Anda di halaman 1dari 8

NAMA : HELEN MARISKA NAZARA

NIM : 030242301

M.K. : EKONOMI KOPERASI

TUGAS : 3(TIGA)

1. Dalam kegiatan ekonomi, biaya Transaksi timbul karena ada faktor Ketidakpastian.
Jelaskan apa yang dimaksud tentang 2 hal tersebut
Jawab :
a. Ketidakpastian risiko/subjektif
Contohnya dalam kondisi ini peternak susu dapat menghitung probabilitas perilaku
oportunistik alat penyimpanan susunya sehingga biaya transaksinya dapat diabaikan.
Dia dapat mengambil keputusan atas factor kemungkinan biaya produksi dan
pendapatan, dan memilih alternantif yang dapat memaksimalkan keuntungan yang
diharapkannya.

b. Ketidakpastian Murni
Apabila biaya transaksi lebih tinggi pada tingkat ketidakpastian tertentu, ekonomi
yang belum berkembang akan mengalami lebih banyak kesulitan alam menyerap
ketidakpastian, dibandingkan dengan ekonomi yang lebih berkembang.

2. Untuk meningkatkan kinerjanya, suatu perusahaan sering melakukan integrasi vertikal,


demikian pula koperasi. Ada berapa macam integrasi vertical
Jawab:
Integrasi vertical merupakan salah satu strategi dimana perusahaan memperluas lingkup
kegiatannya dengan melaksanakan integrasi kebelakang (hulu) atau kedepan (hilir).
Integrasi ke belakang bertujuan membantu kelancaran atau kemanfaatan sumber-sumber
bahan mentah, sedangkan integrasi kedepan bertujuan sebagai jalan keluar untuk
menjamin kelancaran penjualan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
Integrasi vertical yang ada di Indonesia pada umumnya hanya dikenal tiga bentuk, yakni
federasi (federated), pemusatan (centralizsed), dan bentuk campuran. Tujuan yang
hendak dicapai ketiga bentuk integrasi vertical tersebut relatif sama yaitu memperkecil
resiko dan meningkatkan efesiensi kegiatan uasahanya.

Contoh integrasi vertikal yang pertama adalah: 

a. Pengecer, seperti Target, yang memiliki merek toko sendiri. Itu memiliki manufaktur,
mengontrol distribusi, dan pengecer. Karena memotong perantara, ia dapat menawarkan
produk seperti produk merek dengan harga yang jauh lebih rendah.

b. Sebuah perusahaan tenaga surya yang menghasilkan produk fotovoltaik dan juga
memproduksi sel yang digunakan untuk membuat produk-produk tersebut adalah contoh
lain dari bisnis yang terintegrasi secara vertikal. Dalam hal ini, perusahaan bergerak di
sepanjang rantai pasokan untuk memikul tugas manufaktur, melakukan integrasi ke
belakang.

3. Sebut dan jelaskan beberapa definisi tentang UMKM(Usaha Mikro Kecil dan
Menengah), dan apa ciri-ciri UMKM
Jawab :
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, UMKM alias usaha mikro adalah usaha milik perseorangan atau badan usaha
perorangan yang produktif dan memenuhi kriteria yang ditulis oleh Undang-Undang.

Kriteria UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)

Untuk mengetahui jenis usaha apa yang sedang dijalankan perlu memperhatikan kriteria-
kriterianya terlebih dahulu. Hal ini penitng digunakan untuk pengurusan surat ijin usaha
kedepannya dan juga menentukan besaran pajak yang akan dibebankan kepada pemilik
UMKM.
Berikut masih-masing pengertian UMKM dan kriterianya:

1. Usaha Mikro

Pengertian usaha mikro diartikan sebagai usaha ekonomi produktif yang dimiliki
perorangan maupun badan usaha sesuai dengan kriteria usaha mikro.

Usaha yang termasuk kriteria usaha mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih
mencapai Rp 50.000.000,- dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil
penjualan usaha mikro setiap tahunnnya paling banyak Rp 300.000.000,-

2. Usaha Kecil

Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang independen atau berdiri
sendiri baik yang dimiliki perorangan atau kelompok dan bukan sebagai badan usaha
cabang dari perusahaan utama. Dikuasai dan dimiliki serta menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah.

Usaha yang masuk kriteria usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih Rp
50.000.000,- dengan maksimal yang dibutuhkannya mencapai Rp 500.000.000,-. Hasil
penjualan bisnis setiap tahunnya antara Rp 300.000.000,- sampai paling banyak Rp
2,5.000.000.000,-.

3. Usaha Menengah

Pengertian usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan bukan merupakan
cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat serta menjadi bagian secara langsung
maupun tak langsung terhadap usaha kecil atau usaha besar dengan total kekayan
bersihnya sesuai yang sudah diatur dengan peraturan perundang-undangan.

Usaha menengah sering dikategorikan sebagai bisnis besar dengan kriteria kekayaan
bersih yang dimiliki pemilik usaha mencapai lebih dari Rp500.000.000,- hingga
Rp10.000.000.000,- dan tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil
penjualan tahunannya mencapai Rp2,5 .000.000,- milyar sampai Rp50.000.000.000,-.

Ciri-Ciri UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)


 Jenis komoditi/ barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa berganti sewaktu-
waktu
 Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu-waktu
 Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi dan keuangan usaha
masih disatukan
 Sumber daya manusia (SDM) di dalamnya belum punya jiwa wirausaha yang mumpuni
 Biasanya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah
 Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun sebagian telah
memiliki akses ke lembaga keuangan non bank
 Pada umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas, termasuk NPWP

4. Dari usaha kecil menjadi usaha besar, ada tahap2 transformasi UMKM, jelaskan. Apa itu
Azas, Prinsip dan Tujuan upaya pemberdayaan UMKM. Jelaskan
Jawab :
a. Tahap Preparatory (persiapan)
Tahap Preparatory merupakan tahap persiapan yang dilakukan untuk
mempersiapkan UMKM yang akan ditransformasikan menjadi e-UMKM yang
siap berbisnis online secara konsisten dan mandiri. Tahap persiapan ini bertujuan
untuk mengubah pola pikir pelaku UMKM bahwa sebagai pelaku UMKM harus
berpikir maju ke depan mengantisipasi kemajuan iptek agar usaha yang
dilakukannya tetap eksis dan dapat bertahan hidup. Pola pikir yang diharapkan
berubah adalah agar pelaku UMKM tidak alergi dengan perubahan pola bisnis
dan pola kerja, mempersiapkan kapasitas dan kemampuan diri dalam penggunaan
TIK untuk keperluan usaha, serta ada suatu pasar yang memiliki potensi sangat
besar dan sangat menguntungkan, yaitu pasar di dunia maya yang buka selama 24
jam, tidak terbatas oleh batas wilayah maupun waktu, namun hanya dapat diakses
secara online menggunakan perangkat yang terhubung dengan internet.

b. Tahap Presence
Tahap Presence ini merupakan tahap awal bagi para pelaku UMKM dalam
memasuki dunia e-commerce. Salah satu syarat yang dapat diterapkan adalah
peserta kegiatan pada tahap ini setidaknya merupakan peserta dari kegiatan
advokasi atau diskusi terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar ada
kesinambungan pembinaan UMKM sehingga UMKM betulbetul merasa dibina
dan dituntun dengan baik untuk berhasil di bisnis online, sehingga harapannya
mereka akan lebih serius dan memiliki keinginan yang lebih kuat untuk berhasil
di bisnis online sekaligus menjadi contoh model (role model) bagi teman sesama
pelaku UMKM yang belum bertransformasi menjadi e-UMKM.
Tujuan kegiatan pada tahap presence ini adalah agar peserta mengetahui bahwa
berbisnis secara online adalah hal yang mudah, mudah dalam persiapan dan
mudah pula dalam operasional hariannya. Bagi pelaku UMKM di Indonesia,
tahap ini adalah tahap awal dimana pelaku UMKM mulai eksis berada di internet
yang ditandai dengan mampu secara aktif memanfaatkan email, karena email
berfungsi sebagai identitas dasar sesorang dalam beraktivitas di dunia maya
(online).

c. Tahap Portal
Bagi pelaku UMKM di Indonesia, tahap portal ini merupakan tahap
pengembangan pelaku UMKM untuk mampu berkomunikasi dua arah melalui
internet yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi aktif melalui email maupun
komunikasi aktif dua arah melalui website atau web marketing. Kegiatan ini
dilakukan dalam bentuk pembuatan web marketing yang berfungsi sebagai media
promosi online dari para pelaku UMKM kepada pengguna internet secara umum.
Dengan adanya web marketing yang dibentuk sedemikian rupa, akan ada fasilitas
berupa kolom tanya jawab dari pengunjung (calon pelanggan potensial) dengan
pelaku UMKM selaku pemilik dan administrator website.

d. Tahap Transaction Integration (TI)


Tahap TI merupakan salah satu tahapan yang sangat penting, karena pada tahap
inilah para pelaku UMKM mulai memasuki dunia bisnis online (e-commerce)
secara riil. Tahap ini merupakan tahap yang mana terjadi transaksi keuangan
sebagai tindak lanjut dari transaksi jual beli antara pedagang (pelaku UMKM)
dengan pembeli. Proses transaksi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
sederhana, namun merupakan sebuah proses yang merupakan puncak dari
serangkaian proses bisnis sebelumnya. Di Indonesia, pelaku UMKM yang telah
mencapai tahap TI dapat mengintegrasikan proses bisnis transaksi keuangannya
dengan menggandeng pihak ketiga yang berkompeten dalam hal transaksi
keuangan yang aman dan terpercaya. Hal ini dapat dilakukan dengan menginstal
fitur transaksi keuangan pada website e-commerce yang dimiliki oleh
masingmasing perusahaan. Beberapa penyedia transaksi keuangan yang
menawarkan fitur ini antara lain Doku, Ipaymu, dll. Selain itu, bagi UMKM yang
masih menghadapi kendala berupa terbatasnya kapasitas dan kemampuan SDM,
maka UMKM yang berniat untuk berbisnis online dapat bergabung dengan e-
marketplace yang menyediakan fitur transaksi online yang aman dan terpercaya
dalam bentuk fasilitas Escrow, atau rekening bersama, misalnya melalui
Tokopedia dan Bukalapak.

Asas dan Tujuan UMKM

Setelah kita paham apa itu UMKM, selanjutnya kita akan mengulas lebih lanjut
mengenai apa saja asas dan tujuan usaha mikro, kecil dan menengah menurut
Undang-undang No. 20 tahun 2008.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berasaskan:

 kekeluargaan;
 demokrasi ekonomi;
 kebersamaan;
 efisiensi berkeadilan;
 berkelanjutan;
 berwawasan lingkungan;
 kemandirian;
 keseimbangan kemajuan; dan
 kesatuan ekonomi nasional.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional
berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

Prinsip dan Tujuan UMKM

Prinsip pemberdayaan

Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2008 dijelaskan prinsip-prinsip sebagai


berikut:

1. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil,


dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
2. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;
3. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan
kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
4. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
5. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.

Tujuan Pemberdayaan

Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:

1. a. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan


berkeadilan;
2. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
3. meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Referensi :

Etty P. Lestari, 2020, Ekonomi Koperasi, Tangerang Selatan: Penerbit Universitas


Terbuka
http://sukorejo.semarangkota.go.id/umkm

http://eprints.umk.ac.id/8986/1/Materi_HakCipta_Malik.pdf

https://www.sejarah-negara.com/106891/umkm-pengertian-asas-kriteria-prinsip-
tujuan/

Anda mungkin juga menyukai