Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM SURVEILANS

BAB II

UKURAN MORDIBITAS DAN MORTALITAS

INSTRUKTUR : SRI SULARSIH ENDARTIWI,S.KM, M.P.H

DI SUSUN OLEH:

NAMA : PIA HERLINA SARI


NIM : 14194883
KELAS : F/KM/V

KONSENTRASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

2021
BAB II

UKURAN MORDIBITAS DAN MORTALITAS

A. DASAR TEORI
1. Angka Kesakitan (Morbiditas)

Angka kesakitan (morbiditas) merupakan indikator penting yang digunakan


untuk penilaian dan perencanaan program yang bertujuan untuk menurunkan
kesakitan dan kematian di suatu wilayah. Angka kesakitan ialah jumlah
kejadian suatu penyakit yang dirumuskan sebagai jumlah anak yang sakit per
1000 anak yang bisa terkena penyakit.

(Gordon, 1954) menyebutkan bahwa angka kesakitan seseorang dapat


digambarkan dengan menggunakan segitiga epidemiologi, seperti:

a. Agen
Disebabkan oleh berbagai unsur yang terdiri dari unsur biologis seperti
mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, dll), unsur
nutrisi karena bahan makanan yang tidak memenuhi standar gizi yang
ditentukan, unsur kimiawi yang disebabkan karena bahan dari luar tubuh
maupun dari dalam tubuh sendiri (karbon monoksida, obat-obatan, arsen,
pestisida, dll), unsur fisika yang bisa disebabkan oleh panas atau
benturan, serta unsur psikis atau genetik yang terkait dengan heriditer
atau keturunan. Demikian juga dengan unsur kebiasaan hidup (rokok,
alcohol, dll), perubahan hormonal dan unsur fisioloigis seperti kehamilan,
persalinan, dll. Agen (agent) Lingkungan (environment) Pejamu (host)
b. Host atau Pejamu
Ialah keadaan manusia yang sedemikan rupa sehingga menjadi faktor
risiko untuk terjadinya suatu penyakit. Faktor ini disebabkan oleh faktor
intrinsik. Faktor pejamu yang biasanya menjadi faktor untuk timbulnya
suatu penyakit, seperti:
1) Umur, Usia lanjut lebih rentan untuk terkena penyakit karsinoma,
jantung dan lain-lain daripada yang usia muda.
2) Jenis kelamin. Misalnya, penyakit kelenjar gondok, kolesistitis,
diabetes melitus cenderung terjadi pada wanita. Serta kanker serviks
yang hanya terjadi pada wanita atau penyakit kanker prostat yang
hanya terjadi pada laki-laki atau yang cenderung terjadi pada laki-laki
seperti hipertensi, jantung, dll.
3) Ras, Suku (etnik). Misalnya pada ras kulit putih maupun ras kulit
hitam memiliki tingkat kerentanan yang berbeda terhadap suatu
penyakit.
4) Genetik (hubungan keluarga) : Penyakit yang sifatnya menurun dari
orang tua ke anaknya seperti hemofilia, buta warna, sickle cell
anemia, dll
5) Status kesehatan umum termasuk status gizi, dll.
6) Bentuk anatomis tubuh
7) Fungsi fisiologis atau faal tubuh
8) Keadaan imunitas dan respons imunitas
9) Kemampuan interaksi antara host dengan agent
10) Penyakit yang diderita sebelumnya
11) Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial dari host sendiri
c. Environment
Faktor lingkungan adalah faktor yang ketiga sebagai penunjang terjadinya
penyakit. Hal ini terjadi karena faktor ini datangnya dari luar atau bisa
disebut dengan faktor ekstrinsik. Faktor lingkungan ini dapat dibagi
menjadi:
1) Lingkungan Biologis (flora dan fauna)
Mikroorganisme penyebab penyakit reservoar, penyakit infeksi
(binatang dan tumbuhan). Vektor pembawa penyakit tumbuhan dan
binatang sebagai sumber bahan makanan, obat dan lainnya.
2) Lingkungan Fisik
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah yang berwujud
geogarfik dan musiman. Lingkungan fisik ini dapat bersumber dari
udara, keadaan tanah, geografis, air sebagai sumber hidup dan
sebagai sumber penyakit seperti zat kimia atau polusi, radiasi, dll.
Perlunya juga untuk memperhatikan kondisi dinding dan lantai yang
harus kering dan tidak lembab. Serta jarak kandang ternak terpisah
paling tidak 10 meter dari jarak rumah. Perlunya juga diperhatikan
sumber air bersih, tempat pembuangan sampah dan tempat
pembuangan limbah rumah tangga.
3) Lingkungan Sosial Ekonomi
Sistem ekonomi yang berlaku dan mengacu pada pekerjaan sesorang
serta berdampak pada penghasilan mampu mempengaruhi kondisi
kesehatan. Perkembangan ekonomi diikuti dengan turunnya penyakit
menular dan naiknya penyakit tidak menular. Status sosial ekonomi
yang rendah, keadaan gizinya rendah, pengetahuan tentang
kesehatannya rendah, akan menjadi satu kesatuan yang membuat
kesehatan lingkungannya buruk dan status kesehatannya buruk Selain
itu juga yang menjadi masalah cukup besar adalah terjadinya
urbanisasi yang berdampak pada masalah keadaan kepadatan
penduduk rumah tangga, sistem pelayanan kesehatan setempat,
kebiasaan hidup masyarakat, bentuk organisasi masyarakat yang
kesemuanya dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan
terutama munculnya bebagai penyakit.
4) Tingkat pendidikan ibu
Pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat pengertiannya terhadap
perawatan kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kemhamilan,
dan pasca persalinan, serta kesadarannya terhadap kesehatan anak-
anak dan keluarganya. Sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan
ibu maka semakin tinggi pula pengertiannya terhadap kesehatannya
baik itu kesehatan dirinya, anak-anaknya maupun lingkungan tempat
ia tinggal.
5) Pelayanan kesehatan
Keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan
pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan
keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan
pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas sangat di pengaruhi oleh
lokasi, apakah dapat dijangkau masyarakat atau tidak.
2. Mortalitas 

Mortalitas adalah ukuran kematian rata-rata dari penduduk dalam


suatu daerah atau wilayah tertentu. Secara sederhana, mortalitas merupakan
jumlah kematian akibat penyakit tertentu maupun kematian alami. Mortalitas
merupakan salah satu komponen penting dalam kependudukan. Pertumbuhan
penduduk ditentukan salah satunya oleh mortalitas. Objek mortalitas ialah
semua manusia di segala jenis umur di manapun dan kapanpun. Mortalitas
merupakan informasi penting bagi pihak pemerintah dan swasta dalam
bidang ekonomi dan kesehatan. Permasalahan mortalitas melingkupi bidang
ekonomi, sosial, adat, maupun kesehatan lingkungan.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat oleh pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dapat diketahui melalui indikator kematian. Perpaduan informasi
berupa angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kematian anak,
serta prevalensi gizi buruk dan usia harapan hidup, menjadi perwakilan dari
tingkat kesejahteraan penduduk. Selain itu, besarnya mortalitas
menentukan arah pembangunan sebuah negara. Penghitungan mortalitas
terdiri atas beberapa jenis, seperti: angka kematian bayi, angka kematian
kasar, dan angka kematian menurut kelompok umur. Mortalitas berbeda
dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individu yang memiliki
penyakit selama periode waktu tertentu. Mortalitas secara rinci diartikan
sebagai jumlah kematian spesifik pada suatu populasi dengan skala besar
suatu populasi tiap dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada
jumlah satuan kematian tiap 1000 individu tiap tahun.

Secara umum, mortalitas dipengaruhi oleh dua jenis faktor, yaitu faktor
langsung dan faktor tidak langsung. Faktor langsung merupakan faktor yang
dimiliki atau disebabkan langsung oleh orang yang mengalami kematian.

Faktor langsung bersifat alami. Macam faktor ini ialah umur, jenis kelamin,
penyakit, kekerasan, kecelakaan dan bunuh diri. Sedangkan faktor tidak
langsung merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang
mengalami kematian. Faktor tidak langsung terbagi beradasarkan
kondisi psikologi, kesehatan, dan lingkungan. Dalam lingkup psikologi,
kematian disebabkan oleh stres fisik dan stres psikologis,
status pernikahan dan status sosial-ekonomi dan pendidikan. Dari lingkup
kesehatan, kematian dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan dan kemampuan
mencegah penyakit. Sedangkan dari faktor llingkungan, kematian dipengaruhi
oleh pekerjaan, kondisi politik, tempat tinggal, bencana
alam dan pencemaran lingkungan.

3. Rasio
Rasio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai
kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
4. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut.
5. Angka
Angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus – perbandingan antara
pembilang dan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.
Insidensi merupakan kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu. Ini merupakan cara terbaik untuk menentukan risiko
timbulnya penyakit.
Angka terbagi menjadi 2, yaitu : Angka Insidensi dan Angka Prevalensi.
a. Angka Insidensi
Batasan untuk angka insidensi ialah proporsi kelompok individu yang
terdapat dalam penduduk suatu wilayah atau Negara yang semula tidak
sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada
proporsi tersebut adalah kasus baru.
Angka Insidensi di bagi menjadi 3, yaitu :
1) Insidensi Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau
permil.
2) Attack Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat yang sama dalam persen atau permil.
3) Secondary Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibagi dengan jumlah penduduk dikurangi penduduk
yang terkena serangan pertama dalam persen atau permil.
b. Angka Prevalensi
Untuk prevalensi terdapat dua ukuran yaitu Point Period Prevalence Rate
(prevalensi periode) dan Point Prevalence Rate (prevalensi sesaat).
1) Period Prevalence Rate (prevalensi periode)
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutn dalam persen atau permil.
2) Point Prevalence Rate (prevalensi sesaat)
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu dalam
persen atau permil.
B. TUJUAN
Mahasiswa Mengetahui, dan dapat menjelaskan, serta melakukan perhitungan
Morbiditas dan Mortalitas.

C. HASIL PRAKTIKUM
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Morbiditas dan Mortalitas.
Jawab :
a. Morbiditas (angka kesakitan)
Adalah derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi atau
disebut juga penyimpangan dari status sehat dan sejahtera atau
keberadaan dari suatu kondisi sakit biasanya dinyatakan dalam angka
prevalensi atau insidensi yang umum.
b. Mortalitas (angka kematian)
Adalah jumlah kematian yang terjadi dalam suatu populasi. Kematian
atau mortalitas merupakan salah satu dari tiga komponen proses
demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk, dua
komponen yang lainnya adalah kelahiran (fertilitas) dan mobilitas
penduduk (Mantra, 2000). Menurut PBB dan WHO, kematian adalah
hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa
terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Still birth dan keguguran
tidak termasuk dalam pengertian kematian.

2. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi Mortalitas dan Morbiditas.


Jawab :
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Mortalitas dibagi menjadi dua
yaitu:
1) Faktor langsung (faktor dari dalam), faktor tersebut antara lain
dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu:
a) Umur,
b) Jenis kelamin,
c) Penyakit,
d) Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri.
2) Faktor tidak langsung (faktor dari luar), faktor tersebut antara lain
dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu:
a) Tekanan, baik psikis maupun fisik,
b) Kedudukan dalam perkawinan,
c) Kedudukan sosial-ekonomi,
d) Tingkat pendidikan,
e) Pekerjaan,
f) Beban anak yang dilahirkan,
g) Tempat tinggal dan lingkungan,
h) Tingkat pencemaran lingkungan,
i) Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,
j) Politik dan bencana alam.
b. Faktor yang mempengaruhi morbiditas
1) Determinant factors
a) factor social
b) ekonomi, dan
c) budaya.
2) Segitiga epidemiologi
Host, agent dan environment
3) Genetik
4) Lingkungan
5) Gaya hidup
6) Pelayanan kesehatan
3. Jelaskan yang dimaksud dengan Rasio, Proporsi, Insidensi, dan
Prevalensi.
Jawab :
a. Rasio
Adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai
kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
b. Proporsi
Adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut.
c. Insidensi
Adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit pada
waktu tertentu di suatu kelompok masyarakat.
d. Prevalensi
Adalah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru suatu
penyakit pada jangka waktu tertentu di suatu kelompok masyarakat.

4. Jelaskan hubungan antara Insidensi dan Prevalensi.


Jawab :
Hubungan antara insidensi dan prevalensi yaitu,
a. kedua angka tersebut dapat dipengaruhi berbagai factor seperti angka
kematian, angka penyembuhan, keadaan perawatan,keberhasilan
pencegahan dan lain-lain. Dengan kata lain, nilai atau besarnya angka
prevalensi atau angka insiden dapat digunakan untuk menilai tingkat
keberhasilan pencegahan, perawatan, pengobatan dan lain-lain.
b. Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya Insidensi dan Lamanya
Sakit/Durasi Penyakit. Periode prevalensi dapat mengalami perubahan
dalam jangka waktu tertentu,
c. Demikian pula dengan angka insiden. Insiden pada periode tertentu
dapat menurun karena efek pencegahan dan perubahan sifat penyakit,
sedangkan periode prevalensi dapat berubah karena angka kematian
atau penyembuhan. Lamanya Sakit/Durasi Penyakit sama dengan
Periode mulai didiagnosanya penyakit sampai terakhirnya penyakit
tersebut yaitu : sembuh,mati ataupun kronis.
Hubungan ketiga hal tersebut dabat dinyatakan dengan rumus :P = I x D
Keterangan:
P = Prevalensi
I = Insidensi
D = Lamanya Sakit

5. Jelaskan yang dimaksud dengan Attack Rate, Secondary rate, point


prevalence dan periode prevalence.
Jawab :
a. Attack rate
Attack Rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama dalam persen
atau permil.
b. Secondary attack Rate
Adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibagi dengan jumlah penduduk dikurangi penduduk
yang terkena serangan pertama dalam persen atau permil manfaatnya
untuk menghitung suatu penyakit menular serta untuk suatu populasi
yang kecil seperti keluarga.
c. Point prevalence
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu
d. Periode prevalens
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan. Nilai
ini hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat
munculnya, misalnya pada penyakit kanker dan kelainan jiwa.

6. Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 32 orang


penderita dan 12 diantaranya adalah anak-anak. Maka rasio anak terhadap
orang dewasa adalah.
Jawab :

7. Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 32 orang


penderita dan 12 diantaranya adalah anak-anak. Maka proporsi anak
terhadap orang dewasa adalah.
Jawab :

8. Sebutkan masing-masing 3 manfaat penggunaan angka pada insidensi dan


prevalensi?
Jawab :
a. Manfaat dari pengukuran insidensi
 Banyak digunakan dalam penelitian epidemiologi
 Untuk mencari adanya asosiasi sebab-akibat
 Mengadakan perbandingan antara berbagai populasi dengan
pemaparan yang berbeda
 Mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan oleh determinan
tertentu
b. Manfaat dari pengukuran prevalensi adalah
 Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan
penyakit,
 Penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan, misalnya
penyediaan sarana obat-obatan, tenaga, dan ruangan,
 Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnosis.
9. Seorang peneliti melakukan penelitia diperoleh data sebagai berikut :
Konsumsi Garam Hipertensi Total
Ada Tidak Ada
Tinggi 70 30 100
Rendah 40 60 100
Total 110 90 200
Bila data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan cros sectional maka
prevalensi rate dari hipertensi pada yang mengkonsumsi garam adalah :
a. 70/110x100%
b. 20/200x100%
c. 70/100x100%
d. 70/90x100%
e. 30/110x100%

Jawab :
jumlah semua kasus pada satu waktu tertentu
point prevalence= x 100 %
jumlah penduduk

10. Puskesmas kecamatan Banguntapan melaporkan bahwa selama tahun


2010 terdapat 300 kasus ISPA. Diketahui jumlah peduduk Banguntapan
sebanyak 30.000 jiwa. Hitunglah insiden rate ISPA di Puskesmas
Kecamatan Banguntapan tersebut.
Jawab :
jumlah penderita baru
Insidensi Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada pertengahantahun
11. Puskesmas Kecamatan Banguntapan melaporkan adanya penderita
penyakit TB paru sebanyak 200 pederita selama tahun 2010, jumlah
tersebut belum termasuk 70 orang yang masih sakit pada akhir tahun
2009. Jumlah peduduk Kecamatan Banguntapan sebanyak 30.000 jiwa.
Hitunglah Prevalens Rate penyakit TB paru di Puskesmas Kecamatan
Banguntapan tersebut.
Jawab :
jmlh semua kasus yg dictt selama satu periode
Periode Prevalence= x 100 %
jumlah penduduk

12. Pada bulan Februari 2018 terjadi KLB keracunan makanan (tempe
bongkrek) di desa Potorono dengan jumlah penduduk 2000 jiwa, dimana
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 900 jiwa. Jumlah kasus kerancunan
100 orang, diantaranya 37 orang wanita.Hitung attack Ratenya dan Hitung
juga Attact rate jenis kelamin laki-laki.
Jawab :
jumlah penderita baru pada suatu saat
Attack Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat itu
13. Pada tahun 2009 dilaporkan bahwa di Kecamatan Banguntapan yang
berpenduduk sejumlah 2000 jiwa telah terjadi keamtian sebanyak 20
orang. Hitunglah Mortality Ratenya.
Jawab :
D ( jumlah kematiandalam satu tahun)
CDR= xk
P( jumlah penduduk)

14. Laporan dari puskesmas Banguntapan menyebutkan bahwa sebanyak 50


orang yang terdiri dari 40 orang laki-laki dan sisanya wanita telah
menderita keracunan makanan setelah mengikuti acara kenduri. Hitunglah
Ratio penderita keracunan makanan tersebut menurut jenis kelamin wanita
dan laki-laki.
Jawab :
a. Ratio wanita

b. Ratio laki-laki

15. Laporan dari Puskesmas Banguntapan menyebutkan bahwa sebanyak 50


orang yang terdiri dari 40 orang laki-laki dan sisanya wanita telah
menderita keracunan makanan setelah mengikuti acara kenduri. Hitunglah
Proporsi penderita keracunan makanan tersebut menurut jenis kelamin
laki-laki dan wanita.
Jawab :
c. Proporsi wanita

d. Proporsi laki-laki

16. Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk pada tanggal 1 juli 2018
sebanyak 100.000 orang rentan terhadap penyakit dan ditemukan laporan
penderita baru pada bulan januari 50 orang, bulan maret 100 orang, bulan
juni 150 orang, bulan September 10 orang, dan bulan desember 90 orang,
berapakah nilai insidensi rate di daerah tersebut?
Jawab :
jumlah penderita baru
Insidensi Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada pertengahantahun

17. Lima ratus orang murid yang tercatat pada sd x ternyata 100 orang
diantaranya tiba tiba menderita muntah berak setelah makan gado-gado
dari kantin sekolah.Berapakah nilai attackrate pada kasus diatas?
Jawab :
jumlah penderita baru pada suatu saat
Attack Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat itu
18. Suatu kantor dengan jumlah karyawan sebanyak 100 orang,20 orang
diantaranya sejak 2 bulan yang lalu tidak masuk kantor karena menderita
penyakit A,dan selanjutnya pada hari ini 30 orang lainnya terpaksa pulang
karena juga menderita penyakit A. Berapakah periode prevalence ratenya?
Jawab :
jmlh semua kasus yg dictt selama satu periode
Periode Prevalence= x 100 %
jumlah penduduk

19. Satu sekolah dengan murid sebanyak 100 orang,keamarin 5 orang


menderita penyakit campak dan hari ini 5 orang lainnya menderita
penyakit campak. Berapakah point prevalence rate nya?
Jawab :
jumlah semua kasus pada satu waktu tertentu
point prevalence= x 100 %
jumlah penduduk

20. Data desa Potorono pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Jumlah penduduk = 2.000.000


Ratio pria : wanita =2:3
Ratio balita : bukan balita =2:8
Kasus lama/baru campak : Feb = 2/10, Mar = 5/20, Jun = 4/15
Kasus lama/baru diare : Agust = 2/15, Sept = 3/25, Okt = 5/10
Kasus lama/baru ca servik : Apr = 3/5, Jul = 8/5
Jawab :
a. Pria

b. Wanita

c. Balita

d. dewasa

1) Hitunglah :
a. Incident Rate Campak tahun 2018.
Jawab :
jumlah penderita baru
Insidensi Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada pertengahantahun

b. Point Prevalence Rate Campak pada bulan Feb, Maret dan Juni.
Jawab :
jumlah semua kasus pada satu waktu tertentu
point prev= x 100 %
jumlah penduduk
 Februari

 Maret

 Juni

c. Periode Prevalence Rate Campak pada tahun 2018.


Jawab :
jmlh semua kasus yg dictt selama satu periode
Periode Prevalence= x 100 %
jumlah penduduk

d. Attack Rate Campak.


Jawab :
jumlah penderita baru pada suatu saat
Attack Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat itu
2) Hitunglah :
a. Incident Rate Diare tahun 2018.
Jawab :
jumlah penderita baru
Insidensi Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada pertengahantahun

b. Point Prevalence Rate Diare pada bulan Agust, Sept dan Okt.
Jawab :
jumlah semua kasus pada satu waktu tertentu
point prev= x 100 %
jumlah penduduk
 Agustus

 September

 Oktober
c. Periode Prevalence Rate Diare pada tahun 2018.
Jawab :
jmlh semua kasus yg dictt selama satu periode
Periode Prevalence= x 100 %
jumlah penduduk

d. Attack Rate Diare.


Jawab :
jumlah penderita baru pada suatu saat
Attack Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat itu

3) Hitunglah :
a. Incident Rate Ca Servik tahun 2018.
Jawab :
jumlah penderita baru
Insidensi Rate= xk
jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada pertengahantahun
b. Point Prevalence Rate Ca Servik pada bulan April dan Juli.
Jawab :
jumlah semua kasus pada satu waktu tertentu
point prev= x 100 %
jumlah penduduk
 April

 Juli

c. Periode Prevalence Rate Ca Servik pada tahun 2018.


Jawab :
jmlh semua kasus yg dictt selama satu periode
Periode Prevalence= x 100 %
jumlah penduduk
D. DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Mortalitas#cite_note-
FOOTNOTEMafruhah,_Mulyani_dan_Istiqomah201710-33

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/27592/%286%29%20
BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y

http://perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2018/08/Mengukur-
status-kesehatan-penyakit.Mega-Wulan-Purnama-Sari.pdf

LEMBAR PENGESAHAN

Yogyakarta, 10 Oktober 2021

Instruktur Praktikan

Sri Sularsih Endartiwi,S.KM, M.P.H Pia Herlina Sari

Anda mungkin juga menyukai