Anda di halaman 1dari 10

Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan

Vol. 5 No. 1, Maret 2023

Vol. 5 No. 1, Maret 2023

Inflasi Komoditas Administered Prices dan Daya Beli Masyarakat


selama Pandemi Covid-19: Studi Kasus Provinsi Aceh
Asri Diana*1, Fitriyani2, Yunidar Purnama Sari3, Azka Rizkina4
1,2 Universitas Syiah Kuala, Aceh, Indonesia
3 Universitas Teuku Umar, Aceh, Indonesia
4 Universitas Almuslim, Aceh, Indonesia

*Corresponding email: asridianasj@usk.ac.id

Info Artikel ABSTRAK


Kata Kunci: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi komoditas
Inflasi, Komoditas administered price yaitu harga BBM, LPG, listrik dan air terhadap daya beli
Administered Prices, Daya masyarakat selama pandemic Covid-19 di Provinsi Aceh dengan melihat
Beli, Pandemi Covid-19, perubahan pada elastisitas harga dan elastisitas pendapata. Penelitian ini
Provinsi Aceh. menggunakan data sekunder berbentuk cross section Maret 2021 yang diperoleh
dari kegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Dengan model analisis
Almost Ideal Demand System (AIDS), hasil penelitian menunjukkan bahwa daya
beli masyarakat selama pandemi Covid-19 di Provinsi Aceh berpengaruh secara
sigifikan dan bernilai positif pada harga komoditas sendiri dan harga komoditas
silang, sedangkan pengeluaran bernilai negatif. Selanjutnya hasil perhitungan nilai
elastisitas menunjukkan bahwa pada tahun 2021 daya beli masyarakat bersifat
inelastis pada empat komoditas administered prices dengan elastisitas harga sendiri
bernilai negatif terutama pada komoditas listrik, BBM dan air PAM. Sedangkan
elastisitas harga silang bernilai positif. Kemudian elastisitas pendapatan bernilai
negatif pada komoditas LPG dan air PAM, serta bernilai positif pada komoditas
listrik dan BBM. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjaga stabilitas harga barang
khususnya komoditas administered prices untuk meningkatkan daya beli dan
kesejahteraan hidup masyarakatnya.

ABSTRACT
Keywords: This study aims to analyze the effect of inflation of administered prices, namely the
Inflation, Administered price of fuel, LPG, electricity, and water on people's purchasing power during the
Prices Commodities, Covid-19 pandemic in Aceh Province by looking at changes in price elasticity and
Purchasing Power, The elasticity of opinion. This study uses secondary data in the form of a March 2021
Covid-19 Pandemic, Aceh cross-section obtained from the National Socioeconomic Survey (SUSENAS).
Province With the Almost Ideal Demand System (AIDS) analysis model, the results showed
that people's purchasing power during the Covid-19 pandemic in Aceh Province
had a significant and positive effect on commodity prices themselves and cross-
commodity prices, while expenditure was negative. Furthermore, the results of the
calculation of the elasticity value show that in 2021 people's purchasing power is
inelastic in four administered prices commodities with their price elasticity of
negative value, especially in electricity, fuel, and PAM water commodities. While
cross-price elasticity is positive. The income elasticity has a negative value in LPG
and PAM water commodities, and a positive value in electricity and fuel
commodities. Therefore, the government needs to maintain the price stability of
goods, especially administered prices to improve the purchasing power and welfare
of its people.

Asri Diana, dkk 82


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 5 No. 1, Maret 2023

1. PENDAHULUAN Masyarakat (PPKM) dan melakukan kerja dari


Pandemi Covid-19 menyerang hampir rumah (work from home). Kebijakan yang
seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. dilakukan oleh pemerintah berdampak pada
Pandemi Covid-19 ini merupakan suatu perubahan tatanan kehidupan sosial, kinerja
penyakit yang disebabkan oleh adanya paparan perekonomian, pendidikan dan layanan publik
virus yang dikenal dengan Corona Virus di Indonesia. Kebijakan tersebut juga membuat
Disease 2019 (Covid-19) atau secara medis banyak perusahaan harus membatasi produksi
disebut juga dengan sindrom pernafasan akut barang atau jasa, hal ini menyebabkan
parah 2 (SAR-CoV-2) yang bermula dari penurunan pendapatan perusahaan sehingga
Negara Cina pada tahun 2019. Kemudian, sehingga perusahaan memiliki biaya yang
World Health Organization (WHO) pada 12 terbatas untuk memproduksi barang atau jasa
Maret 2020 telah menetapkan wabah Covid-19 dan hal tersebut membuat banyak pekerja yang
sebagai pandemi global (Widyaningrum, terpaksa kehilangan pekerjaannya.
Maret 2022). Di Indonesia, kasus positif covid- Meningkatnya jumlah pengangguran
19 pertama kali diumumkan oleh Presiden selama pandemi Covid-19 akan berpengaruh
Indonesia, Ir. H. Joko Widodo pada Senin, 2 terhadap daya beli masyarakat. Daya beli
Maret 2020. merupakan kemampuan membayar untuk
Sebagai salah satu pandemi global, memperoleh suatu barang yang diinginkan.
penyebaran Covid-19 ini sangat cepat Pengeluaran per kapita dapat menggambarkan
sehingga menjadi pembicaraan utama di setiap besarnya daya beli yang dimiliki oleh
negara. Covid-19 telah membawa dampak masyarakat dalam melakukan konsumsi
tidak hanya dari sisi kesehatan manusia namun barang dan jasa (Yusuf & Nurmalah, 2016).
juga terhadap aspek sosial dan ekonomi Rendah atau tingginya nilai daya beli suatu
masyarakat suatu negara. Untuk mencegah masyarakat dapat menggambarkan kondisi
penyebaran Covid-19, pemerintah melakukan perekonomian suatu wilayah. Gambar 1.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menunjukkan pengeluaran per kapita dan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan pertumbuhan pengeluran per kapita yang
disesuaikan selama periode 2010-2020.

Sumber: BPS, 2021


Selama periode 2010-2019 pengeluran per
Gambar 1.
Pengeluaran Per Kapita dan Pertumbuhan kapita yang disesuaikan mengalami kenaikan
Pengeluaran Per Kapitayang Disesuaikan, setiap tahun dengan nilai rata-rata
Tahun 2010-2020 pertumbuhannya sebesar 2,02 persen setiap

Asri Diana, dkk 83


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 5 No. 1, Maret 2023

tahun, dengan adanya pendemi Covid-19 Peningkatan inflasi sangat berkaitan dengan
membuat rata-rata pertumbuhan selama daya beli masyarakat (purchasing power)
periode 2010-2020 mengalami penurunan berpendapatan rendah. Kaplan dan Wohl
menjadi 1,73 persen setiap tahunnya, dimana (2017) menyatakan bahwa inflasi yang tinggi
pengeluaran per kapita yang disesuaikan pada terjadi pada rumah tangga berpenghasilan
tahun 2020 mengalami kontraksi sampai 2,53 rendah. Lebih mendalam, Bosch & Koch
persen yaitu turun sebesar Rp 286.000 dari (2009) berpendapat bahwa inflasi dapat
tahun sebelumnya. Menurunnya daya beli menurunkan daya beli masyarakat karena
masayarakat berdampak terhadap penurunan masyarakat akan mengeluarkan pendapatan
konsumsi rumah tangga sehingga memberikan lebih banyak untuk mendapatkan barang yang
dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. diinginkan.
Indikator daya beli dapat dilihat dari Inflasi Indonesia pernah mencapai titik
meningkatnya pendapatan riil masyarakat. tertinggi (hiperinflasi) tahun 1960-an, dengan
Daya beli sangat tergantung pada pendapatan rata-rata inflasi lebih dari 100 persen. Menurut
(Ali & Rahman, 2015). Naiknya pendapatan Haryati, dkk (2014) pada tahun 1960-an
akan meningkatkan permintaan barang dan Indonesia mengalami keterpurukan ekonomi,
jasa, hal ini akan memicu kenaikan harga dan laju inflasi pada saat itu mencapai lebih dari
menyebabkan terjadinya inflasi. Inflasi dapat 635 persen karena defisit anggaran belanja
berdampak positif dan negatif pada pemerintah sehingga dibiayai oleh Bank
perekonomian, ketika inflasi rendah dan stabil Indonesia dengan pencetakan uang. Kemudian
maka pendapatan rill masyarakat akan inflasi yang tinggi terjadi pada tahun 1998
meningkat dan mendorong perekonomian yang disebabkan oleh krisis moneter pada
menjadi lebih baik, sebaliknya ketika inflasi tahun 1997. Tabel 1. Memperlihatkan
tinggi dan tidak stabil maka pendapatan rill perkembangan inflasi Indonesia selama tahun
masyarakat akan menurun sehingga daya beli 2010-2020 yang masih bergerak fluktuasi dan
masyarakat juga menurun terutama pada disebabkan oleh faktor yang berbeda.
pekerja yang memiliki pendapatan tetap.
Tabel 1. Inflasi Indonesia Berdasarkan Indeks Umum, Inti, Harga Yang Diatur Pemerintah dan
Barang Bergejolak (Persen) Tahun 2010-2020
Inflasi
Tahun Harga Yang
Barang
Umum Inti Diatur
Bergejolak
Pemerintah
2010 6,96 4,28 5,40 17,74
2011 3,79 4,34 2,78 3,37
2012 4,30 4,40 2,66 5,68
2013 8,38 4,98 16,65 11,83
2014 8,36 4,93 17,57 10,88
2015 3,35 3,95 0,39 4,84
2016 3,02 3,07 0,21 5,92
2017 3,61 2,95 8,70 0,71
2018 3,13 3,07 3,36 3,39
2019 2,72 3,02 0,51 4,30
2020 1,68 1,60 0,25 3,62
Sumber: BPS, 2021

Asri Diana, dkk 84


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 5 No. 1, Maret 2023

Inflasi tertinggi tahun 2013 dan 2014 yaitu subsidi listrik kenaikan tarif listrik berdaya ≥
masing-masing sebesr sebesar 8,38 persen dan 900 volt ampere - VA untuk pelanggan
8, 36 persen, kemudian pada tahun 2015-2018 kategori rumah tangga mampu - RTM (Bank
inflasi bergerak secara fluktuatif dan berada Indonesia, 2017). Untuk pengendalian inflasi,
pada level 3 persen selanjutnya pada tahun Bank Indonesia Perwakilan Aceh dan
2019 mengalami penurunan menjadi 2,72 pemerintah daerah Provinsi Aceh telah
persen dan pada tahun 2020 karena adanya membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah
pandemi Covid-19 hanya sebesar 1,68 persen. (TPID) Provinsi Aceh. Penurunan tekanan laju
Penyebab inflasi pada tahun 2013 dan 2014, inflasi Aceh terjadi karena semakin stabilnya
yaitu kenaikan harga BBM (Bahan Bakar harga komoditas volatile food di masyarakat.
Minyak) serta melemahnya nilai tukar rupiah. Sementara itu, komoditas administered price
Laju inflasi pada tahun 2013 dan 2014 banyak menjadi faktor pendorong inflasi di Aceh
dipengaruhi oleh faktor non fundamental karena adanya kebijakan menaikkan harga
terutama kenaikan pada harga komoditas bahan bakar minyak dan naiknya permintaan
energi dan pangan yang mendorong tingginya serta mobilitas masyarakat di akhir tahun.
inflasi. Jika dilihat dari faktor-faktor yang Menyikapi adanya risiko dan tantangan
mempengaruhinya, peningkatan pada inflasi tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah
disebabkan oleh adanya kenaikan yang cukup (TPID) Provinsi Aceh akan terus berupaya
besar pada inflasi komoditas administered melakukan pengendalian harga, baik melalui
price dan inflasi inti. Sedangkan kenaikan pada forum koordinasi dan langkah tindak lanjut
inflasi komoditas volatile food relatif stabil, dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
ketika pemerintah dapat menjaga kecukupan terkait. Program kerja TPID akan difokuskan
pasokannya dan menjaga kestabilan harga pada aspek produksi, distribusi, serta menjaga
untuk kebutuhan pokok (Bank Indonesia, stabilitas harga barang (Bank Indonesia,
2019). 2019).
Dalam kurun waktu 2010-2020, inflasi inti Berdasarkan latar belakang di atas,
Indonesia terus mengalami penurunan setiap penelitian ini akan mengkaji secara mendalam
tahunnya, sedangkan harga barang yang diatur bagaimana pengaruh inflasi komoditas
pemerintah dan barang bergejolak bergerak administered price terhadap daya beli
fluktuatif. Pada periode tersebut inflasi masyarakat selama pendemi Covid-19 di
tertinggi terjadi pada tahun 2013, dimana Provinsi Aceh dengan menghitung elastisitas
harga yang diatur oleh menyumbang inflasi harga dan elastisitas pendapatan dengan
sebesar 16,65 persen, harga barang bergejolak menggunakan model Almost Ideal Demand
sebesar 11,83 persen dan komponen inti System (AIDS model).
sebesar 4,98 persen.
Perkembangan laju inflasi nasional tidak 2. TINJAUAN PUSTKA
terlepas dari tingkat inflasi daerah. Aceh Terdapat beberapa penelitian sebelumnya
merupakan salah satu dearah penyumbang yang menemuka hasil akhir dari kerterkaitan
inflasi yang tinggi pada tingkat nasional. variabel-varibel yang digunakan dalam
Selama periode 2010-2020, terlihat bahwa penelitian. Deaton dan Muellbauer (1980)
pada tahun 2016-2017 tingkat inflasi Aceh melihat kesejahteraan dari besarnya elastisitas
berada di atas tingkat inflasi nasional yaitu harga dan pendapatan. Penelitian ini dilakukan
sebesar 3,95 persen pada tahun 2016 dan di British tahun 1954-1974 dan merupakan
meningkat menjadi 4,25 persen pada tahun tulisan pertama yang menggunakan model
2017 yang disumbang oleh komoditas dari AIDS. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
kelompok administered prices dimana sumber harga tidak terlalu berdampak besar terhadap
inflasi bulanan pada kelompok ini bersumber kesejahteraan masyarakat. Hal ini terlihat dari
dari kenaikan harga tarif listrik yaitu sebesar sifat elastisitas harga yang inelastis dan bahkan
0.19 persen sebagai akibat dari pencabutan pada beberapa komoditas terlihat inelastis

Asri Diana, dkk 85


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 5 No. 1, Maret 2023

sempurna. Dilihat dari elastisitas pendapatan, tidak akan terlalu berpengaruh besar terhadap
kesejahteraan di British membaik terlihat dari menurunnya permintaan.
meningkatnya permintaan komoditas di luar Irfan, dkk, (2018), melihat elastisitas
kebutuhan primer. harga bahan bakar rumah tangga di Pakistan.
Yuniati & Amini (2020), dengan Dengan menggunakan model Linear
menggunakan metode deskriptif kualitatif Approximate Almost Ideal Demand System
melakukan penelitian mengenai dampak (LA-AIDS), hasil penelitan menunjukkan
Covid-19 terhadap daya beli masyarakat NTB. bahwa semua jenis bahan bahan bakar kecuali
Hasil penelitian menunjukkan terjadi gas bumi bersifat inelastis pada rumah tangga
penurunan daya beli masyarakat di NTB yang perkotaan. Sedangkan di daerah perdesaan, gas
disebabkan pandemi Covid-19. Kemudian alam dan LPG memiliki elastisitas harga yang
hasil penelitian Zarkasi (2014) menunjukkan bersifat elastis.
bahwa tingkat pengangguran secara parsial Brockwell (2013), juga mengalisis
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap elastisitas harga dan pendapatan dengan
daya beli masyarakat di Kalimantan Barat. menggunakan model AIDS di Swedan,
Guta (2012), dengan menggunakan model Denmark dan UK. Komoditas yang digunakan
AIDS melihat rumah tangga yang rokok, minuman anggur, listrik, perlengkapan
menggunakan energi di pedesaan Etiopia. rumah tangga, sandang (pakaian dan sepatu),
Hasil menunjukkan bahwa rumah tangga yang minuman beralkohol, gas, BBM, bir, daging,
memiliki pendapatan rendah akan berdampak ikan dan makanan laut, serta produk susu dan
pada elastisitas pengeluaran yang mahal pada minuman non alkohol. Hasil penelitian
bahan bakar. Pengeluaran pada bahan bakar menunjukkan bahwa harga komoditas
bersifat elastis, sehingga daya penggunaan makanan pokok dan bahan bakar seperti gas
untuk bahan bakar akan menurunkan konsumsi dan BBM tidak terlalu mempengaruhi
pada komoditas lainnya. permintaan, terlihat dari sifatnya yang
F.T. Hesary, dkk. (2019), mengkaji inelastis. Sedangkan harga perlengkapan
tentang hubungan antara harga energy dan rumah tangga cukup besar mempengaruhi
harga makanan selama periode 2000-2016 permintaan. Hal ini terlihat dari sifatnya yang
dengan menggunakan model Panel-VAR pada elastis.
negra-negara di Asia. Hasil kajian menemukan Nakata (2014), mengkaji tentang dampak
bahwa harga energy dalam hal ini harga inflasi terhadap kesejahteraan dalam perspektif
minyak sangat berpengaruh signifikan new Keynesian Economy. Meningkatnya
terhadap harga makanan. Berdasarkan hasil beberapa jenis shock dalam inflasi berdampak
Impulse Response functions, harga makanan pada menurunnya kesejahteraan, bukan hanya
(agricultural food prices) merspon secara karena peningkatan volatilitas konsumsi dan
positif setiap pada setiap kenaikan harga leisure, tapi juga dengan menurunnya tingkat
minyak. rata-rata konsumsi. Penelitian serupa dikaji
Sahinli (2013), melihat kesejahteraan di oleh (Ravallion, 2000), menemukan bahwa
Turki kurun periode 2002- 2011. Penelitian ini inflasi yang tinggi di India sangat erat
menggunakan model AIDS untuk melihat hubungannya dengan meningkatnya
pengaruh perubahan harga dan pendapatan kemiskinan serta menurunnya upah pada
terhadap kesejahteraan daerah perkotaan dan pekerja di sektor pertanian.
perdesaan diseluruh provinsi di Lebih spesifik, Moshiri, dkk. (2018),
Turki.Komoditas makanan dan minuman, mengkaji tentang efek perubahan
minuman beralkohol dan rokok, komunikasi, kesejahteraan akibat perubahan harga energy
jasa pendidikan, serta perumahan dan energi terkait reformasi pasar energy di Mexico.
(air, listrik, gas, BBM) bersifat inelastis. Sifat Mexico dalam waktu dekat akan menjadi
inelastis pada komoditas tersebut negara pengimpor energy seiring dengan
memperlihatkan bahwa meningkatnya harga menurunnya hasil minyak dan meningkatnya

Asri Diana, dkk 86


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 5 No. 1, Maret 2023

konsumsi energy dalam negeri. Upaya pada tahun 1980. Dalam model AIDS, estimasi
dilakukan pemerintah mexico diantaranya dilakukan dalam 2 tahap: Pertama: tahap
dengan mereformasi pasar energy, di regresi, yaitu meregresi model AIDS dengan
antaranya menarik subsidi energy yang menggunakan metode Seemingly Unrelated
efeknya akan meningkatkan harga energi Regression (SUR). Kedua: setelah diregresi
dalam jangka pendek. Dengan metode maka koefisien regresi akan digunakan untuk
QUAIDS model dengan menggunakan metode menghitung elastisitas. Berikut model AIDS
nonlinear SURE dan dengan menggunakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data Anggaran Rumah tangga di Mexico sebagai berikut:
Tahun 2002-2012 untuk melihat elastisitas.
Penelitian ini berbasik komoditas, dengan Wi = αi + ∑j γijlogPj + βi log(x/p∗) + 𝜇𝑖…(1)
komoditas yang diteliti yaitu; Gas, Gasoline,
Electricity, dan Food. Hasil penelitian Dimana wi adalah proporsi pengeluaran
menunjukkan bahwa pengaruh harga energy untuk komoditas ke i terhadap total
terhadap kesejahteraan rumah tangga pengeluaran komoditas j (budget share), Pj
berpendapatan rendah 9 kali lebih kuat adalah harga kelompok komoditas ke j, (x/ p*)
dibandingkan pada umah tangga kelas adalah total pengeluaran yang di deflasi
menengah, dan 18 kali lebih kuat dengan indeks Stone dan 𝜇𝑖 adalah error term.
dibandingkan pada rumah tangga dengan Koefisien regresi Model AIDS pada
pendapatan tinggi. Perm intaan energy juga persamaan (3.4) kemudian digunakan untuk
sangat elastis terhadap pendapatan. Penelitian menghitung elastisitas sebagai proksi untuk
serupa dilakukan oleh Husaini, dkk (2019), mengukur daya beli masyarakat perdesaan.
yang meneliti bagaimana reaksi perubahan Berikut rumus perhitungan elastisitas
harga akibat perubahan harga minyak dunia berdasarkan hasil estimasi model AIDS
dan kebijakan subsidi energy dengan (Deaton Muellbauer, 1998 dan Aliasuddin,
menggunakan data Malaysia tahun 1981- 2015 2003):
dan diestami dengan model ARDL. Kebijakan Elastisitas harga sendiri:
subsidi energy dan perubahan harga minyak (𝜸𝒊𝒊 𝛃𝐢 .𝐰𝐢)
Eii = – 1…………………………. (2)
sangat berpengaruh terhadap perubahan harga 𝒘𝒊
baik dalam jangka panjang dan jangka pendek.
Elastisitas Harga Silang:
(𝜸𝒊𝒋 𝛃𝐢 .𝐰𝐣)
3. METODE PENELITIAN Eij = ………………………….…..(3)
𝒘𝒊
Penelitian ini mengalisis pengaruh inflasi
komoditas administered price terhadap daya Elastisitas Pendapatan :
beli masyarakat di Provinsi Aceh selama βi
pandemi Covid-19. Data yang digunakan Eiy = + 1…………………………………. 4)
𝒘𝒊
adalah data sekunder berbentuk cross section
tahun 2021. Data diperoleh dari survei rumah 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
tangga dilakukan Susenas (Survei Sosial Pandemi Covid-19 menyebabkan
Ekonomi Nasional) yang diselenggarakan oleh perekonomian global menyusut, tak terkecuali
Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh. Data di Provinsi Aceh. Adanya kebijakan
merupakan keseluruhan sampel data Susenas pembatasan sosial memberikan dampak
pada survei rumah tangga di Provinsi Aceh terhadap permintaan dan penawaran di pasar.
pada bulan Maret 2021 yaitu mencakup 13.510 Bahkan banyak perusahaan harus membatasi
rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh barang atau jasa yang akan diproduksi, hal ini
kabupaten/kota di Aceh. berpengaruh terhadap penurunan pendapatan
Model yang digunakan adalah Almost perusahaan sehingga berdampak pada
Ideal Demand System (AIDS) yang pertama terbatasnya biaya produksi dan membuat
kali diperkenal oleh Deaton dan Muellbauer banyak pekerja terpaksa kehilangan

Asri Diana, dkk 87


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 5 No. 1, Maret 2023

pekerjaannya. Peningktan jumlah menjadi terbatas dan bahkan ada yang sama
pengangguran akibat pandemi Covid-19 sekali tidak memiliki pendapatan, dengan
membuat daya beli masyarakat terjadi demikian akhirnya mereka terpaksa untuk
penurunan, hal ini disebabkan karena banyak mengurangi konsumsi barang dan jasa.
pekerja yang awalnya memiliki pendapatan

Tabel 2. Hasil Estimasi Model AIDS, Maret 2021


Permintaan Harga Komoditas Lain
Komoditas Konstanta Pengeluaran
Listrik BBM LPG Air PAM

Listrik 0,0989* 0,01220 0,0083 0,0046 0,0029* -0,0228*


BBM 0,0958 0,0266* 0,0548* 0,0345* 0,0036 -0,0677*
LPG 0,0431* 0,0007 0,0046** 0,0151* 0,0006 -0,0145*
Air PAM 0,0729 0,0030* 0,0045 0,0022 -5,59E-05* -0,0122*
Adj R-Squared 0,5160 0,5450 0,6870 0,06169
DW Stat 1,9940 2,0426 2,0629 0,5198
Keterangan: *, ** Signifikasi pada level 1 persen, 5 persen
Sumber : Hasil Estimasi Model AIDS, 2021

Tabel 2. memperlihatkan hasil estimasi harga tidak akan menurunkan permintaan pada
model Almost Ideal Demand System (AIDS) komoditas yang di estimasi. Hal ini
selama periode Maret 2021. Estimasi mengindikasikan komoditas tersebut
dilakukan dengan menggunakan model merupakan kebutuhan pokok masyarakat, jika
Seemingly Unrelated Regression (SUR), di terjadi kenaikan harga maka permintaan pada
mana model tersebut tepat digunakan untuk komoditas tersebut tetap. Sedangkan koefisien
mengestimasi model permintaan dengan pengeluaran bernilai negatif hal disebabkan
restriksi seperti adding up, homogenitas, dan oleh keterbatasan budget yang dimiliki dimana
simetris. Hasil estimasi menunjukkan bahwa pendapatan masih terbatas. Hal ini
nilai Adjusted R-square (koefisien mengindikasikan masyarakat masih banyak
determinasi) relatif tinggi pada keempat berada di bawah garis kemiskinan.
persamaan model AIDS tersebut yaitu di atas Dari hasil estimasi model AIDS pada
50 persen, yang berarti bahwa lebih dari 50 persamaan 1 maka didapat nilai (𝛽) yaitu
persen variabel terikat mampu dijelaskan oleh koefisien pengeluaran (pendapatan), nilai (𝛾)
variabel bebas dalam penelitian ini. Nilai yaitu koefisien harga barang sendiri dan harga
Durbin Watson (DW) juga terlihat cukup besar barang lain, serta nilai w yang didapat dari
yaitu rata-rata berada di atas 2, hal ini rata-rata proporsi pengeluaran komoditas
mengindikasikan tidak terjadinya auto administered prices. Nilai 𝛽,𝛾 dan w ini
korelasi. kemudian dimasukkan ke dalam persamaan 2
Hasil regresi juga menunjukkan bahwa hingga persamaan 4, sehingga didapat nilai
daya beli masyarakat selama pandemi Covid- elastisitas harga sendiri, nilai elastisitas harga
19 di Provinsi Aceh berpengaruh secara silang) dan elastisitas pendapatan. Tabel 3.
signifikan pada harga komoditas sendiri, harga memperlihatkan hasil perhitungan elastisitas
komoditas silang, pengeluaran pada tingkat 1 harga sendiri, elastisitas harga silang dan
persen dan 5 persen. Tetapi nilai koefisien elastisitas pendapatan selama pandemi Covid-
harga bernilai positif, berarti bahwa kenaikan 19 di Provinsi Aceh.

Asri Diana, dkk 88


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 5 No. 1, Maret 2023

Tabel 3. Elastisitas Harga Sendiri, Elastisitas Harga Silang dan


Elastisitas Pendapatan, Tahun 2021

Komoditas Elastisitas Harga (Eii dan Eij) Elastisitas


Hubungan
Administered Pendapatan
Listrik BBM LPG Air PAM Elastisitas
Prices (Eiy)
Listrik -0,27654 0,49910 0,27746 0,17802 Substitusi 0,86498
BBM 0,53294 0,10245 0,69052 0,07482 Substitusi -0,50006
LPG 0,07299 0,44344 0,25578 0,07025 Substitusi -0,19675
Air PAM 0,38021 0,62999 0,29719 -0,99457 Substitusi 0,86482
Sumber: Hasil Regresi Model AIDS, 2019 (diolah)

Secara umum elastisitas harga sendiri mempengaruhi permintaan terhadap


memiliki nilai yang negatif dan bersifat komoditas lainnya (terlihat pada elastisitas
inelastis yang berkisar antara -0,27654 sampai harga silang). Nilai elastisitas harga silang
dengan -0,99457, khususnya pada komoditas memiliki tanda positif (E> 0) dan tanda negatif
listrik dan air PAM. Ini menunjukkan bahwa (E < 0). Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa
kenaikan harga satu persen menyebabkan secara umum nilai elastisitas harga silang
jumlah komoditas yang dikonsumsi tersebut antara satu komoditas administered prices
turun sebesar 0,27654 persen hingga 0,99457 dengan komoditas administered prices lainnya
persen. Hal ini sesuai dengan teori permintaan memiliki tanda positif yang menunjukkan
yang mempunyai hubungan negatif antara hubungan substitusi. Selain menunjukkan
harga dan permintaan (Nicholson, 2002). hubungan substitusi nilai elastitisitas positif
Sedangkan komoditas BBM dan LPG komoditas tersebut juga menunjukkan bahwa
mempunyai nilai yang positif dan bersifat komoditas tersebut sama pentingnya bagi,
inelastis, artinya kenaikan harga komoditas misalmya meningkatnya harga listrik tidak
BBM dan LPG tidak akan mengurangi akan menurunkan permintaan BBM, LPG, dan
permintaan terhadap komoditas tersebut. Hal air PAM hal ini dikarekan komoditas tersebut
ini juga disebabkan karena adanya subsidi gas juga merupakan sama pentingnya bagi rumah
LPG 3 kg untuk masyarakat miskin dan dan tangga masyarakat dan komoditas tersebut
selama pandemi Covid-19 adanya subsidi tetap merupakan kebutuhan utama masyarakat
berupa bantuan langsung tunai (BLT) BBM dalam kehidupan sehari-hari selama pandemi
kepada masyarakat miskin, pengusaha kecil Covid-19. Hal ini sejalan dengan penelitian
dan masyarakat tidak mampu. Kemudia hal ini yang dilakukan oleh Seftarita (2015) dimana
sejalan dengan hasil penelitian, Akpalu (2011) secara umum nilai elastisitas harga memiliki
dimana elastisitas harga permintaan di Ghana pengaruh negative dan cenderung tidak elastis,
tidak elastis pada arang, kayu bakar, dan LPG, sedangkan komoditas LPG dan listrik
sementara minyak tanah bersifat elastis. memiliki nilai elastitas harga silang positif.
Selanjutnya, mereka menemukan bahwa LPG Jika dilihat dari nilai elastisitas
adalah bahan bakar yang paling disukai, diikuti pendapatan, secara umum nilai elastisitas
oleh arang, kayu bakar, dan minyak tanah. pendapatan terlihat signifikan secara statistik.
Dengan demikian, peningkatan harga LPG dan Hal ini memperlihatkan pengaruh yang kuat
BBM tidak berpengaruh terhadap menurunnya antara pendapatan dan peningkatan
daya beli masyarakat selama pandemi Covid- permintaan. Komoditas listrik memiliki
19. pendapatan tertinggi dengan nilai elastisitas
Selain itu, kenaikan harga suatu positif sebesar 0,86498 dan diikuti oleh
komoditas selain mempengaruhi permintaan komoditas air PAM sebesar 0,86482 yang
pada komoditas tersebut juga akan menunjukkan bahwa komoditas ini merupakan

Asri Diana, dkk 89


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 5 No. 1, Maret 2023

barang normal, dimana peningkatan Ali, M. R., & Rahman, M. M. (2005). A Study
pendapatan akan meningkatkan permintaan of Short-Run Consumption Function and
terhadap komoditas tersebut. Sedangkan its Modification with Some Special
komoditas BBM dan LPG memiliki nilai Assumption: Journal of Economics and
elastisitas negatif dan bersifat inelastis yang Finance, 15-25.
menunjukkan bahwa komoditas tersebut Bank Indonesia. (2017). Kajian Ekonomi dan
merupakan barang inferior. Artinya, Keuangan Regional Provinsi Aceh.
Bank Indonesia. (2019). Laporan
peningkatan pendapatan tidak akan
Perekenomian Provinsi Aceh.
meningkatkan permintaan komoditas tersebut,
Bank Indonesia. (2019). Laporan
tetapi peningkatan pendapatan akan meminta Perekenomian Indonesia.
jenis lain yang lebih berkualitas. Bosch, A., S.F. Koch. (2009). Inflation and the
Household: Towards a Measurement of
5. KESIMPULAN DAN SARAN the Welfare Costs of Inflation, South
Secara keseluruhan hasil penelitian African Reserve Bank Working Paper,
menunjukkan bahwa selama pandemi Covid- 02, 1-52.
19 harga dan pendapatan dapat mempengaruhi Brockwell, E. 2013. The Signaling Effect of
daya beli masyarakat di Provinsi Aceh secara Environmental and Health-Based
signifikan serta bernilai positif pada harga Taxation and legislation for Public
komoditas sendiri dan harga komoditas silang, Policy: An Empirical Analysis, CERE
sedangkan pengeluaran bernilai negatif. Working Paper, 3, 1-38.
Selanjutnya hasil perhitungan nilai elastisitas Seftarita, chenny. (2015). Identifikasi
menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Komoditas Penyumbang Inflasi dan
selama pandemi Covid-19 di Provinsi Aceh Pengaruhnya Terhadap Kesejahteraan
bersifat inelastis terutama pada komoditas Masyarakat di Provinsi Aceh. Disertasi.
listrik, LPG, BBM, dan air PAM, ini terjadi Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
karena keterbatasan pendapatan yang dimiliki Deaton, A., & Muellbauer, J. (1980). An
masyarakat dan tidak adanya barang pengganti Almost Ideal Deamnd System. The
untuk kebutuhan pokok tersebut. Pada tahun American Economic Review, 70(3),
2021 nilai elastisitas harga sendiri bernilai 312-326.
positif pada komoditas BBM dan LPG Dzul Hadzwan Husaini, Chin-Hong Puah,
sedangkan komoditas listrik dan air PAM Hooi Hooi Lean. (2019). Energy subsidy
bernilai negatif. and oil price fluctuation, and price
Berdasarkan kesimpulan di atas, behavior in Malaysia: A time series
diharapkan pemerintah Provinsi Aceh maupun analysis. Energy, 1000-1008.
otoritas moneter (Bank Indonesia) dan FT-Hesarya, ⁎,Ehsan Rasoulinezhadb,
pemerintah daerah menerapkan kebijakan Naoyuki Yoshinoc,d. 2018
untuk menjaga stabilitas harga barang, supaya Energy And Food Security:
dapat meningkatkan daya beli masyarakat Linkagesthrough Price Volatility.
sehingga kesejahteraan masyarakat menjadi Elsevier Ltd
lebih baik. Guta, D. D. (2012). Application of an almost
ideal demand system (AIDS) Ethiopian
rural residential energy use: Panel data
DAFTAR PUSTAKA evidence. Energy Policy, 528-539.
Akpalu, W., Dasmani, I. & Aglobitse, P.B. Haryati, D. S., Maulida, N. I., Oktafianingsih,
(2011). Demand for cooking fuels in a I., Sari, S. D., & Apriliawati, S. (2014).
developing country: To what extent do Analisis Inflasi Pra dan Pasca Krisis
taste and preferences matter? Energy Moneter Dalam Perekonomian
Policy, 6525–6531. Indonesia. Economics Development

Asri Diana, dkk 90


Elastisitas – Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol. 5 No. 1, Maret 2023

Analysis Journal, 393-401.


Irfan, M., Cameron, M., & Hassan, G. (2018).
Household energy elasticities and policy
implications for Pakistan. Energy Policy,
633-642.
Kaplan, G., & Wohl, S. S. (2017). Inflation at
the household level. Journal of Monetary
Economic, 19-38.
Nakata, T. (2014). Welfare Costs of shifting
trend inflation. Journal of
Macroeconomics, 14, 66-78.
Ravallion, M. (2000). Prices, wages and
poverty in rural india: what lessons do
the time series data hold for policy? Food
Policy (25), 351-364.
Moshiri, Saeed. Miguel Alfonso & Martinez
Santillan. (2018). The welfare effects of
energy price changes due to energy
market reform in Mexico. Energy policy,
663-672.
Sahinli, M. A. (2013). Demand Of Commodity
Groups in Turkey. The Journal of Social
and Economic Research, 44-53.
Widyaningrum, G. L. (Maret 2022). WHO
Tetapkan COVID-19 Sebagai Pandemi
Global, Apa. National Geographic
Indonesia: Kesehatan, diakses melalui
https://nationalgeographic.grid.id/read/1
32059249/who-tetapkan-(diakses 20
Desember 2022)
Yuniati, Musniasih & Amini, Rohmiati.
(2020). Analisis Dampak Covid-19
Terhadap Daya Beli Masyarakat NTB.
Mpu Procuratio: Jurnal Penelitian
Manajemen. Volume 2: No 2.
Yusuf, Ayus Ahmad & Nurmalah, Sinta.
(2016). Pengaruh Pendapatan Perkapita,
Investasi, dan Belanja Pemerintah
terhadap Daya Beli Masyarakat di
Wilayah III Cirebon Tahun 2010-2014.
Al Amwal. Vol 8: No 1: hlm. 257.
Zarkasi. (2014). Pengaruh Pengangguran
Terhadap Daya Beli Masyarakat Kalbar.
Jurnal Khatulistiwa – Journal of Islamic
Studies. Vol 4: No 1.

Asri Diana, dkk 91

Anda mungkin juga menyukai