Pertumbuhan
Realisasi 5,46% 6,01% 5,62% -8,40% -1,07%
Ekonomi
Capaian 76,04% 82,78% 93,20% -149,73% 280,37%
Selama lima tahun terakhir (2017-2021) struktur ekonomi Kabupaten Gianyar didominasi oleh 5 kategori
utama, yaitu Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Kategori Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan; Kategori Konstruksi; Kategori Pengolahan; Kategori Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Gianyar pada
tahun 2021 dihasilkan oleh kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, yaitu mencapai 18,07%
(angka ini menurun dari 19,75% pada tahun 202), selanjutnya kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
sebesar 13,42% (meningkat dari 13,10% pada tahun 2020), ketegori Konstruksi sebesar 13,13% (meningkat
dari 12,88% pada tahun 020), kategori Industri Pengolahan mencapai 12,17% (meningkat dari 12,10% pada
tahun 2020), dan kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor mencapai 8,20%
(meningkat dari 8,14% pada tahun 2020). Pada tahun (2017-2019), kontribusi lapangan usaha Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum terus mengalami peningkatan. Namum pada tahun 2020 dan 2021 mengalami
penurunan cukup dalam. Kondisi ini diakibatkan terjadinya penurunan kunjungan wisatawan di Bali akibat
Pandemi Covid-19.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kabupaten Gianyar, 2017-2021 (Juta Rp)
PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Pengeluaran, Kabupaten Gianyar, 2017-2021 (Juta Rp)
Secara total, PDRB Kabupaten Gianyar atas dasar harga berlaku di tahun 2021 menurun sebesar -0,11%, yakni dari 25.865.367,6
juta rupiah menjadi 25.836.189,7 juta rupiah. Jika dinilai atas dasar harga konstan 2010, pada tahun 2021 mengalami penurunan
sebesar -1,07 %, yakni dari 17.411.754,6 juta rupiah menjadi 17.254.614,1 juta rupiah.
Pada tahun 2021, perekonomian Kabupaten Gianyar mengalami pertumbuhan negatif sebesar -1,07%. Dari sisi produksi,
pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada kategori lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Informasi dan
Komunikasi. Dari sisi permintaan akhir, perekonomian Kabupaten Gianyar didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
(PK-RT), yang menyumbang separuh dari total PDRB.
Pada periode tahun 2017-2019 PDRB Kabupaten Gianyar atas dasar berlaku terus meningkat, namun pada tahun 2020 hingga
2021 mengalami penurunan yakni 24.224.219,0 juta rupiah (2017); 26.460.397,1 juta rupiah (2018); 28.520.276,7 juta rupiah
(2019); ; 25.865.367,6 juta rupiah (2020) dan 25.836.189,7 juta rupiah (2021). Penurunan di tahun 2021 menunjukkan bahwa
perekonomian di Kabupaten Gianyar masih belum pulih akibat dari adanya pandemi COVID19. Penurunan PDRB sisi produksi di
tahun 2021 diikuti oleh penurunan PDRB dari sisi permintaan akhir atau PDRB pengeluaran.
Selain dinilai atas dasar berlaku, PDRB pengeluaran juga dapat dinilai atas dasar konstan 2010 atau atas dasar harga dari berbagai
jenis produk yang divaluasi dengan harga tahun 2010. Melalui pendekatan ini, nilai PDRB pada masing-masing tahun memberikan
gambaran tentang perubahan PDRB secara volume atau kuantitas (tanpa dipengaruhi oleh perubahan harga). PDRB pengeluaran
atas dasar harga konstan 2010 menggambarkan terjadinya perubahan atau pertumbuhan ekonomi secara riil, utamanya terkait
dengan peningkatan volume permintaan atau konsumsi akhir.
Dari Tabel pada slide sebelumnya, terlihat bahwa nilai PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten Gianyar meningkat, yakni
17.005.120,8 juta rupiah (2017); 18.027.091,7 juta (2018); 19.040.901,0 juta rupiah (2019); 19.441.754,6 juta rupiah (2020); dan
17.254.614,1 juta (2021). Pada periode 2017-2021, PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Gianyar mengalami penurunan
sebesar -0,25 triliun.
TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021
INDIKATOR KINERJA DAERAH
1. Belum meredanya dan tidak terdapat kepastian 1. Munculnya Peluang Bisnis Online Baru
berakhirnya Pandemi Covid-19 (E-Business) bagi UMKM
2. Munculkan isu-isu kesehatan baru yang 2. Sosial Media sebagai Alat Pemasaran Barang dan
mempengaruhi sektor pariwisata Jasa
3. Belum pulihnya sektor pariwisata sebagai sektor 3. Peluang bisnis di sektor kesehatan dalam rangka
utama perekonomian Kab. Gianyar pencegahan Covid-19 (bid. kesehatan, bid.
4. Perekonomian menjadi lesu akibat terbatasnya makanan dan minuman, bid. jasa pengantaran, dll)
aktivitas masyarakat. 4. Program pemerintah "work from bali" untuk
5. Meningkatnya kesejangan ditandai dengan menstimulus pemulihan pariwisata
bertambahnya nilai gini rasio 5. Diterapkannya kebijakan pelonggaran persyaratan
6. Pengembangan sektor lapangan usaha selain penerbangan yang diharapkan dapat meningkatkan
penyediaan akomodasi dan makan minum kunjungan wisatawan
7. Belum tergarapnya pemasaran digital untuk UMKM 6. Pengembangan sentra industri pengolahan
8. Kesiapan pelaku usaha pariwisata setelah terutama patung, ukiran, anyaman, perak dan
dibukanya kembali pariwisata dengan standar lukisan serta industri pengolahan lainnya. Dengan
kesehatan (CHSE) meningkatnya kontribusi sektor ini pada PDRB.
9. Meningkatnya tingkat kriminalitas seiring 7. Kebijakan mengutamakan penggunaan produk lokal
peningkatan tajam pengangguran terbuka yang dicanangkan Provinsi Bali
8. Dukungan pemerintah pusat dengan White Papper
Rencana Pengembangan Kawasan Wisata
Terintegrasi ULAPAN (Ubud, Tegallalang,
Payangan) sampai tahun 2026.