BAB II
DI SUSUN OLEH:
2021
BAB II
A. DASAR TEORI
1. Angka Kesakitan (Morbiditas)
a. Agen
Disebabkan oleh berbagai unsur yang terdiri dari unsur biologis seperti
mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, dll), unsur
nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang
ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh
maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon monoksida, obat-obatan, arsen,
pestisida, dll), unsur fisika yang bisa disebabkan oleh panas atau
benturan, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan heriditer
atau keturunan. Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok,
alcohol, dll), perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti kehamilan,
persalinan, dll. Agen (agent) Lingkungan (environment) Pejamu (host)
b. Host atau Pejamu
Ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga menjadi faktor
risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini disebabkan oleh faktor
intrinsik. Faktor pejamu yang biasanya menjadi faktor untuk timbulnya
suatu penyakit, seperti:
1) Umur, Usia lanjut lebih rentan untuk terkena penyakit karsinoma,
jantung dan lain-lain daripada yang usia muda.
2) Jenis kelamin. Misalnya, penyakit kelenjar gondok, kolesistitis,
diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita. Serta kanker serviks
yang hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang
hanya terjadi pada laki-laki atau yang cenderung terjadi pada laki-laki
seperti hipertensi, jantung, dll.
3) Ras, Suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih maupun ras kulit
hitam memiliki tingkat kerentanan yang berbeda terhadap suatu
penyakit.
4) Genetik (hubungan keluarga) : Penyakit yang sifatnya menurun dari
orang tua ke anaknya seperti hemofilia, buta warna, sickle cell
anemia, dll
5) Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll.
6) Bentuk anatomis tubuh
7) Fungsi fisiologis atau faal tubuh
8) Keadaan imunitas dan respons imunitas
9) Kemampuan interaksi antara host dengan agent
10) Penyakit yang diderita sebelumnya
11) Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri
c. Environment
Faktor lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang terjadinya
penyakit. Hal ini terjadi karena faktor ini datangnya dari luar atau bisa
disebut dengan faktor ekstrinsik. Faktor lingkungan ini dapat dibagi
menjadi:
1) Lingkungan Biologis (flora dan fauna)
Mikroorganisme penyebab penyakit reservoar, penyakit infeksi
(binatang dan tumbuhan). Vektor pembawa penyakit tumbuhan dan
binatang sebagai sumber bahan makanan, obat dan lainnya.
2) Lingkungan Fisik
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah yang berwujud
geogarfik dan musiman. Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari
udara, keadaan tanah, geografis, air sebagai sumber hidup dan
sebagai sumber penyakit seperti zat kimia atau polusi, radiasi, dll.
Perlunya juga untuk memperhatikan kondisi dinding dan lantai yang
harus kering dan tidak lembab. Serta jarak kandang ternak terpisah
paling tidak 10 meter dari jarak rumah. Perlunya juga diperhatikan
sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan tempat
pembuangan limbah rumah tangga.
3) Lingkungan Sosial Ekonomi
Sistem ekonomi yang berlaku dan mengacu pada pekerjaan sesorang
serta berdampak pada penghasilan mampu mempengaruhi kondisi
kesehatan. Perkembangan ekonomi diikuti dengan turunnya penyakit
menular dan naiknya penyakit tidak menular. Status sosial ekonomi
yang rendah, keadaan gizinya rendah, pengetahuan tentang
kesehatannya rendah, akan menjadi satu kesatuan yang membuat
kesehatan lingkungannya buruk dan status kesehatannya buruk Selain
itu juga yang menjadi masalah cukup besar adalah terjadinya
urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan kepadatan
penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat,
kebiasaan hidup masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang
kesemuanya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan
terutama munculnya bebagai penyakit.
4) Tingkat pendidikan ibu
Pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat pengertiannya terhadap
perawatan kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kemhamilan,
dan pasca persalinan, serta kesadarannya terhadap kesehatan anak-
anak dan keluarganya. Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan
ibu maka semakin tinggi pula pengertiannya terhadap kesehatannya
baik itu kesehatan dirinya, anak-anaknya maupun lingkungan tempat
ia tinggal.
5) Pelayanan kesehatan
Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan
pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan
pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas sangat di pengaruhi oleh
lokasi, apakah dapat dijangkau masyarakat atau tidak.
2. Mortalitas
Secara umum, mortalitas dipengaruhi oleh dua jenis faktor, yaitu faktor
langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung merupakan faktor yang
dimiliki atau disebabkan langsung oleh orang yang mengalami kematian.
Faktor langsung bersifat alami. Macam faktor ini ialah umur, jenis kelamin,
penyakit, kekerasan, kecelakaan dan bunuh diri. Sedangkan faktor tidak
langsung merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang
mengalami kematian. Faktor tidak langsung terbagi beradasarkan
kondisi psikologi, kesehatan, dan lingkungan. Dalam lingkup psikologi,
kematian disebabkan oleh stres fisik dan stres psikologis,
status pernikahan dan status sosial-ekonomi dan pendidikan. Dari lingkup
kesehatan, kematian dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan dan kemampuan
mencegah penyakit. Sedangkan dari faktor llingkungan, kematian dipengaruhi
oleh pekerjaan, kondisi politik, tempat tinggal, bencana
alam dan pencemaran lingkungan.
3. Rasio
Rasio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai
kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
4. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut.
5. Angka
Angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus – perbandingan antara
pembilang dan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.
Insidensi merupakan kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu. Ini merupakan cara terbaik untuk menentukan risiko
timbulnya penyakit.
Angka terbagi menjadi 2, yaitu : Angka Insidensi dan Angka Prevalensi.
a. Angka Insidensi
Batasan untuk angka insidensi ialah proporsi kelompok individu yang
terdapat dalam penduduk suatu wilayah atau Negara yang semula tidak
sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada
proporsi tersebut adalah kasus baru.
Angka Insidensi di bagi menjadi 3, yaitu :
1) Insidensi Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau
permil.
2) Attack Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat yang sama dalam persen atau permil.
3) Secondary Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibagi dengan jumlah penduduk dikurangi penduduk
yang terkena serangan pertama dalam persen atau permil.
b. Angka Prevalensi
Untuk prevalensi terdapat dua ukuran yaitu Point Period Prevalence Rate
(prevalensi periode) dan Point Prevalence Rate (prevalensi sesaat).
1) Period Prevalence Rate (prevalensi periode)
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutn dalam persen atau permil.
2) Point Prevalence Rate (prevalensi sesaat)
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu dalam
persen atau permil.
B. TUJUAN
Mahasiswa Mengetahui, dan dapat menjelaskan, serta melakukan perhitungan
Morbiditas dan Mortalitas.
C. HASIL PRAKTIKUM
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Morbiditas dan Mortalitas.
Jawab :
a. Morbiditas (angka kesakitan)
Adalah derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi atau
disebut juga penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan dari suatu kondisi sakit biasanya dinyatakan dalam angka
prevalensi atau insidensi yang umum.
b. Mortalitas (angka kematian)
Adalah jumlah kematian yang terjadi dalam suatu populasi. Kematian
atau mortalitas merupakan salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk, dua
komponen yang lainnya adalah kelahiran (fertilitas) dan mobilitas
penduduk (Mantra, 2000). Menurut PBB dan WHO, kematian adalah
hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa
terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran
tidak termasuk dalam pengertian kematian.
Jawab :
jumlah semua kasus pada satu waktu tertentu
point prevalence= x 100 %
jumlah penduduk
12. Pada bulan Februari 2018 terjadi KLB keracunan makanan (tempe
bongkrek) di desa Potorono dengan jumlah penduduk 2000 jiwa, dimana
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 900 jiwa. Jumlah kasus kerancunan
100 orang, diantaranya 37 orang wanita.Hitung attack Ratenya dan Hitung
juga Attact rate jenis kelamin laki-laki.
Jawab :
jumlah penderita baru pada suatu saat
Attack Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat itu
13. Pada tahun 2009 dilaporkan bahwa di Kecamatan Banguntapan yang
berpenduduk sejumlah 2000 jiwa telah terjadi keamtian sebanyak 20
orang. Hitunglah Mortality Ratenya.
Jawab :
D ( jumlah kematiandalam satu tahun)
CDR= xk
P( jumlah penduduk)
b. Ratio laki-laki
d. Proporsi laki-laki
16. Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk pada tanggal 1 juli 2018
sebanyak 100.000 orang rentan terhadap penyakit dan ditemukan laporan
penderita baru pada bulan januari 50 orang, bulan maret 100 orang, bulan
juni 150 orang, bulan September 10 orang, dan bulan desember 90 orang,
berapakah nilai insidensi rate di daerah tersebut?
Jawab :
jumlah penderita baru
Insidensi Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada pertengahantahun
17. Lima ratus orang murid yang tercatat pada sd x ternyata 100 orang
diantaranya tiba tiba menderita muntah berak setelah makan gado-gado
dari kantin sekolah.Berapakah nilai attackrate pada kasus diatas?
Jawab :
jumlah penderita baru pada suatu saat
Attack Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat itu
18. Suatu kantor dengan jumlah karyawan sebanyak 100 orang,20 orang
diantaranya sejak 2 bulan yang lalu tidak masuk kantor karena menderita
penyakit A,dan selanjutnya pada hari ini 30 orang lainnya terpaksa pulang
karena juga menderita penyakit A. Berapakah periode prevalence ratenya?
Jawab :
jmlh semua kasus yg dictt selama satu periode
Periode Prevalence= x 100 %
jumlah penduduk
20. Data desa Potorono pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :
b. Wanita
c. Balita
d. dewasa
1) Hitunglah :
a. Incident Rate Campak tahun 2018.
Jawab :
jumlah penderita baru
Insidensi Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada pertengahantahun
b. Point Prevalence Rate Campak pada bulan Feb, Maret dan Juni.
Jawab :
jumlah semua kasus pada satu waktu tertentu
point prev= x 100 %
jumlah penduduk
Februari
Maret
Juni
b. Point Prevalence Rate Diare pada bulan Agust, Sept dan Okt.
Jawab :
jumlah semua kasus pada satu waktu tertentu
point prev= x 100 %
jumlah penduduk
Agustus
September
Oktober
c. Periode Prevalence Rate Diare pada tahun 2018.
Jawab :
jmlh semua kasus yg dictt selama satu periode
Periode Prevalence= x 100 %
jumlah penduduk
3) Hitunglah :
a. Incident Rate Ca Servik tahun 2018.
Jawab :
jumlah penderita baru
Insidensi Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada pertengahantahun
b. Point Prevalence Rate Ca Servik pada bulan April dan Juli.
Jawab :
jumlah semua kasus pada satu waktu tertentu
point prev= x 100 %
jumlah penduduk
April
Juli
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/27592/%286%29%20
BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
http://perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/08/Mengukur-
status-kesehatan-penyakit.Mega-Wulan-Purnama-Sari.pdf
LEMBAR PENGESAHAN
Instruktur Praktikan