Anda di halaman 1dari 8

BADAN PUSAT STATISTIK

KOTA SINGKAWANG

No.16/12/6172/Th. XV, 14 Desember 2021

Profil Kemiskinan Kota


Singkawang
Maret 2021
„ Persentase penduduk miskin Maret 2021 sebesar 4,83 persen
„ Garis Kemiskinan Kota Singkawang pada Maret 2021 sebesar Rp527.892,00
perkapita/bulan
„ Pada bulan Maret 2021, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran
per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Kota Singkawang mencapai
11,03 ribu orang (4,83 persen), naik sebesar 0,81 ribu orang dibandingkan dengan
kondisi Maret 2020 yang sebesar 10,23 ribu orang (4,53 persen).
„ Persentase penduduk miskin di Kota Singkawang pada Maret 2020 sebesar 4,53
persen naik menjadi 4,83 persen pada Maret 2021.
„ Garis Kemiskinan Kota Singkawang pada Maret 2020 sebesar Rp510.596,00
perkapita/bulan dan mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp527.892,00
perkapita/bulan pada Maret 2021
„ Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) menunjukkan adanya peningkatan dari Maret
2020 ke Maret 2021 yaitu dari 0,48 menjadi 0,73.
„ Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari
0,09 pada Maret 2020 menjadi 0,17 pada Maret 2021. Peningkatan yang terjadi
sebesar 0,08 poin.

2 Profil Kemiskinan Kota Singkawang Maret 2021


BRS No.16/12/6172/Th. XV, 14 Desember 2021
1. Pendahuluan
Kemiskinan memiliki definisi yang beragam di setiap negara. Kemiskinan sering dipandang
sebagai ketidakmampuan untuk membayar biaya hidup minimal (Bank Dunia, 1990). Sedangkan
menurut beberapa ahli, kemiskinan besifat multidimensional dan memiliki banyak aspek.
Dimensi kemiskinan termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi, perumahan yang
kurang layak, perawatan kesehatan yang kurang baik, dan tingkat pendidikan yang rendah.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran yang dikonversi
dengan nilai uang yang disebut sebagai Garis Kemiskinan. Jadi, Penduduk Miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita di bawah Garis Kemiskinan.

2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kota Singkawang Tahun 2020 - 2021


Persentase penduduk miskin pada Maret 2020 ke Maret 2021 menunjukkan peningkatan
dari 4,53 persen menjadi 4,83 persen atau mengalami peningkatan sebanyak 0,30 poin.
Secara nominal jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan
di bawah Garis Kemiskinan) juga mengalami peningkatan. Pada bulan Maret 2021 jumlah
penduduk miskin di Kota Singkawang mencapai 11,03 ribu orang (4,83 persen), meningkat
sebesar 0,81 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2020 yang sebesar 10,23 ribu
orang (4,53 persen) .

Sumber : Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kota Singkawang, Maret 2014 -
Maret 2021

Profil Kemiskinan Kota Singkawang Maret 2021


BRS No.16/12/6172/Th. XV, 14 Desember 2021 3
3. Perkembangan Garis Kemiskinan Maret 2011 - Maret 2021
Perubahan jumlah dan persentase penduduk miskin tidak akan terlepas dari perubahan
nilai garis kemiskinan. Garis kemiskinan (GK) merupakan rata-rata pengeluaran per kapita
perbulan yang digunakan untuk mengklasifikasikan penduduk ke dalam golongan miskin atau
tidak miskin. Garis Kemiskinan Kota Singkawang pada Maret 2020 sebesar Rp510.596,00
perkapita/bulan, kemudian meningkat menjadi Rp527.892,00 perkapita/bulan pada Maret
2021. Dengan kenaikan Garis Kemiskinan tersebut jumlah dan persentase penduduk miskin
Maret 2021 mengalami kenaikan jika dibandingkan Maret 2020.
Tabel 1 Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kota Singkawang
Tahun 2011-2021
Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin
Tahun
(Rp/Kap/Bln) (Orang) (%)
(1) (2) (3) (4)
2011 271.004 10.711 5,69
2012 294.960 10.406 5,31
2013 320.211 12.972 6,50
2014 355.133 11.971 5,88
2015 376.797 11.900 5,76
2016 387.801 11.210 5,33
2017 410.717 11.611 5,42
2018 464.673 11.168 5,12
2019 492.131 10.900 4,91
2020 510.596 10.230 4,53
2021 527.892 11.030 4,83

4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan


Persoalan kemiskinan bukan hanya menyangkut berapa jumlah dan persentase penduduk
miskin tetapi ada dimensi lain yang harus juga menjadi perhatian yaitu tingkat kedalaman
dan keparahan kemiskinan. Jadi kebijakan dalam penanganan masalah kemiskinan seharusnya
tidak hanya memperkecil jumlah penduduk miskin, tetapi juga sekaligus harus bisa mengurangi
tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan itu sendiri.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masing-masing penduduk miskin terhadap Garis Kemiskinan. Dengan Indeks Kedalaman
Kemiskinan dapat diketahui seberapa dalam kemiskinan yang terjadi di suatu daerah. Semakin
tinggi angka Indeks Kedalaman Kemiskinan menunjukkan semakin jauh rata-rata pengeluaran
penduduk miskin dari Garis Kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
merupakan ukuran ketimpangan penduduk miskin. Indeks Keparahan Kemiskinan memberikan
gambaran apakah pengeluaran di antara penduduk miskin itu sendiri merata saja atau terjadi
ketimpangan. Semakin tinggi angka Indeks Keparahan Kemiskinan maka semakin besar
ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

4 Profil Kemiskinan Kota Singkawang Maret 2021


BRS No.16/12/6172/Th. XV, 14 Desember 2021
Pada Maret 2020 sampai dengan Maret 2021, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kota
Singkawang menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari 0,48 pada Tahun 2020 menjadi
0,73 pada Tahun 2021 (Tabel 2). Adapun dari sisi Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga
menunjukkan adanya peningkatan yaitu dari 0,09 pada Maret 2020 menjadi 0,17 pada Maret
2021.
Tabel 2 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di
Kota Singkawang dan Provinsi Kalimantan Barat, Maret 2011 – Maret 2021
Kota Singkawang Kalimantan Barat
Tahun Indeks Kedalaman Indeks Keparahan Indeks Kedalaman Indeks Keparahan
Kemiskinan (P1) Kemiskinan (P2) Kemiskinan (P1) Kemiskinan (P2)
(1) (2) (3) (4) (5)
2011 0,82 0,13 1,12 0,33
2012 0,74 0,22 1,24 0,33
2013 0,74 0,11 1,24 0,32
2014 0,68 0,12 1,26 0,35
2015 0,66 0,14 1,29 0,32
2016 0,66 0,14 1,30 0,31
2017 0,73 0,17 1,23 0,29
2018 0,70 0,18 1,18 0,28
2019 0,53 0,10 1,14 0,26
2020 0,48 0,09 1,01 0,23
2021 0,73 0,17 1,03 0,23

5. Perbandingan Tingkat Kemiskinan Regional di Kalimantan Barat


Persentase penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Barat pada Maret 2021 sebesar 7,15
persen dengan jumlah penduduk miskin sebesar 367.890 jiwa, meningkat jika dibandingkan
Maret 2020. Kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin terendah pada Maret
2020 dan Maret 2021 adalah Kabupaten Kubu Raya dengan persentase masing-masing 4,42
dan 4,34 persen. Sedangkan kabupaten/kota dengan persentase penduduk miskin tertinggi
pada Maret 2020 dan Maret 2021 adalah Kabupaten Melawi dengan persentase masing-
masing 12,04 persen dan 12,01 persen.
Jumlah penduduk miskin paling sedikit di Kalimantan Barat pada Maret 2021 terdapat di
Kabupaten Kayong Utara sebesar 10.720 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk miskin terbanyak
di Kalimantan Barat pada Maret 2021 terdapat di Kabupaten Ketapang yaitu sebesar 53.040
jiwa.

Profil Kemiskinan Kota Singkawang Maret 2021


BRS No.16/12/6172/Th. XV, 14 Desember 2021 5
Tabel 3 Perbandingan Beberapa Indikator Kemiskinan Untuk Regional Kalimantan Barat

Garis Kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk


Kabupaten/Kota
(Rp/Kap/Bln) (Orang) Miskin (%)
(1) (2) (3) (4)
Sambas 451.173 41,49 7,66
Bengkayang 372.793 16,92 6,48
Landak 395.486 42,01 10,99
Sambas 387.948 13,82 5,18
Sanggau 363.714 21,70 4,55
Ketapang 482.824 53,04 10,13
Sintang 593.844 39,40 9,28
Kapuas Hulu 481.826 24,03 8,93
Sekadau 351.726 12,69 6,26
Melawi 570.434 25,47 12,01
Kayong Utara 321.356 10,72 9,33
Kubu Raya 431.211 25,47 4,34
Kota Pontianak 578.615 30,11 4,58
Kota Singkawang 527.892 11,03 4,83
Kalimantan Barat 483.454 367,89 7,15

6. Penjelasan Teknis dan Sumber Data


1. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat
dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.
2. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri
dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan
Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah
untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.
3. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum
makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi
kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan,
daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).
4. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan
diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.
5. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan
tahun 2020 adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional)

6 Profil Kemiskinan Kota Singkawang Maret 2021


BRS No.16/12/6172/Th. XV, 14 Desember 2021
Gambar 2 Profil Kemiskinan di Kota Singkawang 2021
Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi:
Konten Berita Resmi Statistik
Suminar Kristiani, S.E., M.E. dilindungi oleh Undang-Undang,
Kepala BPS Kota Singkawang hak cipta melekat pada Badan
(0562) 631 334 Pusat Statistik. Dilarang
suminar@bps.go.id mengumumkan, mendistribusikan,
mengomunikasikan, dan/atau
menggandakan sebagian atau
Untuk layanan perpustakaan, penjualan data mikro, seluruh isi tulisan ini untuk tujuan
publikasi elektronik, publikasi cetakan, dan peta digital komersial tanpa izin tertulis dari
wilayah kerja statistik sesuai peraturan yang berlaku Badan Pusat Statistik.
maupun konsultasi statistik dapat menghubungi Pelayanan
Statistik Terpadu (PST) di pst.bps.go.id

BADAN PUSAT STATISTIK


KOTA SINGAWANG
Jl. Ahmad Yani No.75 Pasiran, Kota Singkawang 79115
Telp : (0562) 631 334 E-mail : bps6172@bps.go.id
Homepage : http://www.singkawangkota.bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai