Anda di halaman 1dari 8

Apa itu rekonsiliasi?

Pengertian rekonsiliasi adalah Suatu laporan tentang perbedaan


saldo antara pencatatan perusahaan dengan laporan bank. Laporan yang dibuat oleh
perusahaan ini harus disertai dengan keterangan-keterangan penyebab dari perbedaan-
perbedaan tersebut.

Daftar Isi
 Penyebab Adanya Rekonsiliasi
o Penyebab  Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation) harus dibuat adalah
karena :
o Diversifikasikan Portofoliomu dengan Investasi Emas Aman di Pluang!

Penyebab Adanya Rekonsiliasi


Penyebab-penyebab perbedaan saldo antara catatan bank dengan catatan perusahaan
antara lain :
Piutang perusahaan yang telah ditagih oleh bank langsung ditambahkan pada rekening
perusahaan, tetapi oleh bank belum diberitahukan kepada perusahaan. Sehingga
perusahaan belum membukukannya.

Atas simpanan perusahaan pada bank, bank akan memberikan jasa bunga. Bunga yang
diberikan oleh bank ini sudah ditambahkan kepada rekening perusahaan. Sedangkan
perusahaan sendiri belum mencatatnya karena belum diberitahu oleh bank.

Baca: Apa Itu Laporan Laba Rugi (Income Statement)?

Atas jasa bunga simpanan yang telah diberikan oleh bank, bank akan memotong Pajak
Penghasilan atas penghasilan bunga tersebut. Pajak Penghasilan yang dipotong oleh bank
ini sudah dikurangkan kepada rekening perusahaan, sedangkan perusahaan sendiri belum
mencatatnya karena belum diberitahu oleh bank.

Perusahaan mungkin saja mengeluarkan cek untuk suatu pembayaran. Cek yang
dikeluarkan oleh perusahaan tadi ternyata belum diuangkan oleh si pemegangnya.
Sehingga bank belum mengurangi jumlah uang yang ada sebesar cek yang belum
diuangkan oleh si pemegang cek itu.

Perusahaan mungkin saja menerima suatu cek kosong dan telah membukukannya karena
tidak mengetahui kalau cek itu kosong. Bagi bank cek ini tidak dibukukan/ditambahkan
kedalam rekening perusahaan. Karena cek yang diterima oleh perusahaan itu ternyata
tidak mempunyai dana pada bank.

Atas jasa-jasa yang diberikan oleh bank untuk kepentingan perusahaan, bank akan
membebankan biaya pada perusahaan. Pembebanan ini ternyata belum diberitahukan oleh
bank kepada perusahaan, sehingga perusahaan belum membukukan jumlah yang
dibebankan oleh bank.

Baca juga: Pengembangan Vaksin Covid-19, Pertaruhan antara Pandemi dan Ekonomi

Penyebab  Rekonsiliasi Bank (Bank Reconciliation) harus dibuat


adalah karena :
Secara berkala bank akan mengirimkan catatan-catatan simpanan dan pengambilan
kembali beserta saldo yang ada kepada perusahaan untuk diketahui. Sekaligus untuk
dicocokkan dengan catatan yang dibuat oleh perusahaan sendiri.

Saldo simpanan menurut bank kadang-kadang tidak cocok dengan saldo simpanan
menurut perusahaaan. Bila hal itu terjadi perusahaan harus mencari sebab-sebab
ketidaksamaan antara saldo bank dengan saldo perusahaan.

Setelah sebab-sebab yang menimbulakan ketidaksamaan ini ditemukan, pihak perusahaan


harus menyusun suatu laporan tentang perbedaan saldo antara catatan perusahaan dengan
laporan bank yaitu Laporan Rekonsiliasi Bank.

Mengapa Rekonsiliasi Bank Diperlukan?

Rekonsiliasi Bank (3)

Untuk memastikan adanya kesamaan catatan informasi antara perusahaan dan bank maka perlu
dilakukan proses rekonsiliasi bank. Dengan dilakukannya rekonsiliasi bank maka catatan laporan
perbankan dan juga perusahaan dalam periode tertentu bisa lebih terlihat rapi dan akurat.

Rekonsiliasi bank juga menjadi pusat kendali atau kontrol dalam setiap penerimaan ataupun
pembayaran suatu perusahaan. Baik itu pembayaran dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk non
tunai.
Selain itu, tujuan diadakannya rekonsiliasi bank ini adalah untuk mengecek ketelitian dalam setiap
pencatatan yang terdapat di dalam rekening kas perusahaan dan catatan pihak bank. Dengan demikian
kedua belah pihak bisa mengetahui nominal penerimaan ataupun pengeluaran yang terjadi. Sebaliknya,
perusahaan bisa mengetahui informasi keuangan yang belum sempat mereka catat lewat data keuangan
dari pihak bank.

Kapan Sebaiknya Melakukan Rekonsiliasi Bank?

Rekonsiliasi Bank (4)

Tidak bisa dipungkiri jika setiap perusahaan akan menyimpan dananya pada sebuah bank. Bank
dianggap sebagai tempat yang lebih aman dibandingkan menggunakan metode penyimpanan lainnya.
Selain masalah keamanannya yang terjamin, catatan keuangan dari pihak bank juga bisa menjadi bukti
pada setiap jenis transaksi yang dilakukan oleh nasabah atau perusahaan.

Secara umum, sebuah perusahaan sedikitnya akan melakukan proses rekonsiliasi bank ini selama sekali
dalam setiap akhir bulan. Rekonsiliasi bank ini akan dilakukan setelah bank yang bersangkutan
mengirimkan laporan bank perusahaan yang berisikan saldo awal kas, berbagai jenis transaksi selama
satu bulan serta saldo akhir kas pada bank tersebut.

Namun, untuk mencegah terjadinya resiko terburuk pada perusahaan, akan lebih baik jika proses
rekonsiliasi bank ini dilakukan setiap harinya. Perusahaan bisa mengakses informasi keuangannya lewat
website bank yang tersedia.

Dengan cara ini maka pihak perusahaan pun bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi sesegera
mungkin. Sebagai contoh, jika perusahaan menemukan sedikit aktivitas di bank serta terdapatnya hal
aneh pada proses verifikasi, maka perusahaan patut curiga pada aktivitas tersebut.

Tentu transaksi semacam ini sangat tidak mungkin terjadi, bagaimana mungkin saldo akhir dari sebuah
perusahaan dan bank akan sama. Dalam setiap periode transaksi pasti terdapat pembayaran, setoran,
penalty, biaya layanan bank serta jenis transaksi lainnya yang belum tercatat pada perusahaan.

Jika perusahaan menemukan hal mencurigakan seperti ini maka akan lebih baik jika menutup akun dan
menyimpan sebagian dana ke dalam akun yang lebih aktif. Dengan demikian, perusahaan akan lebih
mudah menginvestasikan sebagian dana yang tersisa dan memantau status investasinya.
Komponen dalam Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi Bank (5)

Terdapat beberapa komponen yang akan muncul ketika perusahaan melakukan proses rekonsiliasi bank,
untuk lebih jelasnya silahkan menyimak informasi berikut ini.

Deposit in transit atau setoran dalam proses. Yang dimaksud ialah ketika uang tunai atau cek yang telah
diterima dan dicatat oleh perusahaan ternyata belum dicatat oleh pihak bank yang ditunjuk oleh
perusahaan. Jika hal seperti ini terjadi maka setoran tidak akan muncul pada laporan keuangan bank.
Oleh sebab itu, kasus ini masuk ke dalam item rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank. Pada dasarnya,
setoran dalam proses ini terjadi ketika data yang dimaksudkan tersebut terlambat sampai ke bank
bersangkutan. Sehingga, data tersebut tidak bisa dimasukkan ke dalam catatan pada hari tersebut.
Deposit in transit juga berlaku jika perusahaan mengirimkan dana akan tetapi memiliki status tertunda
dari bank.

Outstanding check atau cek beredar. Yang dimaksud ialah ketika cek yang telah dicatat oleh sebuah
perusahaan akan tetapi belum dicairkan. Jika proses pencairan belum diselesaikan maka data tidak akan
muncul pada laporan keuangan bank.

Non sufficient fund check atau cek kosong. Yang dimaksud ialah cek yang tidak diterima oleh bank
dikarenakan dana yang terdapat di dalam rekening perusahaan tidak mencukupi. Jika kasus ini terjadi,
maka bank yang bersangkutan akan tetap mengeluarkan nota debit dengan jumlah ketidakjujuran atau
dishonored. Kemudian, saldo yang terdapat di rekening perusahaan juga akan dikurangi. Jika
perusahaan ingin memproses cek ini maka perusahaan wajib mengeluarkan dana atau biaya
pemrosesan.

Bentuk Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi Bank (6)Setelah mengetahui pengertian rekonsiliasi bank, tujuan diadakannya rekonsiliasi
bank serta komponen-komponen penting di dalamnya. Selanjutnya kami akan membagikan ulasan
mengenai bentuk-bentuk dalam rekonsiliasi bank. Untuk lebih jelasnya, silahkan menyimak pembahasan
bentuk-bentuk rekonsiliasi bank berikut ini.

1 Bentuk Rekonsiliasi Bank Vertikal (Report Form)


Contoh Rekonsiliasi Bank, Pengertian, Soal, dan Pembahasan 2Bentuk yang pertama ialah bentuk
rekonsiliasi bank vertikal atau report form. Bentuk ini juga dikenal dengan sebutan bentuk staffel di
mana semua informasi di dalamnya disusun secara bertingkat. Pada bagian, terdapat kolom yang
berisikan catatan rekonsiliasi saldo kas berdasarkan catatan dari perusahaan.

Adapun bagian bawah kolom berisikan informasi tentang catatan rekonsiliasi saldo kas berdasarkan
rekening koran bank ataupun sebaliknya. Berikut ini merupakan contoh bentuk rekonsiliasi bank vertikal
atau report form.

2. Bentuk Rekonsiliasi Bank Skontro (Account Form)

Contoh Rekonsiliasi Bank, Pengertian, Soal, dan Pembahasan 3

Bentuk selanjutnya adalah bentuk rekonsiliasi bank skontro atau account form. Berbeda dengan bentuk
yang pertama, account form ini disusun secara horizontal dengan cara sebelah-menyebelah. Pada
bagian kolom sebelah kiri berisikan data saldo catatan perusahaan, sedangkan pada bagian sebelah
kanan berisikan data untuk rekonsiliasi saldo kas rekening koran dan begitupun sebaliknya. Berikut
merupakan contoh bentuk rekonsiliasi bank skontro atau account form.

3. Bentuk Rekonsiliasi Bank 4 Kolom

Contoh Rekonsiliasi Bank, Pengertian, Soal, dan Pembahasan 4

Pada dasarnya, bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom ini terdiri dari 5 kolom. Namun, dari lima kolom ini
hanya terdapat 4 kolom nominal mutasi, oleh sebab itu disebut dengan bentuk rekonsiliasi bank 4
kolom.

Definisi dari bentuk rekonsiliasi 4 kolom ini sendiri adalah sebuah bentuk penyusunan rekonsiliasi bank
dengan jumlah 4 kolom nominal mutasi. Berikut ini merupakan contoh bentuk rekonsiliasi bank 4 kolom.

4. Bentuk Rekonsiliasi Bank 8 Kolom

Contoh Rekonsiliasi Bank, Pengertian, Soal, dan Pembahasan 5


Bentuk rekonsiliasi bank yang terakhir adalah bentuk rekonsiliasi bank 8 kolom. Sesuai namanya, bentuk
penyajian data dan informasi rekonsiliasi bank yang satu ini terdiri dari 8 kolom. Meskipun jumlah
keseluruhan total dari kolomnya ialah 9 kolom, akan tetapi hanya terdapat 8 kolom nominal mutasi
pada bentuk rekonsiliasi yang satu ini. Untuk lebih jelasnya, silahkan melihat contoh bentuk rekonsiliasi
bank 8 kolom berikut ini.

Penyebab Terjadinya Rekonsiliasi Bank

Rekonsiliasi Bank (7)Berikut ini merupakan beberapa penyebab terjadinya rekonsiliasi bank atau
perbedaan saldo akhir kas perusahaan dengan catatan koran dari pihak perbankan.

1. Piutang Wesel

Piutang wesel bisa diartikan sebagai hutang klien yang menggunakan surat perjanjian yang mengikat
serta menjamin berupa aset jika sewaktu-waktu terjadi masalah. Pada umumnya, piutang wesel bisa
menjadi faktor terjadinya rekonsiliasi bank dikarenakan dana dikirim lewat jasa bank. Piutang wesel ini
juga biasanya memiliki masa perjanjian kurang dari satu tahun.

2. Deposit In Transit

Rekonsiliasi bank juga bisa terjadi akibat adanya perbedaan catatan kas perusahaan dan bank karena
pengaruh deposit in transit. Deposit in transit juga sering disebut sebagai setoran dalam perjalanan.
Pada umumnya, deposit in transit ini terjadi saat terdapatnya setoran dana di akhir bulan yang telah
dicatat oleh perusahaan pada bulan tersebut. Namun, pihak bank baru bisa mencatat dana tersebut
pada bulan selanjutnya.

3. Beban dan Pendapatan Bank

Rekonsiliasi bank juga bisa disebabkan oleh beban bank. Beban bank yang dimaksud bisa berupa beban
administrasi, biaya pelayanan ataupun biaya penulisan cek serta beban bank lainnya. Pendapatan bunga
bank yang belum dicatat sepenuhnya oleh perusahaan juga masuk ke dalam beban bank.

4. Outstanding Check

Outstanding check merupakan cek yang masih beredar dan dapat menyebabkan terjadi suatu
rekonsiliasi bank. Singkatnya, outstanding check ini telah tercatat oleh perusahaan akan tetapi, belum
sepenuhnya tercatat dari pihak bank. Pada kasus lainnya, bisa juga cek tersebut belum sempat dicairkan
oleh pihak bank kepada penerima cek.
5. Kesalahan Pencatatan

Faktor penyebab rekonsiliasi bank selanjutnya adalah terjadinya kesalahan pencatatan. Kesalahan ini
bisa disebabkan oleh pihak bank ataupun dari pihak perusahaan itu sendiri. Sebagai contoh, penanggung
jawab perusahaan yang mengurus laporan keuangan perusahaan melakukan kesalahan pencatatan
nominal uang atau sebaliknya, karyawan bank yang bertindak selaku penanggung jawab pengelolaan
uang perusahaan juga melakukan kesalahan pencatatan.

6. Kredit Bank

Rekonsiliasi bank juga bisa terjadi karena terdapatnya kredit bank. Kredit bank yang dimaksud bisa
berupa penagihan ataupun deposito dari pihak bank. Transaksi jenis ini hanya bisa diketahui jika
nasabah menerima rekening koran.

7. Not Sufficient Fund

Not sufficient fund merupakan cek kosong yang tidak memiliki dana. Hal ini terjadi ketika perusahaan
menerima cek pembayaran dari pelanggan. Namun, setelah dicek, cek tersebut tidak bisa dicairkan
karena dana yang kurang atau tidak cukup. Kasus seperti ini bisa menyebabkan terjadinya rekonsiliasi
bank karena bank yang bersangkutan tidak dapat mencairkan uang. Dana yang kurang pada rekening
biasanya tidak disadari oleh perusahaan yang bersangkutan sehingga tetap dicatat sebagai data
pengeluaran cek.

7. Contoh Soal Rekonsiliasi Bank Beserta Pembahasannya

Rekonsiliasi Bank (8)

Setelah mengetahui penjelasan tentang rekonsiliasi bank, maka selanjutnya kami akan memberikan
contoh rekonsiliasi bank dan pembahasannya. Untuk lebih jelasnya silahkan simak pembahasan berikut.

Agus memiliki saldo rekening bank di buku besar PT. Martech pada tanggal 30 November 2018. Jumlah
saldo Agus ialah sebesar Rp. 185. 500. Saldo menurut rekening koran saat itu menunjukkan total jumlah
dana sebesar Rp. 207.000. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata terdapat perbedaan data di
dalamnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya ialah:
Terdapatnya biaya administrasi bank di bulan November 2018 sebanyak Rp. 2.800 yang muncul di
rekening koran bank dan belum dicatat oleh perusahaan karena nota debitnya belum sampai.

Terdapatnya lima lembar cek dengan total Rp. 40.750 yang telah dibayarkan kepada para pemasok atau
supplier untuk melunasi utang yang ternyata belum diuangkan.

Terdapat cek yang ditarik oleh perusahaan PT. Ayu yang berjumlah Rp. 15.000 tapi ternyata telah salah
dibukukan oleh pihak bank ke dalam rekening PT. Martech.

Terdapat kiriman uang dari langganan melalui bank transfer yang berjumlah Rp. 3.950 dalam rangka
pelunasan utang tapi belum dicatat di dalam pembukuan perusahaan.

Terdapatnya cek dengan nomor SR 5220 dengan jumlah sebesar Rp. 70.550 dan dicatat dalam
pembukuan PT. Martech dengan jumlah Rp. 65.150

Anda mungkin juga menyukai