Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya zaman, ilmu ekonomi pun terus
mengalami perkembangan, yang awalnya merupakan sistem tradisional saat
ini berkembang menjadi sistem modern. Permasalahan ekonomi pun timbul
sebagai akibat dari kebutuhan manusia yang terus meningkat, namun
resource yang tersedia semakin terbatas.
Manusia dalam kehidupannya selalu bergantung pada kegiatan
ekonomi. Dalam menjalankan kegiatan ekonomi terdapat faktor want, need
dan demand. Ketiga factor tersebut mempengaruhi manusia dalam memilih.
Pada dasarnya ilmu ekonomi adalah memilah-milah untuk membuat
keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari. Want, need, dan
demand adalah ketiga hal yang berbeda. Besarnya need dan demand dapat
diukur dan dapat dilakukan baik oleh individu dan oleh organisasi.
Munculnya demand dapat akibat dari beberapa faktor yang terkait.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut timbul beberapa rumusan
masalah diantaranya:
1. Apakah pengertian dari want, need dan demand?
2. Bagaimana cara pengukuran want, need dan demand?
3. Bagaimana bentuk kurva demand?
4. Faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi demand?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:
1. Memahami pengertian dari want, need dan demand serta perbedaannya
satu dengan yang lain.
2. Mengetahui cara pengukuran want, need dan demand.
3. Mengetahui bentuk kurva demand.
4. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi demand.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian wants (keinginan), need (kebutuhan), dan demand


(permintaan)
Menurut Philip Kotler (2002), definisi dari wants (keinginan) adalah
kebutuhhan (needs) yang dibentuk oleh budaya dan kepribadian individu.
Want adalah suatu keinginan yang dimiliki seseorang, untuk mendapatkan
status kesehatan yang lebih baik dari sekarang. Suatu keinginan yang
dimiliki seseorang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik, tanpa
memperhitungkan apakah dia memiliki resources untuk mencapai
keinginannya.
Menurut Philip Kotler (2002), definisi dari kebutuhan (needs) dimana
manusia merasa kekurangan. Kebutuhan (needs) adalah keinginan manusia
atas barang dan jasa yang perlu dipenuhi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup. Needs menggambarkan kebutuhan dasar manusia
seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan
lainnya. Needs menjadi wants jika kebutuhan tadi telah menjurus pada satu
keinginan tertentu yang dapat memberikan kepuasan. Kebutuhan dibagi
menjadi dua, yaitu perceived needs dan expressed needs. Perceived needs
atau kebututan yang dirasakan adalah hasrat atau keinginan yang dimiliki
oleh semua orang dimana kebutuhan ini menunjukkan kesenjangan antara
tingkat keterampilan/kenyataan yang nampak dengan yang dirasakan.
Sedangkan expressed needs atau kebutuhan yang diekspresikan yaitu
kebutuhan yang dirasakan seseorang mampu untuk ditunjukkan dalam
tindakan.
Sedangkan permintaan (demand) adalah jumlah dari suatu barang
yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama
jangka waktu tertentu, dengan anggapan berbagai hal lain tetap sama
(ceteris paribus) (Philip Kotler, 2002). Mau dan mampu disini memiliki arti
betapapun orang berkeinginan atau membutuhkan sesuatu, kalau ia tidak
mempunyai uang atau tidak bersedia mengeluarkan uang sebanyak itu untuk
membeli, maka keinginan itu tetap keinginan dan belum disebut permintaan.
Namun ketika keinginan/kebutuhan itu disertai kemauan dan kemampuan
untuk membeli dan didukung oleh uang yang secukupnya untuk membayar

2
harga disebut permintaan. Secara singkatnya permintaan merupakan
keinginan yang di dukung daya beli.

2.2 Cara Pengukuran Need dan Demand

Pengukuran Need dan Demand dapat dilakukan baik pada individu


maupun organisasi. Cara pengukuran untuk need dan demand pada tingkat
individu tentunya berbeda dengan pengukuran pada tingkat organisasi.
Pengukuran need bertujuan untuk menggali dan mengetahui selera pasar
terhadap suatu produk. Sedangkan pengukuran demand dapat membantu
produsen mengetahui penggunaan atau pemanfaatan produk oleh pasar
secara real, karena demand merupakan realisasi dari need.
Walaupun demikian, pengukuran need saja atau demand saja belum
mampu mengukur kebutuhan konsumen terhadap produk yang akan
digunakan untuk realisasi penjualan di masa mendatang. Sehingga setelah
dilakukan pengukuran need, perlu juga dilakukan pengukuran demand.

2.2.1 METODE PENGUKURAN NEED


Pengukuran need terhadap individu tidak dapat dilakukan
dengan observasi. Hal ini dikarenakan need merupakan sesuatu yang
masih ada dalam benak konsumen dan belum terealisasikan sehingga
akan sangat sulit jika pengukuran Need dilakukan dengan observasi.
Sehingga cara pengukurannya adalah dengan melakukan indepth
interview terhadap konsumen atau melalui kuisioner. Metode
wawancara ini dilakukan kepada pembeli potensial mengenai berapa
jumlah kenaikan atau penurunan produk yang mereka beli jika salah
satu dari variabel berubah. Cara ini dapat dilakukan dengan membuat
kuesioner yang diberikan kepada kelompok sample pembeli. Tetapi
ada beberapa kendala yang terjadi ketika menggunakan metode
wawancara dan kuisioner, yaitu :
1. Diperlukan sampel besar karena individu yang diwawancarai harus
mewakili pasar secara keseluruhan sehingga biaya yang diperlukan
juga besar
2. Bias pewawancara, menyebabkan jawaban responden kurang atau
tidak akurat yang disebabkan karena faktor pewawancara, misalnya

3
karena rasa malu dari yang diwawancarai yang dapat menyebabkan
jawaban yang diberikan tidak jujur.
3. Apabila pertanyaan pada kuesioner tidak reliabel dan valid, akan
terjadi suatu kemungkinan munculnya masalah pada kuesioner,
untuk menghindari hal tersebut perlu diperhatikan beberapa hal di
bawah ini:
a. Memperhatikan kalimat dalam kuesioner.
b. Pertanyaan disusun secara teratur dan berurutan.
c. Memberi kebebasan kepada konsumen untuk memberi jawaban
secara jujur, harus dihindari bentuk pertanyaan bersifat
membatasi jawaban.
Pengukuran need tersebut dapat dilakukan sebelum maupun
setelah penggunaan produk.

2.2.2 METODE PENGUKURAN DEMAND


Berbeda dengan need, pengukuran demand harus dilakukan
setelah penggunaan produk. Demand dapat diukur dengan
menggunakan metode observasi maupun wawancara.
1. Observasi, dilakukan dengan cara datang atau melihat secara
langsung ke lokasi yang dituju apakah need dan want yang telah
direncanakan oleh seseorang benar-benar dijalankan/didapatkan.
2. Survey, menanyakan langsung kepada pihak yang bersangkutan
dalam kegiatan need dan want. Karena individu tidak bisa
meramalkan apa yang telah terjadi tanpa mengetahui secara
langsung dari pihak yang bersangkutan.
3. Data penjualan, mendatangi langsung ke suatu institusi yang
berkaitan untuk mendapatkan suatu jawaban yang real dari target
yang kita inginkan. Contohnya, mengukur demand dari teh gelas di
kantin X, dengan mendatangi perusahaan teh gelas tersebut untuk
mengetahui ada berapa penjualan yang terjual di kantin X.
Bagi suatu organisasi, pengukuran need dan demand tentu
penting untuk realisasi penjualan produk. Pengukurannya dapat
dilakukan dengan melihat data dan catatan laporan penjualan
perusahaan.

4
2.3 Bentuk Kurva Demand

Menurut Hayati (2007), kurva permintaan merupaka kurva yang


menggambarkan hubungan antara harga barang dengan jumlah barang
yang diminta oleh pembeli. Bentuk kurva permintaan pada umumnya turun
dari kiri-atas ke kanan-bawah sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1.
Kurva permintaan dapat dibedakan menjadi kurva permintaan individu dan
kurva permintaan pasar. Kurva permintaan individu merupakan kedudukan
titik-titik yang menguhubungkan berbagai harga suatu komoditas dan
kuantitas komoditas yang dibeli oleh setiap individu. Sedangkan kurva
permintaan pasar adalah penjumlahan permintaan-permintaan individu atas
suatu barang dan jasa dalam berbagai tingkat harga.
Kurva permintaan dibuat berdasarkan data di masyarakat mengenai
jumlah peminat suatu barang pada berbagai tingkat harga, yang disusun
dalam daftar permintaan dan disajikan dalam bentuk tabel. Tabel tersebut
kemudian disebut dengan tabel permintaan.
3.1 Tabel Permintaan (Demand)
Secara matematis bentuk fungsi permintaan ditulis sebagai
berikut:
QdA = f (PA)
Bila permintaan masyarakat akan parfum ditujukkan oleh fungsi
Qd = 1000 2P maka hubungan perubahan harga dengan permintaan
parfum ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 1 Permintaan parfum pada berbagai tingkat harga
Barang Harga Jumlah parfum yang diminta
P Rp500.000,00 0
Q Rp400.000,00 200
R Rp300.000,00 400
S Rp200.000,00 600
T Rp100.000,00 800

Keterangan:
Tabel di atas menggambarkan bahwa saat harga parfum Rp500.000,00
tidak ada permintaan parfum. Permintaan mulai muncul pada harga
Rp400.000,00, yaitu sebanyak 200 buah. Turunnya harga parfum
menjadi Rp300.000,00, Rp200.000,00, Rp100.000,00 permintaan

5
semakin meningkat menjadi 400, 600, dan 800 buah. Berdasarkan tabel
tersebut, dapat dilihat bahwa permintaan semakin meningkat seiring
dengan penurunan harga parfum. Jumlah barang yang diminta dapat
diketahui dengan dengan memasukkan variasi harga pada fungsi
permintaan di atas.

3.2 Gambar Kurva Permintaan


Kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan
antara jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkatan harga.
Dengan menggunakan data-data pada tabel permintaan parfum di atas
maka dapat digambarkan pada grafik berikut ini:

600
P
500
Q
400
R
300
S
200
T
100
0
0 200 400 600 800

Gambar 1. Kurva Permintaan


Pada gambar kurva permintaa di atas terlihat sumbu tegak (Y)
menggambarkan berbagai tingkatan harga produk, sedangkan sumbu
datar (X) menggambarkan jumlah permintaan terhadap produk
tersebut.
Pada gambar kurva di atas, ketika produk berharga
Rp300.000,00 maka permintaan sebanyak 400 buah (titik R). Pada
saat harga naik menjadi Rp300.000,00 maka permintaan turun menjadi
200 (titik Q). Titik PQRST menunjukkan jumlah barang yang diminati
ketika berada pada tingkat harga tertentu, kemudian ditarik garis
sehingga membentuk sebuh kurva.
Kurva permintaan jenis barang pada umumnya menurun dari
kiri-atas ke kanan-bawah. Menurut Samuelson (2001), kurva
permintaan memiliki hubungan kuantitas dan harga yang terbalik,
sehingga kurva ini disebut hukum permintaan yang mempunyai lereng

6
menurun. Apabila harga suatu barang naik, maka pembeli cenderung
mengurangi kuantitas barang yang akan dibeli. Demikian pula
sebaliknya, apabila harga turun maka kuantitas permintaan pun akan
meningkat.

3.3 Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan


Kurva permintaan akan bergerak ke kanan atau kiri jika ada
beberapa perubahan pada permintaan yang ditimbulkan oleh beberapa
faktor yang bukan termasuk dalam harga, seperti harga barang lain,
pendapatan pembeli, dan berbagai faktor lainnya. Perubahan dapat
dilihat melalui dua sudut pandang perubahan kurva, yakni dari segi
pergerakan dan juga pergeseran pada kurva permintaan yang ada.

Gambar 2. Pergerakan Kurva Permintaan


Pergerakan kurva permintaan merupakan pergerakan yang
terjadi di sepanjang kurva permintaan yang diakibatkan oleh
berubahnya jumlah produk yang diminta konsumen sebagai akibat
dari perubahan harga produk tersebut (Wahyono, 2013). Dapat di
lihat pada gambar di atas bahwa hubungan permintaan dan harga
masih tetap konsisten. Dikarenakan faktor utama yang menyebabkan
pergerakan di sepanjang kurva permintaan adalah terjadinya
perubahan harga.

7
Gambar 3. Pergeseran Kurva Permintaan

Menurut Wahyono (2013), pergeseran kurva permintaan


adalah kondisi dimana kurva mengalami pergeseran ke kanan atau
ke kiri yang diakibatkan berubahnya jumlah produk yang diminta
konsumen sebagai akibat dari berbagai faktor terkecuali faktor harga
produk tersebut. Berbagai faktor yang dimaksud diantaranya selera,
pendapatan, harga produk lain, dan jumlah pembeli.
Sebagai contoh fenomena yang terjadi pada tingkat
pendapatan konsumen. Apabila jumlah pendapatan meningkat, maka
jumlah barang subtitusi (besifat saling menggantikan) yang diminta
pun turut meningkat dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan.
Namun hal tersebut tidak terjadi pada jenis barang komplementer
(barang yang digunakan secara bersamaan), walaupun pendapatan
naik, jumlah barang yang diminta akan turun sehingga kurva
permintaan akan bergerak ke kiri.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Demand


Terdapat berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi naik
maupun turunnya permintaan. Menurut Gregory Mankiw dalam bukunya
Pengantar Ekonomi Mikro menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah permintaan, yaitu:
1. Harga Barang
Harga dari suatu barang dapat dikatakan adalah faktor utama
yang berpengaruh terhadap jumlah permintaan. Jumlah permintaan akan
turun seiring dengan naiknya harga suatu barang dan sebaliknya jumlah
permintaan akan naik seiring dengan turunnya harga suatu barang. Dapat

8
dikatakan bahwa jumlah permintaan berhubugan secara negatif terhadap
harga. Hubungan antara harga barang dan jumlah permintaan ini berlaku
untuk kebanyakan jenis barang dalam perekonomian sehingga para
ekonom menyebutnya sebagai hukum permintaan (law of demand) yang
berbunyi: Jika semua hal dibiarkan sama ketika harga suatu barang
meningkat maka jumlah permintaannya akan menurun dan ketika
harganya turun maka jumlah permintaannya akan naik.
Dari hukum di atas, dapat dipahami bahwa hubungan negatif atau
hubungan yang berkebalikan antara harga dan jumlah permintaan terjadi
dengan menganggap berbagai hal lain yang mempengaruhi keinginan
konsumen untuk membeli barang tersebut tidak berubah.
Sebagai contoh jika harga 1 porsi es krim adalah 5.000 rupiah,
dengan harga tersebut dalam 1 bulan Ani bisa membeli 5 porsi es krim.
Tetapi saat harganya naik menjadi 25.000 rupiah, dalam 1 bulan Ani
hanya membeli 1 porsi saja.
Hubungan antara harga barang dan jumlah permintaan terhadap
suatu barang dapat ditunjukkan dengan kurva permintaan. Kurva
permintaan menunjukkan jumlah permintaan terhadap suatu barang
berubah nilainya ketika harganya juga berubah, dengan asumsi bahwa
semua faktor lain yang mempengaruhi keinginan konsumen untuk
membeli barang tidak ada yang berubah. Pada suatu waktu dan kondisi
tertentu faktor yang mempengaruhi keinginan konsumen bisa saja
berubah. Jika sesuatu terjadi dan mengubah tingkat permintaan pada
suatu harga maka kurva permintaan akan bergeser
2. Tingkat pendapatan konsumen
Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh seseorang turut
menentukan besarnya permintaan akan barang dan jasa. Apabila
pendapatan yang diperoleh tinggi maka permintaan akan barang dan jasa
juga semakin tinggi. Sebaliknya jika pendapatannya turun, maka
kemampuan untuk membeli barang juga akan turun.
3. Harga barang lain
Harga barang dan jasa pengganti (substitusi) ikut memengaruhi
jumlah barang dan jasa yang diminta. Apabila harga dari barang
substitusi lebih murah maka orang akan beralih pada barang substitusi

9
tersebut. Akan tetapi jika harga barang substitusi naik maka orang akan
tetap menggunakan barang yang semula
4. Selera konsumen
Selera konsumen terhadap barang dan jasa dapat memengaruhi
jumlah barang yang diminta. Jika selera konsumen terhadap barang
tertentu meningkat maka permintaan terhadap barang tersebut akan
meningkat pula.
5. Prakiraan harga barang dimasa mendatang
Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga akan naik maka
konsumen cenderung menambah jumlah barang yang dibeli karena ada
kekhawatiran harga akan semakin mahal. Sebaliknya apabila konsumen
memperkirakan bahwa harga akan turun, maka konsumen cenderung
mengurangi jumlah barang yang dibeli.
6. Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk akan memengaruhi jumlah barang yang
diminta. Jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak,
maka barang yang diminta akan meningkat.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia selalu berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi dalam
memenuhi kebutuhannya. Kegiatan ekonomi yang paling dekat adalah want
(keinginan), need (kebutuhan), dan demand (permintaan). Want adalah
keinginan untuk mendapatkan barang atau jasa sebagai pemuas kebutuhan.
Need adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk bertahan hidup
seperti sandang, pangan, dan papan. Apa yang diinginkan oleh seseorang
belum tentu merupakan kebutuhannya. Demand adalah permintaan atas
barang atau jasa yang dibutuhkan, namun demand ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi want dan need antara lain selera
atau perilaku konsumen, ketersediaan dan harga barang, pendapatan
konsumen, perkiraan harga di masa depan, dan intensitas kebutuhan
konsumen.
Perhitungan need dan demand dibutuhkan, tujuanya adalah untuk
menggali dan mengetahui selera pasar terhadap suatu produk serta
membantu produsen mengetahui penggunaan atau pemanfaatan produk
oleh pasar secara real, karena demand merupakan realisasi dari need.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Pengertian Permintaan dan Penawaran, hukum, dan Fator yang
Mempengaruhi. http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-
permintaan-dan-penawaran-hukum-faktor-yang-mempengaruhi.html?m=1
[online]. Diakses pada 14 September 2016 pukul 20.39 WIB.
Fahry, Ahmad Zaim. 2015. Segmentasi Pasar Tabungan Ib Tunas Hasanah
Pada Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya.
http://digilib.uinsby.ac.id/3238/5/Bab%202.pdf [online]. Diakses pada 15
Maret 2015 pukul 20.00.
Hayati, Yuli. 2007. Ekonomi Mikro. Jember: CSS.
Husada. http://pskm.binahusada.ac.id/sites/default/files/files/Bahan%20Ajar%20
Ekokes_Ganjil%202015-2016.pdf [online]. Diakses pada tanggal 13
September 2016 pukul 17.06 WIB.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/58767/4/Chapter%20II.pdf
[online]. Diakses pada 13 September 2016 pukul 17.13 WIB.

Nasution, NH. 2016. Defenisi Serta Konsep Demand Pada Pelayanan


Kesehatan.

Mankiw, Gregory. 2006. Principles of economics: Pengantar Ekonomi Mikro.


Jakarta: Salemba Empat.

Sayati, Dewi. 2015. Bahan Ajar Ekonomi Kesehatan Prodi S1 KesMas STIK
Bina. Jakarta: PT Salemba Ilmu.

Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. 2001. Makro-Ekonomi, Edisi


Keempatbelas. Jakarta: Erlangga.

Wahyono, Budi. 2013. Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan.


http://www.pendidikanekonomi.com/2013/10/pergerakan-dan-pergeseran-
kurva.html [online]. Diakses pada 14 September 2016 pukul 18.44 WIB.

12

Anda mungkin juga menyukai