Anda di halaman 1dari 7

Perubahan Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Selama COVID-

19 dan Akibatnya
Kennard Darren Farrell Ezekiel Rachman1, Juangda Figo Dameliko2, Philip
Kristian Lilik3, Ebenhaezer Philander Budianto4
1
NIM 18.I1.0144, 2 NIM 18.I1.0166, 3 NIM 18.I1.0189, 4 NIM 18.I2.0023
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

ABSTRAK
Kebiasaan pola makan seseorang tergantung pada kondisi yang terjadi pada
lingkungannya. Seperti yang terjadi pada sekarang ini, pandemi covid-19
mengakibatkan setiap orang beraktifitas dirumah sehingga dapat mempengaruhi
ketahanan pangan. Sedangkan pada masa pandemi ini, masyarakat perlu mengatur
pola makannya sehingga dapat meningkatkan kekebalan sistem imun pada
tubuhnya. Pandemi COVID-19 membawa dampak yang cukup besar pada sektor
pangan yang berkaitan karena adanya karantina dan pembatasan sosial yang
mengakibatkan gangguan pada sektor pasar, perdagangan dan akses sumber
makanan. Akan tetapi pada saat ini terdapat layanan e-commerce yang
memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perubahan pola konsumsi Pangan
pada masyarakat selama pandemi COVID-19. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan review jurnal, dengan kriteria jurnal
yang sudah ditentukan yaitu, sesuai dengan tema bahasan, menggunakan laman
“google.com” dan “scholar.google.com” sebagai media pencari jurnal,
menggunakan kata kunci sesuai tema, dan tahun jurnal yang relevan pada tema
(2019 - 2020). Dari penelitian kami didapatkan beberapa kesimpulan yaitu,
perubahan pola makan pada saat pandemi ini dipengaruhi kondisi psikologis
selama karantina, berkurangnya ketersediaan bahan makanan, terbatasnya akses
untuk mendapatkan makanan karena jam operasional toko terbatas, pentingnya
peran layanan e-commerce bagi masyarakat karena kemudahannya untuk
mendapatkan kebutuhan pangan di masa pandemi COVID-19. Jenis pangan yang
dikonsumsipun cenderung kurang sehat yang diiringi dengan menurunnya
kegiatan fisik, sehingga jumlah kalori yang masuk tidak terjaga, dan
mengakibatkan peningkatan risiko terkena berbagai penyakit.

Kata kunci: pangan, konsumsi, e-commerce, pola, COVID-19

LATAR BELAKANG tercermin dari ketersediaan pangan


yang cukup, baik dari jumlah yang
Pangan merupakan kebutuhan ada, keamanan pangan, tingkat mutu,
dasar utama yang harus dipenuhi bergizi, beragam, merata, dan
oleh manusia setiap saat. Karenanya, terjangkau, serta tidak bertentangan
pangan selalu menjadi isu strategis dengan keyakinan antar umat agama
bagi setiap negara di dunia. Untuk dan budaya masyarakat, supaya
memenuhi setiap kebutuhan pangan, dapat hidup aktif, sehat, dan
setiap negara harus memiliki produktif secara berkelanjutan.
ketahanan pangan yang baik. Pada tanggal 2 Maret 2020,
Menurut UU No. 18 tahun 2012, presiden Joko Widodo resmi
ketahanan pangan adalah suatu mengumumkan tentang adanya kasus
kondisi terpenuhnya pangan bagi pandemi COVID-19 di Indonesia.
negara sampai perseorangan, hal ini Selain berdampak pada isu
kesehatan, pandemi COVID-19 juga konsumsi pangan yang terjadi di
membawa dampak yang cukup besar masyarakat juga harus diperhatikan
di dalam sektor pangan. Adanya dalam setiap aspek, seperti jumlah
karantina dan pembatasan social di dan jenis yang dikonsumsi. Salah
masyarakat, menyebabkan terjadinya satu cara termudah yang dapat
gangguan di sektor pasar, dilakukan oleh setiap masyarakat
perdagangan dan akses sumber untuk meningkatkan daya tahan dan
makanan (Khomsan, 2020). Di dalam imunitas tubuh adalah dengan
sektor pertanian, pandemi COVID- mengonsumsi buah dan sayuran yang
19 juga menyebabkan keterbatasan beragam. Menurut Akbar & Aidha
akan produksi pertanian, sehingga (2020), sayuran memiliki kandungan
bahan pangan yang dihasilkan tidak vitamin dan zat antioksidan yang
cukup memadai. baik, sehingga sangat dianjurkan
Meskipun pandemi terjadi, untuk mengonsumsi bahan pangan
ketahanan pangan yang meliputi tersebut. Konsumsi herbal / empon
ketersediaan dan akses pangan pada empon juga dianjurkan untuk
masyarakat harus benar-benar meningkatkan kekebalan dan
diperhatikan. Ketersediaan dan akses imunitas tubuh. Sejak jaman dulu,
pangan mengacu pada alokasi dan tanaman herbal sering digunakan
keterjangkauan makanan, serta sebagai pengobatan alami berbagai
referensi setiap rumah tangga dan penyakit, karena mengandung anti
individu. Komite PBB telah mencatat mikroba dan zat anti oksidan (Sutana
bahwa adanya kelaparan dan & Dwipayana, 2020). Oleh karena
kekurangan gizi, seringkali itu, bahan tersebut mampu
disebabkan oleh kemiskinan. Dengan menangkal radikal bebas dan
pendapatan yang tidak memadai, terbebas dari penyakit
akses akan sumber daya pangan
menjadi sulit (Pakpahan, 2020). Seiring berkembangnya
Pemerintah pun ikut turun tangan teknologi informasi dan komunikasi,
dan membantu dalam hal materi banyak masyarakat mulai mencari
uang dan ketersediaan bahan pangan. alternative untuk memenuhi
Namun, kasus ini tidak bisa hanya kebutuhan pangannya selama
diserahkan kepada sisi pemerintah pandemi, dengan menggunakan
saja, akan tetapi seluruh masyarakat bantuan internet. Pembatasan sosial
harus berusaha untuk mencukupi dan karantina yang ada, membuat
kebutuhan pangan masing masing masyarakat tidak dapat berinteraksi
secara mandiri. Untuk itu, di saat secara langsung, sehingga banyak
pandemi COVID -19 yang terjadi masyarakat banyak membeli bahan
saat ini, sebagian masyarakat pangan dengan menggunakan
diharuskan untuk mengubah pola layanan e-commerce. Menurut Qin
konsumsi pangan. (2009), e-commerce adalah aktifitas
komersial yang dilakukan secara
Untuk melawan pandemi online, dan memiliki fokus
COVID-19 yang terjadi, kesehatan komoditas dengan system elektronik,
dan imunitas tubuh yang baik sangat seperti jaringan komputer, pabrik,
dibutuhkan, sehingga perubahan pola perusahaan, pelaku industri, dan lain

2
lain. Dengan menggunakan layanan digunakan adalah literatur tidak
e-commerce, masyarakat dapat dapat diakses secara utuh, literatur
mengakses ketersediaan bahan bukan merupakan kategori artikel
pangan, meskipun tidak berinteraksi jurnal, serta literatur menggunakan
langsung dengan penjual. bahasa selain bahasa Inggris dan atau
Tujuan dari penelitian ini bahasa Indonesia. Kriteria tahun
adalah untuk mengetahui adanya terbit dalam pemilihan jurnal ini
perubahan konsumsi pangan pada berkisar dari 2019 sampai dengan
masyarakat selama pandemi 2020 sesuai dengan kondisi pandemi
COVID–19 terjadi. Penelitian ini yang akan diteliti saat ini.
akan melihat mulai dari tingkah laku
HASIL DAN PEMBAHASAN
masyarakat, perubahan pola makan
pada masyarakat, bagaimana cara Akses E-Commerce
masyarakat bertahan hidup dan Berdasar data Perencanaan
dampak yang terjadi akibat Sekretariat Jendral Kementrian
perubahan-perubahan tersebut. Pertanian (2020), Pandemi COVID-
Penelitian ini juga bertujuan untuk 19 ini memberikan dampak pada
mengetahui perubahan jenis banyak hal. Seperti turunnya tingkat
makanan yang dipilih pada kondisi produksi sebesar 5% karena harga
pandemi COVID-19 sarana produksi (benih, pupuk,
pestisida, dan pakan) meningkat dan
proses distribusinya terhambat.
METODOLOGI Kebutuhan pangan yang ada juga
akan meningkat sebanyak 5% karena
Review terjadi fenomena panic buying dari
Metode yang digunakan masyarakat yang menimbun pasokan
dalam penelitian kali ini adalah makanan untuk kepentingan pribadi.
dengan menggunakan review jurnal. Terakhir, turunnya realisasi impor
Metode review jurnal dilakukan yang akan turun 5% di masa
dengan mencari sumber di laman mendatang karena importasi tidak
“google.com” dan lancar dan negara produsen yang
“scholar.google.com” dalam mencari membatasi ekspor. Akan tetapi,
jurnal, jurnal dicari dengan kata sejauh ini stok pangan nasional
kunci “perubahan pola konsumsi,” diperkirakan tetap memadai selama
“COVID-19,” dan “pandemi”. masa PSBB (Pembatasan Sosial
Kriteria kriteria jurnal yang Berskala Besar).
digunakan meliputi bagaimana Dengan ketersediaan akses
perubahan pola konsumsi masyarakat bahan pangan yang memadai, harga
pada saat pandemi, kriteria inklusi di pasar juga akan menjadi stabil dan
yang digunakan meliputi literatur mudah dijangkau oleh para
dapat diakses secara lengkap, konsumen [ CITATION Rah20 \l 1033 ].
literatur merupakan kategori artikel Di dalam kondisi pandemi dan masa
jurnal, literatur menggunakan bahasa PSBB ini, salah satu upaya yang
Inggris dan atau bahasa Indonesia. dilakukan untuk memenuhi
Sedangkan kriteria ekslusi yang kebutuhan pangan masyarakat adalah

3
dengan melalui layanan jual-beli buahan dan sayuran, itu berarti
elektronik (e-commerce). Namun masyarakat mulai memperhatikan
karena adanya pandemi COVID-19, aspek imunitas dan daya tahan tubuh.
berakibat terhadap turunnya Lain halnya dengan buah dan
pendapatan perkapita dan daya beli sayuran, frozen food dipilih di sini
masyarakat terhadap produk pangan karena kepraktisannya dalam diolah
karena terhambatnya pemasukan dan dan juga tahan lama, sehingga dapat
adanya PHK massal. Sehingga untuk berfungsi sebagai pasokan makanan
akses melalui e-commerce, hanya tambahan selama pandemic COVID -
terbatas untuk kalangan tertentu yang 19. Sebagian besar dari mereka
memiliki penghasilan menengah menyampaikan bahwa dengan
keatas. menggunakan layanan e-commerce,
Penurunan daya beli mereka lebih efisien dalam hal waktu
masyarakat yang terjadi, membuat dan tenaga, dapat membeli
pergeseran konsumsi makanan dari kebutuhan dari rumah, dan praktis
sayur, buah, dan protein menjadi dari segi proses.
karbohidrat. Menurut Susesnas Banyak dari layanan e-
(2019) (dalam Lokadata, 2020), commerce tidak bisa mengirimkan
pengeluaran per orang untuk produk yang di pesan pada hari yang
kebutuhan makan mencapai sebesar sama. Sehingga para konsumen harus
49%. Semenjak pandemi, terjadi menunggu beberapa hari setelah
perlambatan pertumbuhan konsumsi pemesanan. Namun hal tersebut tidak
rumah tangga 4,93%. Selama menjadi masalah, karena sebanyak
pandemi COVID-19 ini, masyarakat 60% dari responden menjawab kalau
mulai memanfaatkan layanan e- kebutuhan mereka dipenuhi dengan
commerce. Bahkan beberapa e- menggunakan layanan e-commerce
commerce, mengalami peningkatan [ CITATION Rah20 \l 1033 ].
permintaan pesanan mulai dari 5 Dengan menggunakan e-
hingga 10 kali lipat. Sehingga e- commerce, kontak fisik dapat
commerce selama pandemi ini dikurangi dengan signifikan
merupakan pilihan masyarakat untuk [ CITATION Rah20 \l 1033 ]. Sehingga
memenuhi kebutuhan konsumsi, sejauh ini, e-commerce menjadi salah
karena pada masa PSBB harus satu sarana yang memudahkan
mengurangi physical distancing. masyarakat untuk memenuhi
Dari data yang didapatkan, kebutuhan sehari- hari terutama
sebanyak 35 responden yang tinggal kebutuhan pangan. Dengan adanya
di Jakarta, membagikan e-commerce juga, masyarakat juga
pengalamannya selama menjadi lebih mudah dalam
menggunakan layanan e-commerce mematuhi protokol. Akan tetapi,
di masa PSBB pada bulan maret dengan kemudahan-kemudahan yang
sampai April 2020. Banyak dari diberikan e-commerce, kegiatan fisik
responden yang berbelanja buah- masyarakat, seperti jalan kaki dan
buahan, sayuran, dan frozen food lain sebagainya menjadi menurun.
menggunakan layanan e-commerce
[ CITATION Rah20 \l 1033 ]. Dengan Perubahan Pola Konsumsi
meningkatnya pembelian buah- Masyarakat

4
Perubahan perilaku pola menambahkan teralihnya pilihan
makan yang terjadi selama pandemi makanan yang menjadi makanan
telah diamati oleh Zachary et al. tidak sehat. Selama pandemi ini juga
(2020). Sebanyak 173 individu yang terjadi peningkatan berat badan, hal
berusia 18 tahun, terdapat beberapa ini diakibatkan berubahnya frekuensi
perubahan terhadap peningkatan makan dan pilihan jenis makanan
frekuensi perilaku makan selama yang tersedia selama masa karantina.
masa karantina. 65% yang Dari 173 responden yang berusia di
merespons karena tertarik dari atas 18 tahun, sekitar 22%-nya
penampilan dan aroma makanan, mengalami penambahan berat badan
52% karena stres, dan 73% karena sebanyak 2,3 - 4,5 kg [ CITATION
bosan. Responden yang menyatakan Zac20 \l 1033 ].
peningkatan perilaku memakan Karena adanya perubahan
kudapan setelah makan malam pola makan dan minimnya tingkat
terdapat 65%, dan sebesar 73% aktivitas fisik selama pandemi,
menyatakan bahwa ada keinginan masyarakat mengalami peningkatan
untuk makan, makanan tertentu. risiko penyakit tidak menular dan
Selama masa pandemi COVID-19, rentannya tubuh terhadap penyakit
terdapat beberapa jenis makanan menular [ CITATION Ard20 \l 1033 ].
yang mengalami kenaikan tingkat Penyakit tidak menular yang dapat
konsumsinya yaitu, makanan dengan dialami di masa pandemi ini antara
kalori tinggi seperti makanan manis, lain penyakit sistem kardiovaskular,
berlemak, dan berminyak, lalu penyakit sistem metabolik, dan
makanan dalam kemasan, serta menu penyakit sistem neuromuskular.
diet mediterania[ CITATION DiR20 \l Sedangkan meningkatnya penyakit
1033 ]. Data tersebut beruhubungan tidak menular yang diakibatkan
dengan studi cross-sectional yang kurangnya aktivitas fisik yang tidak
memanfaatkan sebuah survey diimbangi asupan kalori. Terakhir
kuesioner daring pada remaja usia hal terpenting yang terpengaruh
10-19 tahun di Brazil, Italia, akibat kurangnya aktivitas fisik
Spanyol, Chile, dan Colombia. Hasil adalam menurunnya sistem imun
studi tersebut menyatakan kalau yang membuat tubuh menjadi lebih
konsumsi buah, sayur, makanan rentan terhadap penyakit infeksi
manis, dan makanan yang digoreng [ CITATION Ard20 \l 1033 ].
mengalami peningkatan secara
drastis selama masa pandemi KESIMPULAN
COVID-19 [CITATION Rui20 \l 1033 ]. Peran layanan e-commerce
Sedangkan untuk perubahan tingkah dalam memenuhi kebutuhan sehari-
laku makan dihubungkan dengan, hari dan khususnya kebutuhan
kondisi psikologis selama karantina, pangan masyarakat menjadi sangat
berkurangnya ketersediaan bahan penting. Banyak dari konsumen yang
makanan, terbatasnya akses untuk
bergantung pada layanan ini karena
mendapatkan makanan karena jam
mudahnya akses. Meski harus
operasional toko yang lebih singkat
[ CITATION Rod20 \l 1033 ], dan Ruiz- menunggu sekalipun, masyarakat
Roso, et al. (2020), juga tetap menggunakannya karena

5
efisien dalam hal waktu, tenaga, dan tersebut adalah, masyarakat menjadi
tidak perlu keluar rumah, serta rentan terhadap penyakit. Sehingga
praktis. Selain itu permintaan buah, disarankan selama masa pandemi
sayur, dan frozen food juga COVID-19, tubuh tetap melakukan
meningkat dalam layanan e- kegiatan fisik yang dapat dilakukan
commerce. Walaupun e-commerce dalam rumah, menjaga makanan
banyak membantu masyarakat, yang dikonsumsi, dan jumlah kalori
terdapat juga sisi negatifnya yaitu, yang masuk dalam tubuh, serta rutin
kegiatan fisik dari masyarakat m mengonsumsi vitamin untuk menjaga
enjadi berkurang. daya tahan tubuh.
Pengaruh kebiasaan pola
makan masyarakat pada saat DAFTAR PUSTAKA
pandemi banyak dipengaruhi oleh
kondisi psikologis selama karantina, Akbar, D. M., & Aidha, Z. (2020).
berkurangnya ketersediaan bahan Perilaku Penerapan Gizi Seimbang
makanan, terbatasnya akses untuk Masyarakat Kota Binjai pada Masa
mendapatkan makanan karena jam Pandemi Covid-19 Tahun
operasional toko yang lebih singkat 2020. Menara Medika, 3(1).
dan terbatas. Kebanyakan pola
Ardella, K. B., 2020. RISIKO
makan berubah dikarenakan pada
KESEHATAN AKIBAT
daerah tertentu kesulitan mendapat PERUBAHAN POLA MAKAN
pasokan bahan makanan. Sedangkan DAN TINGKAT AKTIVITAS
untuk pilihan jenis makanan, pada FISIK SELAMA PANDEMI
masa pandemi COVID-19, COVID-19. Jurnal Medika Hutama,
masyarakat cenderung memilih 02(01), pp. 292-297.
makanan dengan kalori tinggi lalu
Biro Perencanaan Sekretariat Jendral
makanan dalam kemasan, serta menu
Kementerian Pertanian. (2020).
diet mediterania.
Buletin Perencanaan Pembangunan
Banyak dari masyarakat Pertanian: Dampak Covid-19
mengalami kenaikan bobot tubuh Terhadap Sektor Pertanian.
selama masa karantina mandiri dan Kementerian Pertanian.
PSBB, hal ini disebabkan
meningkatnya frekuensi makan dan Di Renzo, L. et al., 2020. Eating
habits and lifestyle changes Eating
jumlah porsi dalam sekali makan,
habits and lifestyle changes. Journal
sedangkan kegiatan fisik menurun
of Translational Medicine, 18(1), pp.
cukup signifikan. Dengan adanya 1-15.
penurunan kegiatan fisik, namun
jumlah asupan kalori yang masuk Indonesia, P. R. (2012). Undang-
dalam tubuh tidak dijaga, maka Undang Republik Indonesia Nomor
resiko tubuh terhadap penyakit tidak 18 Tahun 2012 tentang
menular, penyakit menular, dan Pangan. Jakarta (ID): Sekretariat
menurunnya sistem imun tubuh akan Negara.
semakin meningkat. Akibat dari hal

6
Khomsan, A. (2020, April 12).
Ketahanan Pangan dan Gizi di
Tengah Covid-19. Media Indonesia,
hal. 12.
Pakpahan, A. K. (2020). Covid-19
dan Implikasi Bagi Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah. Jurnal Ilmiah
Hubungan Internasional, 59-64.
Qin, Z. (2009). Introduction to E –
commerce. Berlin : Springer
Rahmawati, L., 2020. Peran E-
commerce dalam Mendukung
Ketahanan Pangan Wilayah Jakarta
Saat Pandemi Covid-19. Jurnal
Kajian Lemhannas, 8(2), pp. 11-28.
Rodríguez-Pérez, C. et al., 2020.
Changes in Dietary Behaviours
during the COVID-19 Outbreak
Confinement in the Spanish
COVIDiet Study. Nutrients,
12(1730), pp. 1-19.
Ruiz-Roso, M. B. et al., 2020. Covid-
19 Confinement and Changes of
Adolescent’s Dietary Trends in Italy,
Spain, Chile, Colombia and Brazil.
Nutrients, 12(1807), pp. 1-18.
Sutana, I. G., & Dwipayana, A. P.
(2020). Perilaku Konsumsi Jamu
Tradisional selama Pandemi Covid-
19. Poniman, & J. Simarmata,
Covid-19 : Perspektif Agama Dan
Kesehatan, 41 - 68
Zachary, Z. et al., 2020. Self-
quarantine and weight gain related
risk factors during the COVID-19
pandemic. Obesity Research &
Clinical Practice, Issue 14, p. 210–
216.

Anda mungkin juga menyukai