FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2023/2024 A. Review Jurnal Harga Energi dan Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Judul Harga Energi dan Tingkat Kemiskinan di Indonesia
Jurnal Ekonomi Indonesia Volume dan Halaman Volume 12 dan 221-236 Tahun 2023 Penulis Misbahol Yaqina, M. Silahul Mu’minb, Adhitya Wardhonoc, & Ciplis Gema Qori’ah Reviewer Husnul Khatimah Tanggal 22 Januari 2024
Abstrak Studi ini menguji dampak kenaikan harga energi
terhadap kemiskinan di Indonesia. Kon-sep kemiskinan meliputi kemiskinan agregat, perdesaan dan perkotaan, wilayah, sertaperiode sebelum dan selama pandemi Covid-19. Studi menggunakan data panel 34 pro-vinsi pada periode 2013 hingga 2022. Metode estimasi yang digunakan adalah GeneralizedMethod of Moment (GMM). Hasil estimasi menunjukkan bahwa kenaikan harga energimeningkatkan kemiskinan di Indonesia, baik dalam hal kemiskinan agregat maupun ke-miskinan pedesaan atau perkotaan. Pada aspek kewilayahan, ditemukan bahwa dampakdari kenaikan harga energi lebih besar pengaruhnya pada tingkat kemiskinan di Jawadibandingkan luar Jawa. Bukti empiris menunjukkan bahwa dampak kenaikan hargaenergi lebih besar terhadap kemiskinan selama periode pandemi Covid-19 dibandingkanperiode sebelum pandemi. Hasil ini mengimplikasikan bahwa Pemerintah perlu fokuspada stabilitasi harga energi melalui penciptaan ketahanan energi, terutama untuk energibaru dan terbarukan. Pendahuluan Pada pendahuluan jurnal ini, para penulis menjelaskan bahwa penelitian mengenai dampak inflasi, khususnya harga energi terhadap tingkat kemiskinan, masih sangat terbatas dan hasilnya masih tidak konsisten. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memberikan analisis mendalam terkait hubungan antara harga energi dan kemiskinan di Indonesia. Para penulis juga menjelaskan bahwa penelitian ini akan menggunakan data panel dari 34 provinsi di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2022 dan akan memasukkan beberapa variabel, seperti kemiskinan, harga energi, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, dan tingkat pendapatan masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga akan mempertimbangkan variasi geografis dan tren waktu dalam analisisnya. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data panel dengan menggunakan model dinamis. Model yang digunakan diadopsi dari Welsch & Biermann (2014) dan dirumuskan sebagai berikut:
povit = γ0povit−1 + γ1infengit−1 + γ1lngdpit−1 +
γ1lnerit−1 + γ1lnincit−1 + εit
dengan pov adalah tingkat kemiskinan yang
merupakan variabel dependen, infeng adalah harga energi yang diproksi menggunakan inflasi energi dan merupakan variabel independen, dan variabel lainnya adalah pertumbuhan ekonomi (PDRB), nilai tukar, dan tingkat pendapatan masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode Two-step Difference GMM untuk melakukan estimasi parameter model. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel dari 34 provinsi di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2022 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia. Pembahasan Pada bagian pembahasan, para penulis menjelaskan hasil estimasi dampak kenaikan harga energi terhadap kemiskinan di Indonesia. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kenaikan harga energi berdampak pada peningkatan tingkat kemiskinan di Indonesia, baik pada tingkat kemiskinan agregat maupun kemiskinan di daerah perkotaan dan pedesaan. Selain itu, dampak kenaikan harga energi pada tingkat kemiskinan di Pulau Jawa lebih besar dibandingkan dengan di luar Pulau Jawa. Para penulis juga menemukan bahwa dampak kenaikan harga energi pada tingkat kemiskinan lebih besar selama periode pandemi Covid-19 dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 memperparah dampak kenaikan harga energi pada tingkat kemiskinan di Indonesia. Selain itu, para penulis juga menyarankan agar pemerintah fokus pada stabilisasi harga energi melalui penciptaan keamanan energi, terutama untuk energi baru dan terbarukan. Para penulis juga menyarankan agar pemerintah meningkatkan akses masyarakat terhadap energi baru dan terbarukan dengan cara meningkatkan investasi dan pengembangan teknologi energi baru dan terbarukan. Kesimpulan Dalam kesimpulannya, para penulis menegaskan bahwa kenaikan harga energi memiliki dampak yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia, baik pada tingkat kemiskinan agregat maupun tingkat kemiskinan di daerah perkotaan dan pedesaan. Mereka juga menyoroti bahwa dampak kenaikan harga energi lebih besar selama periode pandemi Covid-19 dibandingkan dengan periode sebelumnya, yang menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 memperparah dampak kenaikan harga energi pada tingkat kemiskinan. Sebagai implikasi dari temuan ini, para penulis menyarankan agar pemerintah fokus pada stabilisasi harga energi melalui penciptaan keamanan energi, terutama untuk energi baru dan terbarukan. Mereka juga menyarankan penerapan subsidi energi yang ditargetkan kepada rumah tangga berpendapatan rendah, program efisiensi energi, dan penyediaan jaring pengaman sosial untuk membantu populasi yang rentan dalam memenuhi kebutuhan energi dasar mereka. Kekurangan Dari jurnal yang disediakan, tidak ada informasi yang secara khusus menyebutkan kekurangan tertentu dalam penelitian ini. Namun, beberapa kekurangan yang umumnya dapat ditemui dalam penelitian ekonomi dan sosial adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan data: Penelitian ini mungkin terbatas oleh ketersediaan data yang relevan dan akurat, terutama dalam konteks harga energi dan tingkat kemiskinan di berbagai wilayah di Indonesia. 2. Keterbatasan metodologi: Meskipun penelitian ini menggunakan metode analisis data panel, terdapat kemungkinan bahwa terdapat metode lain yang dapat memberikan wawasan tambahan atau perspektif yang berbeda terkait dampak harga energi terhadap kemiskinan. 3. Generalisasi hasil: Hasil dari penelitian ini mungkin tidak dapat secara langsung digeneralisasikan ke konteks lain di luar wilayah dan periode waktu yang diteliti. 4. Keterbatasan dalam mengukur dampak langsung dan tidak langsung: Penelitian ini mungkin tidak mampu mengukur semua dampak langsung dan tidak langsung dari kenaikan harga energi terhadap tingkat kemiskinan. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, penelitian ini mungkin dapat diperluas dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan tersebut untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terkait dampak harga energi terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. Kelebihan Beberapa kelebihan yang dapat ditemukan dalam jurnal ini adalah: 1. Penggunaan data panel: Penggunaan data panel dari 34 provinsi di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2022 memberikan keragaman yang luas dalam analisis dampak kenaikan harga energi terhadap tingkat kemiskinan, sehingga hasilnya dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif. 2. Pendekatan multivariat: Penelitian ini menggunakan pendekatan multivariat dalam menganalisis dampak kenaikan harga energi terhadap kemiskinan, yang memungkinkan peneliti untuk mempertimbangkan beberapa faktor yang berpotensi memengaruhi hubungan tersebut. 3. Implikasi kebijakan yang jelas: Penelitian ini tidak hanya memberikan temuan empiris, tetapi juga memberikan implikasi kebijakan yang jelas, seperti perlunya fokus pada stabilisasi harga energi, penerapan subsidi energi yang ditargetkan, program efisiensi energi, dan penyediaan jaring pengaman sosial. 4. Kontribusi terhadap literatur: Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur terkait dampak harga energi terhadap kemiskinan, terutama dalam konteks Indonesia, yang dapat menjadi dasar untuk pengembangan strategi pemberantasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemahaman tentang dampak kenaikan harga energi terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia dan memberikan arah kebijakan yang jelas untuk mengatasi dampak tersebut.