TAZKIYATUN NUFUZ
BAHAYA CINTA DUNIA
DISUSUN OLEH :
MELIANA 14205040
KELAS F/KM/VI
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa memberikan
rahmatNya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Bahaya
Cinta Dunia” ini. Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Tazkiyatun
Nufuz. Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Dan saya juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Tahanil Fawaid,
S.HUM., M.HUM. sebagai dosen mata kuliah Tazkiyatun Nufuz yang telah banyak memberi
bimbingan dan semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini
sehingga penyususan makalah dapat dibuat dengan sebaikbaiknya.
Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah SAW. Meskipun
penulis telah beusaha dengan sebaik-baiknya dalam menyusun makalah ini, namun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari sistematika maupun penyusunan
kalimatnya.
Dengan demikian, penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun, demi
kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti cinta dunia
2. Apa larangan cinta dunia
3. Apa bahaya cinta dunia
4. Apa dampak cinta dunia
5. Apa cinta dunia yang diperbolehkan
6. Apa dalil cinta dunia
C. Tujuan
1. Mengetahui arti cinta dunia
2. Mengetahui larangan cinta dunia
3. Mengetahui bahaya cinta dunia
4. Mengetahui dampak cinta dunia
5. Mengetahui cinta dunia yang diperbolehkan
6. Mengetahui dalil cinta dunia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َم اِلْي َوِللُّد ْنَيا ؟ َم ا َأَنا َو الُّد ْنَيا؟ ِإَّنَم ا َم َثِلْي َو َم َثُل الُّد ْنَيا َك َم َثِل َر اِكٍب َظَّل َتْح َت َش َج َرٍة ُثَّم َر اَح َو َتَر َك َها
، َوِهللا َم ا الُّد ْنَيا ِفـي اآْل ِخ َرِة ِإاَّل ِم ْثُل َم ا َيـْج َعُل َأَح ُد ُك ْم ِإْص َبَعُه ٰه ِذِه – َو َأَش اَر َيْح َي ِبالَّس َّباَبِة – ِفـي اْلَيِّم
َفْلَيْنُظْر ِبَم َتْر ِج ـُع ؟
ِإَّنَم ا َم َثُل اْلَح َياِة الُّد ْنَيا َك َم اٍء َأْنَز ْلَناُه ِم َن الَّس َم اِء َفاْخ َتَلَط ِبِه َنَباُت اَأْلْر ِض ِم َّم ا َيْأُك ُل الَّناُس َو اَأْلْنَعاُم َح َّتٰى ِإَذ ا
َأَخ َذ ِت اَأْلْر ُض ُز ْخ ُر َفَه ا َو اَّز َّيَنْت َو َظَّن َأْه ُلَه ا َأَّنُهْم َق اِد ُروَن َع َلْيَه ا َأَتاَه ا َأْم ُر َن ا َلْياًل َأْو َنَه اًر ا َفَج َعْلَناَه ا
َح ِص يًدا َك َأْن َلْم َتْغ َن ِباَأْلْمِس ۚ َك َٰذ ِلَك ُنَفِّص ُل اآْل َياِت ِلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن
4
Seorang Muslim dan Muslimah tidak boleh tertipu oleh kehidupan dunia. Dan
hendaklah ia mencurahkan waktunya untuk beribadah kepada Allâh.
،َيْأِت ِه ِم َن ال[ُّد ْنَيا ِإاَّل َم ا ُك ِتَب َل ُه َو َلْم، َو َج َع َل َفْق َرُه َبْيَن َعْيَنْي ِه،َم ْن َك اَنِت الُّد ْنَيا َهَّم ُه َفَّرَق ُهللا َع َلْيِه َأْم َرُه
َو َأَتـْتُه الُّد ْنَيا َو ِهـَي َر اِغ َم ٌة،َقْلِبِه َو َج َعَل ِغ َناُه ِفـْي،َو َم ْن َك اَنِت اآْل ِخَر ُة ِنَّيـَتُه َج َم َع ُهللا َلُه َأْم َرُه
5
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َباِدُر وا ِباَألْع َم اِل ِفَتًنا َك ِقَطِع الَّلْيِل اْلُم ْظِلِم ُيْص ِبُح الَّرُج ُل ُم ْؤ ِم ًن ا َو ُيْم ِس ى َك اِفًر ا َأْو ُيْم ِس ى ُم ْؤ ِم ًن ا َو ُيْص ِبُح
َك اِفًر ا َيِبيُع ِد يَنُه ِبَعَر ٍض ِم َن الُّد ْنَيا
Cinta dunia kan menjadikan hati lalai dari mengingat akhirat sehingga kurang
dalam beramal shalih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َم ْن َأَح َّب ُد ْنَياُه َأَض َّر ِبآِخ َر ِتِه َو َم ْن َأَح َّب آِخ َر َتُه َأَضَّر ِبُد ْنَياُه َفآِثُر وا َم ا َيْبَقى َع َلى َم ا َيْفَنى
“Siapa yang begitu gila dengan dunianya, maka itu akan memudaratkan
akhiratnya. Siapa yang begitu cinta akhiratnya, maka itu akan mengurangi
kecintaannya pada dunia. Dahulukanlah negeri yang akan kekal abadi (akhirat)
dari negeri yang akan fana (dunia).” (HR. Ahmad, dari Abu Musa Al Asy’ari)
Maksud dari “alladzina hum fii ghomroh” adalah mereka buta dan bodoh akan
perkara akhirat. “Saahun” berarti lalai. As-sahwu itu berarti lalai dari sesuatu
dan hati tidak memperhatikannya.
6
Cinta dunia juga akan menjadikan seseorang kurang mendapatkan kenikmatan
dan kekhusyuan ketika berdzikir. Padahal dzikir bagi hati itu ibarat makanan
untuk tubuh, ketika tubuh sakit tentu seseorang sulit merasakan lezatnya
makanan. Demikian pula untuk hati tidak dapat merasakan nikmatnya dzikir
ketika seseorang terlalu cinta dunia.”
Orang yang cinta pada dunia urusannya akan jadi sulit. Berbeda jika seseorang
mengutamakan akhirat, maka akan dipermudah segala urusannya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َم ْن َك اَنِت اآلِخ َر ُة َهَّم ُه َج َعَل ُهَّللا ِغ َناُه ِفى َقْلِبِه َو َج َم َع َلُه َش ْم َلُه َو َأَتْتُه الُّد ْنَيا َو ِهَى َر اِغ َم ٌة َو َم ْن َك اَنِت ال[[ُّد ْنَيا
َهَّم ُه َج َعَل ُهَّللا َفْقَرُه َبْيَن َعْيَنْيِه َو َفَّرَق َع َلْيِه َش ْم َلَه َو َلْم َيْأِتِه ِم َن الُّد ْنَيا ِإَّال َم ا ُقِّد َر َلُه
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan
memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya
yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya.
Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan
menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan
keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan
baginya.” (HR. Tirmidzi, dari Anas bin Malik)
7
3. Mencintai dunia berarti menjadikan dunia sebagai tujuan dan menjadikan
amal dan ciptaan Allâh yang seharusnya menjadi sarana menuju Allâh
Azza wa Jalla dan negeri akhirat berubah arah menjadi mengejar
kepentingan dunia. Di sini ada dua persoalan: (1) menjadikan wasilah
(sarana) sebagai tujuan, (2) menjadikan amal akhirat sebagai alat untuk
menggapai dunia.
Ini merupakan keburukan dari semua sisi. Juga berarti membalik sesuatu
pada posisi yang benar-benar terbalik. Ini sesuai sekali dengan firman
Allâh Azza wa Jalla :
﴾ُأوَٰل ِئ َك اَّل ِذ يَن َلْيَس َلُهْم ِفي١٥﴿ َم ْن َك اَن ُيِريُد اْلَحَياَة الُّد ْنَيا َو ِز يَنَتَها ُنَو ِّف ِإَلْيِهْم َأْع َم اَلُهْم ِفيَها َو ُهْم ِفيَهااَل ُيْبَخ ُس وَن
اآْل ِخَر ِة ِإاَّل الَّناُرۖ َو َح ِبَط َم ا َص َنُعوا ِفيَها َو َباِط ٌل َم ا َك اُنوا َيْع َم ُلوَن
َو َم ْن، َو َلْم َيْأِت ِه ِم َن الُّد ْنَيا ِإاَّل َم ا ُك ِتَب َلـُه، َو َجَع َل َفْق َر ُه َبْيَن َع ْيَنْي ِه، َفَّرَق ُهللا َع َلْيِه َأْم َرُه، َم ْن َكاَنِت الُّد ْنَيا َهَّم ُه
َو َأَتـْتُه الُّد ْنـَيا َوِهـَي َر اِغ َم ـٌة، َو َجَعَل ِغ َناُه ِفـْي َقْلِبِه، َج َم َع ُهللا َلُه َأْمَرُه، َكاَنِت اآْل ِخَر ُة ِنَّيـَتُه.
"Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan
urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat
dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang niat
(tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya,
8
menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan
hina".
6. Pecinta dunia adalah orang yang paling banyak tersiksa. Ia tersiksa dalam
tiga keadaan. Ia tersiksa di dunia saat bekerja keras untuk
mendapatkannya, dan berebut dengan sesama pecinta dunia. Dia tersiksa di
alam barzakh (kubur) dan tersiksa pada hari Kiamat.
7. Penggila harta dan pecinta dunia yang lebih mengutamakan dunia daripada
akhirat adalah orang yang paling bodoh.
Hasil ukhrawi dari cinta tersebut adalah akan diberi surga seluas dunia ini.
Tetapi, ia tidak fana seperti dunia, melainkan kekal abadi. Kecintaan pada dunia
dianggap sebagai ladang akhirat, yakni dengan memandang dunia sebagai lahan yang
sangat kecil untuk menumbuhkan sejumlah benih di mana ia akan tumbuh menjadi
9
Hasil dari cinta tersebut adalah buah-buah surga yang luas seluas dunia di mana
seluruh indera dan perasaan yang dimiliki manusia di dunia yang tadinya seperti
benih-benih kecil, menjadi mekar dan tumbuh secara sempurna dengan membawa
seluruh jenis kenikmatan dan kesempurnaan di akhirat. Sebagaimana hasil ini sesuai
dengan rahmat Allah ﷻdan hikmah-Nya, begitu juga sesuai dengan bunyi hadits
Nabi dan petunjuk Alquran al-Karim ketika cinta seseorang pada dunia bukan tertuju
pada aspek tercela yang menjadi pangkal segala kesalahan, tetapi tertuju kepada dua
sisinya yang lain, yakni kepada Asmaul Husna dan kepada akhirat, maka ikatan cinta
dijalin bersamanya dan dimakmurkan dengan niat ibadah.
Tujuan hidup seorang Muslim adalah akhirat, bukan dunia. Akhirat (surga)
merupakan puncak cita-cita seorang Muslim. Orang yang beriman dan berakal
memandang dunia dan akhirat dengan sudut pandang yang benar.Cinta seseorang
kepada akhirat tidak akan sempurna kecuali dengan bersikap zuhud terhadap dunia.
١٠٧ - ٰذ ِلَك ِبَاَّنُهُم اْسَتَح ُّبوا اْلَح ٰي وَة الُّد ْنَيا َع َلى اٰاْل ِخَر ِۙة َو َاَّن َهّٰللا اَل َيْهِد ى اْلَقْو َم اْلٰك ِفِرْيَن.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Cinta dunia merupakan kondisi seseorang yang menyukai dan mengorbankan segala
yang dimilikinya demi mendapatkan kesenangan dunia baik berupa harta, wanita, atau
tahta. Pada akhirnya, kecintaan tersebut akan membutakan hatinya sehingga lalai
terhadap akhirat
2. Dunia adalah tempat kesedihan, bukan tempat kebahagiaan. Dunia tak ubahnya seperti
awan pada musim kemarau yang membumbung di langit namun hanya sebentar lalu
menghilang. Dunia seperti khayalan (mimpi) sesaat yang belum juga kita puas
menikmatinya, tiba-tiba diumumkan untuk berangkat (menuju tempat tujuan).
3.
11
B. Saran
Seorang Muslim dan Muslimah tidak boleh tertipu oleh kehidupan dunia. Dan
hendaklah ia mencurahkan waktunya untuk beribadah kepada Allâh. Banyak manusia yang
terlalaikan sehingga banyak waktu yang terbuang sia-sia untuk mengejar dunia, waktu yang
digunakan mulai dari pagi hingga malamhanya untuk mengurusi dunia, seperti mencari
nafkah, dagang kerja, lembur, mengerjakan tugas kantor. Sedangkan rizki itu datangnya
dengan pasti, setiap anak yang lahir itu sudah membawa rizki. Akan tetapiyang belum pasti
adalah keadaan kita dihadapan Allâh pada hari Kiamat, apakah amal kita diterima atau tidak,
kita akan masuk surga atau neraka. Oleh karena itu, jangan jadikan dunia ini sebagai tujuan.
Orang yang tujuannya dunia akan dicerai beraikan urusannya dan dijadikan kefakiran di
depan pelupuk matanya. Sehingga ia selalu merasa kurang, tidak cukup, dan fakir, padahal
Allâh telah memberikan nikmat yang banyak.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://islamdigest.republika.co.id/berita/r459g7320/6-alasan-cinta-dunia-merusak-dan-
kapan-boleh-gunakan-perkara-duniawi-part1
https://almanhaj.or.id/5858-cinta-dunia-merupakan-sumber-dari-kesalahan-dan-kerusakan-
agama.html
13