membayar.
dan keinginan (want). Kebutuhan (need) adalah sesuatu yang dirasa kurang dari
diri manusia itu sendiri, keinginan (want) adalah sesuatu yang dirasa kurang
dengan daya beli. Demand merupakan ungkapan permintaan dari keinginan dan
(needs) adalah keinginan manusia atas barang dan jasa yang perlu
wants jika kebutuhan tadi telah menjurus pada satu keinginan tertentu
1
perceived needs dan expressed needs. Perceived needs atau kebutuhan
yang dirasakan adalah hasrat atau keinginan yang dimiliki oleh semua
Demand atau permintaan adalah jumlah dari suatu barang yang mau dan
tertentu, dengan anggapan berbagai hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Mau dan mampu disini memiliki arti betapapun orang berkeinginan atau
permintaan (demand) tidak terpisah dari kebutuhan (need) dan keinginan (want).
demand merupakan kebutuhan (need) yang telah didukung dengan daya beli.
2
Pengukuran need bertujuan untuk menggali dan mengetahui selera pasar
mengetahui penggunaan atau pemanfaatan produk oleh pasar secara real, karena
Walaupun demikian, pengukuran need saja atau demand saja belum mampu
Pengukuran Need dan Demand dapat dilakukan baik pada individu maupun
organisasi. Cara pengukuran untuk need dan demand pada tingkat individu
Hal ini dikarenakan need merupakan sesuatu yang masih ada dalam benak
konsumen dan belum terealisasikan sehingga akan sangat sulit jika pengukuran
wawancara.
Bagi organisasi, pengukuran need dan demand tentu penting untuk realisasi
3
2.2.2 Cara Pengukuran Utility
a. Metode Langsung
secara ordinal.
lebih baik dari harapan, berarti konsumen sangat puas. Harapan sama
puas.
4
2.3 Bentuk Kurva Demand dan Elastisitasnya
kemauan dan kemampuan pembeli untuk dapat membeli produk (barang atau jasa)
tertentu. Untuk dapat membeli produk yang diinginkan tersebut maka terdapat
“Permintaan terhadap barang atau jasa cenderung turun apabila harga barang
atau jasa tersebut meningkat, dan sebaliknya, permintaan terhadap suatu barang
atau jasa meningkat apabila harga barang atau jasa tersebut turun (Ceteris
ada dalam dunia ekonomi dan akan menunjukkan seperti apa gambaran situasinya
Pengantar Mikro Ekonomi, yang dimaksud kurva permintaan adalah suatu kurva
yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang tertentu dengan
jumlah barang yang diminta para pembeli. Jadi, permintaan dapat digambarkan
pada dua hal yang telah disebutkan, yaitu harga dan jumlah barang yang diminta
permintaan.
Tabel 2.1 Permintaan Terhadap Buku Tulis pada Berbagai Tingkat Harga
Jumlah yang Diminta
Keadaan Harga (Rupiah)
(Unit)
P 5000 200
Q 4000 400
R 3000 600
S 2000 900
T 1000 1300
5
Dari tabel tersebut, akan dapat digambarkan kurva permintaan seperti berikut:
temu dari tiap kondisi tingkat harga buku tulis yang ada pada saat tersebut dengan
jumlah permintaan yang terjadi. Umumnya bentuk kurva akan menurun dari kiri
atas ke kanan bawah akibat hubungan harga dengan jumlah yang memang
memiliki hubungan terbalik. Jika salah satu variabel naik (misal, harga), maka
akan terjadi penurunan pada variabel lainnya (jumlah barang yang diminta).
permintaan atas suatu barang sebagai akibat dari perubahan haga barang/jasa itu
elastisitas permintaan (Ed) yang berkisar diantara nol sampai tak terhingga atau 0
6
presentasi perubahan jumlah barang yang diminta dibagi dengan presentasi
perubahan harga.
P
D
D
Q
0
harga yang terjadi tidak mempengaruhi dan tidak merubah kuantitas atau
7
meningkatnya total pendapatan. Contohnya adalah obat pada waktu sakit
P D
D Q
0
Gambar 2.3 Kurva Tidak Elastis
Permintaan disebut tidak elastis apabila koefisien elastisitas
bernilai kurang dari 1 atau diantara 0 dan 1.Dalam hal ini artinya adalah
yang relatif lebih kecil.Secara sistematis %∆Q < %∆P. Dengan kata lain,
8
pokok walaupun harga beras naik. Sebaliknya jika harga beras turun, hal
itu tentu tidak akan menambah pola konsumsi beras karena konsumen
berpergian. Namun jika harga bensin turun, para pengendara motor tidak
P
D
D
Q
0
9
Jika harga berubah turun sebesar 10% maka jumlah barang/jasa
yang diminta juga akan berubah menjadi naik sebesar 10%. Jadi
Sebagai contoh sebuah toko menjual penggaris merek tertentu. Suatu saat
tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki elastisitas yang uniter.
10
d. Elastis (Ed> 1)
Q
0
Gambar 2.5 Kurva Elastis
Permintaan disebut elastis apabila koefisien elastisitas bernilai
lebih dari 1. Dalam hal ini artinya adalah prosentase perubahan jumlah
harga. Perubahan harga yang terjadi diikuti oleh perubahan jumlah atau
sistematis %∆Q > %∆P. Dengan kata lain, perubahan harga berpengaruh
dan terjadi pada produk yang mudah dicari subsitusinya. Sehingga ketika
11
e. Elastis sempurna (Ed= ∞)
D D
Q
0
Gambar 2.6 Kurva Elastisitas Sempurna
bernilai tak terhingga. Dalam hal ini artinya adalah pada suatu harga
tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Berapa
pun banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada harga tersebut,
semuanya akan dapat terjual. Namun setiap kenaikan harga, tidak peduli
membeli isi stapler merek J dan K yang rata-rata berharga Rp 2500. Jika
kita ke toko untuk membeli isi stappler, kita cenderung tidak akan
bahan perbandingan adalah harga. Kita akan membeli isi stappler yang
12
harganya paling murah atau pada harga rata-rata yang diterima oleh
pasar. Akibatnya, bagi toko dan produsen yang menjual isi stappler
beda.
permintaan dapat dimisalkan ada suatu produk yang harganya naik dari
7500
Elastis sempurna
1 satuan
Elastis
5000
Elastis Uniter
Tidak
Elastis Tidak elastis
Sempurna
= Q akhir
= Q awal
13
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Elastisitas Permintaan
hanya dipengaruhi oleh harga dari barang lain, selera dan sebagainya. Secara
Qx= f(x)cp
besarnya jumlah yang dibeli oleh seseorang. Makin mahal harga suatu barang,
maka akan berkurang jumlah yang dibeli dengan syarat keadaan yang lain- lain
tidak berubah (cateris paribus). Jika rumus diatas diuraikan dengan beberapa
Ax = Advertensi barang
Dx = Desain barang
Ay = Advertensi barang Y
14
Dy = Desain barang Y
W = Weather (cuaca)
yakni variabel strategis, variabel konsumen, variabel pesaing, dan variabel lain.
berisi variabel-variabel yang bukan sebelas variabel pertama, yang juga ikut
mempengaruhi permintaan.
Sementara itu, empat belas variabel yang ada disisi kanan persamaan diatas
terbagi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama terdiri dari satu variabel
saja, yakni Px atau harga barang X. Variabel ini sudah kita kenal dengan baik.
Jika Px berubah, jumlah yang diminta akan berubah pula, sementara kurva
permintaan tidak akan bergeser kekiri maupun kekanan. Kelompok kedua terdiri
dari semua variabel yang lain, selain Px dan berjumlah tiga belas. Ketiga belas
variabel ini, jika berubah akan menyebabkan kurva permintaan bergeser atau
ketiga belas variable ini, terdapat empat variabel yang telah kita kenal diatas,
15
konsumen (Ec) dan harga barang lain (Py), baik barang substitusi maupun barang
komplementer.
Hampir untuk setiap orang dan hampir untuk setiap barang, semakin
Cita rasa atau selera masyarakat terhadap segala sesuatu itu, pada
maka hal yang sebaliknyalah yang terjadi, yakti jumlah sepeda motor
goods)
16
produsennya tidak menurunkan harga. Sebaliknya, jika harga daging
tidak menaikkan harga jual. Permintaan akan daging sapi itu merosot
yang baik satu sama lain sehingga yang satu tidak akan dapat dipakai
harga bensin turun, orang akan jadi lebih banyak membeli bensin.
meningkat.
harga barang di masa mendatang, yakni apakah harga itu akan naik,
17
sedang menganalisis permintaan akan mobil. Jika para konsumen
mengira bahwa harga mobil akan naik bulan depan, permintaan mobil
(1991) selain harga barang itu sendiri, faktor-faktor lain yang menentukan
1. Selera konsumen
misalnya, akan berarti lebih banyak barang yang akan diminta pada
setiap tingkat harga. Jadi, permintaan akan naik atau kurva permintaan
blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun
18
cincau, sirup, esbatu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi
3. Pendapatan konsumen
merupakan barang superior atau normal. Ini seperti efek selera dan
permintaan. Misalnya, orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia
disebut sebagai barang substitusi yang lain jika barang tersebut dapat
19
penurunan permintaan barang pelengkap selalu sejalan dengan
tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan
depan)
menimbunnya.
adalah subtitusi beras. Barang subtitusi ada yang biasa ada juga yang
20
fungsi dan kegunaannya sama, hanya mungkin berbeda merek,
(ED) > 1, yaitu manakala harga naik sebesar 1%, maka permintaan
substitusi. Contohnya jika hari ini harga beras naik 20% di pulau
Jawa, jumlah beras yang diminta akan turun sedikit karena permintaan
daging sapi. Jika pada suatu saat banyak sapi yang mati karena wabah
orang dapat saja beralih ke daging kambing, daging ayam atau daging
21
pembeli yang beralih dari membeli komoditas yang bersaingan dengan
komoditas tersebut.
bisa ditunda porsi dari pendapatan untuknya kecil. Jadi, bila barang
permintaannya.
menjadi dua kali lipat dibandingkan dengan kenaikan harga tali sepatu
22
c. Jangka waktu analisis/ perkiraan atau pengetahuan konsumen
tidak mencukupi, permintaan harga barang tersebut akan tetap bila ada
tidak akan naik bila fasilitas naik untuk barang subtitusi ada. Dengan
cenderung inelastis.
23
e. Masa pakai dari produk
elastis.
Contoh pada barang konsumsi seperti buah atau sayur dengan masa
Sedangkan untuk produk buku atau barang lain dengan masa pakai
24
pasar dari produk itu telah jenuh, maka tidak akan mempengaruhi
produk pakaian model A akan lebih tinggi dan beralih pada model B
yang lebih terbaru atau new arrival. Dari hal tersebut, semakin tinggi
semakin elastis.
Semakin lebar atau semakin luas range penggunaan dari suatu produk
air minum ini sangatlah banyak karena tubuh butuh banyak cairan.
Jadi jelas range penggunaan produk ini sangatlah luas. Sebagai asumsi
jika suatu air minum X mengalami kenaikan harga, tentunya ini akan
mencari air minum merek lain yang harganya lebih murah mengingat
serupa di pangsa pasar ini. Jadi jelas dalam kondisi ini terjadi
25
elastisitas akibat range penggunaan produk. Semakin tinggi range
2.5 Utility
Utility dalam teori ekonomi memiliki arti nilai guna. Nilai guna
berasal dari perbandingan antara kesan terhadap kinerja ( hasil) suatu produk
utility terbagi menjadi dua, yaitu total utility dan marginal utility. Total utility
dikonsumsi.
Dalam pembahasan mengenai nilai guna, juga dikenal hukum nilai guna
26
“Semakin banyak suatu barang yang dikonsumsi oleh seseorang semakin
besar nilai guna total yang akan diperolehnya, tetapi tingkat pertambahan
nilai guna marjinal yang akan diperoleh akan semakin kecil. Suatu saat nilai
guna marjinalnya akan mencapai nol dan nilai guna total akan mencapai
maka nilai guna marjinalnya akan negatif dan nilai guna total akan
menurun.”
Hipotesis teori nilai guna atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna
barang tersebut. Hal ini merujuk pada Hukum Gossen I ( The Law of
yang terus menerus dalam mengkonsumsi suatu barang tidak secara terus
atau baru selesai berolah raga memperoleh segelas air, maka ia memperoleh
sejumlah kepuasan dari padanya, dan jumlah kepuasan itu akan menjadi
27
Kepuasan yang lebih tinggi akan diperolehnya apabila dia diberi
tidak terus berlangsung. Katakanlah pada gelas yang kelima orang yang
berpuasa atau olahragawan itu merasa bahwa yang diminumnya sudah cukup
dia akan menolak, karena dia merasa lebih puas meminum lima gelas air
daripada enam gelas air. Ini bermakna pada gelas yang keenam tambahan
nilai guna adalah negatif, nilai guna total daripada meminum enam gelas
adalah lebih rendah dari nilai guna yang diperoleh dari meminum lima gelas.
Perbedaan cara pengukuran ini dengan sistem keluhan dan saran adalah
28
3. Pembelanja siluman (Ghost Shopping)
Marginal utility adalah alat yang digunakan dalam Nilai Guna (Utility)
Dalam marginal utility terdapat sebuah hukum marginal utility yaitu Law
guna yang akan diperoleh dari seseorang dari mengkonsumsi suatu barang akan
konsumsinya dan pada akhirnya tambahan nilai guna tersebut akan menjadi
negatif.”
awalnya akan bertambah besar dengan penambahan satu unit konsumsi, kemudian
penambahan konsumsi selanjutnya akan menambah total daya guna yang semakin
29
Artinya semakin banyak seseorang mengkonsumsi suatu barang, makin
barang dan perubahan pendapatan konsumen. Perubahan harga suatu barang akan
mengubah nilai marjinal utility dari barang yang mengalami perubahan harga
tersebut, apabila harga suatu barang makin naik maka nilai marginal rupiah akan
semakin rendah dan sebaliknya apabila suatu barang mengalami penurunan harga
nilai guna. Dari hasil penelitian Herman Heinrich Gossen mengenai nilai guna
total dan nilai guna marjinal yang terkandung dalam hukum Gossen I, nilai guna
total adalah kepuasan total yang di nikmati oleh konsumen dalam mengkonsumsi
sejumlah barang tertentu secara keseluruhan sedangkan nilai guna marjinal atau
kepuasan marjinal adalah tambahan kepuasan yang dinikmati dari setiap tambahan
Sebagai contoh Andi adalah seorang yang sangat menyukai es krim. Dia
karena merupakan es krim kesukaan Andi, kemudian es krim kedua makin terasa
enak dan kepuasan Andi meningkat. Es krim ke tiga masih terasa enak meskipun
tidak seenak es krim pertama , dan sampai pada akhirnya es krim ke 6 mulai
terasa tidak enak lagi. Situasi ini dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.
30
Gambar 2.8 Tabel dan Grafik Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marjinal
Menurut Hukum Gossen I
Sumber: Ekonomi jilid satu, Alam S.
adanya perbedaan antara kepuasan yang didapat oleh seseorang pada saat
mengonsumsi barang atau jasa dengan pembayaran yang harus ia lakukan untuk
mendapatkan produk atau jasa tersebut. Kepuasan yang diperoleh seseorang selalu
lebih besar dari pembayaran yang dilakukan. Surplus konsumen ini sangat
berkaitan dengan nilai guna marginal yang semakin sedikit. Misal pada barang ke-
n yang dibeli, nilai guna marginalnya sama dengan harga. Dengan demikian,
karena nilai guna marginal barang ke-n lebih rendah dari barang sebelumnya,
maka nilai guna marginal barang sebelumnya lebih tinggi dari harga barang
krim yang ingin ia beli Rp 6.000,00, sehingga terdapat selisih antar uang yang
31
telah disediakan dengan harga es krim tersebut di pasaran yakni sebanyak Rp
Pada kolom tabel yang kedua menunjukkan jumlah uang yang disediakan
oleh konsumen dan kolom ketiga adalah harga yang berlaku dipasaran, serta
kolom ke empat adalah surplus konsumen yang ia terima. Pada saat pembelian
pertama dan kedua, konsumen memberikan harga lebih tinggi terhadap es krim
memperoleh surplus konsumen. Namun, pada pemebelian ke-3 dan ke-4 ia tidak
krim tersebut dipasaran sama atau lebih kecil. Surplus ekonomi ini apabila dapat
32
Pada grafik tersebut digambarkan bahwa konsumen bersedia membeli
suatu barang seharga A, Namun ternyata dipasaran harga barang tersebut sebesar
P. Pada harga tersebut jumlah barang yang dibeli konsumen sebanyak Q. Surplus
33