di Provinsi Bali
Kelompok 3
1. Ahmad Isnandar - Kab. Sintang
2. Bayu Sutikno - BRIN
3. Jovita Ramadhanti - Kemlu
4. Rensyaputra - Kemenperin
5. Rifqa Latifadina - Kab. Banggai Laut
6. Wayan Dedy Juniawan - Kab. Gianyar
Inflasi 2017 2018 2019 2020 2021
● Sejalan dengan inflasi pada tingkat Nasional, inflasi Provinsi Bali yang diukur melalui
inflasi Kota Denpasar dan Singaraja mengalami penurunan sejak tahun 2017 - 2021,
khususnya pada tahun 2019 - 2020 akibat pandemi Covid-19 dan permintaan domestik
yang belum kuat.
● Namun, pada tahun 2021, inflasi Nasional mengalami kenaikan utamanya dikarenakan
adanya kenaikan harga komoditas pangan kondisi ini menunjukkan daya beli
masyarakat mulai pulih kembali. Inflasi Kota Denpasar di tahun ini tercatat 2,01 persen
atau naik 1,46 poin. Sebaliknya, inflasi kota Singaraja justru menurun pada periode
waktu yang sama, yakni turun -0,09 poin atau menjadi 2,39 persen di tahun 2021.
● Dilihat dari pergerakan inflasi per bulan, inflasi di Kota Singaraja, Kota Denpasar dan
Nasional menunjukkan pola yang hampir mirip. Nilai inflasi di Provinsi Bali umumnya
mencapai puncak pada bulan Juli dikarenakan adanya tahun ajaran baru sekolah dan
memasuki bulan puasa. Dua kelompok komoditas konsumsi pendorong pergerakan
harga tertinggi pada tahun 2021 di Kota Denpasar maupun Kota Singaraja yaitu
kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan
besaran inflasi masing-masing setinggi 10,39 persen dan 17,28 persen. INFLASI
Pengangguran 2017 2018 2019 2020 2021
● Pada tahun 2021, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Bali sebesar 5,37 persen atau mengalami penurunan dibandingkan tahun
2020 yang sebesar 5,63 persen. Dengan kata lain dapat diinterpretasikan bahwa pada 100 penduduk usia 15 tahun keatas yang
tersedia untuk memproduksi barang dan jasa (angkatan kerja) sebanyak 6 orang merupakan pengangguran.
● TPT Bali tahun 2021 merupakan TPT tertinggi ketiga selama sepuluh tahun terakhir. Tingginya besaran TPT Bali tahun 2021 secara
tidak langsung merupakan efek dari pandemi Covid-19 yang telah melanda Bali sejak bulan Maret 2020. Pembatasan mobilitas dan
pergerakan masyarakat serta penutupan bandara bahkan tempat-tempat wisata telah mempengaruhi luar biasa sektor jasa yang
merupakan tumpuan utama perekonomian Bali. Melemahnya perekonomian regional membuat kemampuan penyerapan tenaga
kerja Bali sekiranya jauh menurun, ditambah lagi banyaknya pekerja yang mengalami pemberhentian sementara tanpa adanya
kejelasan status masa depan, serta pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi selama masa pandemi juga turut serta
meningkatkan jumlah pengangguran di Bali
PENGANGGURAN
ANALISIS KURVA PHILIP PADA PROVINSI BALI
● Pada Kurva Philip (Prov. Bali) disamping terlihat bahwa
perubahan tingkat inflasi berkorelasi negatif dengan tingkat
pengangguran, dimana jika inflasi naik maka pengangguran
turun, maupun sebaliknya jika inflasi turun maka
pengangguran akan meningkat.
● Kenaikan signifikan terjadi pada tahun 2020 dimana tingkat
pengangguran mencapai 5,63% akibat adanya pandemi
covid 19. pada tahun yang sama, tingkat inflasi mengalami
penurunan menjadi 1,52%. Hal ini berarti, dengan adanya
covid 19 maka perekonomian menjadi lesu yang ditandai
dengan rendahnya angka inflasi (permintaan/konsumsi
2017 2018 2019 2020 2021 turun), produsen menurunkan produksinya dan mengurangi
tenaga kerja sehingga pengangguran meningkat.
Pengangguran 1,48 1,40 1,57 5,63 5,37