Memberikan penjelasan tentang : pengertian hukum secara umum dan definisi hukum
bisnis serta prinsip syariah Islam dalam muamalah yang merupakan dasar hubungan antar
manusia yang mempunyai relevansi dengan kegiatan bisnis, jenis-jenis muamalah dan
kaitan muamalah dengan perubahan sosial masyarakat serta berbagai produk perundang-
undangan negara Republik Indonesia yang erat kaitannya dengan aturan-aturan dalam
berbagai kegiatan bisnis.
B. Utrecht : Hukum adalah himpunan peraturan yang menurus tata tertib masyarakat
yang harus ditaati oleh masyarakat.
C. Meyers : Hukum ialah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan,
yang ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat yang menjadi pedoman
bagi penguasa negara dalam melakukan tugasnya. (1)
1) Abdul.R. Saliman,Dkk,Esensi Hukum Bisnis Indonesia, teori dan Contoh Kasus, Penerbit Prenata Media
Edisi Pertama, Jakarta, 2004., hal 1-5
D. Purnadi Purbacaraka : Menurut dia setidaknya ada sembilan arti hukum yang
dipahami oleh masyarakat , yakni sebagai berikut :
a. Hukum sebagai lmu pengetahuan b. hukum sebagai disiplin c. hukum sebagai
kaidah d. hukum sebagai tata hukum e. hukum sebagai petugas f. hukum sebagai
penguasa g. hukum sebagai pemerintahan h. hukum sebagai perilaku yang teratur i.
hukum sebagai jalinan nilai-nilai. (2)
2)Ridwan Halim, Tanya Jawab Ilmu Hukum, Penerbit Alumni, Bandung, 1984, hal 8-10
Dari berbagai definisi diatas, jelas bahwa hukum merupakan norma-norma yang
berisi peraturan-peraturan yang mengandung perintah dalan larangan yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan yang dibuat oleh penguasa / pemerintah yang
1
berlaku di masyarakat dan jika dilanggar akan menimbulkan sanksi atau hukuman bagi
yang melanggarnya.
2. Pembagian berlakunya hukum
Pembagian hukum itu sangat luas sekali , Ridwan Halim membagi pemberlakuan
hukum dari beberapa segi, yakni sebagai berikut :
Wujudnya : hukum ada yang tertulis seperti undang-undang dan ada yang
tidak tertulis seperti aturan hukum adat / norma sopan santun.
Sumbernya : sumber hukum terdiri dari undang-undang, Doktrin / ajaran yang
dikemukakan oleh para pakar atau ahli hukum, traktat / piagam perjanjian yang
dibuat oleh organisasi secara Internasional yang ditaati oleh negara anggota,
kebiasaan-kebiasaan yang ada sudah lazim dilakukan yang bisa dijadikan atran
undang-undang dan yurisprudensi atau keputusan hakim atau suatu perkara;
Wilayah berlakunya : Hukum lokal / perda dan hukum Nasional, Hukum antar
negara dan Hukum Internasional, Hukum Publik dan hukum privat
Penciptanya : Hukum ciptaan Tuhan, dan hukum ciptaan manusia (3).
3) ibid, Ridwan Halim, hal 16.
Setelah dibahas pembagian hukum sebagaimana tersebut diatas, maka letak
hukum bisnis dari pembagian hukum diatas lebih dekat kepada hukum privat / perdata,
karena kegiatan bisnis merupakan hubungan hukum yang umumnya terjadi antar pribadi /
privat dari para pelaku bisnis, walaupun tidak tertutup kemungkinan dalam kegiatan
transasksi bisnis melibatkan organisasi bisnis yang dipunyai oleh negara seperti Badan
Usaha Milik Negara / Daerah ( Negara sebagai organisasi publik ); Namun untuk
mempermudah pemahaman, berikut ini persamaan dan perbedaan antara hukum publik
dengan hukum privat :
1. Persamaan antara hukum publik dengan hukum privat :
Kedua-duanya merupakan norma aturan hukum yang mengatur kehidupan
manusia.
kedua-duanya mempunyai sanksi hukum;
2.Perbedaannya adalah :
Hukum publik lebih mengutamakan pengaturan kepentingan umum, sedangkan
hukum privat / perdata lebih mengutamakan kepentingan individu.
2
Jika terjadi pelanggaran terhadap hukum publik, maka yang berkepentingan untuk
menuntut pelaku pelanggaran terhadap hukum publik adalah aparatur negara,
yakni polisi, jaksa dan hakim pengadilan; sedangkan pada hukum privat yang
berkepentingan untuk menuntut adalah pihak yang dirugikan (4)
4) Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern, Chitra Aditya Bhakti, Bandung, 2002.,
hal 8-10.
Istilah hukum bisnis dewasa ini lebih banyak dipergunakan, walaupun ada istilah
lain yang mirip-mirip dengan istilah hukum bisnis seperti : Hukum Dagang (Trade Law),
Hukum Perniagaan (Commercial Law) dan Hukum Ekonomi (Economic Law); Namun
istilah hukum dagang dan hukum perniagaan merupakan istilah yang cakupannya sangat
sempit. Sebab pada prinsipnya kedua istilah diatas hanya melingkupi topik-topik yang
terdapat dalam Kitab undang-undang Hukum dagang (KUHD) saja. Padahal, begitu
banyak topik hukum bisnis yang tidak diatur atau tidak lagi diatur dalam KUHD,
misalnya, mengenai : Perseroan Terbatas, Kontrak bisnis, pasar modal, merger dan
akuisisi, perkreditan, asuransi, Hak atas kekayaan intelektual. Sementara dengan istilah
Hukum Ekonomi cakupannya sangat luas, berhubung dengan adanya pengertian
ekonomi dalam arti makro dan mikro, ekonomi pembangunan dan ekonomi sosial,
ekonomi manajemen dan akutansi. (6)
6)ibid, Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, hal 20-21
3
Di dalam literatur Hukum Islam istilah hukum bisnis dapat dipadankan dengan
pengertian Hubungan antara manusia yang merupakan bagian dari Muamalah yang
mempunyai prinsip-prinsip sebagaimana diterangkan dibawah ini.
Prinsip syariah dalam bidang muamalah adalah boleh, kecuali ada ketentuan
syariat yang melarangnya. Ini artinya, selama dalil tidak ada yang melarang suatu kreasi
jenis muamalah,maka itu dibolehkan. Dan inilah sisi rahmat ALLAH yang terbesaryang
diberikan kepada ummat manusia. Namun perlu diperhatikan kaidah-kaidah umum yang
harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam muamalah, yakni sebagai berikut :
4.a. Seluruh tindakan manusia tidak terlepas dari nilai-nilai Ketuhanan sesuai dengan
Firman ALLAH dalam Al-Quran dalm surah Al-Dzariyah ayat 51 : Dan Aku tidak
jadikan jin manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-KU .dan surah Al-
Qashash ayat 77 yang artinya: Dan carilah apa yang telah dianugerahkan kepadamu
kebahagian negeri akhirat, dan janganlah melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi
dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana ALLAH telah berbuat baik
kepadamu .
4.b.Seluruh tindakan manusia tidak terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan dan dilakukan
dengan mengetengahkan akhlak yang terpuji, sesuai dengan kedudukan manusia sebagai
khalifah ALLAH di muka bumi
4
melakukan kemafsadatan yang lebih kecil. Sebaliknya, jika bertentangan dua
kemaslahatan, maka kemaslahatan umum harus didahulukan dari kemaslahatan khusus.
4.e.Seluruh yang kotor dan keji adalah haram, baik berupa perbuatan, perkataan seperti
penipuan, spekulasi, manipulasi, eksploitasi antar sesama manusia, penimbunan barang
oleh pedagang dengan tujuan agar komoditi menipis di pasar dan harga melonjak,
kecurangan-kecurangan, maupun kaitannya dengan materi yang diharamkan, seperti
minuman keras, babi dan jenis najis lainnya sebagaimana firman ALLAH dalam surah
Al-Araf yang berbunyi : ....dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka .
4.f. Seluruh yang baik dihalalkan sesuai dengan firman Allah Surah Al - Maidah Ayat 5
yang artinya : ........pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik....(7)
7.H. Nasroen Haroen, Perdagangan saham di Bursa Efek, Tinjauan Hukum Islam, Penerbit Yayasan
kalimah Ciputat ,2000, hal 20-23 )
5. Jenis-jenis muamalah.
5.1.) Jenis muamalah yang hukumnya ditunjuk langsung oleh Nash (Al-Quran dan al-
Sunnah) dengan memberikan batasan tertentu, karena Allah mengetahui bahwa manusia
sulit untuk menemukan kebenaran hakiki dalam persoalan-persoalan seperti ini, sekali
pun mereka mengetahuinya, tetapi keinginan hawa nafsu mereka lebih mendominasi
kebenaran tersebut. Di antara persoalan muamalah yang ditentukan oleh Allah tersebut
adalah persoalan warisan, bilangan talak, iddah, khulu ( perceraian atas permintaan isteri
dengan kesediaan memberi ganti rugi), rujuk, keharaman khamar, keharaman babi,
keharaman, bangkai, keharaman judi, keharaman riba. Dalam persoalan pidana, misalnya
Allah menetapkan jenis dan jumlah hukuman tertentu kepada pelaku pencurian,
5
perzinaan dan qazhp (menuduh orang lain berbuat zina). Di sisi lain Allah juga
menetapkan kaedah umum yang harus ditegakkan seperti tidak boleh melakukan
kesewenang-wenangan terhadap manusia mana pun, atau kesewenang-wenangan dalam
memanfatkan hak sendiri yang berakibat terganggunya hak orang lain.
Hukum-hukum ini bersifat permanen, tidak dapat diubah dan tidak menerima
perubahan dengan perubahan waktu dan tempat. Dalam Hukum-hukum seperti inilah,
adakalanya manusia sulit menemukan kebenaran hakiki dari yang dikehendaki oleh Allah
SWT
5.2.) Jenis muamalah yang tidak ditunjuk langsung oleh nash, tetapi diserahkan
sepenuhnya kepada hasil ijtihad para ulama, sesuai dengan kreasi para ahli dalam rangka
memenuhi kebutuhan ummat manusia sepanjang tempat dan zaman, serta sesuai pula
dengan situasi dan kondisi masyarakat itu sendiri. Untuk muamalah di bidang ini syariat
islam hanya mengemukakan kaidah-kaidah dasar, kriteria-kriteria dan prinsip-prinsip
umum yang sejalan dengan kehendak syara(8)
Suatu hal yang membuat persoalan muamalah dalam hal-hal yang tidak secara
jelas ditentukan oleh nash sangat luas disebabkan bentuk dan jenis muamalah tersebut
akan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, tempat dan kondisi sosial. Atas
dasar itulah, persoalan muamalah amat terkait erat dengan perubahan sosial yang terjadi
di tengah-tengah masyarakat.
6
Atas dasar itu, untuk menentukan jenis dan bentuk serta pengembangannya diserahkan
sepenuhnya kepada kreasi para ahli di bidang itu.
Jika muamalah yang dilakukan dan dikembangkan itu sesuai dengan subtansi
makna yang dikehendaki oleh syara yaitu mengandung prinsip dan kaidah yang
ditetapkan oleh syara dan bertujuan untuk kemaslahatan umat manusia serta
menghindari kemudaratan bagi mereka; maka jenis muamalah ini dapat diterima. Namun,
sebaliknya jika muamalah yang diciptakan bersifat fiktif dan tujuan-tujuan yang tidak
terpuji, maka muamalah jenis ini dinyatakan batal.
Kemaslahatan manusia, baik yang bersifat individu dan kolektif dipengaruhi oleh
faktor niat yang baik, jujur, adil dan seimbang dalam bertransaksi untuk menentukan
keabsahan transaksi tersebut.
Masyarakat senantiasa berubah, karena tidak ada satu masyarakat pun yang
berhenti pada suatu titik tertentu di dalam perkembangannya sepanjang zaman.
Perubahan masyarakat tersebut dapat mengenai niali-nilai sosial, kaidah-kaidah sosial,
pola-pola perilaku, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekauasaan dan wewenang,
interaksi sosial dan lain-lain sebagainya yang dapat membawa perubahan nilai-nilai
positif kepada masyarakat dan dapat juga kepada nilai-nilai yang negatif. Dalam
persoalan muamalah, perubahan sosial yang perlu mendapat perhatian dan pertimbangan
adalah perubahan yang bersifat positif yang bertujuan menghindari kemafsadatan atau
kemudaratan bagi umat manusia dari berbagai kegiatan bisnis yang dijalaninya . Dengan
kata lain dalam prinsip muamalah yang tidak ditentukan secara jelas oleh nash (Al-
7
Quran dan al-Sunnah), maka kreasi untuk menciptakan bentuk hubungan muamalah
terletak/ tergantung pada niat tujuan dan keyakinannya membuat itu transaski itu
menjadi halal, haram, sahih, fasad, taat dan maksiat dalam melakukan transaksi itu sesuai
prinsip-prinsip dan kaidah maqashid syariah.(9)
7.1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata , misalnya pasal-pasal yang terkait dengan
perjanjian/ kontrak, jual beli, hipotik atas kapal; sedangkan pasal-pasal mengenai
8
perburuhan, perkawinan sudah ada peraturan yang baru yang dibuat oleh Pemerintah
Republik Indonesia.
7.2. Kitab Undang-undang Hukum Dagang , pasal-pasal yang umumnya masih berlaku
tentang keagenan dan distributor ( makelar dan komisioner ), surat berharga ( wesel, cek
dan aksep ), Firma dan Commanditer Venonscap, Pengangkutan laut, sedangkan pasal-
pasal mengenai Pembukuan dagang, asuransi, Perseroan Terbatas dan kepailitan sudah
ada peraturan yang baru yang dibuat oleh Pemerintah Republik Indonesia.
7.3.Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mencabut
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995.;
7.4.Undang-undang 7 tahun 1992 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan Undang-
undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan. Dan undang-undang Nomor 21 tahun
2008 tentang Perbankan syariah.
7.5.Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 sebagaimana dirubah dan ditambah dengan
undang-undang Nomor 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia.
7.6.Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
7.7. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2000 tentang Hak Cipta
7.8.Undang-undang Nomor 14 tahun 2001 tentang Hak Paten;
7.9.Undang-undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Hak Merk;
7.10.Undang-undang Nomor 30 tahun 2000 tentang Rahsia Dagang;
7.11.Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 tentang larangan praktik monopoli dan
persaingan usaha yang tidak sehat
7.12.Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen;
7.13. Undang-undang Nomor 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum Perpajakan
7.14.undang-undang Nomor 18 tahun 2000 tentang Pajak pertambahan Nilai
7.15. undang-undang Nomor 20 tahun 2000 tentang BPHTB
7.16.Undang-undang Nomor 14 tahun 2002 tentang Peradilan Pajak.
7.17.Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Asuransi;
7.18.Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Badan Arbitrasi Nasional Indonesia;
7.19. undang-undang Nomor 37 tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan kewajiban
Pembayaran Utang.(11)
11.Internet., khususnya tentang undang-undang.
9
Apa yang disebutkan diatas barulah hanya undang-undangnya saja, yang biasanya
setiap undang-undang yang mengatur masalah atau tentang tertentu, ada aturan
derivasinya / turunanya yang bisa berupa : Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden,
Peraturan Badan / lembaga terkait misalnya Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Komisi
Pengawas Persaingan usaha , Peraturan Badan Pengawas pasar Modal sesuai yang
menjadi kewenangan lembaga-lembaga tersebut.
10
Latihan soal Bab I
2. Sebutkan pengertian hukum bisnis menurut Abdul. R. Saliman Dkk dan menurut
Munir Fuady ?
3. Jelaskan kenapa istilah hukum bisnis lebih tepat digunakan dibandingkan dengan
istilah hukum dagang atau hukum ekonomi dalam mengatur berbagai kegiatan
bisnis ?
4. Dalam literatur hukum Islam istilah hukum bisnis dapat dipadankan dengan istilah
muamalah yang mengatur hubungan antara manusia, Jelaskan prinsip-prinsip
syariah dan jenis-jenis dalam kegiatan muamalah ?
11
Daftar Pustaka.
Abdul.R. Saliman,Dkk,Esensi Hukum Bisnis Indonesia, teori dan Contoh Kasus, Penerbit Prenata Media
Edisi Pertama, Jakarta, 2004.
Faturrahman Djamil, Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah, Penerbit Logos, Jakarta, 1987.
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern, Chitra Aditya Bhakti, Bandung, 2002.
Nasroen Haroen, Perdagangan saham di Bursa Efek, Tinjauan Hukum Islam, Penerbit Yayasan kalimah
Ciputat ,2000.
Ridwan Halim, Tanya Jawab Ilmu Hukum, Penerbit Alumni, Bandung, 1984.
12