Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness) 159

Vol 10 No 1, Juni 2022; halaman 159-168


https://doi.org/10.29244/jai.2022.10.1.159-168

TRANSMISI HARGA BERAS DI INDONESIA


PADA MASA PANDEMI COVID-19

Syarifa Asrin1, Tursina Andita Putri2, dan Anisa Dwi Utami3


1,2,3)Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Jl. Kamper Wing 4 Level 5 Kampus IPB Dramaga, Indonesia
e-mail: 3)anisadwiutami@apps.ipb.ac.id

(Diterima 3 September 2021/Revisi 5 Desember 2021/Disetujui 10 Mei 2022)

ABSTRACT
The pandemic Covid-19 has impacted global economy, including Indonesia. In response to dealing with the
spread of Covid-19 cases, Indonesian government has imposed social restrictions which directly impacts
people’s economic activities including food sector. Considering rice as the main food product for most
Indonesian people, this study aimed to analyze the transmission of rice prices from the producer level to the
consumer level during the Covid-19 pandemic. Price transmission describes the impact of changes in the
price of an item at one market level on changes in the price of the item at another market level. The data
used is daily time series data from March 2020 to March 2021. The data analyzed using the Vector
Autoregressive (VAR) approach. The VAR estimation results show that producer prices and consumer
prices do not affect each other. The absence of price transmission between producers and consumers may
indicate that government intervention to maintain rice prices during the Covid-19 pandemic has been
effective.

Keywords: covid-19, price transmission, rice, VAR

ABSTRAK
Pandemi Covid-19 telah berdampak pada perekonomian global termasuk Indonesia. Menyikapi
penyebaran kasus Covid-19, pemerintah Indonesia memberlakukan pembatasan sosial yang
berdampak langsung pada kegiatan ekonomi masyarakat termasuk sektor pangan. Mengingat
beras sebagai produk pangan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis transmisi harga beras dari tingkat produsen ke tingkat konsumen
selama masa pandemi Covid-19. Transmisi harga menggambarkan dampak perubahan harga
suatu barang di satu tingkat pasar terhadap perubahan harga barang di tingkat pasar yang lain.
Data yang digunakan adalah data time series harian dari bulan Maret 2020 sampai dengan Maret
2021. Data dianalisis dengan menggunakan pendekatan Vector Autoregressive (VAR). Hasil
estimasi VAR menunjukkan bahwa harga produsen dan harga konsumen tidak saling
mempengaruhi. Tidak adanya transmisi harga antara produsen dan konsumen dapat
mengindikasikan bahwa intervensi pemerintah untuk menjaga harga beras selama pandemi
Covid-19 sudah efektif.

Kata kunci: beras, covid-19, transmisi harga, VAR

PENDAHULUAN to human (Handayani, 2020). Penyebaran dari


manusia ke manusia menjadi sumber penu-
Coronavirus disease 2019 (Covid-19) meru- laran utama sehingga penyebaran menjadi le-
pakan penyakit menular yang disebabkan o- bih agresif. Penularan tersebut dapat terjadi
leh virus corona yang baru ditemukan (WHO, melalui droplet yang keluar saat batuk atau
2020). Virus corona merupakan zoonosis, bersin, dan kontak erat dengan orang yang
virus yang berasal dari hewan dan ditularkan terpapar virus (Susilo et al. 2020).
ke manusia. Perkembangan kasus selanjutnya Covid-19 yang melanda seluruh dunia te-
menunjukkan penularan dapat terjadi human lah menekan pertumbuhan ekonomi secara

ISSN 2354-5690; E-ISSN 2579-3594 Tersedia online di http://journal.ipb.ac.id/index.php/jagbi


160 Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness)
Vol 10 No 1, Juni 2022; halaman 159-168

global. Pandemi ini mengakibatkan terjadinya Pembatasan sosial yang diterapkan untuk
situasi krisis di banyak daerah dan negara. memutus penyebaran Covid-19 secara tidak
Tidak menentunya kondisi ekonomi di tengah langsung akan memengaruhi kelancaran
pandemi menyebabkan banyak perusahaan rantai pasok dari beberapa daerah sentra
mengurangi jumlah pekerja untuk menekan produsen beras. Pemerintah melalui Badan
biaya (Fry-Bowers, 2020). Ketahanan Pangan mempunyai strategi pe-
Pembatasan pergerakan yang diberlaku- ngembangan sistem logistik pangan nasional
kan memberikan dampak ke berbagai bidang dalam menjamin stabilisasi pasokan dan
kehidupan (A’dani et al. 2021). Sektor per- harga pangan di Indonesia. Strategi tersebut
tanian termasuk salah satu sektor yang ter- meliputi penyederhanaan rantai pasok dan
dampak kasus Covid-19. Sektor pertanian intervensi distribusi produk pangan, melaku-
menjadi kebutuhan prioritas dalam mengha- kan koordinasi dan sinergitas antar pelaku
dapi penyebaran Covid-19 karena berkaitan logistik (Anggraini, 2020).
langsung dalam pemenuhan kebutuhan hi- Peningkatan produksi pangan perlu di-
dup manusia sehingga permintaan akan ba- lakukan dalam rangka menjaga stok pangan
han pangan akan tetap selalu ada. Produk dan menghindari terjadinya kelangkaan sela-
pertanian perlu mendapat perlindungan dari ma masa pandemi Covid-19. Pemerintah ber-
pemerintah guna menjaga harga, baik tingkat upaya untuk terus mengoptimalkan produksi
konsumen maupun petani sebagai produsen pangan dalam negeri dengan menerapkan
(Khairad, 2020). berbagai program, seperti ekstensifikasi, in-
Pangan merupakan kebutuhan dasar ma- tensifikasi, serta bantuan subsidi. Gerakan
syarakat yang harus tetap dipenuhi, sehingga Ketahanan Pangan (GKP) yang diperkenalkan
isu pangan menjadi hal yang penting untuk Kementerian Pertanian bertujuan mendorong
terus diperhatikan oleh pemerintah. Kecu- petani dan penyuluh untuk melakukan per-
kupan pangan bagi suatu bangsa merupakan cepatan tanam komoditas pangan (Agustian,
hal yang sangat strategis untuk mewujudkan 2020). Selain itu, pemerintah menyalurkan
pembangunan sumber daya manusia yang bantuan sosial dalam bentuk beras melalui
sehat, aktif, dan produktif (Bulog, 2014). Perum Bulog untuk membantu masyarakat
Komoditas pangan utama yang dikon- yang terdampak Covid-19.
sumsi oleh masyarakat Indonesia adalah be- Beras merupakan produk olahan yang
ras, jagung, umbi-umbian, serta sagu. Akan berasal dari padi yang diproduksi oleh petani
tetapi mayoritas masyarakat Indonesia memi- melalui budidaya tanaman padi. Hasil dari
lih beras sebagai sumber pemenuhan pangan budidaya tanaman padi adalah Gabah Kering
sehari-hari. Berdasarkan data statistik seba- Panen (GKP) yang mengandung kadar air
gaimana dilaporkan oleh Badan Pusat Statis- sekitar 25 persen. Gabah biasanya akan dibeli
tik (2020), preferensi masyarakat untuk meng- oleh pedagang pengumpul tingkat desa atau
konsumsi beras lebih tinggi dibandingkan kecamatan yang selanjutnya akan dikirim ke
dengan komoditas pangan lain dengan rata- penggilingan. Pihak penggilingan padi akan
rata konsumsi mencapai 2.047 kilogram per melakukan proses penjemuran untuk me-
kapita per minggu. Jenis pangan lain seperti ngurangi kadar air pada GKP. Gabah yang
umbi-umbian, jagung, dan sagu belum dapat kadar airnya telah berkurang disebut Gabah
menggantikan posisi beras sebagai pangan Kering Giling (GKG) yang siap untuk digiling
pokok utama dalam rumah tangga. Sehingga menjadi beras dan dikemas (Salsabilla et al.
diketahui beras merupakan komoditas de- 2009).
ngan permintaan yang inelastis, dimana Konsumsi beras diperkirakan akan terus
perubahan harga hampir tidak menyebabkan menurun seiring dengan peningkatan pro-
perubahan jumlah permintaan konsumen gram diversifikasi pangan oleh pemerintah.
(Fitriani, 2019). Program diversifikasi pangan bertujuan agar
masyarakat tidak tergantung pada satu jenis

Asrin et al. Transmisi Harga Beras di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19
Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness) 161
Vol 10 No 1, Juni 2022; halaman 159-168

sumber pangan saja dan mendapatkan gizi (HET) dilakukan untuk menghindari harga
yang lebih baik (Dewi dan Ginting, 2012). beras yang tinggi ketika berkurangnya pro-
Berdasarkan data yang diperoleh dari duksi gabah. Penetapan HET diberlakukan
BPS, konsumsi beras per kapita di Indonesia pada tingkat pedagang akhir, baik di pasar
mengalami penurunan tiap tahunnya. Pada tradisional maupun pasar modern, yang men-
tahun 2019, konsumsi per kapita untuk jual beras secara eceran kepada konsumen.
komoditas beras adalah sebesar 94,9 kg per Transmisi harga menggambarkan dam-
kapita per tahun. Jumlah ini menurun dari pak perubahan harga suatu barang pada satu
tahun 2018 dengan konsumsi sebesar 111,58 tingkat pasar terhadap perubahan harga
kg per kapita per tahun. Meskipun mengalami barang tersebut pada tingkat pasar yang
penurunan, konsumsi beras per kapita di lainnya, baik secara spasial maupun vertikal.
Indonesia masih jauh diatas rata-rata kon- Transmisi harga secara vertikal melihat
sumsi beras per kapita dunia yang hanya 60 bagaimana harga di suatu level pemasaran
kg per kapita per tahun (Sari, 2013). pada rantai pemasaran yang sama di suatu
Indonesia merupakan negara ketiga ter- wilayah melakukan penyesuaian terhadap
besar penghasil beras di dunia dengan pangsa informasi dan perubahan harga di tingkat
yang mencapai 7,65 persen dari keseluruhan pemasaran lainnya (Vavra et al. 2005). Pene-
produksi beras dunia setelah China dan India litian tentang transmisi harga merupakan hal
(Pusdatin, 2015). Produksi padi tahun 2020 se- yang penting dilakukan karena berguna bagi
besar 54,65 juta ton GKG mengalami kenaikan pengambil kebijakan dalam mengukur distri-
sebanyak 45,17 ribu ton dari total produksi busi kesejahteraan antara produsen dan kon-
padi sebelumnya. Jika dikonversi menjadi be- sumen sekaligus sebagai indikator efisiensi
ras, produksi beras pada tahun 2020 mencapai harga dalam suatu saluran pemasaran
angka 31,33 juta ton yang mengalami ke- (Arnade et al. 2017).
naikan sekitar 20 ribu ton dibandingkan Menurut Conforti (2004), transmisi harga
produksi beras pada tahun 2019 sebesar 31,31 akan berjalan sempurna apabila tidak ter-
juta ton. Meskipun terjadi penurunan luas dapat friksi dan distorsi dalam suatu pasar.
panen padi yang disebabkan beberapa faktor Transmisi harga yang tidak sempurna antar
seperti alih fungsi lahan maupun perubahan dua pasar yang berhubungan menyebabkan
preferensi komoditas tanam, produksi beras inefisiensi alokasi sumberdaya dan menurun-
di Indonesia masih dapat terus meningkat. kan kesejahteraan ekonomi, artinya transmisi
Hal ini menyiratkan bahwa produktivitas harga sempurna akan berujung pada pasar
padi terus mengalami peningkatan (BPS, yang berjalan efisien.
2020) Perubahan harga antara tingkat petani
Pemerintah memberlakukan kebijakan dan tingkat eceran diharapkan simetris pada
harga pembelian minimum untuk petani dan industri yang kompetitif (Acharya, 2000).
kebijakan harga eceran tertinggi untuk konsu- Akan tetapi, beberapa penelitian melaporkan
men sebagai upaya dalam mengendalikan bahwa proses transmisi harga eceran perta-
harga beras (Hermanto, 2017). Produksi gabah nian tidak simetris. Gardner (1975) menunjuk-
akan melimpah pada saat panen raya, sedang- kan bahwa faktor-faktor seperti intervensi
kan permintaan beras relatif stabil tiap bulan- pemerintah dan dampak yang berbeda dari
nya. Hal ini akan menyebabkan penurunan pergeseran permintaan dan penawaran dapat
harga gabah. Kebijakan Harga Pembelian Pe- menyebabkan penyebaran harga eceran per-
merintah (HPP) bertujuan untuk melindungi tanian menjadi asimetris.
petani produsen beras. Pemerintah akan me- Penelitian mengenai transmisi harga beras
netapkan sejumlah volume beras yang akan di Indonesia telah banyak dilakukan sebelum-
dibeli pada harga pembelian sesuai dengan nya. Hasil penelitian Aryani (2012) mengenai
anggaran yang disediakan (Suryana et al. transmisi vertikal harga gabah produsen dan
2014). Penetapan Harga Eceran Tertinggi harga beras konsumen di Indonesia menun-

Transmisi Harga Beras di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19 Asrin et al.
162 Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness)
Vol 10 No 1, Juni 2022; halaman 159-168

jukkan pergerakan arah yang hampir sama, stabilitas VAR, dan estimasi model VAR.
tetapi harga produsen lebih fluktuatif diban- Software yang digunakan dalam penelitian ini
dingkan harga konsumen. Selain itu, Novianti adalah Microsoft Excel untuk membuat
et al. (2020) menjelaskan bahwa transmisi har- tabulasi data dan Eviews 11 untuk mengolah
ga beras di tingkat konsumen terhadap harga data model VAR.
di tingkat produsen terjadi secara asimetris. a. Uji stasioneritas data
Efisiensi pemasaran dan kesejahteraan Langkah pertama dalam estimasi model
yang didapat oleh produsen atau konsumen dengan data time series adalah uji
beras dapat diketahui melalui analisis trans- stasioneritas data menggunakan
misi harga. Pandemi Covid-19 secara tidak Augmented Dickey-Fuller (ADF) pada
langsung memberikan dampak pada distribu- tingkat yang sama, level atau difference.
si beras dari daerah produsen. Hal tersebut b. Penentuan Lag Optimal
akan menimbulkan risiko terjadinya kelang- Lag optimal akan digunakan dalam
kaan beras pada suatu pasar, sehingga akan tahapan analisis selanjutnya. Lag optimal
memengaruhi harga beras. Oleh karena itu, dapat ditentukan berdasarkan kriteria
analisis transmisi harga beras secara vertikal Akaike Information Criterion, Shwarz
antara produsen dan konsumen pada masa Information Criterion, atau Hannan-Quinn
pandemi Covid-19 penting dilakukan. Criterion. Lag yang akan dipilih dalam
penelitian ini adalah lag dengan nilai AIC,
SC, atau HQ yang terkecil.
METODE
c. Uji Stabilitas VAR
JENIS DAN SUMBER DATA Uji stabilitas dilakukan untuk menguji
stabil atau tidaknya estimasi VAR yang
Penelitian analisis transmisi harga meng-
akan digunakan. Apabila seluruh roots of
gunakan data time series harian harga beras
characteristic polynomial memiliki
produsen dan konsumen terhitung mulai
modulus kecil dari satu, maka model VAR
Maret 2020 hingga Maret 2021 dengan total
dapat dikatakan stabil.
(n) sebanyak 285 observasi harga. Data pada
d. Estimasi model VAR
penelitian ini bersumber dari web Pusat
Model VAR yang digunakan dalam
Informasi Harga Pangan Strategis Nasional.
penelitian ini adalah
Harga beras produsen yang digunakan me-
rupakan harga beras pada tingkat penggi-
𝑝𝑝 𝑝𝑝
lingan, dan harga beras konsumen merupa- 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑡𝑡 = 𝛼𝛼0 + ∑𝑖𝑖=1 𝑎𝑎𝑖𝑖 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑡𝑡−𝑖𝑖 + ∑𝑖𝑖=1 𝛽𝛽𝑖𝑖 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑡𝑡−𝑖𝑖 + ε1t
kan harga beras pada tingkat pasar tradisio- 𝑝𝑝 𝑝𝑝
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑡𝑡 = 𝛼𝛼0 + ∑𝑖𝑖=1 𝑎𝑎𝑖𝑖 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑡𝑡−𝑖𝑖 + ∑𝑖𝑖=1 𝛽𝛽𝑖𝑖 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑡𝑡−𝑖𝑖 + ε1t
nal.
Keterangan :
METODE ANALISIS DATA PPt = Harga beras tingkat produsen pada
Transmisi harga pada penelitian ini di- periode ke-t (Rp/kg)
analisis menggunakan pendekatan model PPt-1 = Lag harga beras tingkat produsen
Vector Autoregressive (VAR). VAR memper- pada periode ke-t (Rp/kg)
lihatkan setiap variabel sebagai fungsi linier PTt = Harga beras tingkat konsumen
dari konstanta dan nilai lag dari variabel itu pada periode ke-t (Rp/kg)
sendiri serta nilai lag dari variabel lainnya PTt-1 = Lag harga beras tingkat konsumen
yang ada dalam model (Suhel, 2008) pada periode ke-t (Rp/kg)
Tahapan pengolahan data dengan meng- ε = vektor sisaan ukuran n x 1
gunakan model VAR adalah uji stasioneritas p = panjang lag
data, penentuan panjang lag optimal, uji

Asrin et al. Transmisi Harga Beras di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19
Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness) 163
Vol 10 No 1, Juni 2022; halaman 159-168

HASIL DAN PEMBAHASAN suatu CV dari suatu kelompok data, maka


data tersebut homogen dan stabil. Dengan
PERKEMBANGAN HARGA BERAS kata lain data tersebut cenderung tidak
Kondisi harga seluruh komoditas pangan berfluktuasi. Pada Tabel 1 dapat dilihat
pada awal masa pandemi Covid-19 meng- bahwa CV harga produsen lebih besar
alami perubahan di seluruh wilayah Indo- dibandingkan dengan CV harga konsumen,
nesia. Salah satu fenomena yang terjadi artinya harga beras di tingkat produsen lebih
sebagai respon dari peristiwa Covid-19 berfluktuatif daripada harga beras di tingkat
tersebut adalah terjadinya panic buying di konsumen. Fluktuasi harga beras di tingkat
tengah masyarakat, sehingga terjadi kenaikan produsen disebabkan oleh produksi beras
permintaan beberapa komoditas pangan yang bersifat musiman sedangkan konsumsi
(Ardyan et al 2021; Wijaya et al. 2020). beras cenderung stabil sepanjang waktu
Pemerintah mengeluarkan surat edaran me- (Bustaman, 2003).
ngenai pembatasan penjualan bahan pangan
dan pengawasan ketersediaan bahan pokok Tabel 1. Deskripsi Statistik Harga Beras di
penting di Indonesia, sehingga fenomena Level Produsen dan Konsumen
Tahun 2020
panic buying ini tidak berlangsung lama.
Menjaga stabilitas harga menjadi hal pen- Variabel Mean Std Dev CV (%)
Produsen 9562,74 672,78 7,035
ting terutama dalam kondisi pandemi Covid-
Konsumen 11846,08 41,43 0,349
19. Hal ini dikarenakan ketidakstabilan ke-
giatan ekonomi secara keseluruhan pada saat
Kondisi fluktuasi harga beras di tingkat
pandemi. Produk pertanian perlu perlin-
produsen dan konsumen saat pandemi
dungan tidak hanya untuk menjaga harga di
mengalami penurunan dibandingkan
tingkat konsumen tetapi juga harga di tingkat
sebelum pandemi. Fluktuasi tersebut dapat
petani, sehingga tidak terjadi kerugian pada
dikatakan stabil dengan perubahan nilai CV
petani. Rantai pemasaran yang panjang
di tingkat konsumen dari 1,03 persen menjadi
menyebabkan terjadinya disparitas harga
0,36 persen dan di tingkat produsen dari 7,54
yang tinggi pada komoditas pangan di tingkat
persen menjadi 7,01 persen (Tabel 2).
petani dan konsumen. Pada masa pandemi
Perkembangan harga beras selama pandemi
Covid-19, disparitas tersebut semakin tinggi
dan sebelum terjadinya pandemi pada
akibat terhambatnya distribusi komoditas
umumnya cenderung stabil dengan nilai CV
pangan (Anugrah et al. 2020).
lebih kecil dari 10 persen.
Harga produk-produk pertanian mening-
kat secara global akibat pertumbuhan ekono- Tabel 2. Deskripsi Statistik Harga Beras di
mi global melambat selama masa pandemi Level Produsen dan Konsumen
yang menyebabkan penurunan produksi Tahun 2019
pertanian. Di Indonesia hampir semua pro- Variabel Mean Std Dev CV (%)
duksi pertanian mengalami penurunan. Se- Produsen 11743,41 121,75 1,03
lain produksi pertanian primer, produksi Konsumen 9590,48 723,81 7,54
industri pangan juga mengalami penurunan
seperti industri pangan serta terjadi hal seru- Proses pembentukan harga beras pada se-
pa pada sektor ekonomi lainnya (Kementan, tiap lembaga berbeda-beda, hal ini terjadi ka-
2020). rena adanya perbedaan biaya yang dikeluar-
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat nilai kan dengan keuntungan yang diterima ma-
Coefficient of Variation (CV) harga beras selama sing-masing lembaga. Harga beras secara
periode tahun 2020. CV merupakan rasio umum pada kondisi panen lebih murah dari-
antara standard deviation dengan mean yang pada kondisi normal dan pada saat paceklik
digunakan untuk melihat sebaran rata-rata lebih mahal daripada kondisi normal. Variasi
hitung suatu kelompok data. Semakin kecil dan fluktasi harga beras lebih lebar pada ting-

Transmisi Harga Beras di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19 Asrin et al.
164 Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness)
Vol 10 No 1, Juni 2022; halaman 159-168

kat petani, sehingga kekuatan petani dalam kemungkinan masalah autokorelasi dalam
penentuan harga beras dianggap tidak kuat. sebuah sistem VAR. Lag optimal dapat
Pedagang pengumpul dan pedagang besar ditentukan dengan melihat nilai terkecil dari
sebagai pihak yang membeli beras dari para Akaike Information Criterion (AIC).
petani, berperan penting dalam pembentukan
harga beras. Pedagang eceran yang berada Tabel 3. Hasil Uji Lag Optimal
pada urutan akhir dalam distribusi beras Lag AIC
sebelum sampai ke tangan konsumen, tidak 0 -1.094.489
memiliki kekuatan untuk mempengaruhi 1 -1.292.059
harga beras. Pergerakan harga beras di tingkat 2 -1.305.081
3 -13.07179*
eceran mengkuti pergerakan harga yang
4 -1.306.884
ditetapkan oleh pedagang besar (Bhinadi, 5 -1.306.138
2012).
Berdasarkan hasil uji lag optimal, maka
TRANSMISI HARGA BERAS lag yang dipilih adalah lag tiga (3) dengan
Analisis transmisi harga pada penelitian nilai AIC terkecil yaitu -13,071.
ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat
transmisi harga beras pada produsen dan Uji Stabilitas VAR
konsumen. Persamaan VAR dapat dikatakan stabil
jika modulus dari seluruh roots of characteristic
Uji Stasioneritas Data polynomial lebih kecil dari satu.
Kestasioneran data diuji dengan meng-
gunakan Augmented Dickey Fuller (ADF). Uji Tabel 4. Hasil Uji Stabilitas VAR
stasioneritas data dilakukan untuk meng- Root Modulus
hindari spurious regression. Data dikatakan 0.939529 0.939529
stasioner apabila nilai ADF statistic lebih kecil 0.692494 0.692494
dari nilai McKinnon Critical Value. Apabila -0.389088 0.389088
nilai ADF statistic lebih besar dari McKinnon -0.058495 0.058495
Critical Value, maka data tidak stasioner,
artinya data tersebut mengandung unit root. Berdasarkan hasil uji stabilitas VAR pada
Untuk mengatasi ketidakstasioneran data tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa esti-
maka dilakukan unit root test pada tingkat masi VAR yang akan digunakan telah stabil
first difference. karena seluruh nilai dari modulus menun-
Hasil uji stasioneritas data pada level me- jukkan angka yang lebih kecil dari satu dan
nunjukkan bahwa nilai ADF statistic dari berada dalam unit circle.
masing-masing variabel lebih kecil dari
McKinnon Critical Value. Hal ini mengindi- Estimasi Model VAR
kasikan bahwa data harga produsen dan Berdasarkan hasil pada tahapan pra esti-
harga konsumen sudah stasioner pada tingkat masi, maka digunakan model VAR dengan
level. Hal ini sejalan dengan penelitian yang data yang telah ditransformasi menjadi loga-
menunjukkan bahwa variabel harga produsen ritma natural, stasioner pada level, serta lag
dan konsumen beras telah stasioner pada optimal yang digunakan adalah tiga.
level (Ruslan dan Pramita, 2021) Berdasarkan estimasi model VAR yang
diperoleh, harga beras produsen pada satu
Penentuan Lag Optimal hari sebelumnya berpengaruh signifikan ter-
Penentuan lag optimal bertujuan untuk hadap harga produsen hari ini dengan nilai
melihat seberapa lama suatu variabel bereaksi koefisien sebesar 0,74. Nilai ini menunjukkan
terhadap variabel lainnya dan menghindari bahwa kenaikan harga beras sebesar satu

Asrin et al. Transmisi Harga Beras di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19
Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness) 165
Vol 10 No 1, Juni 2022; halaman 159-168

persen pada satu hari sebelumnya (di level hingga kenaikan maupun penurunan harga
produsen) akan menaikkan harga produsen beras di tingkat konsumen pada periode sebe-
hari ini sebesar 0,74 persen. Hal ini sejalan lumnya tidak berpengaruh terhadap harga
dengan hasil penelitian Ruslan dan Pramita beras di tingkat produsen dan sebaliknya.
2021 yang menyebutkan hal yang sama bahwa Harga beras di tingkat produsen (peng-
harga suatu barang pada periode sebelumnya gilingan padi) salah satunya dipengaruhi oleh
dapat memengaruhi pembentukan harga harga gabah pada petani (input pada peng-
barang tersebut pada periode selanjutnya. gilingan padi). Putri et al (2013) menyebutkan
Harga beras konsumen saat ini dipenga- bahwa sebesar 92,32 persen biaya pengusa-
ruhi secara signifikan pada taraf nyata 5 haan penggilingan padi digunakan untuk
persen oleh harga beras konsumen itu sendiri pengadaan gabah, sisanya digunakan untuk
pada tiga periode sebelumnya sebagaimana aktivitas pengeringan (1,67 persen), penggi-
ditunjukkan pada Tabel 5. Harga beras di lingan (0,61 persen), pengolahan beras (0,22
level konsumen dipengaruhi oleh harga beras persen), pengolahan side product (0,82 persen),
pada H-3 sebelumnya, dimana koefisien dari dan penjualan (1,60 persen). Pemerintah me-
masing-masing memiliki besaran yang ber- nerapkan kebijakan harga minimal (Harga
beda. Pengaruh harga pada satu sebelumnya Pembelian Pemerintah/HPP) yang harus di-
lebih besar dibandingkan pengaruh harga bayarkan pihak penggilingan kepada petani
pada dua dan tiga hari sebelumnya. sesuai dengan kualitas gabah. Namun pada
saat musim paceklik, ketersediaan gabah
Tabel 5. Hasil Estimasi VAR menjadi terbatas sehingga harga gabah pun
Variabel PROD KONS relatif lebih mahal. Hal ini tentu memenga-
PROD(-1) 0.744666* -0.000662 ruhi biaya produksi beras.
PROD(-2) 0.045267 0.004931 Menurut BPS (2020), industri penggi-
PROD(-3) -0.013078 -0.003730 lingan padi di Indonesia didominasi (95,06
KONS(-1) 1.109155 0.436247*
persen) oleh usaha penggilingan skala kecil.
KONS(-2) -0.209345 0.353054*
KONS(-3) -0.519846 0.167226* Sedangkan penggilingan padi skala mene-
C -0.567516 0.641188 ngah hanya sebesar 4,32 persen dan usaha
*signifikan pada taraf nyata 5% penggilingan padi skala besar hanya sebesar
0,62 persen. Penggilingan padi skala kecil
Dari Tabel 5 diketahui bahwa tidak ada tentu memiliki peralatan mesin yang seder-
satupun variabel harga konsumen yang signi- hana, luasan pabrik yang kecil, dan modal
fikan secara statistik berpengaruh terhadap yang terbatas sehingga tidak memungkinkan
harga produsen. Begitu pula dengan variabel bagi pelaku usaha untuk menyetok gabah
harga produsen yang tidak signifikan secara dalam jumlah besar, sehingga seringkali kalah
statistik memengaruhi harga konsumen. Oleh bersaing (mendapatkan gabah) dengan pe-
karena itu, dapat disimpulkan bahwa harga dagang ataupun pengusaha penggilingan
produsen dan harga konsumen pada masa padi skala besar.
pandemi Covid-19 tidak saling memengaruhi. Keterbatasan sarana dan prasarana yang
Tidak adanya hubungan antara harga beras dimiliki oleh unit penggilingan padi meng-
produsen dan konsumen tersebut mengindi- akibatkan unit tidak dapat menyimpan gabah
kasikan bahwa tidak terjadi transmisi harga (input produksi) dalam jangka waktu tertentu
antara keduanya. Hasil penelitian tersebut dan dalam jumlah yang banyak. Oleh sebab
senada dengan hasil penelitian Novianti et al. itu, pelaku usaha penggilingan padi akan
(2020) sebelum masa Pandemi Covid-19. Pe- membeli gabah sesuai dengan kapasitas ter-
nelitian tersebut menyimpulkan bahwa per- pasang. Sehingga harga gabah yang dibayar-
ubahan kenaikan dan penurunan harga beras kan oleh pelaku penggilingan padi akan cen-
menunjukkan nilai yang tidak signifikan pada derung berfluktuasi.
harga konsumen periode sebelumnya se-

Transmisi Harga Beras di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19 Asrin et al.
166 Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness)
Vol 10 No 1, Juni 2022; halaman 159-168

Disisi lain, harga beras pada level kon- SIMPULAN DAN SARAN
sumen (dalam penelitian ini adalah pasar tra-
disional) cenderung lebih stabil dibandingkan SIMPULAN
harga di tingkat produsen. Jika harga beras 1. Berdasarkan hasil estimasi model VAR
mahal maka Bulog akan langsung memberi- diketahui bahwa selama masa Pandemi
kan intervensi berupa operasi pasar, sehingga Covid-19 tidak terjadi transmisi antara
harga kembali normal. Selain itu, pada level harga beras di tingkat konsumen dengan
pasar tradisional, biaya yang dikeluarkan harga beras di tingkat produsen.
relatif konstan sehingga tidak memengaruhi 2. Harga beras di tingkat produsen hanya
biaya pedagang pada pasar tradisional. dipengaruhi oleh harga beras itu sendiri
Tidak adanya transmisi harga beras di pada periode sebelumnya. Begitupula,
tingkat konsumen ke tingkat produsen atau- harga beras di tingkat konsumen dipe-
pun sebaliknya menunjukkan bahwa inter- ngaruhi oleh harga beras itu sendiri pada
vensi pemerintah dalam bentuk kebijakan te- periode sebelumnya.
lah efektif. Pemerintah mengintervensi pasar
secara langsung melalui penetapan Harga SARAN
Pembelian Pemerintah. Hal ini sesuai dengan
1. Kebijakan harga pangan perlu memper-
tujuan pemerintah untuk menstabilkan harga
hatikan struktur dan perilaku pasar dari
beras di tingkat produsen maupun di tingkat
suatu komoditas.
konsumen. Ketika terjadi penurunan harga di
2. Khusus untuk beras, kebijakan harga pa-
produsen, pedagang akan menganggap bah-
ngan perlu memperhatikan respon pasar
wa penurunan harga tersebut bersifat semen-
terhadap harga beras di masing-masing
tara karena pemerintah akan melakukan
aktor pada rantai pasok.
intervensi pasar. Sebaliknya, pada saat terjadi
kenaikan harga di produsen, pedagang akan
menganggap bahwa perubahan tersebut ber-
sifat permanen sehingga dengan segera mela- DAFTAR PUSTAKA
kukan penyesuaian harga jualnya. Fenomena A’dani F, Sukayat Y, Setiawan I, Judawinata
ini dikenal sebagai bentuk perilaku asimetri MG. (2021). Pandemi Covid-19 :
harga sebagaimana banyak terjadi pada ko- Keterpurukan Dan Kebangkitan
Pertanian Strategi Mempertahankan
moditas-komoditas pangan lainnya (Azzam,
Ketersediaan Pangan Pokok Rumah
1999). Tangga Petani Padi Pada Masa Pandemi
Pada kondisi tertentu, intervensi peme- Covid-19. Mimb Agribisnis J Pemikir Masy
rintah untuk menstabilkan harga gabah atau Ilm Berwawasan Agribisnis, 7(1), 309–319.
beras bermanfaat untuk meningkatkan efi-
siensi distribusi dan pemasaran gabah dan Acharya R. 2000. Market power and
beras sekaligus meningkatkan kapasitas pro- asymmetry in farm-retail price
transmission. AAEA Annu Meet Tampa,
duksi padi dalam negeri guna meningkatkan
PL. August.
ketahanan pangan dan mendorong perekono- http://ageconsearch.umn.edu/bitstrea
mian perdesaan. Kebijakan perdagangan dan m/21768/1/sp00ac02.pdf.
harga merupakan strategi yang paling umum
dilakukan untuk memberi stimulasi dan me- Agustian A. (2020). Strategi Stabilisasi Harga
ngendalikan arah pembangunan ekonomi Pangan Pokok Pada Era Pandemi Covid-
19. Pus Sos Ekon dan Kebijak Pertan, (3),
suatu negara (Hermanto, 2017)
389–390.

Asrin et al. Transmisi Harga Beras di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19
Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness) 167
Vol 10 No 1, Juni 2022; halaman 159-168

Anggraini E. 2020. Mewujudkan Bustaman AD. 2003. Analisis Integrasi Pasar


Keberlanjutan Pasokan Pangan dalam Beras di Indonesia [skripsi]. Bogor:
Periode Pandemi Covid-19. Direktorat Institut Pertanian Bogor.
Publ Ilm dan Inf Strateg. February:1–4.
Conforti P. (2004). Price Transmission in
Anugrah, I. S., Saputra, Y. H., & Sayaka, B. Selected Agricultural Markets. FAO
(2020). Dampak Pandemi Covid-19 pada Commod Tradi Policy Res Work Pap.(7).
Dinamika Rantai Pasok Pangan http://www.fao.org/3/j2730e/j2730e00
Pokok. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. .htm.

Ardyan, E., Kurniawan, D., Istiatin, I., & Dewi G., dan Ginting AM. (2012). Antisipasi
Luhgiatno, L. (2021). Does customers’ Krisis Pangan Melalui Kebijakan
attitude toward negative eWOM affect Diversifikasi Pangan. J Ekon Kebijak
their panic buying activity in purchasing publik. September 2011, 67–75.
products? Customers satisfaction during
COVID-19 pandemic in Fitriani TP. (2019). Analisis Faktor-Faktor
Indonesia. Cogent Business & yang Mempengaruhi Konsumsi beras di
Management, 8(1), 1952827. Kecamatan Tembilahan Kabupaten
Indragiri Hilir. J Agribisnis Unisi. 8(2), 74–
Arnade C, Cooke B, Gale F. (2017). 81.
Agricultural price transmission: China
relationships with world commodity Fry-Bowers EK. (2020). Children are at Risk
markets. J Commod Mark, 7, 28–40. from COVID-19. J Pediatr Nurs. 53:A10–
doi:10.1016/j.jcomm.2017.07.001. A12. doi:10.1016/j.pedn.2020.04.026.

Aryani D. (2012). Integrasi Vertikal Pasar Gardner BL. (1975). The Farm‐Retail Price
Produsen Gabah dengan Pasar Ritel Spread in a Competitive Food Industry.
Beras di Indonesia. J Manaj Teknol. 11(2), Am J Agric Econ. 57(3), 399–409.
225. doi:10.2307/1238402.
https://repository.unsri.ac.id/22600/.
Handayani D. (2020). Penyakit Virus Corona
Azzam, A. M. (1999). Asymmetry and rigidity 2019. J Respirologi Indones. 40(2), 119–129.
in farm‐retail price
transmission. American journal of Hermanto S. (2017). Kebijakan Harga Beras
agricultural economics, 81(3), 525-533. Ditinjau dari Dimensi Penentu Harga.
Forum Penelit Agro Ekon Vol 35 No 1, Juli
Badan Pusat Statistika. (2020). Statistik Luas 2017 31-43. 35(1), 31–43.
Panen dan Produksi Padi. Ber Resmi Stat. http://dx.doi.org/10.21082/fae.v35n1.2
2(16), 1–12. 017.31-43 31.

Bhinadi A. (2012). Struktur Pasar, Distribusi, Irawan B. (2007). Fluktuasi harga, transmisi
dan Pembentukan Harga Beras. J Ekon harga dan marjin pemasaran sayuran
dan Stud Pembang, 13 , 24–32. dan buah. J Agriuma, 5(4), 358–373.

BPS. 2020. Ringkasan Ekskutif Pemukhtahiran Kementan. 2020. Dampak Covid-19 terhadap
Data Usaha/Perusahaan industri Sektor Pertanian. Bul Perenc Pembang
Penggilingan Padi. Badan Pusat Statistik. Pertan. 1:3–5.
Jakarta. http://perencanaan.setjen.pertanian.go.i
d/public/upload/file/20200415123744B
Bulog. 2014. Pengertian Ketahanan Pangan. ULETIN-EDISI-KHUSUS.pdf.
Bulog.co.id., siap terbit.
http://www.bulog.co.id/beraspangan/ Khairad F. (2020). Sektor Pertanian di Tengah
ketahanan-pangan/. Pandemi COVID-19 ditinjau Dari Aspek
Agribisnis. J Agriuma. 2(2), 82–89.
http://www.ojs.uma.ac.id/index.php/a
griuma/article/view/4357.

Transmisi Harga Beras di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19 Asrin et al.
168 Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness)
Vol 10 No 1, Juni 2022; halaman 159-168

Novianti T, Mashito MA, Maryani. (2020). Vavra P, Goodwin BK, C JELC. (2005).
Asymmetry Price Transmission in Analysis of Price Transmission Along the
Market Rice in Indonesia. J I. 5(2), 1–16. Food Chain. OECD Food, Agric Fish Work
Pap.(3):58.
Octania G. (2021). Peran Pemerintah dalam
Rantai Pasok Beras Indonesia. WHO. 2020. Coronavirus.
CIPS.(32):44. https://www.who.int/health-
topics/coronavirus#tab=tab_1.
Putri TA, Kusnadi N, Rachmina D. (2013).
Kinerja Usaha Penggilingan padi, Studi Wijaya, T. (2020). Factor analysis of panic
Kasus Pada Tiga Usaha Penggilingan buying during the Covid-19 period in
Padi di Cianjur, Jawa Barat. Jurnal Indonesia. Available at SSRN 3603750.
Agribisnis Indonesia. 1(2), 143-154

Pusdatin. 2015. Outlook Komoditas Pertanian


Subsektor Tanaman Pangan: Padi.
Jakarta: Pusdatin.

Ruslan JA, Pramita DA. (2021). Vertical Price


Price Transmission of Rice in West Java
Province. J AGRISTAN, 3, 1–11.

Salsabilla SM, Wibowo R, Agustina T. 2009.


Analisis Manajemen Rantai Pasok
(Supply Chain Management) Padi Pasca
Panen di Pabrik Beras Sukoreno Makmur
Kecamatan Kalisat. Berk Ilm Pertan. x:1–
12.

Sari NI. 2013. Konsumsi beras di Indonesia


masih tertinggi di dunia. merdeka.com.,
siap terbit.
https://www.merdeka.com/uang/kons
umsi-beras-di-indonesia-masih-
tertinggi-di-dunia.html.

Suhel. (2008). Analisis Model Vector Auto


Regression (VAR) terhadap hubungan
Antara Pertumbuhan Ekonomi Dengan
Penanaman Modal Asing (PMA) di
Indonesia. J Ekon Pembang. 6(2), 96–113.
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/
jep/article/view/4855.

Suryana A, Rachman B, dan Hartono D.


(2014). Dynamics of Rice Price Policy in
Support of National Food Security.
Pengemb Inov Pertan. 7, 155–168.

Susilo A, Rumende CM, Pitoyo CW, Santoso


WD, Yulianti M, Herikurniawan H, Sinto
R, Singh G, Nainggolan L, Nelwan EJ, et
al. (2020). Coronavirus Disease 2019:
Tinjauan Literatur Terkini. J Penyakit
Dalam Indones. 7(1), 45.
doi:10.7454/jpdi.v7i1.415.

Asrin et al. Transmisi Harga Beras di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19

Anda mungkin juga menyukai