
2. tidak 16 9%
total 169 100%

a. Kelompok Pelayanan Masyarakat


1. Karang Taruna
Dari hasil wawancara dengan kepala dusun II Desa Mongolato
mengatakan bahwa karang taruna di dusun II sebelumnya aktif dan
sempat vakum karena adanya Covid 19, dan sekarang belum terlalu
aktif
2. PKK
Dari hasil wawancara dengan kepala dusun II Desa Mongolato
mengatakan bahwa PKK di dusun II aktif dengan mengadakan
arisan pengajian setiap minggu sekali
3. Posyandu, Posbindu Remaja, Posbindu Lansia
Dari hasil wawancara dengan masyarakat dan Ketua-ketua
dasawisma posyandu untuk bayi dan balita aktif dilaksanakan
setiap bulannya, untuk posbindu remaja baru aktif 3 bulan terakhir,
dan untuk posbindu lansia aktif dilaksanakan setiap sebulan sekali
tetapi dari hasil kuesioner dan wawancara dari hasil kuesioner ada
11 lansia yang tidak ikut posbindu lansia dengan presentase 33,3%
4. Spiritual
Berdasarkan wawancara dengan kepala dusun II didapatkan data
bahwa di dusun II Desa Mongolato terdapat anggota majelis Ta’lim
63

yang aktif diadakan setiap seminggu sekali yakni setiap malam


jum’at. Di desa Mongolato terdapat TPA yang berlokasi di Mesjid
Al-Ardan
5. Komunikasi
Tabel 4.2.20 Distribusi Berdasarkan Komunikasi Formal
No Komunikasi formal Jumlah Persentasi
1. surat kabar 1 1%
2. radio 7 4%
3. tv 129 76%
4. lain lain 32 19%
Total 169 100%

Tabel 4.2.21 Distribusi Berdasarkan Komunikasi Informal


No Komunikasi informal Jumlah Persentasi
1. papan pengumuman 9 5%
2. poster 3 2%
3. brosur 3 2%
4. secara langsung 154 91%
Total 169 100%

6. Pendidikan
Dari hasil wawancara dengan kepala dusun II Desa Mongolato
mengatakan bahwa di dusun II terdapat Tk Al-Maurky, dan sekolah
Madrasah Ibtidaiah, dimana sekolah tersebut sudah memiliki fasilitas
UKS, kantin serta sehat lapangan olahraga. Di dusun II Desa Mongolato
juga memiliki fasilitas perpustakaan yang berada di kantin Desa
Mongolato
64

7. Rekreasi
Tabel 4.2.22 Distribusi Berdasarkan Tempat Rekreasi
No Tempat rekreasi Jumlah Persentasi
1. taman 55 33%
2. area bermain 7 4%
3. rekreasi umum dan privat 60 36%
4. lain lain 45 27%
5. tidak ada 2 1%
Total 169 100%

C. Pengkajian Berdasarkan Agregat


1. Pasangan Usia Subur (PUS)
Tabel 4.2.23 Distribusi Berdasarkan Pasangan Usia Subur (PUS)
No Apakah salah satu keluarga Jumlah Persentasi
ada PUS
1. ya 54 32%
2. Tidak 115 68%
Total 169 100%

Tabel 4.2.24 Distribusi Berdasarkan Aseptor KB


No Bila YA, apakah menjadi Jumlah Persentasi
akseptor KB
1. ya 39 23%
2. tidak 54 32%
3. tidaka ada pus 76 45%
Total 169 100%

Tabel 4.2.25 Distribusi Berdasarkan Jenis Kontrasepsi


65

No Bila YA, Jenis Kontrasepsi apa Jumlah Persentasi


yang digunakan
1. iud 4 2%
2. suntik 17 10%
3. pil 10 6%
4. susuk 1 1%
5. kondom 0 0%
6. tubektomi 3 2%
7. vasektomi 0 0%
8. alami/sistem kalender 1 1%
9. tidak ikut kb 14 8%
10. tidak ada pus 119 70%
Total 169 100%

Tabel 4.2.26 Distribusi Berdasarkan Alasannya


No Bila tdk alasanya Jumlah Persentasi
1. dilarang suami 0 0%
2. agama 0 0%
3. tidak tahu 7 4%
4. lain lain 4 2%
5. tidak ada pus 158 93%
Total 169 100%

2. Ibu Hamil
Tabel 4.2.27Distribusi Berdasarkan Ibu Hamil
No Apakah ada ibu hamil dalam Jumlah Persentasi
keluarga
1. Ya 1 1%
2. Tidak 168 99%
66

Total 169 100%

Tabel 4.2.28 Distribusi Berdasarkan Umur Kehamilan (Trimester)


No umur kehamilan Jumlah Persentasi
1. 0-3 bulan 0 0%
2. 4-6 bulan 1 1%
3. 7-9 bulan 0 0%
4. tidak hamil 168 99%
Total 169 100%

Tabel 4.2.29 Distribusi Berdasarkan Jumlah Kehamilan


No kehamilan yang ke Jumlah Persentasi
1. 1 0 0%
2. 2 0 0%
3. 3 0 0%
4. >3 1 1%
5. tidak hamil 168 99%
Total 169 100%

Tabel 4.2.30 Distribusi Berdasarkan Usia Ibu Hamil


No usia ibu hamil Jumlah Persentasi
1. <20 tahun 0 0%
2. 20-35 tahun 0 0%
3. >35 tahun 1 1%
4. tidak hamil 168 99%
Total 169 100%
67

Tabel 4.2.31 Distribusi Berdasarkan Jumlah Pemeriksaan


Kehamilan
No bila ya berapa kali Jumlah Persentasi
1. 2 kali 0 0%
2. 3 kali 0 0%
3. 4 kali 0 0%
4. > 4 kali 1 1%
5. tidak hamil 168 99%
TOTAL 169 100%

Tabel 4.2.32 Distribusi Berdasarkan Alasan Tidak Memeriksa


Kehamilan
No bila tidak alasannya Jumlah Persentasi
1. tidak ada biaya 0 0%
2. tidak sempat 0 0%
3. tidak tahu 0 0%
4. lain lain 0 0%
5. tidak hamil 169 100%
Total 169 100%

Tabel 4.2.33 Distribusi Berdasarkan Imuniasi Tetanus


No apakah mendapatkan TT Jumlah Persentasi
1. lengkap 1 1%
2. tidak lengkap 0 0%
3. tidak hamil 168 99%
Total 169 100%

Tabel 4.2.34 Distribusi Berdasarkan Keluhan Ibu Hamil


68

No keluhan dirasakan Jumlah Persentasi


1. lemah, letih, lesu 0 0%
2. pusing 0 0%
3. mual & muntah 0 0%
4. bengkak di kaki 0 0%
5. tidak ada keluhan 1 1%
6. lain lain 0 0%
7. tidak ahamil 168 99%
Total 169 100%

Tabel 4.2.35 Distribusi Berdasarkan Faktor Risiko Kehamilan


No faktor risiko kehamilan Jumlah Persentasi
1. resti 0 0%
2. tidak resti 1 1%
3. tidak hamil 168 99%
Total 169 100%

Tabel 4.2.36 Distribusi Berdasarkan Konsumsi Tablet Tambah


Darah
No konsumsi tablet tambah Jumlah Persentasi
darah
1. ya 1 1%
2. tidak 0 0%
3. tidak hamil 168 99%
Total 169 100%

Tabel 4.2.37 Distribusi Berdasarkan Pertolongan Persalinan


69

No pertolongan persalinan Jumlah Persentasi


1. tenaga kesehatan (dokter/bidan) 3 2%
2. Dukun 0 0%
3. tidak bersalin 166 98%
Total 169 100%

Tabel 4.2.38 Distribusi Berdasarkan Alasan Ke Dukun


No bila ke dukuan alasan Jumlah Persentasi
1. tidak tahu 0 0%
2. biaya 0 0%
3. budaya 0 0%
4. lain lain 0 0%
5. tidak bersalin 169 100%
Total 169 100%

Tabel 4.2.39 Distribusi Berdasarkan Tempat Pertolongan


Persalinan
No tempat persalinan Jumlah Persentasi
1. rumah sakit 3 2%
2. puskesmas 0 0%
3. polindes 0 0%
4. dirumah 0 0%
5. bidan/doter praktek 0 0%
6. tidak bersalin 166 98%
Total 169 100%

Tabel 4.2.40 Distribusi Berdasarkan Kondisi


70

No kondisi bayi Jumlah Persentasi


1. lahir hidup/sehat 3 2%
2. lahir mati 0 0%
3. lahir cacat 0 0%
4. tidak bersalin 166 98%
total 169 100%

Tabel 4.2.41 Distribusi Berdasarkan Ada Neonatus yang Meninggal


No ada neonatus yang meninggal Jumlah Persentasi
dalam 1 tahun terakhir
1. ya 0 0%
2. tidak 3 2%
3. tidak bersalin 166 98%
Total 169 100%

Tabel 4.2.42 Distribusi Berdasarkan Alasan Neonatus Meninggal


No bila ya sebabnya Jumlah Persentasi
1. tetanus 0 0%
2. diare 0 0%
3. ispa 0 0%
4. lain lain 0 0%
5. tidak bersalin 169 100%
Total 169 100%

3. Ibu Menyusui
71

Tabel 4.2.43 Distribusi Berdasarkan Ibu Menyusui


No apakah ibu meneteki anaknya Jumlah Persentasi
1. ya 9 5%
2. tidak 2 1%
3. bukan busui 158 93%
total 169 100%

Tabel 4.2.44 Distribusi Berdasarkan Lama Menyusui


No bila ya lamanya Jumlah Persentasi
1. <1 bulan 0 0%
2. 1-4 bulan 4 2%
3. 5-12 bulan 2 1%
4. >12 bulan 3 2%
5. tidak menyusui 2 1%
6. bukan busui 158 93%
total 169 100%

Tabel 4.2.45 Distribusi Berdasarkan Alasan Tidak Menyusui


No bila tidak alasannya Jumlah Persentasi
1. dilarang suami 0 0%
2. tidak tahu 0 0%
3. penyakit 0 0%
4. kecantikan 0 0%
5. pekerjaan 2 1%
6. lain lain 2 1%
7. bukan busui 165 98%
Total 169 100%
72

4. Balita
Tabel 4.2.46 Distribusi Berdasarkan BALITA
No Ada keluarga usia balita Jumlah Persentasi
1. ya 33 20%
2. tidak 136 80%
Total 169 100%

Tabel 4.2.47 Distribusi Berdasarkan Ke Posyandu Setiap Bulan


No ke posyandu tiap bulan Jumlah Persentasi
1. ya 29 17%
2. tidak 4 2%
3. tidak ada 136 80%
total 169 100%

Tabel 4.2.48 Distribusi Berdasarkan Alasan Tidak Ke Posyandu


No bila tidak alasannya Jumlah Persentasi
1. jauh 0 0%
2. tidak ada waktu 2 1%
3. lain lain 12 7%
4. tidak ada 155 92%
total 169 100%

Tabel 4.2.49 Distribusi Berdasarkan Status Imunisasi


No sudah di imunisasi Jumlah Persentasi
1. ya 38 22%
2. tidak 0 0%
3. tidak ada 131 78%
73

Total 169 100%

Tabel 4.2.50 Distribusi Berdasarkan Jenis Imunisasi yang di Dapat


No imunisasi yg sudah didapat Jumlah Persentasi
1. polio 0 0%
2. bcg 0 0%
3. dpt 1 1%
4. hepatitis 1 1%
5. campak 5 3%
6. lengkap 31 18%
7. tidak ada 131 78%
Total 169 100%

Tabel 4.2.51 Distribusi Berdasarkan Memiliki KMS


No Apakah anak memiliki Jumlah Persentasi
KMS
1. ya 33 20%
2. tidak 0 0%
3. tidak ada 136 80%
Total 169 100%

Tabel 4.2.52 Distribusi Berdasarkan Hasil Penimbangan KMS


No hasil penimbangan di KMS Jumlah Persentasi
1. didaerah garis hijau 29 17%
2. diatas garis hijau sampai 4 2%
kuning
3. dibawah garis titik titik 0 0%
4. dibawah garis merah 0 0%
74

5. tidak ada 136 80%


total 169 100%
Tabel 4.2.53 Distribusi Berdasarkan Dapat Makanan Tambahan
No Apakah anank mendapatkan Jumlah Persentasi
makanan tambahan
1. ya 26 15%
2. tidak 5 3%
3. tidak ada 138 82%
Total 169 100%

Tabel 4.2.54 Distribusi Berdasarkan Dapat Vitamin A


No Apakah anak mendapatkan Jumlah Persentasi
Vit.A
1. ya 32 19%
2. tidak 1 1%
3. tidak ada 136 80%
Total 169 100%

Tabel 4.2.55 Distribusi Berdasarkan Umur Dapat MPASI


N Pada umur berapa anak mendptkan Jumla Persentas
o makanan pendamping ASI h i
1. < 4 bulan 0 0%
2. 4 bulan 1 1%
3. > 6 bulan 31 18%
4. tidak ada 137 81%
Total 169 100%

5. Remaja
75

Tabel 4.2.56 Distribusi Berdasarkan Anak dan Remaja


No Mempunyai anak remaja Jumlah Persentasi
1. Ya 118 70%
2. Tidak 51 30%
Total 169 100%

a. Tabel 4.2.57 Distribusi Berdasarkan Kegiatan Anak Diluar Sekolah


No Kegiatan anak diluar sekolah Jumlah Persentasi
1. keagamaan 72 43%
2. karang taruna 0 0%
3. olahraga 23 14%
4. lain-lain 16 9%
5. tidak ada remaja 58 34%
Total 169 100%

Tabel 4.2.58 Distribusi Berdasarkan Penggunaan Waktu Luang Anak


No Penggunaan waktu luang Jumlah Persentasi
anak
1. music/tv 37 22%
2. olahraga 13 8%
3. rekreasi 16 9%
4. keagamaan 40 24%
5. merokok 0 0%
6. alkohol 0 0%
7. narkoba 0 0%
8. lain-lain 8 5%
9. tidak ada remaja 55 33%
total 169 100%
76

Tabel 4.2.59 Distribusi Berdasarkan Kebiasaan Tidak Sehat


No Kebiasaan tidak sehat Jumlah Persentasi
1. merokok 3 2%
2. minum-minum 0 0%
3. penggunaan obat-obatan 0 0%
4. bukan salah satunya 66 39%
5. tidak ada remaja 100 59%
Total 169 100%

6. Dewasa
Tabel 4.2.60 Distribusi Berdasarkan Penyakit yang di Derita
No Penyakit yang di derita Jumlah Persentasi
1. Asma 2 1%
2. Tbc 0 0%
3. hipertensi 15 9%
4. kencing manis 1 1%
5. penyakit kulit 0 0%
6. penyakit jantung 2 1%
7. gastritis 0 0%
8. lain-lain 7 4%
9. tidak ada/sehat 142 84%
Total 169 100%

7. Lansia
Tabel 4.2.61 Distribusi Berdasarkan Usia Lanjut
No Anggota keluarga usia > 60 Jumlah Persentasi
tahun
1. Ya 46 27%
2. Tidak 123 73%
77

Total 169 100%

Tabel 4.2.62 Distribusi Berdasarkan Jenis Penyakit


No Jenis penyakit Jumlah Persentasi
1. Asma 1 1%
2. Tbc 0 0%
3. hipertensi 8 5%
4. siabetes melitus 3 2%
5. rematik 3 2%
6. katarak 1 1%
7. osteoporosis 1 1%
8. penyakit kulit 0 0%
9. Liver 0 0%
10. kolesterol 10 6%
11. asam urat 6 4%
12. lain-lain 8 5%
13. tidak ada lansia 128 76%
Total 169 100%

Tabel 4.2.63 Distribusi Berdasarkan Upaya yang dilakukan Terhadap


Penyakit
No Upaya yang dilakukan Jumlah Persentasi
1. berobat ke sarana kesehatan 40 24%
2. berobat ke non-medis 1 1%
3. diobati sendiri 5 3%
4. lain-lain 0 0%
5. tidak ada lansia 123 73%
Total 169 100%
78

Tabel 4.2.64 Distribusi Berdasarkan Penggunaan Waktu Senggang


No Penggunaan wktu senggang Jumlah Persentasi
1. berkebun 8 5%
2. pekerjaan rumah 19 11%
3. jalan-jalan 11 7%
4. Senam 3 2%
5. beternak 2 1%
6. lain-lain 1 1%
7. tidak ada lansia 125 74%
Total 169 100%

Tabel 4.2.65 Distribusi Berdasarkan Posyandu Lansia


No Posyandu lansia Jumlah Persentasi
1. Ya 40 24%
2. tidak 7 4%
3. tidak ada lansia 122 72%
total 169 100%

Tabel 4.2.66 Distribusi Berdasarkan Ikut Posyandu Lansia


No Ikut posyandu lansia Jumlah Persentasi
1. Tidak 21 12%
2. Ya 22 13%
3. tidak ada lansia 126 75%
Total 169 100%

Tabel 4.2.67 Distribusi Berdasarkan Kebiasaan Lansia


No Jika tidak, alasannya Jumlah Persentasi
79

1. tidak tahu 1 1%
2. tidak mau 3 2%
3. tidak sempat 14 8%
4. lain-lain 3 2%
5. tidak ada 148 88%
Total 169 100%

Berdasarkan data di atas maka analisa data tentang masalah keperawatan


adalah sebagai berikut:
No Identifikasi data Masalah kesehatan
1 Data Objektif : Kurangnya kesadaran masyarakat
berdasarkan hasil pengkajian melalui untuk melakukan pemeriksaan
kuesioner didapatkan hasil bahwa kesehatan diposbindu.
yang mengikuti posbindu sebanyak 22
orang (13%) dan yang tidak mengikuti
21 orang (12%). Pada lansia jumlah
penyakit hipertensi sebanyak 8 orang
(5%), kolesterol sebanyak 10 orang
(6%), asam urat sebanyak 6 orang
(4%) dan diabetes mellitus sebanyak 3
orang (2%), pada dewasa hipertensi
sebanyak 15 orang (9%) dan diabetes
militus 1 orang (1%)
Data Subjektif :
Berdasarkan wawancara dengan ketua-
ketua dasawisma terdapat masyarakat
yang tidak mengikuti posbindu dengan
alasan karena pekerjaan, tidak dapat
80

No Identifikasi data Masalah kesehatan


menjangkau posbindu dan takut
dengan hasil pemeriksaan
2 Data Objektif : Kurangnya pemanfaatan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui pekarangan dengan menanam
kuesioner didapatkan hasil bahwa tanaman jenis apotik Hidup
pemanfaatan pekarangan rumah
sebagai kebun sebanyak 79 KK (47%),
kolam sebanyak 1 KK (1%), kandang
11 KK (7%)
Data Subjektif :
Berdasarkan wawancara dengan ketua-
ketua dasawisma pemanfaatan
pekarangan rumah sebagian besar
merupakan tanaman bunga
3 Data Subjektif : kurangnya pengetahuan peran
Berdasarkan wawancara pada 12 kader dan tugas kader
di dusun II mengatakan bahwa belum
mengetahui peran dan tugasnya

4 Data Objektif : Pengolahan sampah masyarakat


Berdasarkan hasil pengkajian melalui masih dibakar dan tercampur
kuesioner didapatkan hasil bahwa
sebagian besar masyarakat mengolah
sampah dengan cara dibakar yaitu
sebanyak 162 KK (96%)
Data Subjektif :
Berdasarkan hasil wawancara dengan
ketua dasawisma mengatakan sebagian
besar masyarakat mengolah sampah
dengan cara dibakar
81

No Identifikasi data Masalah kesehatan


5 Data Objektif : pemanfaatan UKS yang belum
Di dusun II terdapat Tk Al-Maurky, optimal dan penyuluhan kantin
dan sekolah Madrasah Ibtidaiah. sehat
Berdasarkan hasil pengkajian melalui
kuesioner yang mengatakan terdapat
pelayanan kesehatan sekolah sebanyak
113 KK (67%) dan yang mengatakan
tidak terdapat pelayanan kesehatan
sekolah sebanyak 56 KK (33%)
Data Subjektif :
Berdasarkan wawancara dengan ketua-
ketua dasawisma dan anak sekolah
mengatakan bahwa terdapat pelayanan
kesehatan di sekolah (UKS), namun
pemanfaatannya belum optimal

1. Masalah Keperawatan
Berdasarkan identifikasi data di atas maka didapatkan masalah
keperawatan di Dusun II Desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten
Gorontalo, adalah:
1) Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan diposbindu.
2) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
Kurangnya pemanfaatan pekarangan dengan menanam tanaman jenis
apotik Hidup
3) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan peran dan tugas kader.
4) Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan Pengolahan
82

sampah masyarakat masih dibakar dan tercampur


5) Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan pemanfaatan
UKS yang belum optimal dan penyuluhan kantin sehat
2. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan masalah yang sudah ditemukan maka intervensi
keperawatan dalam penelitian ini adalah :
a. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan diposbindu.
Intervensi keperawatan dari masalah di atas adalah:
a) Pemeriksaan Kesehatan Gratis
b) Edukasi Kesehatan terkait penyakit yang di derita masyarakat
b. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
Kurangnya pemanfaatan pekarangan dengan menanam tanaman jenis
apotik Hidup.
Intervensi keperawatan dari masalah di atas adalah:
c. Gerakan penanaman Obat kelurga (Toga)
d. Daftar tanaman beserta manfaatnya
e. Kolaborasi dengan pihak desa dalam mengelola TOGA
f. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan peran dan tugas kader
Intervensi keperawatan dari masalah di atas adalah:

a) Pelatihan kader kesehatan


b) Roal play
g. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan Pengolahan
sampah masyarakat masih dibakar dan tercampur
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Manajemen pengolahan sampah
b) Kerja bakti
c) Pembuatan Poster pengolahan sampah
83

h. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan pemanfaatan


UKS yang belum optimal
Intervensi keperawatan dari masalah di atas adalah:
a) Melakukan pelatihan dokter kecil yang diselenggrakan disekolah
madrasah ibtidaiyah al-mourky

3. Implementasi Keperawatan
Bedasarkan intervensi keperawatan yang telah ditentukan maka
implementasi keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Defisit Kesehatan Komunitas Berhubungan Dengan Kurangnya Kesadaran
Masyarakat Untuk Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Diposbindu.
a) Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
(a) Kegiatan ini telah di koordinasi dengan pihak aparat Desa
Mongolato dan masyarakat Dusun II. Bentuk rencana kegiatan
yang dilaksanakan telah disampaikan sebelum pelaksanaan
kegiatan dilakukan. Kegiatan tersebut mendapat respon positif dari
aparat Desa mongolato dan masyarakat Dusun II, tempat
pelaksanaan untuk dusun dua dibagi menjadi 2 posko yang
bertujuan untuk mendekat masyarakat ketempat posko
pemeriksaan.dan dilaksanakan pada tanggal 22 oktober 2022
waktu: 09.00 Wita.
(b) Waktu pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan
(c) Setelah masyarakat datang untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan gratis maka masyarakat diarahkan untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan. Dan kader kesehatan mengarahkan
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan di meja, meja 1
pendaftaran, meja 2 pemeriksaan tekanan darah, meja 3
pemeriksaan kolesterol, meja 4 pemeriksaan asam urat.
(d) Pemeriksaan kesehatan gratis dilaksanakan tepat jam 09.00 wita
dengan tahapan : pendaftaran, pengukuran tinggi badan dan berat
84

badan untuk mngetahui IMT, Pemeriksaan Tekanan Darah,


Pemeriksaan Kolesterol,Pemeriksaan asam urat, dan pemeriksaan
gula darah.
(e) Masyarakat dusun 2 desa mongolato yang mengikuti pemeriksaan
kesehatan di 2 posko sebanyak :
- Jumlah lansia yang menderita hipertensi : 12 orang
- Jumlah lansia yang menderita kolesterol : 9 orang
- Jumlah lansia yang menderita asam urat: 8 orang
- Jumlah lansia yang menderita gula darah: 2 orang
b) Memberikan Edukasi Kesehatan
(a) Setelah mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan masyarakat
akan mendapatakan pendidikan kesehatan berdasarkan hasil
pemeriksaan.
(b) Membagikan liflate sesuai dengan hasil pemeriksaan kesehatan
yang ditemukan.
(c) Menjelaskan cara meningkatkan kesehatan, cara pencegahan
penyakit dan perawatan sederhana.
(d) Menganjurkan untuk menggunakan pelayanan kesehatan apabila
sudah mersakan gejala- gejala yang membutuhkan penanganan
lebih lanjut.
b. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
Kurangnya pemanfaatan pekarangan dengan menanam tanaman jenis
apotik Hidup
a) Melakukan penanaman TOGA
(a) Melakukan Mengidentifikasi lahan kosong bersama kader dusun II
Desa Mongoolato dan Masyarakat Dusun II untuk melakukan
penanman TOGA.Menyiapkan bibit tanam TOGA seperti: jahe,
kencur,kunyit,bawang putih, temulawak,daun seledri, daun
bawang, lidah buaya, sambiloto, keji beling, akar wangi, daun
dewa, kumis kucing. Kegiatan ini dilakuakan disetiap perkarangan
85

rumah masyarakat. Pembuatan apotik hidup ini bertujuan untuk


masyarakat dapat memanfatkan tanaman obata-obatan untuk
mengatasi penyakit yang dialami didalam keluarga. Dilaksanakan
pada tanggal 18 Oktober 2022 pukul: 08.30 wita.
(b) Waktu pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan
bersama-sama.
(c) Kegiatan Pembuatan Apotik Hidup sesuai waktu dan tanggal yang
di tentukan tanggal Selasa, 18 Oktober 2022
(d) Setelah pembuatan apotik hidup dipekarangan rumah masyarakat
didusun 2 desa mongolato, masyarakat dapat memanfaatkan
Apotik Hidup sebagai pemanfaatan tanaman obat tradisional
b) Membuat daftar tanaman beserta manfaatnya
(a) Setelah mendapatkan penyuluhan cara pembuatan apotik hidup
masyarakat mampu mendemostrasikan pembuatan apotik hidup
dengan daftar tanaman: jahe, kencur,kunyit,bawng putih,
temulawak,daun seledri, daun bawang, lidah buaya, sambiloto, keji
beling, akar wangi, daun dewa, kumis kucing,
(b) Menjelaskan khasiat dan manfaat bagi kesehatan dari tanaman
obat-obatan dari jahe, kencur,kunyit,bawng putih, temulawak,daun
seledri, daun bawang, lidah buaya, sambiloto, keji beling, akar
wangi, daun dewa, kumis kucing.
(c) Menganjurkan pembuatan apotik hidup di perkarangan rumah
masyarakat terus dilestarikan.
c) Kolaborasi dengan pihak desa dalam mengelola TOGA
(a) Membuat kerjasama dengan pihak desa untuk dapat
memberikan tanaman obat-obatan untuk diserahkan kepada
masyarakat.
(b) Mengajurkan pihak desa dapat membagikan tanaman obat-
obatan
(c) Membuat peraturan dalam penanaman TOGA dalam
86

perkarangan Rumah Masyarakat.


c. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan peran dan tugas kader
a) Mengadakan pelatihan kader kesehatan
(a) Mengkoordinasi dengan kader dusun II untuk mempersiapkan
kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan di dusun II, kegiatan
pelatihan tersebut mendapat repon positif dari pihak desa
Mongolato dan masyarakat dusun II. Adapun materi-materi :
- 5 tugas kesehatan keluarga
- Hikolagu (hipertensi,kolsterol,asam urat, gula darah)
- Pencegahan stunting
- Pengolahan sampah
- Peran kader dalam keluarga
Kegiatan pelatihan ini dilakukan pada kader-kader mengenai tugas dari
setiap kader di dusun II desa Mongolato. Kegiatan ini dilaksanakan
pada tanggal 18 oktober 2022 pukul 09.00 wita.
(b) Sebelum melakukan kegiatan, pendamping kader dan kader
mempersiapkan bahan dan media yang akan di gunakan seperti
pembagian lefleate, LCD, Sound dan alat yang diperlukan lainnya.
b) Melatih kader untuk melakukan penyuluhan
(a) Memberikan materi kepada kader
(b) Melatih kader untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat
(c) Memberikan rewoard kepada kader yang sudah melakukan
penyuluhan yang baik dan benar
(d) Memberikan sertifikat pelatihan kepada kader yang mengikuti
pelatihan
d. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan Pengolahan
sampah masyarakat masih dibakar dan tercampur
a) Manajemen pengolahan sampah
(a) Dalam kegiatan penyuluhan untuk pengolahan sampah ini perlu
87

kerja sama antara masyarakat dan pihak desa dan sektor lain untuk
menyelesaikan masalah yang ada di dusun II. Masyarakat harus
diajari cara memilah sampah organik dan non organik. Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Mengubah
sampah organik menajadi pupuk agara dapat memiliki manfaat
bagi masyarakat.kegiatan ini dilakukan pada tanggal 18 oktober
2022.
(b) Dalam kegiatan ini melakukan pembuatan poster tentang
pentingngya kebersihan lingkungan, cara memilah sampah organik
dan non organik.
(c) Mengobservasi lokasi yang akan dijadikan TPS (tempat
pembuangan sementara), menyediakan peralatan yang akan
dibutuhkan untuk melakukan pembuatan bak sampah sementara,
kemudian bekerja sama dengan pihak pemerintah dengan
mengadakan TPA (tempat pembuangan akhir), maka sampah yang
telah dipilah dan dikumpulkan di TPS akan diangkut ke TPA oleh
fasilitas pengangkut sampah.
(d) Mencegah pencemaran lingkungan dan menerapkan sistem dan
menejemen pengolahan sampah yang ideal dan berkesinambungan.
(e) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sistem
penangulangan pencemaran lingkungan.
b) Mengadakan Kegiatan Kerja bakti
(a) Melakukan kegiatan kerja bakti rutin ini antar warga saling bekerja
sama, dan bergotong royong untuk memberisihkan desa. Kegiatan
ini juga saling membantu dan berpartisipasi dengan ini terwujudlah
kesatuan antar warga desa dan memelihara lingkungan.
Kegiatan ini bertujuan :
- Meningkatkan kerukunan Mayarakat
- Mempererat persaudaraan
- Peduli terhadap orang lain
88

- Saling bahu membahu


- Pencaga pencemaran lingkungan
(b) Mendemostrasikan gerakan membuang sampah pada tempatnya,
mejaga kebersihan lingkungan
(c) Mendemostrasikan gerakan sayang pohon karena pohon adalah
penyuplai oksigen.
c) Membuatan Poster pengolahan sampah
Dengan pembuatan poster sesuai dengan jenis sampah yang berada didesa
mongolato dusun II ini dapat mempermudah proses daur ulang jenis
sampah, mengurangi resiku kerusakan lingkungan dan mengurangi
penumpukan sampah dilingkungan masyarakat. Maka akan dilakukan
Memilih atau memilah sampah organik dan sampah non organik:
(a) Sampah organik (berwarna hijau)
- Sampah buah-buahan
- Sisa makanan
- Daun
(b) Sampah anorganik (berwarna kuning)
- Kaleng
- Plastik
- styrofoam
(c) sampah kertas (warna biru)
menampung sampah kertas untuk mempermudah daur ulang. Biasanya
kertas-kertas yang sudah dikumpulkan diolah menjadi bubur
kertas lalu kembali dicetak menjadi kertas siap pakai.
(d) Sampah bahan beracun dan berbahaya (warna merah)
- Pecahan kaca
- Bahan kimia
- Komponen elektronik
f) Manajemen kesehatan tidak efektif Manajemen kesehatan tidak efektif
89

berhubungan dengan pemanfaatan UKS yang belum optimal


(a) Melakukan pelatihan dokter kecil yang diselenggrakan disekolah
madrasah ibtidaiyah al-mourky
Kegiatan ini dilakukan untuk Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah bertujuan
meningkatkan kesehatan, mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta
didik yang tercermin dalam kehidupan perilaku hidup bersih sehat
(PHBS) dan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan
peserta didik mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal Jumat, 21 Oktober 2022
pukul : 09.30 wita
(b) Mendemostrasikan pentingnya PHBS dikalanagan siswa siswi
madrasah
(c) Mengajarkan siswa siswi untuk kerja sma dalam menjalankan program
kesehatan sekolah.
(d) Melakukan penyuluhan untuk mulai kenal penyakit
(e) Berprilaku hidup sehat.
(f) Menjaga kebersihan lingkungan sekolah khususnya pembenahan tata
kelolah sampah, pemilihan dan pengolahan sampah.
(g) Melaksankan penghijauan sekolah dengan menanam pohon dan bunga
(h) Mendemonstrasikan agar tidak membaung sampah sembarangan
4.2.2. Dusun III
A. Data Demografi
Tabel 4.3.1 Distribusi Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Persentasi
1 Balita (0 – 5 Tahun) 0 0%
2 Anak-Anak (5 – 11 Tahun) 96 21%
3 Remaja Awal (12 – 16 Tahun) 28 6%
4 Remaja Akhir (17 – 25 Tahun) 88 19%
5 Dewasa Awal (26 – 35 Tahun) 73 16%
6 Dewasa Akhir (36 – 45 Tahun) 53 11%
90

7 Lansia Awal (46 – 55 Tahun) 69 15%


8 Lansia Akhir ( > 65 Tahun) 42 9%
9 Manula 12 3%
Total 461 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram usia di atas di dapatkan


bahwa penduduk dengan usia balita (0-5 tahun) sebanyak 0 dengan
presentasi (0%), penduduk dengan Anak-anak (5-11 tahun) sebanyak 96
dengan presentasi (21%), penduduk dengan usia Remaja Awal (12-16
tahun) sebanyak 28 dengan presentasi (6%), penduduk dengan usia
Remaja Akhir (17-25 tahun) sebanyak 88 dengan presentasi (19%),
penduduk dengan usia Dewasa Awal (26-35 tahun) sebanyak 73 dengan
presentasi (16%), penduduk dengan usia Dewasa Akhir (35- 45 tahun)
sebanyak 53 dengan presentasi (11%), penduduk dengan usia Lansia Awal
(46-55 tahun) sebanyak 69 dengan presentasi (15%), penduduk dengan
usia Lansia Akhir (> 65 tahun) sebanyak 42 dengan presentasi (9%), dan
penduduk dengan usia Manula sebanyak 12 dengan presentasi (3%)
Tabel 4.3.2 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah Persentasi
1 Laki-Laki 230 50%
2 Perempuan 231 50%
Total 461 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram jenis kelamin di atas di


dapatkan bahwa penduduk dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak
230 dengan presentasi (50%) dan penduduk dengan jenis kelamin
perempuan sebanyak 231 dengan presentasi (50%)
Tabel 4.3.3 Distribusi Berdasarkan Agama
91

No Agama Jumlah Persentasi


1 Islam 461 100%
2 Protestan 0 0%
3 Katolik 0 0%
4 Hindu 0 0%
5 Budha 0 0%
Total 461 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram agama di atas di dapatkan


bahwa seluruh penduduk islam sebanyak 461 dengan presentasi (100%)
Tabel 4.3.4 Distribusi Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentasi
1 Belum Sekolah 53 11%
2 SD 167 36%
3 Tidak Tamat SD 1 0%
4 SMP 55 12%
5 SMA 129 28%
6 D3 0 0%
7 S1 30 7%
8 Pasca Sarjana 26 6%
Total 461 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram pendidikan di atas di


dapatkan bahwa penduduk dengan pendidikan tertinggi yaitu SD sebanyak
167 dengan presentasi (36%) dan penduduk dengan pendidikan terendah
yaitu Tidak Tamat SD sebanyak 1 dengan presentase (0%).

Tabel 4.3.5 Distribusi Berdasarkan Pekerjaan


No Pekerjaan Jumlah Persentasi
1 Petani 3 1%
92

2 Buruh 68 15%
3 Wiraswastra 63 14%
4 PNS 17 4%
5 POLRI 0 0%
6 TNI 0 0%
7 Irt 102 22%
8 Pensiunan 8 2%
9 Honorer 78 17%
10 Pelajar/Mahasiswa 117 25%
11 Tidak Bekerja 5 1%
Total 461 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram Pekerjaan di atas di


dapatkan bahwa penduduk dengan pekerjaan tertinggi yaitu Pelajar/
Mahasiswa sebanyak 117 dengan presentasi (25%) dan penduduk dengan
pekerjaan terendah yaitu Petani sebanyak 3 dengan presntase (1%).

Tabel 4.3.6 Distribusi Berdasarkan Suku bangsa


No Suku/bangsa Jumlah Persentasi
1 Sunda 0 0%
2 Jawa 0 0%
3 Lain Lain (Gorontalo) 461 100%
Total 461 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram suku/ bangsa di dapatkan


bahwa seluruh pendudukn bersuku/ bangsa Gorontalo.

B. Data Subsistem Komunitas


1. Lingkungan Fisik
Tabel 4.3.7 Distribusi Berdasarkan Tempat Pembuangan Air
Limbah
93

No Tempat pembuangan limbah Jumlah Persentasi


1 Got 112 83%
2 sungai 0 0%
3 sembarang tempat 0 0%
4 penampungan 18 13%
5 lain lain 5 4%
total 135 100%

Berdasarkan distribusi tabel dan diagram tempat pembuangan


limbah di atas di dapatkan bahwa tempat pembuangan limbah
tertinggi yaitu Got sebanyak 112 KK dengan presentasi (83%) dan
tempat pembuangan limbah terendah yaitu Lain-lain sebanyak 5 KK
dengan presntase (4%).
Tabel 4.3.8 Distribusi Berdasarkan Kondisi Saluran Limbah
No Kondisi saluran limbah Jumlah Persentasi
1 TERBUKA 111 82%
2 TERTUTUP 9 7%
3 LANCAR 12 9%
4 TERGENANG 3 2%
TOTAL 135 100%

Tabel 4.3.9 Distribusi Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah


No Tempat sampah Jumlah Persentasi
1 sungai 0 0%
2 sembarangan tempat 0 0%
3 ditimbun 1 1%
4 dibakar 132 98%
5 lain lain 2 1%
total 135 100%
94

Tabel 4.3.10 Distribusi Berdasarkan Kondisi Tempat Sampah


No Kondisi tempat sampah Jumlah Persentasi
1 tertutup,kedap air 31 23%
2 terbuka, tidak kedap air 85 63%
3 tertutup, tidak kedap air 0 0%
4 terbuka, kedap air 19 14%
total 135 100%

Tabel 4.3.11 Distribusi Berdasarkan Pemanfaatan Pekarangan


Rumah
Pemanfaatan pekarangan
No Jumlah Persentasi
rumah
1 kebun 44 33%
2 kolam 3 2%
3 kandang 3 2%
4 tidak ada 85 63%
total 135 100%

2. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Tabel 4.3.12 Distribusi Berdasarkan Sarana Kesehatan Terdekat
No Sarana kesehatan terdekat Jumlah Persentasi
1 rumah sakit 11 8%
2 puskesmas 115 85%
3 balai pengobatan 0 0%
4 posyandu 4 3%
5 dokter praktek 5 4%
6 perawat 0 0%
7 bidan 0 0%
95

TOTAL 135 100%

Tabel 4.3.13 Distribusi Berdasarkan Pemanfaatan Sarana


Kesehatan
No Pemanfaatan sarana kes Jumlah Persentasi
1 ya 135 100%
2 tidak 0 0%
total 135 100%

Tabel 4.3.14 Distribusi Berdasarkan Keluarga Menderita Penyakit


No Anggota klg menderita penyakit Jumlah Persentasi
1 Ya 45 33%
2 tidak 90 67%
total 135 100%

Tabel 4.3.15 Distribusi Berdasarkan Sarana Pelayanan Kesehatan


No Faskes yang sering digunakan Jumlah Persentasi
1 rumah sakit 14 10%
2 puskesmas 62 46%
3 dokter praktek 27 20%
4 mantri/bidan praktik 32 24%
5 dukun 0 0%
6 lain lain 0 0%
total 135 100%

3. Ekonomi
Tabel 4.3.16 Distribusi Berdasarkan Penghasilan
No Penghasilan rata-rata/bulan Jumlah Persentasi
1 < 1.000.000 82 61%
96

2 1.000.000 - 1.800-000 35 26%


3 > 2.500.000 18 13%
TOTAL 135 100%

Tabel 4.3.17 Distribusi Berdasarkan Kepemilikan Dana


Jamkes
No Kepemilikan jamkes Jumlah Persentasi
1 Askes 5 4%
2 Kis 31 23%
3 jamsostek 0 0%
4 Jpkm 0 0%
5 tidak ada 7 5%
6 lain-lain 92 68%
TOTAL 135 100%

4. Transportasi dan Keamanan


Tabel 4.3.18 Distribusi Berdasarkan Alat Transportasi
No Transportasi penduduk Jumlah Persentasi
1 Motor 52 39%
2 Mobil 31 23%
3 bentor 52 39%
total 135 100%

a. Politik dan Pemerintahan


Tabel 4.3.19 Distribusi Berdasarkan Kantor Polisi
No Kantor polisi Jumlah Persentasi
1 Ya 135 100%
2 Tidak 0 0%
total 135 100%
97

a) Kelompok Pelayanan Masyarakat


(a) Karang Taruna
Dari hasil wawancara dengan kepala dusun III Desa Mongolato
mengatakan bahwa karang taruna di dusun III sebelumnya aktif
dan sempat vakum karena adanya Covid 19, dan sekarang belum
terlalu aktif
(b) PKK
Dari hasil wawancara dengan Ketua Penggerak PKK dan Kepada
dusun III Desa Mongolato mengatakan bahwa PKK didusun III
aktif dengan mengadakan arisan pengajian setiap seminggu sekali.
(c) Spritual
Berdasarkan wawancara dengan kepala dusun III didapatkan data
bahwa di dusun III desa mongolato terdapat anggota majelis Ta’lim
yang aktif diadakan setiap seminggu sekali yakni setiap malam
jumat. Di desa Mongolato terdapat TPA yang berlokasi di Masjid
Al-Ardan
5. Komunikasi
Tabel 4.3.20 Distribusi Berdasarkan Komunikasi Formal
No Komunikasi formal Jumlah Persentasi
1 surat kabar 0 0%
2 Radio 2 1%
3 Tv 126 93%
4 lain-lain 7 5%
total 135 100%

Tabel 4.3.21 Distribusi Berdasarkan Komunikasi Informal


No Komunikasi informal Jumlah Persentasi
1 papan pengumuman 0 0%
2 Poster 2 1%
98

3 Brosur 23 17%
4 secara langsung 110 81%
total 135 100%

6. Pendidikan
Berdasarkan observasi bahwa masyarakat dusun 3 menggunakan
fasilitas pendidikan di SD Negeri 3 Telaga yang berada di Dusun 1 Desa
Mongolao Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Dimana sekolah
tersebut sudah memiliki fasilitas Usaha Kesehatan Sekolah (UKS
7. Rekreasi
Tabel 4.3.22 Distribusi Berdasarkan Tempat Rekreasi
No Tempat rekreasi Jumlah Persentasi
1 taman 61 45%
2 area bermain 7 5%
3 rekreasi umum dan privat 7 5%
4 lain-lain 60 44%
total 135 100%

C. Pengkajian Berdasarkan Agregat


Tabel 4.3.23 Pasangan Usia Subur (PUS)
a. Distribusi Berdasarkan Pasangan Usia Subur (PUS)
No Anggota klg terdapat pus Jumlah Persentasi
1 Ya 20 15%
2 tidak 115 85%
total 135 100%
99

Tabel 4.3.24 Distribusi Berdasarkan Aseptor KB


No Akseptor kb Jumlah Persentasi
1 YA 20 15%
2 TIDAK 3 2%
3 TIDAK ADA PUS 112 83%
TOTAL 135 100%

Tabel 4.3.25 Distribusi Berdasarkan Jenis Kontrasepsi


No Jenis kontrasepsi Jumlah Persentasi
1 Iud 1 1%
2 Suntik 7 5%
3 Pil 7 5%
4 Susuk 3 2%
5 kondom 0 0%
6 tubektomi 0 0%
7 vasektomi 0 0%
8 alami/sistem kalender 0 0%
9 tidak ikut kb 0 0%
10 tidak ada pus 117 87%
total 135 100%

Tabel 4.3.26 Distribusi Berdasarkan Alasannya


No Bila tidak, alasannya Jumlah Persentasi
1 dilarang suami 0 0%
2 agama 2 1%
3 tidak tahu 0 0%
4 lain-lain 11 8%
5 tidak ada pus 122 90%
total 135 100%
100

1. Ibu Hamil
Tabel 4.3.27 Distribusi Berdasarkan Ibu Hamil
No Ada ibu hamil Jumlah Persentasi
1 Ya 2 1%
2 Tidak 133 99%
total 135 100%

Tabel 4.3.28 Distribusi Berdasarkan Umur Kehamilan


(Trimester)
No Bila ya, umur kehamilan Jumlah Persentasi
1 0-3 bulan 0 0%
2 4-6 bulan 1 1%
3 7-9 bulan 1 1%
4 tidak ada ibu hamil 133 99%
total 135 100%

Tabel 4.3.29 Distribusi Berdasarkan Jumlah Kehamilan


No Bila ya, kehamilan yang Jumlah Persentasi
1 1 1 1%
2 2 1 1%
3 3 0 0%
4 >3 0 0%
5 tidak ada ibu hamil 133 99%
total 135 100%
101

Tabel 4.3.30 Distribusi Berdasarkan Usia Ibu Hamil


No Usia ibu hamil saat ini Jumlah Persentasi
1 < 20 tahun 0 0%
2 20 - 35 tahun 2 1%
3 > 35 tahun 84 62%
4 tidak ada ibu hamil 49 36%
total 135 100%

Tabel 4.3.31 Distribusi Berdasarkan Jumlah Pemeriksaan


Kehamilan
No Memeriksakan kehamilan Jumlah Persentasi
1 Ya 2 1%
2 Tidak 0 0%
3 tidak ada ibu hamil 133 99%
total 135 100%

Tabel 4.3.32 Distribusi Berdasarkan Alasan Tidak Memeriksa


Kehamilan
No Bila ya, berapa kali Jumlah Persentasi
1 2 kali 0 0%
2 3 kali 0 0%
3 4 kali 0 0%
4 > kali 2 1%
5 tidak ada ibu hamil 133 99%
total 135 100%

Tabel 4.3.33 Distribusi Berdasarkan Imuniasi Tetanus


102

No Bila tidak, alasannya Jumlah Persentasi


1 tidak ada biaya 0 0%
2 tidak sempat 0 0%
3 tidak tahu 0 0%
4 lain-lain 2 1%
5 tidak ada ibu hamil 133 99%
total 135 100%

Tabel 4.3.34 Distribusi Berdasarkan Keluhan Ibu Hamil


Keluhan yang dirasakan
No saat ini Jumlah Persentasi
1 lemah,letih,lesu 0 0%
2 Pusing 0 0%
3 mual & muntah 1 1%
bengkak di kaki atau
4 tempat lain 0 0%
5 tidak ada keluhan 0 0%
6 lain-lain 1 1%
7 tidak ada ibu hamil 133 99%
total 135 100%

Tabel 4.3.35 Distribusi Berdasarkan Faktor Risiko Kehamilan


N
o Faktor risiko kehamilan Jumlah Persentasi
1 resti 0 0%
2 tidak resti 2 1%
3 tida ada ibu hamil 133 99%
total 135 100%
103

Tabel 4.3.36 Distribusi Berdasarkan Konsumsi Tablet Tambah


Darah
No Konsumsi tablet tambah darah Jumlah Persentasi
1 Ya 1 1%
2 Tidak 1 1%
3 tidak ada ibu hamil 133 99%
total 135 100%

Tabel 4.3.37 Distribusi Berdasarkan Pertolongan Persalinan


No Pertolongan persalinan Jumlah Persentasi
tenaga kesehatan
1 (dokter/bidan) 1 1%
2 dukun/paraji 0 0%
3 tidak bersalin 134 99%
total 135 100%

Tabel 4.3.38 Distribusi Berdasarkan Alasan Ke Dukun


No Bila ke dukun, alasannya Jumlah Persentasi
1 tidak tahu 0 0%
2 Biaya 0 0%
3 budaya/kebiasaan 0 0%
4 lain-lain 1 1%
5 tidak bersalin 134 99%
total 135 100%
104

Tabel 4.3.39 Distribusi Berdasarkan Tempat Pertolongan


Persalinan
Jumla
No Tempat persalinan h Persentasi
1 rumah sakit 0 0%
2 puskesmas 0 0%
3 polindes 1 1%
4 di rumah 0 0%
5 bidan/doter praktek 0 0%
6 tidak bersalin 134 99%
total 135 100%

Tabel 4.3.40 Distribusi Berdasarkan Kondisi


No Kondisi bayi Jumlah Persentasi
1 lahir hidup/sehat 1 1%
2 lahir mati 0 0%
3 lahir cacat 0 0%
4 tidak bersalin 134 99%
total 135 100%

Tabel 4.3.41 Distribusi Berdasarkan Ada Neonatus yang


Meninggal
No Neonatus yg meninggal Jumlah Persentasi
1 Ya 0 0%
2 Tidak 1 1%
3 tidak bersalin 134 99%
total 135 100%
105

Tabel 4.3.42 Distribusi Berdasarkan Alasan Neonatus Meninggal


NO Bila ya, sebabnya Jumlah Persentasi
1 tetanus 0 0%
2 Diare 0 0%
3 Ispa 0 0%
4 lain-lain 1 1%
5 tidak ada bersalin 134 99%
total 135 100%

2. Ibu Menyusui
Tabel 4.3.43 Distribusi Berdasarkan Ibu Menyusui
No Ibu menyusui anaknya Jumlah Persentasi
1 Ya 5 4%
2 Tidak 0 0%
3 tidak ada busui 130 96%
total 135 100%

Tabel 4.3.44 Distribusi Berdasarkan Lama Menyusui


No Bila ya, lama menyusui Jumlah Persentasi
1 < 1 bulan 1 1%
2 1-4 bulan 0 0%
3 5-12 bulan 1 1%
4 > 12 bulan 4 3%
5 tidak menyusui 0 0%
6 tidak ada busui 129 96%
total 135 100%
106

Tabel 4.3.45 Distribusi Berdasarkan Alasan Tidak Menyusui


No Bila tidak, alasannya Jumlah Persentasi
1 dilarang suami 0 0%
2 tidak tahu 0 0%
3 penyakit 0 0%
4 kecantikan 0 0%
5 pekerjaan 0 0%
6 lain-lain 6 4%
7 tidak ada busui 129 96%
total 135 100%

3. Balita
Tabel 4.3.46 Distribusi Berdasarkan BALITA
No Ada keluarga usia balita Jumlah Persentasi
1 Ya 22 16%
2 tidak 113 84%
total 135 100%

Tabel 4.3.47 Distribusi Berdasarkan Ke Posyandu Setiap Bulan


Jumla Persentas
No Ke posyandu setiap bulan h i
1 Ya 20 15%
2 Tidak 2 1%
3 tidak ada balita 113 84%
total 135 100%
107

Tabel 4.3.48 Distribusi Berdasarkan Alasan Tidak Ke Posyandu


No Bila tidak, alasannya Jumlah Persentasi
1 Jauh 0 0%
2 tidak ada waktu 1 1%
3 lain-lain 21 16%
4 tidak ada balita 113 84%
total 135 100%

Tabel 4.3.49 Distribusi Berdasarkan Status Imunisasi


No Sudah di imunisasi Jumlah Persentasi
1 Ya 22 16%
2 Tidak 0 0%
3 tidak ada balita 113 84%
Total 135 100%

Tabel 4.3.50 Distribusi Berdasarkan Jenis Imunisasi yang di


Dapat
No Imunisasi yang di dapat Jumlah Persentasi
1 polio 1 1%
2 bcg 0 0%
3 dpt 2 1%
4 hepatitis 0 0%
5 campak 3 2%
6 lengkap 16 12%
7 tidak ada balita 113 84%
total 135 100%
108

Tabel 4.3.51 Distribusi Berdasarkan Memiliki KMS


No Memiliki KMS Jumlah Persentasi
1 Ya 22 16%
2 Tidak 0 0%
3 tidak ada balita 113 84%
total 135 100%

Tabel 4.3.52 Distribusi Berdasarkan Hasil Penimbangan KMS


No Hasil penimbangan di kms Jumlah Persentasi
1 di daerah garis hijau 20 15%
2 di atas garis hijau sampai kuning 2 1%
3 di bawah garis titik-titik 0 0%
4 di bawah garis merah 0 0%
5 tidak ada balita 113 84%
total 135 100%

Tabel 4.3.53 Distribusi Berdasarkan Dapat Makanan Tambahan


No Dapat makanan tambahan Jumlah Persentasi
1 Ya 20 15%
2 Tidak 2 1%
3 tidak ada balita 113 84%
total 135 100%

Tabel 4.3.54 Distribusi Berdasarkan Dapat Vitamin A


No Dapat vitamin a Jumlah Persentasi
1 Ya 20 15%
2 Tidak 2 1%
109

3 tidak ada balita 113 84%


total 135 100%

Tabel 4.3.55 Distribusi Berdasarkan Umur Dapat MPASI


Jumla Persentas
No Umur dapat m-pasi h i
1 < 4 bulan 1 1%
2 4 bulan 1 1%
3 > 6 bulan 20 15%
4 tidak ada balita 113 84%
total 135 100%

6. Remaja
Tabel 4.3.56 Distribusi Berdasarkan Anak dan Remaja
No Mempunyai anak remaja Jumlah Persentasi
1 Ya 29 21%
2 tidak 106 79%
total 135 100%

Tabel 4.3.57 Distribusi Berdasarkan Kegiatan Anak Diluar


Sekolah
No Kegiatan anak diluar sekolah Jumlah Persentasi
1 keagamaan 4 3%
2 karang taruna 0 0%
3 olahraga 25 19%
4 lain-lain 0 0%
5 tidak ada remaja 106 79%
110

total 135 100%

Tabel 4.3.58 Distribusi Berdasarkan Penggunaan Waktu Luang


Anak
No Penggunaan waktu luan anak Jumlah Persentasi
1 music/tv 5 4%
2 olahraga 14 10%
3 rekreasi 6 4%
4 keagamaan 4 3%
5 merokok 0 0%
6 alkohol 0 0%
7 narkoba 0 0%
8 lain-lain 0 0%
9 tidak ada remaja 106 79%
total 135 100%

Tabel 4.3.59 Distribusi Berdasarkan Kebiasaan Tidak Sehat


No Kebiasaan tidak sehat Jumlah Persentasi
1 merokok 0 0%
2 minum-minum 0 0%
3 penggunaan obat-obatan 0 0%
4 bukan salah satunya 29 21%
5 tidak ada remaja 106 79%
total 135 100%

7. Dewasa
Tabel 4.3.60 Distribusi Berdasarkan Penyakit yang di Derita
No Penyakit yang di derita Jumlah Persentasi
111

1 Asma 1 1%
2 Tbc 0 0%
3 hipertensi 0 0%
4 kencing manis 1 1%
5 penyakit kulit 3 2%
6 penyakit jantung 5 4%
7 gastritis 0 0%
8 lain-lain 5 4%
9 tidak ada/sehat 120 89%
total 135 100%

a. Lansia
Tabel 4.3.61 Distribusi Berdasarkan Usia Lanjut
Anggota keluarga usia > 60 Jumla Persentas
No tahun h i
1 Ya 21 16%
2 Tidak 114 84%
total 135 100%

Tabel 4.3.62 Distribusi Berdasarkan Jenis Penyakit


Jumla Persentas
No Jenis penyakit h i
1 Asma 3 2%
2 Tbc 0 0%
3 hipertensi 4 3%
4 siabetes melitus 0 0%
5 Rematik 2 1%
6 Katarak 2 1%
112

7 osteoporosis 0 0%
8 penyakit kulit 0 0%
9 Liver 0 0%
10 kolesterol 3 2%
11 asam urat 4 3%
12 lain-lain 3 2%
13 tidak ada lansia 114 84%
total 135 100%

Tabel 4.3.63 Distribusi Berdasarkan Upaya yang dilakukan


Terhadap Penyakit
No Upaya yang dilakukan Jumlah Persentasi
1 berobat ke sarana kesehatan 19 14%
2 berobat ke non-medis 2 1%
3 diobati sendiri 0 0%
4 lain-lain 0 0%
5 tidak ada lansia 114 84%
total 135 100%

Tabel 4.3.64 Distribusi Berdasarkan Penggunaan Waktu


Senggang
No Penggunaan wktu senggang Jumlah Persentasi
1 berkebun 5 4%
2 pekerjaan rumah 8 6%
3 jalan-jalan 0 0%
4 senam 0 0%
5 beternak 1 1%
6 lain-lain 7 5%
113

7 tidak ada lansia 114 84%


total 135 100%

Tabel 4.3.65 Distribusi Berdasarkan Posyandu Lansia


No Posyandu lansia Jumlah Persentasi
1 Ya 17 13%
2 Tidak 4 3%
3 tidak ada lansia 114 84%
total 135 100%

Tabel 4.3.66 Distribusi Berdasarkan Ikut Posyandu Lansia


No Ikut posyandu lansia Jumlah Persentasi
1 Tidak 9 7%
2 Ya 12 9%
3 tidak ada lansia 114 84%
total 135 100%

Tabel 4.3.67 Distribusi erdasarkan Kebiasaan Lansia


No Kebiasaan lansia Jumlah Persentasi
1 merokok 0 0%
2 minum kopi 1 1%
3 minum the 20 15%
4 lain-lain 0 0%
5 tidak ada lansia 114 84%
total 135 100%
114

Berdasarkan data tersebut di atas, maka masalah keperawatan disajikan


sebagai berikut:

Identifikasi Data Masalah Kesehatan


Data Objektif: Kurangnya pengetahuan lansia
Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan mengenai penyakit Hipertensi,
bahwa jumlah Dewasa dan Lansia Kolesterol, Asam Urat, Diabetes
sebanyak 176 orang (38%). Di dapatkan Melitus
bahwa lansia dan dewasa dengan
penderita Hipertensi sebanyak 4 orang
(3%), jumlah penderita kolesterol
sebanyak 3 orang (2%), jumlah penderita
Asam Urat sebanyak 4 orang (3%) dan
jumlah penderita diabetes melitus
sebanyak 1 orang (1%).
Data Subjektif:
Berdasarkan wawancara dengan ketua-
ketua dasawisma terdapat masyarakat
yang kurang mengetahui mengenai
penyakit Hipertensi, Kolesterol, Asam
Urat dan Diabetes Melitus.
Data Objektif: Kurangnya Pemahaman Remaja
Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan mengenai bahaya penggunaan
bahwa jumlah remaja di Dusun III gadjed.
sebanyak 29 KK (21%) dari jumlah
penduduk
Data Subjektif:
Berdasarkan wawancara dengan ketua-
ketua dasawisma sebagian besar remaja
mengunakan gadget
115

Data Objektif: Kurangnya Pengetahuan PUS


Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan (Pasangan Usia Subur) Mengenai
bahwa jumlah Pasangan Usia Subur Pencegahan Stanting
(PUS) di Dusun III sebanyak 20 PUS
(15%)
Data Subjektif:
Berdasarkan wawancara dengan ketua-
ketua dasawisma sebagian besar
Pasangan Usia Subur (PUS) kurang
mengetahui bagaimana pencegahan
stanting.
Data Objektif: Masih banyak masyarakat yang
Berdasarkan hasil pengkajian melalui belum memahami pemanfaatan
kuesioner di dapatkan hasil bahwa tanaman TOGA (Tanaman obat
pemanfaatan pekarangan rumah sebagai keluarga) dalam pekarangan rumah
kebun sebanyak 44 KK (33%),
pemanfaatan pekarangan rumah sebagai
kolan sebanyak 3 KK (2%), pemanfaatan
pekarangan rumah sebagai kandang
sebanyak 3 KK (2%), Dan tidak
digunakan sebanyak 85 KK (63%)
Data Subjektif:
Berdasarkan wawancara dengan ketua-
ketua dasawisma sebagian besar
pemanfaatan pekarangan rumah tidak
digunakan dan hanya sebagai kebun
bunga
Data Objektif: Kurangnya pengetahuan
Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan masyarakat tentang stanting
bahwa jumlah remaja awal, remaja akhir,
116

dewasa awal dan dewasa akhir sejumlah


242 orang (52%)
Data Subjektif:
Berdasarkan wawancara dengan ketua
dasawisma terdapat 2 penderita stunting
dengan pengobatan tuntas di Dusun III
Data Objektif: Defisit Spiritual pada remaja
Berdasarkan hasil pengkajian di dapatkan
bahwa jumlah remaja di Dusun III
sebanyak 29 KK (21%) dari jumlah
penduduk. Penggunaan waktu luang
remaja music/ tv 5 KK (4%), Penggunaan
waktu luang remaja olahraga 14 KK
(10%), Penggunaan waktu luang remaja
rekreasi 6 KK (4%), Penggunaan waktu
luang remaja keagamaan 4 KK (3%).
Data Subjektif:
Berdasarkan wawancara dengan ketua-
ketua dasawisma sebagian besar remaja
menggunakan waktu luang lebih banyak
tidak pada kegiatan keagamaan

Berdasarkan table di atas dapat dikemukakan bahwa:

a. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang ditemukan di Dusun III Desa Mongolato
Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, adalah:
1) Pemeliharaan Kesehatan Tidak efektif berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan lansia mengenai penyakit HIKOLA (HIpertensi, Kolestrol,
Asam urat, Diabetes Melitus)
2) Defisit pengetahuan berhubungan Kurangnya Pemahaman Remaja
117

mengenai bahaya penggunaan Gadjed


3) Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Ibu Pus
Mengenai Pencegahan Stanting
4) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Masih
banyak masyarakat yang belum memahami pemanfaatan tanaman TOGA
(Tanaman obat keluarga)
5) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang stanting
6) Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan defisit Spiritual pada
remaja
b. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan masalah yang sudah ditemukan maka intervensi
keperawatan dalam penelitian ini adalah :
a) Pemeliharaan Kesehatan Tidak efektif berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan lansia mengenai penyakit HIKOLA (HIpertensi, Kolestrol,
Asam urat, Diabetes Melitus)
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
(a) Melakukan Penyuluhan kesehatan tentang HIKOLA (HIpertensi,
Kolestrol, Asam urat, Diabetes Melitus)
(b) Gerakan Salam HIKOLA (HIpertensi, Kolestrol, Asam urat, Diabetes
Melitus) (Home visit)
b) Defisit pengetahuan berhubungan Kurangnya Pemahaman Remaja
mengenai bahaya penggunaan gadget
Berdasarkan data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan
penyebaran angket diperoleh data tentang defisit pengetahuan
berhubungan kurangnya pemahaman remaja mengenai bahaya merokok
sebagai berikut:
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
(a) Melakukan edukasi tentang BAKEMA (bahaya kenakalan remaja)
dengan tema bahaya rokok terhadap kesehatan
118

c) Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Ibu Pus


Mengenai Pencegahan Stanting
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
(a) Lakukan edukasi kepada orang tua balita terkait pencegahan stantig “
pemberian gizi pada 1000 HPK” dan Melakukan demonstrasi makanan
bergizi pada balita.
d) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Masih
banyak masyarakat yang belum memahami pemanfaatan tanaman TOGA
(Tanaman obat keluarga)
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
(a) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
Masih banyak masyarakat yang belum memahami pemanfaatan
tanaman TOGA (Tanaman obat keluarga)
(b) melakukan edukasi tentang manfaat tanaman TOGA (Tanaman obat
keluarga)
(c) Lakukan penyuluhan tentang tanaman herbal
e) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang stanting
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
(a) Lakukan demontrasi bergizi pada balita dengan program IPS (isi piring
sekali makan)
(b) Lakukan skrining terkait pencegahan stunting
(c) Lakukan penyuluhan tentang stunting
f) Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan defisit Spiritual pada
remaja
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
(a) Pengajian dan penyerahan Al-Qur’an Taqmirul Masjid Nurul Iman
dusun III desa Mongolato.
(b) Kegiatan ASPRI MAMAN ( Asuhan Sepritual remaja beriman)
c. Implementasi Keperawatan
119

Bedasarkan intervensi keperawatan yang telah ditentukan maka


implementasi keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Pemeliharaan Kesehatan Tidak efektif berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan lansia mengenai penyakit HIKOLA
1) Melakukan Penyuluhan kesehatan tentang HIKOLA (HIpertensi,
Kolestrol, Asam urat)
a. Kegitan penyuluhan kesehatan tentang HIKOLA ini dilakukan
dengan persetujuan dari pihak desa dan masyarakat dusun III desa
Mongolato. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di kantor desa
Mongolato, kegiatan ini sudah disampaikan ke masyarakat
sebelumnya dan mendapat persetuajuan dari masyarakat. Kegiatan
ini dilakukan pada tanggal 21 oktober 2022
b. Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan, kader dan pendamping
kader melakukan pengecekaan bahan-bahan yang sudah diseiapkan
sebelumnya untuk melakukan penyuluhan seperti LCD, Leaflate,
Sound. Dan mempersiapkan alat yang akn digunakan untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan HIKOLA siataranya : meja,
meja 1 pendaftaran, meja 2 pemeriksaan tekanan darah, meja 3
pemeriksaan kolesterol, meja 4 pemeriksaan asam urat.
c. Waktu pelaksanaan sesui dengan waktu yang telah direncanakan
d. Penyuluhan dilakukan tepat jam 09.00 wita, dengan tahapan :
membuka acara, sambutan-sambutan, acara inti (penyuluhan), sesi
tanya jawab,penutup.
e. Pada acara inti pedamping kader (perawat) menjelsakan tentang
HIKOLA, Tanda dan gejala HIKOLA, Penyebab HIKOLA, cara
pencegahan HIKOLA, Dan Penangan Sederhana Untuk mengatasi
HIKOLA.
2) Melakukan Pemeriksaan kesehatan Gratis HIKOLA (HIpertensi,
Kolestrol, Asam urat)
a. Kegiatan pemeriksaan HIKOLA oleh pendamping kader dan kader
120

melakukan pemeriksaan kepada anggota dasawisma dengan cara


hom visite atau mengujungi anggota dasawisma dri rumah kerumah.
b. Pemeriksaan kesehatan gratis dilaksankan pukul 11.00 wita dengan
tahapan : mengujungi rumah masyarakat,dan melakukan pendataan
sebelum dilakuknya pemeriksaan,kemudian dilakukan pengukuran
berat badan dan tinggi badan untuk menentukan IMT, pemeriksaan
tekanan darah, pemeriksaan kolsterol, pemeriksaan asam urat.
c. Setelah dilakukanya pemeriksaan kesehatan HIKOLA secara home
visite kepda anggota dasawiswa yang di dampingi oleh kader
dasawisma. Didapat hasil dari pemeriksaan kesehatan pada
Masyarakat dusun III Desa Mongolato yang mengikuti pemeriksaan
kesehatan HIKOLA sebanyak :
a) Jumlah Masyarakat yang menderita hipertensi :31 orang
b) Jumlah masyarakat yang menderita kolesterol :23 orang
c) Jumlah masyarakat yang menderita asam urat : 11 orang
d) Jumlah masyarakat yang menderita gula darah: 4 orang
2. Defisit pengetahuan berhubungan Kurangnya Pemahaman Remaja
mengenai bahaya penggunaan gadget
1) Melakukan edukasi tentang BAKEMA (bahaya kenakalan
remaja) dengan tema bahaya rokok terhadap kesehatan
a. Setelah dilakukan Kegiatan Penyuluhan Edukasi Bahaya Merokok
pada Rema Muda Dusun III Desa Mongolato, terdapat berbagai
alasan dari rema muda terkait kurangnya pengetahuan rema muda
mengenai bahaya merokok. Sehingga di harapkan setelah di
lakukan penyuluhan tersebut rema muda dapat mengetahui bahaya
merokok.
b. Sebelum melakukan kegitan ini kader dan pendamping kader telah
mnyiapkan bahan yang akan digunakan untuk penyuluhan seperti
leaflate, LCD, sound.
c. Kegiatan penyuluhan ini menjelaskan bahaya yang ada didalam
121

rokok, termasuk menjadi perokok aktif maupun pasif yang dapat


menyebabkan berbagai penyakit. Diataranya stroke,serangan
jantung,kanker leher, keguguran, kanker pau-paru, penyakit paru
obstruktif kronis, kanker kulit, gangguan pengelihatan, gangguan
pendengaran, tulang lebih mudah patah, terjadi kemandulan dan
impotensi, kerusakan gigi, menyebabkan bau mulit yang tidak
sedap.
d. Berprilaku Cerdik secara terus menerus akan mengubah perilaku
masyarakat kearah promotif dan prefentif. Lebih baik mencegah
dari pada mengobat. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 21
oktober 2022
Oleh sebab itu, pergaulan bebas harus dicegah. Cara mencegah
dapat dilakukan hal sebagai berikut :
a) Lebih banyak memperdalam iman
b) Membangun hubungan yang baik bersama keluarga
c) Menghindari pertemanan yang tidak sehat
d) Melakukan aktivitas yang positif, seperti berolahraga
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Ibu
Pus Mengenai Pencegahan Stanting
1) Lakukan edukasi kepada orang tua balita terkait pencegahan
stantig “ pemberian gizi pada 1000 HPK” dan Melakukan
demonstrasi makanan bergizi pada balita.
a. Melakukan kegiatan edukasi untuk mendukung pertumbuhan
dan perkembangan buah hati selama 1000 hari peratama
kehidupan (PHK). Kegiatan ini untuk memotifasi ibu untuk
lebih memperhatikan Nutrisi pada anak karena nutrisi yang baik
sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan buah hati selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK).Tanpa nutrisi yang baik, bayi dapat mengalami
kerusakan serius bahkan permanen pada otak dan tubuhnya
122

yang sedang berkembang. Masalah gizi kronis pada 1.000 HPK


bisa berdampak pada stunting atau bertubuh pendek.
b. kegiatan ini memotivasi orang tua harus lebih waspada terhadap
kondisi anak mereka, karena hal ini sangat penting untuk
mencegah dampak jangka panjang. Anak yang tidak tumbuh
dengan baik dan terlalu pendek untuk usia mereka menderita
kondisi yang dikenal sebagai stunting (postur pendek/kerdil).
Kegiatan dilakukan pada tanggal 01 oktober 2022
4. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
Masih banyak masyarakat yang belum memahami pemanfaatan
tanaman TOGA
1) Membuat bedeng untuk tanaman herbal
a. Kegiatan ini dilakukan untuk pembuatan bedeng untuk tanaman
obat keluarga. Mengobservasi lahan yang akan digunakan
untuk pembuatan bedeng, kemudian siapkan alat dan bahan
seperti, cangkul sebagai perlengkapan batuanya. Kemudian
menyipakan bibit tanaman seperti tanaman obat-obat: kunyit,
jahe, kencur, temulawak, sambiloto,kemudian tanaman sayur-
sayuran seperti : cabe, tomat, kangkung, singkong,ubi-ubian.
b. Sebelum melakukan pembuatan bedeng bersihkan terlebih
dahulu lahan yang akan digunakan agar lebih produktif.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 19 oktober 2022.
2) Lakukan penanaman tanaman herbal
a. Setelah dilakukanya pembuatan bedeng maka langkah
berikutnya yaitu menyiapkan bibit yang akan ditanam. Cukup
sediakan pot dan tanah, tanaman akan tumbuh segar tanpa
memakan ruang. menanamnya di tanah yang lembab dan tidak
terkena sinar matahari langsung.
b. Tanaman TOGA berfungsi sebagai pertolongan pertama untuk
anggota keluarga jika ada yang sakit atau memiliki keluhan
123

kesehatan. Kegiatan ini dilakukan oada tanggal : 20 oktober


2022
c. Langkah untuk melakukan penanaman :
a) Siapkan pupuk berupa pupuk kandang dan pupuk humus
b) Menyiapkan benih yang akan ditanam
c) Tanam benih ke dlam pupuk yang sebelumnya sudah
disiapkan
d) Tunggu hingga terjadi pertumbuhan pada benih tanaman
3) Pembenahan Gajebo
a. Kegitan ini dilakukan untuk masyrakat yang kurangnya lahan
untuk pembuatan bedeng,tahap yang harus disiapkan : siapkan
bambu, gergaji, paku, polybag, pupuk kandang dan pupuk
humus, bibit tanaman herbal. Tanamn akan di tanam di poybag
yang berisi pupuk kandang dan pupuk humus kemudian
ditanami tanaman herbal. Gajebo ini untuk tanaman yang
ditanam dihalaman rumah, kebun ataupun sebidang tanah atau
ditanam didalam pot. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 20
oktober 2022.
4) melakukan edukasi tentang manfaat tanaman TOGA
(Tanaman obat keluarga)
a. kegiatan penyuluhan ini akan telah bekerja sma dengan pihak desa
dan masyarakat dan mendapat persetuan. Kegiatan ini dilakukan
untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang apa itu tanaman
TOGA, tujuan untuk penanaman TOGA, manfaat tanaman TOGA,
mendemostrasikan apa saja tanaman TOGA yang kan di tanam.
Sebelum mulai penyuluhan kader dan pendamping kader
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk penyuluhan
seperti: LCD,Leflate,Sound,Bibit tanam herbal.
b. Menjelaskan tujuan budidaya tanaman TOGA yaitu untuk
melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta
124

melestarikan kekayaan alam yang ada disekitar kita


c. Menjelaskan apa fungsi dari tanaman toga yaitu sebagai sarana
untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan
masyarakat, saranan untuk pelestarian alam dan saranan penyebaran
gerakan penghijauan.
d. Menjelaskan mafaat tanaman TOGA :
a) Sebagai pelengkap obat – obatan keluarga yang bersifat
tradisional
b) Bernilai tambah estetika bila ditata dengan apik dan rapi
c) Memberi contoh cara pemanfaatan lingkungan pekarangan
d) Menambah nilai keasrian dan kesejukan halaman pekarangan
rumah
e) Tentunya bila dikelola dengan baik maka akan menghasilkan
pendapatan tambahan
5) Lakukan penyuluhan tentang tanaman herbal
a. Sebelum melakukan kegiatan kader dan pendamping kader
menyiapkan alat dan bahan penyuluhan seperti : meyediakan
LCD, Menyediakan leaflate, Menyediakan Sound.
b. tanaman herbal ini akan sangat berguna untuk keluarga dalam
melaksnakan tugas perawatan sederhana pada keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
c. Menjelaskan jenis tanaman herbal dan khasiat tanaman herbal:
a) Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan daunnya
serta khasiatnya :
1) Daun dewa(Gynura S) khasiatnya untuk menyembuhkan
muntah darah dan payudara yang bengkak
2) Seledri berkhasiat untuk mneyembuhkan tekanan darah
tinggi
3) Belimbing wuluh berkhasiat untuk menyembuhkan darah
tinnggi
125

4) Daun kelor berkhasiat untuk mengobati panas dalam dan


deman
5) Daun bayam duri berkhasiat untuk mengobati kyrang darah
6) Saga (Abrus Precatorius) berkhasiat untuk menyembuhkan
batuk dan sariawan
7) Pacar Cina berkhasiat untuk Menyembuhkan penyakit
gonorhoe / Penyakit Kelamin
8) Landep berkhasiat untuk Menyembuhkan reumatik
9) Miana berkhasiat untuk Menyembuhkan wasir
10) Sirih berkhasiat untuk Menyembuhkan batuk, antiseptic dan
obat kumu
b) Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan batangnya
dan khasiatnya :
1) Kayu manis berkhasiat untuk Mengobati penyakit batuk dan
sesak nafas, nyeri lambung
2) Brotawali berkhasiat untuk Mengobati demam, sakit kuning,
kudis dan diabetes
3) Delima berkhasiat untuk Sebagai anti cacing pita
4) Kemukus berkhasiat untuk Obat radang selaput lendir saluran
kemih
5) Pulasari berkhasiat untuk obat perut kembung
c) Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan akarnya
dan khasiatnya:
1) Pepaya berkhasiat untuk Obat Cacing
2) Aren berkhasiat untuk Obat diuretic
d) Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan umbiya
(rimpang) dan khasiatnya:
1) Temulawak berkhasiat untuk Mengatasi sembelit dan
memperbanyak ASI
2) Jahe berkhasiat untuk Menghangatkan badan, Asma, Nyeri
126

Otot dan sakit pinggang


3) Kencur berkhasiat untuk Menyembuhkan sakit kepala dan
mengeluarkan dahak
4) Kunyit berkhasiat untuk Menyembuhkan diare, hepatitis dan
kejang-kejang
5) Lempuyung berkhasiat untuk Obat pelangsing, penambah
nafsu makan dan diare
6) Lengkuas berkhasiat untuk Mengobati Panu serta bersifat anti
bakteri
7) Temu giring berkhasiat untuk Obat anti cacing dan obat sakit
perut
8) Alang – alang berkhasiat untuk obat memperlancar air seni
( Diuretik )
9) Bangle berkhasiat untuk Menyembuhkan sakit kepala dan
susah buang air besar
e) Jenis tanaman obat keluarga yang di manfaatkan bijinya
dan khasiatnya :
1) Kecubung berkhasiat untuk Menyembuhkan penyakit asma,
bisul dan anus turun(Hernia)
2) Kapur barus berkhasiat untuk Menyembuhkan gangguan
pencernaan
3) Pinang berkhasiat untuk tepung biji pinang sebagai obat
antelmentika terutama cacing pita
4) Kedawung berkhasiat untuk Obat sakit perut,mulas,diare dan
bersifat astringensia
5) Pala berkhasiat untuk Mengatsi perut kembung dan sebagai
stimulansia terhadap pencernaan
6) Jamblang berkhasiat untuk Sebagai bahan obat untuk
menyembuhkan diabetes
f) Jenis tanaman obat keluarga yang di manfaatkan buahnya
127

dan khasiatnya :
1) Jeruk Nipis berkhasiat untuk Menyembuhkan demam, batuk
kronis, menghilangkan bau badan
2) Cabai Merah Obat gosok untuk reumatik dan masuk angin
3) Belimbing Wuluh ; Melegakan nafas dan mencairkan dahak
karena batuk
4) Mengkudu ; Mengatasi penyakit radang usus, lever, amandel
dan difetri
5) Kapulaga ; Obat anti kembung
5. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang stanting
1) Melakukan demontrasi bergizi pada balita dengan program
IPS (isi piring sekali makan)
a. Kegiatan ini dilakukan untuk ibu bisa memahami bahwa
Makan bukan sekadar kenyang, namun juga harus memenuhi
kebutuhan nutrisi tubuh. Kementerian Kesehatan telah
mengenalkan panduan makan sehat melalui metode ‘Isi
piringku’ yang dapat menjadi acuan sajian sekali makan
b. Dilakukanya demontrasi ini gunaya untuk ibu lebih paham
bukan hanya sekedar tahu yeyang nutrisi anak.
c. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal :
2) Melakukan skrining terkait pencegahan stunting
a. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan pada ibu
jika Stunting dapat diketahui dengan melakukan pemantauan
pertumbuhan balita dengan mengukur panjang badan atau
tinggi badan anak yang dibandingkan dengan umur balita.
Dikatakan stunting apabila panjang badan atau tinggi
badannya lebih pendek dibandingkan dengan anak yang
seumurnya yang normal. Maka ibu dapat melakukan
pencegahan agar si buah hati tidak mengalami stunting.
128

b. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal


3) Melakukan penyuluhan tentang stunting
a. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan untuk masyarakat
sehingga mampu menjadi inisiator penggerak masyarakat
untuk berpartisipasi dalam pencegahan dan penanganan
Bahaya Stunting, Untuk mendukung pencegahan dampak dan
resiko stunting pada anak, maka masyarakat dapat
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kesejahteraan sosial
akan terbentuk ketika masyarakat telah memiliki rasa
kepedulian, empati, gotong royong dan swadaya sosial pada
masyarakat yang lain agar masyarakat dusun 2 bersih dari
stunting.
6. Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan defisit Spiritual pada
remaja
1) Pengajian dan penyerahan Al-Qur’an Taqmirul Masjid Nurul
Iman dusun III desa Mongolato.
a. Kegiatan ini dilakukan untuk penyerahan alquran ke takmirul
dan kan diserahkan ke remaja untuk dilakukan untuk mengafal
surat surat dan kan disetorkan ke kordinator takmirul masjid di
setiap malam jumat dan akan dilakukan yasinan bersama.
b. Pengajian mingguan ini akan rutin dilaksanakan, yaitu malam
jumat yang dilaksanakan ba’da sholat .
2) Kegiatan ASPRIMAMAN ( Asuhan Sepritual remaja beriman)
a. kegiatan ini bertujuan untuk melatih remaja untuk cerdas secara
spiritual, sebagai pusat social-kemasyarakatan. Hadirnya
organisasi remaja menjadi harapan tersendiri di tengah
masyarakat yang sibuk dengan urusan duniawi.
b. Kegiatan ini untuk menyadarkan diri memahami apa saja nilai
dari hidup yang harus dipertahankan dengan baik. Terkadang
nilai kebaikan kerap dilupakan oleh anak dan hal itu harus segera
129

diubah.
c. Kegiatan ini untuk motivasi yang baik bisa membuat anak jadi
semangat untuk melakukan apa yang diinginkan. Tentu motivasi
ini harus baik dan tidak berhubungan dengan sesuatu yang
melanggar etika dan norma kesusilaan.
7. Kesiapan peningkatan kesehatan berhubungan dengan kurangnya
aktivitas fisik
1) Senam SECAR (sehat ceria)
a. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih aktifitas fisik yang
perlu diadakan untuk menjaga kebugaran jasmani
masyarakat. Gerakan-gerakan senam pagi bermanfaat untuk
melatih otot-otot pada tubuh, melancarkan peredaran darah
sehingga lebih sehat dan segar. Paparan sinar matahari pagi
juga bagus bagi tubuh karena kandungan vitamin D
alaminya. Jika tubuh sehat dan bugar secara fisik, maka
kemampuan konsentrasi juga akan meningkat dan
memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari.
Senam juga dapat memperkuat tulang, membantu
menormalkan aliran darah dan melatih urat saraf yang kaku
serta meningkatkan kesehatan jantung dan stamina tubuh.
Olahraga ini juga bisa menjaga fungsi otak, mencegah
pikun, juga bisa mengurangi stress dan membuat lebih
bahagia karena dengan kita melakukan gerakan senam maka
tubuh akan melepaskan hormon endorphine. Kegiatan ini
dilakukan pada tanggal Jum’at, 21 oktober 2022.
b. Kegiatan senam ini bermanfaat untuk kesehatan fungsi
jantung Gerakan senam yang dilakukan secara kontinyu dan
berulang-ulang membuat jantung bekerja dengan lebih cepat.
Bila dilakukan selama 20 menit, berarti Anda telah memulai
langkah sehat untuk meningkatkan kesehatan jantung.
130

c. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk menurunkan berat badan


Supaya lebih cepat dalam membakar lemak, sebaiknya
pilihlah jenis olahraga yang banyak menggerakan anggota
badan seperti halnya jogging dan juga senam
d. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk meningkatkan fungsi
kongnitif dimana senam termasuk kedalam salah satu jenis
olahraga yang mampu meningkatkan penyebaran oksigen ke
seluruh tubuh termasuk kebagian otak kita. Bilamana
oksigen yang masuk ke otak terpenuhi dengan baik, maka
fungsi otak kita akan meningkat dan secara tidak langsung
fungsi kognitif pun akan ikut mengalami peningkatkan.
Telah banyak para ahli yang menyatakan bahwa olahraga
juga dapat meningkatkan daya ingat dan juga kapasitas otak.
e. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengurangi stres dan
meningkatkan Mood Bila stres sudah melanda, maka mood
dan tingkat kreativitas seseorang akan berkurang. Hal ini
dikarenakan hormon endorfin yang bekerja untuk membuat
seseorang merasa lebih senang mulai berkurang. Untuk itu,
diperlukanlah suatu aktivitas yang mampu meningkatkan
hormon tersebut. Salah satu aktivitas yang mampu
meningkatkan jumlah hormon endorfin adalah senam. Bila
dilakukan secara teratur, maka kondisi stres yang dialami
akan berkurang yang pada akhirnya mood Anda pun akan
kembali meningkat.
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian pada 2 (dua) dusun yaitu dusun II dan Dusun II
Desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, dideskripsikan
pembahasan sebagai berikut:
4.3.1. Masalah Keperawatan
Masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini masih menjadi perhatian bagi
pemerintah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih rendah.
131

Tingkat kesehatan masyarakat yang tidak merata dan sangat rendah khususnya
terjadi pada masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh. Perilaku masyarakat
yang masih tidak higienis ditambah lagi dengan tidak adanya sarana dan prasarana
lingkungan yang mendukung berdampak pada kesehatan masyarakat yang tinggal
pada pemukiman kumuh tersebut. Banyak masalah kesehatan masyarakat yang
mungkin akan timbul akibat perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan yang
tidak memperhatikan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah kesehatan di Dusun II Desa
Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo adalah:
1. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan diposbindu.
2. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Kurangnya
pemanfaatan pekarangan dengan menanam tanaman jenis apotik Hidup
3. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan peran dan tugas kader.
4. Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan defisit Spiritual pada remaja
5. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan Pengolahan sampah
masyarakat masih dibakar dan tercampur
6. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan pemanfaatan UKS
yang belum optimal dan penyuluhan kantin sehat
Selanjutnya masalah kesehatan di Dusun III desa Mongolato Kecamatan
Tibawa Kabupaten Gorontalo adalah:
1. Pemeliharaan Kesehatan Tidak efektif berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan lansia mengenai penyakit HIKOLA
2. Defisit pengetahuan berhubungan Kurangnya Pemahaman Remaja mengenai
bahaya Merokok dan penggunaaan bahaya Gadjed
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Ibu Pus
Mengenai Pencegahan Stanting
4. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Masih
banyak masyarakat yang belum memahami pemanfaatan tanaman TOGA
132

5. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Masih


banyak pekarangan yang kurang akan tanaman apotik hidup
6. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang stanting
7. Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan defisit Spiritual pada remaja
8. Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan tentang masalah kesehatan pada masyarakat Senam
Hasil penelitian ini didukung oleh penyataan Denai Wahyuni, Arniwita,
Fachriani Putri dan Erdinal. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar
rumah (76,7%) di lingkungan pemukiman yang kurang sehat di Kota Pekanbaru,
mempunyai kondisi drainase yang tergenang. Ditemukan adanya telur dari dua
jenis parasit Nematoda usus di tanah di lingkungan pemukiman kurang sehat yaitu
A. Lumbricoides dan T. Trichiura pada semua drainase. Kondisi lingkungan
dengan air yang tergenang, juga merupakan risiko untuk terjangkitnya berbagai
penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat, salah satunya adalah penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penelitian yang dilakukan oleh Jasrida Yunita, Mitra dan Herlina Susmaneli,
diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku masyararakat
dan Kondisi lingkungan dengan kejadian DBD. Kebiasaan masyarakat yang
menggantung pakaian di rumahnya dan Adanya jentik nyamuk pada tempattempat
air tergenang merupakan faktor resiko yang paling dominan berpengaruh terhadap
kejadian DBD. Masalah anemia pada anak sekolah juga masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia.
Penelitan yang dilakukan oleh Sri Desfita yang mengangkat tema tentang
Prevalensi anemia pada anak sekolah, Status gizi dan kebiasaan makan pagi
makan pagi pada murid SD, didapatkan hasil bahwa prevelensi anemia pada
murid SD adalah sebesar 34,2%, prevalensi gizi kurang sebesar 15,2% dan masih
banyak murid SD yang tidak biasa makan pagi. Kompleksnya masalah kesehatan
menjadi perhatian bagi pemerintah. Perlu adanya perencanaan dari pemerintah
untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan tersebut.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-
133

masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan


sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan
menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan program salah satunya ditentukan oleh perencanaan yang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Jasrida Yunita tentang Proses perencanaan tahunan
dinas kesehatan kabupaten Padang Pariaman, diperoleh hasil bahwa Alur
perencanaan di Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman belum mengikuti
alur ataupun langkah-langkah perencanaan terpadu. Selain itu koordinasi lintas
program maupun sektor sudah berjalan tetapi dalam pelaksanaannya masih belum
maksimal. Belum maksimalnya upaya yang dilakukan oleh pemerintah
menyebabkan masalah kesehatan masyarakat masih tetap ada. Selain itu perilaku
masyarakat yang belum sepenuhnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) merupakan faktor resiko untuk terjadinya berbagai masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia.
Perilaku masyarakat Indonesia yang masih tidak menerapkan pola hidup
bersih dan sehat ditambah dengan kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana
kesehatan yang mendukung berimbas pada tingkat kesehatan masyarakat yang
tidak merata. Permasalahan kesehatan di Indonesia yang banyak dijumpai adalah
penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian
terbesar secara global, dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008
hampir dua pertiganya atau sebanyak 36 juta kematian diakibatkan oleh penyakit
tidak menular (Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, 2012).
Masalah kesehatan lain yang masih banyak terjadi di Indonesia adalah
permasalahan kesehatan berbasis lingkungan. Kondisi lingkungan yang buruk
seperti air yang tergenang dapat memicu timbulnya penyakit, salah satunya adalah
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) (Yunita, et al., 2012). Permasalahan
kesehatan berikutnya yang menjadi perhatian pemerintah yang terkait dengan
masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Terjadi ebih dari 250 juta kasus
kecelakaan kerja setiap tahunnya dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit
yang diakibatkan bahaya di tempat kerja (International Labour Organization,
2013). Tidak hanya di tempat kerja, rumah yang sering dianggap menjadi tempat
134

paling aman dan nyaman juga berpotensi sebagai sumber bahaya bagi
penghuninya. Risiko serta bahaya yang dapat mengancam di dalam rumah yaitu
antara lain kebakaran, keracunan makanan, kecelakaan, dan zat berbahaya
(Ekawandani, et al., 2019).
4.3.2. Intervensi Keperawatan
Kesehatan merupakan modal awal bagi perkembangan potensi individu
dalam hidup. Kesehatan juga merupakan kebutuhan dasar setiap manusia.
Kesehatan dapat dipandang sebagai sebuah investasi yang berkontribusi besar
pada pembangunan sebuah negara. Menurut Piagam Ottawa tahun 1986 kesehatan
merupakan hak asasi manusia (human right) (World Health Organization, 1986),
sementara Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Program pembangunan kesehatan bertujuan untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan
mengutamakan prinsip non diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan (Republik
Indonesia, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian bahwa intervensi keperawatan yang dilakukan
dengan adalah masalah kesehatan, khususnya di dusun II Desa Mongolato
Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo adalah:
a. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan Kurangnya kesadaran
masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan diposbindu.
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Pemeriksaan Kesehatan Gratis
b) Edukasi Kesehatan terkait penyakit yang di derita masyarakat
b. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Kurangnya
pemanfaatan pekarangan dengan menanam tanaman jenis apotik Hidup
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Gerakan penanaman Obat kelurga (Toga)
b) Daftar tanaman beserta manfaatnya
135

c) Kolaborasi dengan pihak desa dalam mengelola TOGA


c. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan peran dan tugas kader
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Pelatihan kader kesehatan
b) Roal play
d. Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan defisit Spiritual pada remaja
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Asuhan Spiritual pada remaja
b) Pengajian bersama remaja di masjid Nur Iman setiap Jumat malam
e. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan Pengolahan sampah
masyarakat masih dibakar dan tercampur
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Manajemen pengolahan sampah
b) Kerja bakti
c) Pembuatan Poster pengolahan sampah
f. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan pemanfaatan UKS
yang belum optimal
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Melakukan pelatihan dokter kecil yang diselenggrakan disekolah madrasah
ibtidaiyah al-mourky
g. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Belum
optimalnya kantin sehat
a) Edukasi jajanan sehat dan bergizi
Sedangkan didusun III intervensi kesehatan yang dilakukan adalah
a. Pemeliharaan Kesehatan Tidak efektif berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan lansia mengenai penyakit HIKOLA
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Melakukan Penyuluhan kesehatan tentang HIKOLA (HIpertensi,
136

Kolestrol, Asam urat)


b) Gerakan Salam HIKOLA (Home visit)
b. Defisit pengetahuan berhubungan Kurangnya Pemahaman Remaja mengenai
bahaya Merokok.
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Melakukan edukasi tentang BAKEMA (bahaya kenakalan remaja) dengan
tema bahaya rokok terhadap kesehatan
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Ibu Pus
Mengenai Pencegahan Stanting
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Lakukan edukasi kepada orang tua balita terkait pencegahan stantig “
pemberian gizi pada 1000 HPK” dan Melakukan demonstrasi makanan
bergizi pada balita.
d. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Masih
banyak masyarakat yang belum memahami pemanfaatan tanaman TOGA
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Masih
banyak masyarakat yang belum memahami pemanfaatan tanaman TOGA
e. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Masih
banyak pekarangan yang kurang akan tanaman apotik hidup
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) melakukan edukasi tentang manfaat tanaman TOGA (Tanaman obat
keluarga)
b) Lakukan penyuluhan tentang tanaman herbal
f. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang stanting
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Lakukan demontrasi bergizi pada balita dengan program IPS (isi piring
sekali makan)
b) Lakukan skrining terkait pencegahan stunting
137

c) Lakukan penyuluhan tentang stunting


g. Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan defisit Spiritual pada remaja
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Pengajian dan penyerahan Al-Qur’an Taqmirul Masjid Nurul Iman dusun
III desa Mongolato.
b) Kegiatan ASPRI MAMAN ( Asuhan Sepritual remaja beriman)
h. Kesiapan peningkatan pengetahuan berhubungan dengan Kurangnya
pengetahuan tentang masalah kesehatan pada masyarakat Senam
Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah:
a) Senam SECAR (sehat ceria)
Berdasarkan uraian tersebut beberapa hal penting yang dilakukan dalam
intervensi kesehatan adalah:
Lapisan pertama determinan kesehatan meliputi perilaku dan gaya hidup
individu, yang meningkatkan ataupun merugikan kesehatan, misalnya pilihan
untuk merokok atau tidak merokok. Pada level mikro, faktor genetik berinteraksi
dengan paparan lingkungan dan memberikan perbedaan apakah individu lebih
rentan atau lebih kuat menghadapi paparan lingkungan yang merugikan. Perilaku
dan karakteristik individu dipengaruhi oleh pola keluarga, pola pertemanan, dan
norma-norma di dalam komunitas (Dhalgren and Whitehead, 1991).
Lapisan kedua adalah pengaruh sosial dan komunitas, yang meliputi norma
komunitas, nilai-nilai sosial, lembaga komunitas, modal sosial, jejaring sosial, dan
sebagainya. Faktor sosial pada level komunitas dapat memberikan dukungan bagi
anggota-anggota komunitas pada keadaan yang menguntungkan bagi kesehatan.
Sebaliknya faktor yang ada pada level komunitas dapat juga memberikan efek
negatif bagi individu dan tidak memberikan dukungan sosial yang diperlukan bagi
kesehatan anggota komunitas (Dhalgren and Whitehead, 1991).
Lapisan ketiga meliputi faktor-faktor struktural: lingkungan pemukiman
yang baik, ketersediaan pangan, ketersediaan energi, kondisi di tempat bekerja,
kondisi sekolah, penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan, akses terhadap
pelayanan kesehatan yang bermutu, akses terhadap pendidikan yang berkualitas,
138

lapangan kerja yang layak (Dhalgren and Whitehead, 1991)


Lapisan terluar meliputi kondisi-kondisi dan kebijakan sosial-ekonomi,
budaya, dan politik umumnya, serta lingkungan fisik. Termasuk beberapa faktor
makro yang terletak di lapisan luar adalah kebijakan publik, stabilitas sosial,
ekonomi, dan politik, hubungan internasional, investasi pembangunan ekonomi,
peperangan/ perdamaian, perubahan iklim dan cuaca, ekosistem, bencana alam
maupun bencana buatan manusia seperti kebakaran hutan (Dhalgren and
Whitehead, 1991).
Derajat kesehatan masyarakat tidak hanya dilihat dari AHH, akan tetapi juga
perlu memperhatikan indikator lain seperti Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kesakitan/Morbiditas akibat penyakit menular
dan tidak menular. Hasil pencapaian MDGs di Indonesia menunjukkan belum
tercapainya target antara lain dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI),
akses kepada sanitasi dan air minum, dan penurunan prevalensi AIDS dan HIV
(Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2014). Pendekatan demografi membuka
sudut pandang yang lebih luas, serta mengarah pada langkah penyelesaian
masalah yang lebih efektif sesuai dengan karakteristik kelompok masyarakat yang
menjadi sasaran. Kelompok rentan yang masih menjadi pusat perhatian bidang
kesehatan antara lain bayi, balita, ibu hamil dan lansia (World Health
Organization, 2018).
Transisi berikutnya menyangkut sektor gizi, permasalahan mengenai gizi
saat ini menjadi perhatian publik dan pemerintah. Kasus gizi kurang dan buruk
(underweight) mengalami penurunan dari 19,6% pada tahun 2013 menjadi 17,7%
pada tahun 2018. Penurunan juga terjadi pada proporsi status gizi kependekan
(stunting) dari 37,2% menjadi 30,1%. Status gizi kekurusan (wasting) 12,1% pada
tahun 2013 menjadi 10,1% pada tahun 2018 (National Institute of Health
Research and Development of Ministry of Health of the Republic of Indonesia,
2013; 2019).
Selain permasalahan underweight, stunting, dan wasting,
obesitas/kegemukan (overweight) juga menjadi salah satu penyebab permasalahan
139

di sektor gizi. Tren peningkatan proporsi obesitas pada dewasa sejak tahun 2007
sebesar 10,5%, menjadi 14,8% pada tahun 2013, dan naik lagi menjadi 21,8%
pada tahun 2018 (National Institute of Health Research and Development of
Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2013; 2019).
Perubahan pola perilaku adalah kategori transisi yang terakhir. Perilaku
hidup yang serba instan dalam masyarakat yang modern berdampak pada
pemilihan bahan pangan yang mengesampingkan kesehatan. Perubahan perilaku
yang jauh dari kebiasaan sehat, seperti jarang berolah raga. Data Riskesdas
menunjukkan meningkatnya persentase penduduk umur lebih dari sama dengan
10 tahun dengan aktivitas fisik kurang dari sebanyak 26,1% pada tahun 2013
menjadi 33,5% pada tahun 2018 (National Institute of Health Research and
Development of Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2013; 2019).
Ponkesdes sejatinya merupakan sarana pelayanan kesehatan yang berada di
desa atau kelurahan dengan lebih mengutamakan promotif dan preventif.
Berdasarkan kurikulum pendidikan bidan dan perawat, lebih dominan mengarah
pada tindakan pelayanan kesehatan personal. Sebagian kecil kurikulumnya
membahas tentang “public health midwife” dan “public health nurse” (Wibrata et
al., 2014) (Munir, Nursalam and Triyoga, 2016).
Menurut Peraturan Gubernur nomor 4 tahun 2010, tenaga kesehatan yang
berada di Ponkesdes melakukan kegiatan lebih berbasis pada fasilitas pelayanan
kesehatan (facility based) (Pemerintah Provinsi Gorontalo, 2010). Program atau
upaya yang berjalan selama ini masih belum memuaskan ditandai AKI dan AKB
yang cenderung stagnan atau memiliki kemajuan yang belum sesuai harapan.
Sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda untuk akselerasi pencapaian target
pembangunan kesehatan yang lebih optimal. Memperhatikan beberapa aspek
dengan segala dinamika yang ada, menjadi penting adanya pendekatan
pembangunan kesehatan berbasis masyarakat.
Salah satu bentuk pendekatan community based dengan menghadirkan
fasilitator di tengah masyarakat. Fasilitator yang mampu memberikan motivasi,
stimulasi, dan mendampingi masyarakat menuju kemandiriannya dalam hidup
sehat, mandiri, dan berdaya untuk meningkatkan status kesehatan dan
140

meningkatkan kesejahteraannya (Laksono et al., 2019). Hal tersebut tentu bisa


lebih optimal apabila pelaksanaan intervensinya dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan program kesehatan, terutama
pada bidang pemberdayaan masyarakat. Keahlian tersebut diperoleh antara lain
melalui latar belakang pendidikan dan pengalaman pada sektor kesehatan
masyarakat.
Desa Sehat Berdaya merupakan program purwarupa berbasis komunitas
yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat desa, yang
diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan. Program ini
menempatkan fasilitator Desa Sehat Berdaya, atau yang dinamai Sahabat Desa,
yang berperan memberikan motivasi, stimulasi, dan mendampingi masyarakat.
Pola pendekatan yang dipakai dalam program Desa Sedaya adalah community
based. Sahabat Desa akan menjadi fasilitator yang hidup berbaur dengan
masyarakat (lived in) untuk membumikan strategi pendekatan promotif-preventif
di masyarakat

4.3.3. Implementasi Keperawatan


Masalah kesehatan masyarakat hingga saat ini masih menjadi perhatian
pemerintah. Tingkat kesehatan masyarakat yang tidak merata dan sangat rendah,
khususnya pada permukiman kumuh disebabkan perilaku masyarakat yang tidak
higienis. Ditambah lagi dengan tidak adanya sarana dan prasarana lingkungan
yang mendukung (Mitra, 2012). Pembangunan kesehatan di Indonesia sejauh ini
masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang mempunyai
infrastruktur, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan yang baik. Bahkan,
perbaikan masalah kesehatan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-
negara tetangga. Guna mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan
peningkatan pada seluruh faktor pembangunan terkait dengan melakukan
pendekatan pelayanan kesehatan primer yang komprehensif (Hardisman, 2011).
Meskipun telah ada upaya pemerintah dalam meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, akan tetapi pembangunan kesehatan di
Indonesia, khususnya di sejumlah daerah masih menghadapi berbagai tantangan,
141

antara lain masih terjadinya kesenjangan status kesehatan masyarakat pada


wilayah tertentu, termasuk pada aspek sosial ekonomi.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa implementasi keperawatan yang
dilaksanakan di dusun II Desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten
Gorontalo terhadap masalah dan intervensi keperawatan yang ditemui adalah:
a. Defisit Kesehatan Komunitas Berhubungan Dengan Kurangnya Kesadaran
Masyarakat Untuk Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Diposbindu.
a) Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
(a) Kegiatan ini telah di koordinasi dengan pihak aparat Desa mongolato
dan masyarakat Dusun II. Bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
telah disampaikan sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan. Kegiatan
tersebut mendapat respon positif dari aparat Desa mongolato dan
masyarakat Dusun II, tempat pelaksanaan untuk dusun dua dibagi
menjadi 2 posko yang bertujuan untuk mendekat masyarakat ketempat
posko pemeriksaan.dan dilaksanakan pada tanggal 22 oktober 2022
waktu: 09.00 Wita.
(b) Waktu pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan
(c) Setelah masyarakat datang untuk melkaukan pemeriksaan kesehatan
gratis maka masyarakat akan diarahkan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan. Dan kader kesehatan mengarahkan masyarakat untuk
melakukan pemeriksaan di meja, meja 1 pendaftaran, meja 2
pemeriksaan tekanan darah, meja 3 pemeriksaan kolesterol, meja 4
pemeriksaan asam urat.
(d) Pemeriksaan kesehatan gratis dilaksanakan tepat jam 09.00 wita
dengan tahapan : pendaftaran, pengukuran tinggi badan dan berat
badan untuk mngetahui IMT, Pemeriksaan Tekanan Darah,
Pemeriksaan Kolesterol,Pemeriksaan asam urat, dan pemeriksaan gula
darah.
(e) Masyarakat dusun 2 desa mongolato yang mengikuti pemeriksaan
kesehatan di 2 posko sebanyak :
142

- Jumlah lansia yang menderita hipertensi : 12 orang


- Jumlah lansia yang menderita kolesterol : 9 orang
- Jumlah lansia yang menderita asam urat: 8 orang
- Jumlah lansia yang menderita gula darah: 2 orang
b) Memberikan Edukasi Kesehatan
1. Setelah mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan masyarakat akan
mendapatakan pendidikan kesehatan berdasarkan hasil pemeriksaan.
2. Membagikan liflate sesuai dengan hasil pemeriksaan kesehatan yang
ditemukan.
3. Menjelaskan cara meningkatkan kesehatan, cara pencegahan penyakit
dan perawatan sederhana.
4. Menganjurkan untuk menggunakan pelayanan kesehatan apabila sudah
mersakan gejala- gejala yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
b. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Kurangnya
pemanfaatan pekarangan dengan menanam tanaman jenis apotik Hidup
a) Melakukan penanaman TOGA
(a) Melakukan Mengidentifikasi lahan kosong bersama kader dusun II
Desa Mongoolato dan Masyarakat Dusun II untuk melakukan
penanman TOGA.Menyiapkan bibit tanam TOGA sseperti: jahe,
kencur,kunyit,bawang putih, temulawak,daun seledri, daun bawang,
lidah buaya, sambiloto, keji beling, akar wangi, daun dewa, kumis
kucing. Kegiatan ini dilakuakan disetiap perkarangan rumah
masyarakat. Pembuatan apotik hidup ini bertujuan untuk masyarakat
dapat memanfatkan tanaman obata-obatan untuk mengatasi penyakit
yang dialami didalam keluarga. Dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober
2022 pukul: 08.30 wita.
(b) Waktu pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan
bersama-sama.
(c) Kegiatan Pembuatan Apotik Hidup sesuai waktu dan tanggal yang di
tentukan tanggal Selasa, 18 Oktober 2022
143

(d) Setelah di lakukan program pembuatan apotik hidup dipekarangan


rumah masyarakat didusun 2 desa mongolato, masyarakat dapat
meyang mampu memanfaatkan Apotik Hidup sebagai pemanfaatan
tanaman obat tradisional
b) Membuat daftar tanaman beserta manfaatnya
(a) Setelah mendapatkan penyuluhan cara pembuatan apotik hidup
masyarakat mampu mendemostrasikan pembuatan apotik hidup degan
daftar tanaman: jahe, kencur,kunyit,bawng putih, temulawak,daun
seledri, daun bawang, lidah buaya, sambiloto, keji beling, akar wangi,
daun dewa, kumis kucing,
(b) Menjelaskan khasiat dan manfaat bagi kesehatan dari tanaman obat-
obatan dari jahe, kencur,kunyit,bawng putih, temulawak,daun seledri,
daun bawang, lidah buaya, sambiloto, keji beling, akar wangi, daun
dewa, kumis kucing.
(c) Menganjurkan pembuatan apotik hidup di perkarangan rumah
masyarakat terus dilestarikan.
c) Kolaborasi dengan pihak desa dalam mengelola TOGA
(a) Membuat kerjasama dengan pihak desa untuk dapat memberikan
tanaman obat-obatan untuk diserahkan kepada masyarakat.
(b) Mengajurkan pihak desa dapat membagikan tanaman obat-obatan
(c) Membuat peraturan dalam penanaman TOGA dalam perkarangan
Rumah Masyarakat.
c. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan peran dan tugas kader
a) Mengadakan pelatihan kader kesehatan
1. Mengkoordinasi dengan kader dusun II untuk mempersiapkan kegiatan
pelatihan yang akan dilaksanakan di dusun II, kegiatan pelatihan
tersebut mendapat repon positif dari pihak desa Mongolato dan
masyarakat dusun II. Adapun materi-materi :
- 5 tugas kesehatan keluarga
144

- Hikolagu (hipertensi,kolsterol,asam urat, gula darah)


- Pencegahan stunting
- Pengolahan sampah
- Peran kader dalam keluarga
Kegiatan pelatihan ini dilakukan pada kader-kader mengenai tugas
dari setiap kader di dusun II desa Mongolato. Kegiatan ini
dilaksanakan pada tanggal 18 oktober 2022 pukul 09.00 wita.
2. Sebelum melakukan kegiatan, pendamping kader dan kader
mempersiapkan bahan dan media yang akan di gunakan seperti
pembagian lefleate, LCD, Sound dan alat yang diperlukan lainnya.
b) Melatih kader untuk melakukan penyuluhan
1. Memberikan materi kepda kader
2. Melatih kader untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat
3. Memberikan rewoard kepada kader yang sudah melakukan penyuluhan
yang baik dan benar
4. Memberikan sertifikat pelatihan kepada kader yang mengikuti
pelatihan
d. Peningkatan pengetahuan berhubungan dengan defisit Spiritual pada remaja
a) Memberikan Asuhan Spiritual pada remaja
(a) Mengidentifikasi remaja didusun II
(b) Observasi kegiatan remaja
(c) Meningkatkan kemampuan remaja dalam kegiatan spiritual yang akan
dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksnakan pada tanggal Jum’at 16 oktober
2022 pukul 18.00 wita
(d) Menekan aspek positif dan mencegah aspek yang menyimpang pada
remaja.
(e) Mefasilitasi kegiatan keagamaan pada remaja antara lain:
- Pembagian alquran
- Pengajian bersama
145

- Yasinan setiap malam jumat


b) Mengajian bersama remaja di masjid Nur Iman setiap Jumat malam
1. Meningkatkan tingkat kemampuan pada remaja dalam kegiatan
spiritual seperti Mengaji bersama
2. Melakukan ceramah agama
3. Mampu dan mandiri untuk melakukan kegiatan pembacaam doa
4. Melakukan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan setiap malam jumat
sehigga masalah dapat teratasi
e. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan Pengolahan sampah
masyarakat masih dibakar dan tercampur
a) Manajemen pengolahan sampah
(f) Dalam kegiatan penyuluhan untuk pengolahan sampah ini perlu kerja
sama antara masyarakat dan pihak desa dan sektor lain untuk
menyelesaikan masalah yang ada di dusun II. Masyarakat harus diajari
cara memilah sampah organik dan non organik. Kegiatan ini bertujuan
untuk meningkatkan kebersihan lingkungan. Mengubah sampah
organik menajadi pupuk agara dapat memiliki manfaat bagi
masyarakat.kegiatan ini dilakukan pada tanggal 18 oktober 2022.
(g) Dalam kegiatan ini melakukan pembuatan poster tentang pentingngya
kebersihan lingkungan, cara memilah sampah organik dan non
organik.
(h) Mengobservasi lokasi yang akan dijadikan TPS (tempat pembuangan
sementara), menyediakan peralatan yang akan dibutuhkan untuk
melakukan pembuatan bak sampah sementara, kemudian bekerja sama
dengan pihak pemerintah dengan mengadakan TPA (tempat
pembuangan akhir), maka sampah yang telah dipilah dan dikumpulkan
di TPS akan diangkut ke TPA oleh fasilitas pengangkut sampah.
(i) Mencegah pencemaran lingkungan dan menerapkan sistem dan
menejemen pengolahan sampah yang ideal dan berkesinambungan.
(j) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang sistem penangulangan
146

pencemaran lingkungan.
b) Mengadakan Kegiatan Kerja bakti
1. Melakukan kegiatan kerja bakti rutin ini antar warga saling bekerja
sama, dan bergotong royong untuk memberisihkan desa. Kegiatan ini
juga saling membantu dan berpartisipasi dengan ini terwujudlah
kesatuan antar warga desa dan memelihara lingkungan.
Kegiatan ini bertujuan :
- Meningkatkan kerukunan Mayarakat
- Mempererat persaudaraan
- Peduli terhadap orang lain
- Saling bahu membahu
- Pencaga pencemaran lingkungan
2. Mendemostrasikan gerakan membuang sampah pada tempatnya,
mejaga kebersihan lingkungan
3. Mendemostrasikan gerakan sayang pohon karena pohon adalah
penyuplai oksigen.
c) Membuatan Poster pengolahan sampah
Dengan pembuatan poster sesuai dengan jenis sampah yang berada didesa
mongolato dusun II ini dapat mempermudah proses daur ulang jenis
sampah, mengurangi resiku kerusakan lingkungan dan mengurangi
penumpukan sampah dilingkungan masyarakat. Maka akan dilakukan
Memilih atau memilah sampah organik dan sampah non organik:
1. Sampah organik (berwarna hijau)
- Sampah buah-buahan
- Sisa makanan
- Daun
2. Sampah anorganik (berwarna kuning)
- Kaleng
- Plastik
147

- styrofoam
3. sampah kertas (warna biru)
menampung sampah kertas untuk mempermudah daur ulang.
Biasanya kertas-kertas yang sudah dikumpulkan diolah menjadi
bubur kertas lalu kembali dicetak menjadi kertas siap pakai.
4. Sampah bahan beracun dan berbahaya (warna merah)
- Pecahan kaca
- Bahan kimia
- Komponen elektronik
f. Manajemen kesehatan tidak efektif Manajemen kesehatan tidak efektif
berhubungan dengan pemanfaatan UKS yang belum optimal
(a) Melakukan pelatihan dokter kecil yang diselenggrakan disekolah madrasah
ibtidaiyah al-mourky
Kegiatan ini dilakukan untuk Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah bertujuan
meningkatkan kesehatan, mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta
didik yang tercermin dalam kehidupan perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
dan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan peserta didik
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Kegiatan ini
dilakukan pada tanggal Jumat, 21 Oktober 2022 pukul : 09.30 wita
(b) Mendemostrasikan pentingnya PHBS dikalanagan siswa siswi madrasah
(c) Mengajarkan siswa siswi untuk kerja sma dalam menjalankan program
kesehatan sekolah.
(d) Melakukan penyuluhan untuk mulai kenal penyakit
(e) Berprilaku hidup sehat.
(f) Menjaga kebersihan lingkungan sekolah khususnya pembenahan tata
kelolah sampah, pemilihan dan pengolahan sampah.
(g) Melaksankan penghijauan sekolah dengan menanam pohon dan bunga
(h) Mendemonstrasikan agar tidak membaung sampah sembarangan
g. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan berhubungan dengan Belum
optimalnya kantin sehat
148

(a) Edukasi jajanan sehat dan bergizi


- Melakukan Kegiatan Sosialisasi Makanan Jajanan Anak Sekolah
(MJAS) dilaksanakan dengan tujuan untuk mensosialisasikan makanan
atau jajanan anak sekolah yang aman, bermutu dan bergizi. Kegiatan
ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya
jajanan yang sehat dan bergizi. Kegiatan sosialisasi ini dapat
memberikan bekal pengetahuan sehingga nantinya para siswa siswi
akan terhindar dari bahaya jajanan yang tidak sehat. Kegiatan ini
dilakukan pada tanggal jumat 21 oktober 2022 pikul 10.00 wita.
- Kegiatan ini bertujuan untuk meningktkan kesadaran siswa siswi
dalam mengenal bahaya zat aditif yang terkadang dalam jajanan
makanan.
- Pengolahan kantin sehat ini harus mengerti cara pemasakan makanan
menurut gizi dan ksehatan, serta kebersihan peralatan maknan
(mencuci air bersih yang mengalir dan sabun).
- Lokasi kantin yang harus dalam perkarangan sekolah yang jauh dari
WC, kamar mandi, tempat penampungan sampah.
- Untuk pengolahan fasilitas kantin sehat yaitu Kantin ruang tertutup
maupun kantin ruang terbuka harus mempunyai tempat penyajian
makanan seperti lemari display, etalase atau lemari kaca yang
memungkinkan konsumen dapat melihat makanan yang disajikan
dengan jelas. Tempat penyajian atau display makanan ini harus selalu
tertutup untuk melindungi makanan dari debu, serangga dan hama
lainnya
Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan sangat penting karena kesehatan
merupakan kebutuhan dasar yang keberadaannya sangat diperlukan oleh
masyarakat. Kesehatan juga merupakan aspek yang sangat vital dalam mencapai
Millenium Development Goals (MDG’s), karena kesehatan merupakan indikator
perkembangan suatu bangsa. Memperoleh kesehatan merupakan hak setiap
individu atau kelompok. (Arisandy, 2015). Indikator yang sering digunakan pada
upaya kesehatan kuratif antara lain meliputi cakupan pelayanan, jumlah rumah
149

sakit, jumlah puskesmas, jumlah puskesmas pembantu, jumlah balai pengobatan,


dan jumlah dokter per penduduk. Padahal, secara rasional jumlah dokter, rumah
sakit, puskesmas yang tinggi tidak menjamin derajat kesehatan masyarakat yang
tinggi. Perilaku petugas pemberi layanan kesehatan juga menjadi hal yang
menentukan kualitas pelayanan yang diterima oleh masyarakat (Mahsyar, 2014).
Upaya kesehatan yang bertumpu pada upaya kuratif tersebut justru
memperlemah argumentasi bahwa kesehatan itu berperan penting dalam
pembangunan bangsa yang menyebabkannya dianggap konsumtif dan tidak
produktif (Sampoerno, 2008). Penanganan Kematian Ibu dan Bayi Kematian ibu
bagi suatu keluarga bukan semata-mata kehilangan salah satu anggota keluarga,
tapi kematian ibu telah menjadikan keluarga menjadi kurang sempurna dalam
menjalankan fungsi keluarga. Kematian ibu dalam perspektif gender berarti
mengurangi hak hidup perempuan. Perempuan, baik dalam keluarga, masyarakat,
dan bangsa memiliki peranan yang sangat urgen, karena mereka perlu dilindungi
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai (Hapsari, 2016).
Berdasarkan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development
Goals) 2015, target Indonesia adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI),
angka kematian bayi (AKB), dan angka kematian balita (AKABA) masing-
masing menjadi 102 per 100.000 jiwa. (Saputra dkk, 2013). Menurut Pranata dkk
(2011), terdapat upaya pemerintah berupa program yang dilakukan untuk
menurunkan AKI dan AKB dari aspek medis serta kebijakan dan manajemen
pelayanan kesehatan, antara lain dengan meningkatkan cakupan dan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan maternal.
Untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan, sudah dilakukan
kegiatan dengan target meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
terampil. Hasil dari program tersebut dapat dilihat dari tersedianya tenaga bidan di
tingkat desa dan meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang bermutu. Namun, pembangunan kesehatan masih
menghadapi berbagai tantangan, antara lain masih terjadinya kesenjangan status
kesehatan masyarakat antar wilayah, antar status sosial dan ekonomi, dan
150

munculnya berbagai masalah lainnya (Nainggolan dkk, 2016).

Anda mungkin juga menyukai